Menikah Muda, Mulai dari Nol Ya..
Seakan diaminkan malaikat, saya dipertemukan dengan seorang laki-laki yang sesuai dengan harapan menjelang pelepasan SMA. Namun karena kami ingin menyelesaikan kewajiban sekolah hingga sarjana sebagai bukti bakti pada orangtua, kami berkomitmen untuk menunggu hingga lulus sarjana. Singkat cerita komitmen kami terjaga. Di usia 21 tahun kami lulus di tahun yang sama. Beberapa bulan kemudian kami diterima bekerja di instansi pemerintahan berbeda.
Rencana menikah setelah sumber penghasilan cukup jelas akhirnya disetujui oleh kedua keluarga. Kami sadar kehidupan awal rumah tangga kami seperti kalimat dari abang-abang di pom bensin. "Mulai dari nol ya." Kami bukan berasal dari keluarga sultan yang punya duit berlimpah. Meski begitu kami tak gentar. Kami percaya jika menikah akan mendatangkan rezeki, dalam bentuk apapun itu. Jadi walaupun kami mulai dari nol secara ekonomi, kami yakin bisa melewati biduk rumah tangga dengan baik.
Bulan Madu di Awal Pernikahan, Cuma Impian
Pernikahan kami berlangsung dengan sederhana menyesuaikan dengan budget yang ada. Tak ada kemewahan dan foya-foya. Kami sadar kehidupan setelah resepsi pernikahan jauh lebih membutuhkan banyak biaya. Kontrakan, perlengkapan rumah tangga dan lainnya. Kami mencoba berpikir lebih realistis. Ternyata banyak konsekuensi lain yang harus kami hadapi dengan memulai kehidupan dari nol.
Bahkan bulan madu berdua dengan jalan-jalan ke luar kota pun tidak berani kami cetuskan. Sepertinya hanya mimpi untuk bisa berbulan madu ke Bali seperti yang dilakukan pasangan lain. Uangnya mending ditabung untuk melengkapi barang di kontrakan. Beli tv, perlengkapan dapur, kamar hingga kamar mandi.
Padahal kalo ditanya, saya ingin sekali bisa kesana. Bali adalah tujuan bulan madu setelah saya menikah. Pantai romantis, matahari terbit dan terbenam yang eksotis, akan sangat manis untuk bisa dilihat dan dirasakan bersama suami.
Hari-hari awal setelah menikah kami habiskan di kontrakan baru. Berdua. Itulah bulan madu kami sesungguhnya. Bisa mengenal satu sama lain dengan cara baru, memupuk impian untuk memiliki beberapa anak sebagai pelengkap keluarga kami.
Hidup terus berjalan dan kami menikmati segala proses yang harus kami lewati. Langsung hamil sebulan setelah menikah, lanjut harus berjauh-jauhan. Kami harus menjalani Long Distance Marriage alias LDM selama beberapa tahun. Lalu kembali bersama dan dikaruniai anak kedua. Beberapa tahun kemudian anak ketiga. Fase yang kami lewati seakan dapat mengubur mimpi bulan madu indah ke Bali dengan bersyukur atas segala nikmat yang udah diberi Allah pada kami.
Wujudkan Impian Bulan Madu Setelah 13 Tahun
Roda berputar. Kehidupan yang kami mulai dari nol pelan-pelan berubah menjadi lebih baik. Karir kami mulai meningkat, berdampak juga pada peningkatan penghasilan yang akhirnya bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan menabung sedikit demi sedikit. Meskipun begitu tak ada kembali terbersit keinginan untuk ke Bali berdua. Kalopun ada rezeki, akan kami usahakan pergi berlima dengan anak-anak kami.
Hingga akhirnya suami berkesempatan melakukan perjalanan dinas ke Pulau Dewata dan mengajak saya untuk turut serta. Katanya pengen merasakan bulan madu berdua kayak orang-orang. Anak-anak udah mulai besar dan bisa dititipkan. Kami juga butuh waktu berdua untuk liburan, me-recharge cinta dan hubungan kami sebagai pasangan.
Saya sangat senang karena impian bulan madu berdua ke Bali yang sudah dikubur seolah bangkit kembali. Tuhan tahu kapan saat yang tepat untuk memberi rezeki ini pada kami. Di saat ekonomi sudah mulai stabil, anak-anak sudah beranjak besar dan bisa ditinggal, kesempatan itu datang bahkan saat sudah kami lupakan.
Wishlist Selama di Bali
Saya segera mencatat tempat-tempat yang ingin dikunjungi selama di Bali. Waktu kami hanya empat hari, jadi harus punya rencana seefektif dan seefisien mungkin agar tidak kecewa dengan perjalanan ini. Alhamdulillah semua done selama kami disana.
1. Sunset di Pantai Kuta
Matahari terbenam di Pantai Kuta katanya nggak pernah gagal menciptakan keindahan yang sulit dilupakan saat berkunjung ke Pulau Bali. Seakan menjadi daya tarik agar bisa ke Bali lagi. Bagaikan lukisan senja yang terukir indah dan menjadi ciri khas Pantai Kuta yang akhirnya menjadi wishlist perjalanan kami kali ini.
2. Makan malam romantis di tepi Pantai Jimbaran
Pantai Jimbaran dikenal juga sebagai spot terbaik untuk melihat matahari terbenam. Bedanya dengan Pantai Kuta, di sepanjang pantai jimbaran terdapat banyak restoran yang kursi dan meja makannya di atas pasir di tepi pantai. Menunggu matahari terbenam dilanjutkan makan malam romantis di tepi Pantai Jimbaran menjadi itinerary kami selanjutnya.
3. Deburan Ombak di Tanah Lot
Belakangan Tanah Lot jarang terdengar sebagai destinasi wisata yang harus dikunjungi saat ke Bali. Berbeda dengan dulu dimana Tanah Lot menjadi ikon Pulau Bali dengan keindahan deburan ombak dan pura tempat beribadah umat Hindu Bali yang terletak di atas tebing dengan keindahan yang eksotis. Jadi ingat gambar Tanah Lot yang sering ada di kalender. Meskipun sudah jarang terdengar, saya dan suami tetap ingin berkunjung ke sana.
4. Nusa Penida
Keindahan Nusa Penida sudah mulai dikenal sejak beberapa tahun lalu. Pulau ini terletak sekitar 45 menit dari Pulau Bali dan harus menyeberang. Tempat ini menjadi wishlist utama saat ke Bali. Sebenarnya ada juga Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan yang juga ingin kami kunjungi. Namun karena terbatasnya waktu, kami memutuskan untuk cukup ke Nusa Penida saja.
5. Watersport di Tanjung Benoa
Jiwa petualang membuat saya merasa wajib untuk mencoba olahraga air atau watersport yang terletak di Tanjung Benoa, Bali. Saya ingin mencoba parasailing dan sea walker.
Karena ini judulnya bulan madu yang tertunda selama 13 tahun, kami akhirnya memutuskan untuk menikmati perjalanan ini nggak pake ribet. Kami ingin mencoba beberapa hotel yang memiliki kolam renang pribadi (private pool) agar saya bisa bebas berenang. Sebagai wanita berjilbab, jujur selama ini saya jarang mau berenang di kolam. Momen kali ini bisa saya puas-puasin berdua bareng suami.
Mudahnya Pesan Hotel dan Mobil di Traveloka
Suami saya langsung membuka aplikasi Traveloka untuk memesan hotel. Selama ini doi selalu menggunakan Traveloka untuk memesan hotel saat ke luar kota atau staycation bersama keluarga. Jadi sudah merasa nyaman menggunakannya.
1. Buka aplikasi Traveloka di smartphone lalu pilih menu yang diinginkan. Misalnya aja Hotel untuk memesan hotel.
2. Pilih hotel yang ingin dikunjungi, atau lokasi hotel jika ingin mendapatkan beberapa pilihan. Kami yang akan ke Bali, pastinya akan mengetik Bali di kolom pencarian.
3. Untuk menyesuaikan keinginan, filter dapat dilakukan untuk memunculkan hotel yang sesuai keinginan. Misalnya dari segi harga, bintangm hingga ketersediaan private pool.
4. Selanjutnya akan muncul hotel atau penginapan sesuai yang dicari. Tinggal klik pilihan hotel sesuai hati.
5. Lalu pilih kamar. Sekali lagi sesuaikan dengan kebutuhan ya. Perhatikan fasilitas yang ada pada tiap pilihan kamar agar nggak salah pilih.
6. Selanjutnya review keseluruhan pesanan untuk memastikan tidak ada kesalahan dengan pilihan.
7. Jika sudah oke, maka akan lanjut dengan pilihan media untuk pembayaran, apakah debit, transfer atau kartu kredit.
8. Udah,,, tinggal bayar sesuai petunjuk yang ada di aplikasi dan tunggu email konfirmasi tiket dan pesanan. Selesai.
Saking mudahnya pesan hotel di Traveloka, selama 3 malam di Bali kami memesan tiga hotel berbeda tiap malamnya. Karena cuma berdua, nggak ribet buat pindah sana sini. Pengen aja ngerasain suasana berbeda tiap harinya. Wownya lagi, ketiga hotel tersebut dengan mudah kami pesan dengan filter private pool agar saya bisa berenang di kolam yang beda-beda juga.
Niat awal ingin sewa motor aja biar romantis, tapi kami memperhitungkan usia yang tak lagi muda untuk angin-anginan di perjalanan. Nggak lucu kan kalo pengen bulan madu malah masuk angin. Saya yang memang jarang menggunakan aplikasi Traveloka, nggak ngeh kalo ternyata ada menu untuk sewa mobil juga. Awww... segini lengkap dan mudahnya aplikasi ini. Saya dan suami nggak perlu ribet cari sewa mobil di luar, tinggal klik klik aja udah langsung sewa untuk 4 hari selama di Bali. Mobil ini memang memudahkan mobilisasi kami ke tempat-tempat yang ingin kami tuju sesuai wishlist.
Kok keren sih Traveloka ini. Sejak saat itu, saya nggak ragu lagi kemana-mana untuk pesan hotel, mobil dan tempat wisata via aplikasi ini. Buat kalian yang mungkin ingin liburan sesuai kantong dan nggak ribet, bisa banget rencanakan liburan di Traveloka kayak yang udah saya lakukan.
Hidup nggak perlu ribet. Bulan madu yang tertunda 13 tahun aja bisa kami wujudkan. Sesuaikan kemampuan untuk menggapai mimpi kalian. Ikuti suara hati dan jalani hidup dengan caramu #LifeYourWay.
Hmm,, besok kemana lagi ya pake Traveloka???😎
hanimun awak dulu pun bukan ke Bali mba Devi.
ReplyDeletebulan madu awak mengunjungi mertua ke pekalongan 2 minggu.
trus awak nginep 2 malam di hotel di dekat pantai pangandaran jawa barat.
lanjut nginep di bandung 2 malam.
trus diakhiri keliling rumah kerabat di jakarta 2 atau 3 malam.
baru balik ke medan
eh ternyata hanimun awak keren juga ya....
Mba, saya kapan honeymoonnya ya? Wkwkwk, canda. Masih ingat kali deh pas ke sana buat berburu sunset di Jimbaran, uhuy dengan sepeda motor sama teman-teman. Waktu itu di tahun 2018 sebelum kita ketemu enggak ngerti pula istilah traveling. Jadi sayang banget ke sana, tapi enggak nyobain tempat yang terkenal. Cuman beberapa aja deh jadinya. Sekarang, udah ada traveloka dalam genggaman, bisa itenary dong ya.
ReplyDeleteWkwkwk jadi teringat sama honeymoon sendiri. Gak kemana-mana hanya pergi ke taman bermain. Entah kenapa suka banget diajak ke taman bermain. Memang dasar dulu tuh childish banget. Kami cuma nginap di Brastagi trus main ke funland miki holidays. Lain kali lagi ke Hill Park. Sekarang setelah anaknya udah 5 belum ke taman bermain lagi. Nunggu gedean sikit lah biar mamaknya bisa main juga 🤣🤣
ReplyDeleteWah, jadi mupeng mau bulan madu dan muda lagi..🤩🥰
ReplyDeleteEmang kalau pakai traveloka enak ya bisa menyesuaikan dari segi harga dan fasilitas. Elva juga suka pakai traveloka..