Belajar dari Film Ngeri Ngeri Sedap

Biasanya saya kurang tertarik menonton film Indonesia. Bukan karena tidak bagus, tapi ceritanya cenderung monoton dan kurang membuat saya tertarik. Itu versi saya ya, mungkin beda menurut orang lain.

Tapi saat saya menonton salah satu film tentang superhero Marvel bulan lalu bersama suami, entah kenapa kami tertarik dengan trailer film Indonesia yang berlatar pemandangan Danau Toba. Pemerannya pun bikin kami penasaran. Maklum, suami penggemar suci alias stand up comedy Indonesia. Jadi dia langsung familiar saat melihat Lolok, Boris Bokir dan Gita Bhebita yang muncul di layar di depan kami.

Akhirnya saat filmnya sudah tayang di bioskop, kami pun tak mau ketinggalan. Kami hanya berharap bisa ketawa sepanjang film ditayangkan. Tak lebih karena budaya dan latarnya mirip dengan tempat kami tinggal di Medan. Kayaknya orang Medan wajib nonton lah ini film.

Ternyata, realita saat menonton di luar ekspektasi. Ini bukan film biasa. Banyak pesan pengasuhan yang bisa kami ambil pelajaran sebagai orangtua. Apalagi suami dibesarkan di kampung yang budayanya tak jauh beda dari yang ada di film.

Ngeri Ngeri Sedap


Ngeri Ngeri Sedap

Film ini disutradarai oleh Bene Dion Rajagukguk. Bergenre komedi dan berlatar suku Batak di daerah Balige, Sumatera Utara. Pemerannya pun tak jauh-jauh dari orang Batak. Ada Arswendy Nasution sebagai Pak Domu, Tika Panggabean sebagai Mak Domu, Boris Bokir Manullang sebagai Domu, Gita Bhebita Butar-Butar sebagai Sarma, Lolox sebagai Gabe dan Indra Jegel sebagai Sahat.

Cerita diawali dengan Pak Domu dan Mak Domu yang ingin ketiga anak laki-lakinya pulang dari perantauan. Namun ketiganya menolak dengan alasan masing-masing. Pak Domu pun mempunyai ide agar anaknya mau pulang. Ia dan istrinya pura-pura akan bercerai.

Ketiga anak mau tak mau harus pulang agar hal itu tidak terjadi. Namun dari kepulangan ketiganya akhirnya penonton tau bahwa ada hubungan yang tidak harmonis antara ketiga anak laki-laki dengan bapaknya. Pun dengan anak boru (perempuan) satu-satunya yang terpaksa membuang cita-citanya dan menjadi PNS menuruti kemauan sang bapak.

Saya yang tinggal di Medan dan sedikit tau tentang budaya Batak, merasa tidak aneh dengan kondisi tersebut. Sudah sering saya dengar hal serupa, terutama di kampung dan kota kecil di Sumatera Utara.

Dalam film ini terlihat sekali adat yang ada di suku Batak. Misalnya ni ya :

- Anak laki-laki pertama adalah penerus marga. Jadi harus menikah dengan perempuan dari suku Batak juga agar adat tetap ada dalam keluarga.
- Anak laki-laki terakhir akan mewarisi rumah keluarga. Karena ia yang akan menjaga orangtuanya di masa tua.
- Anak harus menurut kata-kata bapak sebagai raja dalam keluarga.
- Anak perempuan nggak usah jauh-jauh dari orangtua. Cari kerja yang pasti-pasti aja. PNS pilihan paripurna.

Konflik yang muncul di film ini cukup klasik bagi orang Batak yang biasa tinggal di kampung. Jadi awal-awal banyak objek yang bisa jadi bahan ketawa. Tapi kalo nonton film ini sampai habis, baru terasa pesan yang ingin disampaikan sang sutradara dan bikin penonton asli meneteskan air mata. Saya nggak mau bikin spoiler ah, nonton sendiri aja ya, LOL.

Komedi Keluarga Sarat Pesan Pengasuhan

Beberapa adegan yang dimunculkan di film Ngeri Ngeri Sedap akhirnya menguak beberapa fakta terkait luka pengasuhan yang tertanam pada anak sejak kecil. Luka yang secara sadar ataupun tidak sudah ada karena tidak adanya figur seorang ayah yang berusaha dekat dengan anak laki-lakinya.

Luka pengasuhan ini jika tidak ditangani dengan baik akan terus diturunkan ke generasi selanjutnya. Secara fisik, anak mungkin sukses dengan karir masing-masing. Tapi mereka tidak mau pulang karena merasa lebih nyaman di perantauan.

Sedih banget saat Domu bilang ke adeknya, Sarma, bahwa dia nggak tau cara bersikap dengan adek laki-lakinya. Jadi ngomongnya ketus-ketus terus. Sedangkan ke Sarma dia bisa ngobrol dengan lembut. Itu semua karena bapaknya nggak pernah menunjukkan cara bersikap baik ke anak laki-lakinya. Berbeda dengan ke anak perempuannya.

Tambah sedih saat Sahat yang mengaku tidak menemukan sosok bapak yang mau mendengarkannya bercerita, memahami keinginannya. Alih-alih memaksakan kehendak pada semua anaknya. Setelah merantau ke Jawa, sosok bapak yang dia kagumi malah ada di Pak Pomo yang sama sekali tidak ada hubungan keluarga dengannya.

Begitu juga dengan Gabe yang tidak disukai bapak karena profesinya sebagai pelawak dan Sarma yang mengubur cita-citanya untuk meneruskan ke sekolah masak demi menuruti kata-kata bapaknya dan adat Batak untuk anak perempuan.

Dari konflik yang terjadi, orangtua terutama bapak diajak untuk belajar pengasuhan. Ego pribadi malah akan membuat anak termasuk istri menjauh dan berpotensi mengancam keutuhan keluarga.

Selama nonton film Ngeri Ngeri Sedap, saya banyak ketawa, trus nangis, trus akhirnya hati anget cem ricecooker pake mode warm. Kira-kira begini pesan yang saya bisa tangkap setelah selesai menonton filmnya.

- Anak-anak adalah harta paling berharga untuk orang Batak. Eh, suku lain juga lah pastinya.
- Jadi orangtua harus bisa mendampingi anak, mendengarkan mereka bercerita, dan memahami keinginan mereka. Jangan kayak tokoh Pak Domu yang lebih suka ke lappo tuak daripada membersamai anak-anaknya
- Jadi orangtua nggak boleh berhenti belajar. Zaman itu berkembang, beda pengasuhan dulu dengan pengasuhan zaman sekarang.
- Kalo salah, orangtua juga harus minta maaf walaupun ke anak. Nggak ada istilah orangtua selalu benar.
- Keluarga adalah tempat terbaik untuk kembali.

Sekian review dan belajar dari film Ngeri Ngeri Sedap versi saya. Pesan pengasuhannya bikin hati nyesss.. Apalagi buat orang Batak. Soundtracknya yang diaransemen oleh Viky Sianipar membuat emosi penonton juga makin menjadi. Saya pribadi jadi lebih menikmati lagu Batak yang telah diaransemen ulang oleh Bang Viky.
   


5 comments

  1. Pengen juga tu nonton flim nya. Kayaknya bagus ya

    ReplyDelete
  2. Akhrinya di review juga,, iya ga boleh donk di spoiler nti kena UU haha,, makasi Dev bagus sekali cara menyampaikan pesan film ini,, rajin2 ya nonton film bagus

    ReplyDelete
  3. Pernah liat iklannya awak, tertarik lah pengen nonton, tapi masuk bioskop gak ditanya vaksin lagi kan mak? Hihihi
    Kalo ini auto gagal karena suami gak vaksin

    ReplyDelete
  4. tempo hari mau nonton eh rezekinya nonton gatot kaca wkwkw, btw kayaknya seru banget ya kk filmnya huhu, jadi pengen nonton deh, bukan karena aku orang Batak tapi dikelilingi sama orang Batak haha dan kehidupan yang super relate dg film ini.

    ReplyDelete
  5. Mupeng deh sm film NNS ini, soalnya adek kk yang di luar kota udah nonton aja nihh,, coba cari waktu dulu ah healing sekalian watching, hehe. Sukaaa kl ada pesan2 pengasuhannya

    ReplyDelete