Jalan- Jalan Sabang : Menjelang libur sekolah anak, pernah tercetus dari mulut saya tawaran untuk liburan ke Sabang, Pulau Weh. Saya juga sempat mengajak sepupu dan keponakan yang tinggal di Padang Sidempuan untuk turut berlibur bersama kami. Saya yakin menikmati keindahan wisata di Sabang akan menjadi liburan yang menyenangkan bagi mereka.
Tiba saat pembagian raport sekolah. Kak Nia, sepupu saya, menanyakan kepastian untuk liburan ke ujung barat Indonesia itu. Saya pun tak kuasa menolak. Walau saya masih di luar kota terkait pekerjaan yang saya lakukan, saya mengiyakan dan mengatur transportasi dan penginapan selama di Sabang nanti. Memang tak bisa lama kami disana, hanya sekitar 2 hari 1 malam. Karena saya dan suami tak bisa mengambil cuti tambahan dari kantor setelah cuti di minggu sebelumnya.
Beruntung saat ini banyak media yang bisa digunakan untuk mengatur semua hanya dalam satu genggaman. Tinggal klik sana klik sini pada aplikasi gawai, semua sudah bisa diatur dengan baik untuk liburan yang direncanakan.
Saya dan rombongan berangkat pada hari Jum'at jam setengah 8 malam. Kami mengejar kapal cepat jam 8 pagi yang akan berlayar dari pelabuhan Ulee Lheeu Banda Aceh ke pelabuhan Balohan Sabang. Karena cukup ramai di perjalanan Medan-Banda Aceh, kami akhirnya harus mengundur keberangkatan ke jam 10 pagi.
Suasana cukup riweuh karena takut ketinggalan kapal. Sarapan pagi pun terlewatkan. Hingga di pelabuhan saya bisa membeli beberapa potong roti, air mineral dan teh hangat yang bisa disantap selama berada di atas kapal.
Saya awalnya sempat deg-degan karena info yang saya dapat biasanya cuaca akhir tahun di laut Banda Aceh menuju Sabang cukup berangin. Sehingga di dalam kapal cepat akan terasa sangat bergoyang terkena hempasan ombak. Bagi yang tidak terbiasa, risiko terkena mabuk laut cukup besar. Alhamdulillah sepanjang perjalanan ombak cukup tenang. Anak-anak bisa menikmati berjalan kesana kemari di dalam kapal bahkan naik ke dek atas kapal.
Satu jam kemudian kapal pun berlabuh di pelabuhan Balohan. Hello Sabang!!! Pertama kali saya menjejakkan kaki setelah terakhir kesana pada tahun 2009. Kami langsung menemui pemilik mobil sewa yang telah kami hubungi sebelumnya dan bergerak menuju warung karena perut sudah mulai terasa lapar menjelang waktu makan siang.
Selesai mengisi perut kami menuju penginapan yang telah saya pesan sebelumnya. Hotel Discovery yang letaknya ternyata cukup jauh dari kota. Dari pelabuhan kami melalui hutan selama beberapa menit namun masih satu arah ke beberapa tempat wisata lain seperti Kilometer Nol, Pantai Iboih, Pantai Gapang, Gua Sarang dan Gunung Api yang bau belerangnya masih sangat menyengat.
Penginapan sesuai dengan yang saya harapkan. Tepat menghadap pantai dimana anak-anak bisa bermain air. Kamar yang cukup luas membuat kami lega untuk beristirahat dan mandi sejenak sebelum menjelajah wisata di Sabang.
Menatap Sunset di Kilometer Nol
Kami baru keluar dari penginapan selepas sholat Ashar. Niatnya sekalian berkeliling mencari makan malam setelah ke Kilometer Nol untuk menatap terbenamnya matahari. Tugu Kilometer Nol sudah jauh berubah sejak 12 tahun lalu. Saat ini pun masih terus direnovasi lagi, namun tidak mengurangi kegagahan tugu penanda titik paling barat Indonesia itu.
Gua Sarang
Tempat ini kami lewati saat akan menuju Kilometer Nol. Pemandangan di Gua Sarang cukup memukau. Perpaduan antara tebing, air laut, dan langit berwarna biru sangat menyejukkan mata. Namun untuk menuju ke Gua Sarang harus menggunakan boat kecil berisi maksimal 10 orang. Gua-gua batu yang berada di bawah tebing infonya adalah sarang burung walet dan kalong.
Snorkeling
Di tepian pantai menuju Gua Sarang, kami sempat snorkeling untuk melihat ikan berwarna warni di karang sekitarnya. Awalnya niat snorkeling di Pulau Rubiah yang bisa kami tempuh dengan boat dari Pantai Iboih. Namun tak ada satupun boat ke Pulau Rubiah yang menerima wisatawan. Ternyata hari itu tepat peringatan 17 tahun tsunami yang melanda hampir seluruh pantai Aceh di tahun 2004. Boat baru akan jalan sekitar jam 2 siang. Akhirnya kami memilih alternatif di sekitar Gua Sarang. Bisa sedikit mengobati kekecewaan batal ke Pulau Rubiah lah.
Kami kembali ke pelabuhan untuk menuju kembali ke Banda Aceh dan Medan pada malam harinya. Kurang puas sih cuma 2 hari disana. Lain kali minimal harus menyediakan waktu 5 hari jika ingin berwisata ke Banda Aceh dan Sabang. Masih belum sempat ke pusat kota Sabang, Pantai Gapang, snorkeling di Iboih dan Pulau Rubiah, wisata gunung api dan beberapa tempat wisata lain di Pulau Weh itu. Semoga punya kesempatan di lain waktu.
Selalu fresh kalau main ke blog Jendela Mamak ini, header sering diganti, foto profil juga, semangat ngeblognya ya Mak Devi,, btw Nol KM juga jadi destinasi tujuan kami,, kemaren cuma sampai Banda trus pulang deh ke Medan, nice info ya Devi, Tfs
ReplyDeleteSabang selalu mempesona dan buat kangen. Pengen seharian di hotel tepi pantai, malas2 an. keknya healingnya gitu aja dah asik haha
ReplyDeleteSabang is my dream Mak.. my dream.
ReplyDeleteEeeh..
Pengennya emang ke sana 5 hari. Tapi belum tau juga kapan yang sesuai. Soalnya kalo menunggu pas liburan pasti rame kali....
tugu kilometer nol nya even belom selesai juga, ttp tugu yang sekarang udah bagus kali lah kak. waktu dulu awak kesana sekitar 2016-an, belum kebentuk dia rupanya kak. masih bambu yang tepacak-pacak. bagus ya kak. berarti hotel tmpt kakak nginap ini di dekat dermaga kak?
ReplyDeleteDari dulu rasanya sebuah impian untuk berlibur ke Sabang. Bahkan sebelum balik ke Batam, sudah punya jadwal ke Sabang. Tapi ternyata itu semua buyar karena harus segera ke Batam.
ReplyDeleteAlfie pengen banget snorkling kesana. Menelusuri Sabang dan ke kilometer 0. Duh beruntung banget kakak bisa kesana
Berapa kali saya diajak liburan ke Sabang. Sampai sahabat saya yang pindah tugas di sana memaksa saya, tapi sampai sekarang belum menginjakkan kaki di sana. Baca tulisan mba, jadi pengen rasanya ambil cuti sekarang dan menginjakkan kaki di Sabang. hahaha
ReplyDeleteKeindahan sabang cuma bisa kudengar-dengar dan kulihat-lihat aja. Tapi tidak secara langsung. Keren lah memang yaaaa
ReplyDelete