Wishlist Pertama : Nusa Penida
Sebelum berangkat ke Pulau Dewata, saya sudah mencari tempat mana saja yang wajib dikunjungi selama disana. Kalaupun suami memang harus fokus melaksanakan tugas, saya rela menyewa motor untuk berkeliling ke tempat wisata terdekat daripada harus di hotel sendirian menunggu suami yang masih bekerja.
"Yah, mama pengen ke Nusa Penida ya. Keren pemandangan disana. Liat nih.." ucap saya sambil menyodorkan foto-foto wisata Nusa Penida di instagram dalam gawai saya.
Nusa Penida menjadi wishlist pertama saya dalam jelajah Bali kali ini. Air laut yang biru, menghantam karang dan masuk ke rongganya, menatap surga permukaan laut dari puncak bukit, bagaikan magnet yang meluruskan niat saya untuk bisa melihat keindahan ciptaan Allah itu secara langsung.
Nyatanya agenda kerja suami tidak sepadat yang saya bayangkan. Bahkan saya bisa mengajaknya bersama. Sikap saya yang terlalu santai sempat hampir membatalkan perjalanan tersebut. Hingga malam sebelum rencana keberangkatan, setelah di hari pertama kami ke Tanah Lot, saya masih belum menghubungi agen perjalanan ke Nusa Penida.
Beruntung saat saya mengirim pesan langsung melalui salah satu media sosial penyedia jasa trip Nusa Penida, admin langsung menjawab. Padahal masih jam 5 pagi. Langsung merasa doa saya dikabulkan Allah seketika. Alhamdulillah.. terealisasi juga wishlist saya. Oiya, saya menggunakan jasa penidaseaviewtour sebagai tour guide untuk perjalanan ini.
Saya langsung membangunkan suami yang masih setengah tertidur dan mengatakan bahwa trip sehari ke Nusa Penida Barat sudah dipesan. Karena kami hanya berdua, biaya yang dikenakan sedikit lebih mahal. Di beberapa agen perjalanan bisa hanya Rp 285 ribu per orang. Dengan catatan minimal 5-6 orang dalam satu trip. Karena kami hanya berdua, harga sepakat di Rp 450 ribu per orang. Tak apalah, toh belum tentu setahun sekali saya bisa liburan ke pulau ini. Kami juga butuh pemandu untuk menjelajahi spot wisata di Nusa Penida agar tidak tersesat selama disana.
|
Peta Bali, 3 Nusa di sebelah tenggara |
Nusa Penida adalah satu dari 3 pulau (nusa) yang ada di Kabupaten Klungkung, Bali. Letaknya di sebelah tenggara Pulau Bali. Ada dua pulau lain bernama Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan yang berukuran lebih kecil dari Nusa Penida itu sendiri. Walaupun harus melewati Selat Badung selama 40 menit dari Pulau Bali, mengelilingi tempat wisata di Nusa Penida dapat dilakukan hanya dalam satu hari (one day trip). Bahkan setengah hari juga bisa (half day trip) jika hanya mengunjungi wisata di bagian barat (west trip) atau di bagian timur (east trip). Pengunjung juga bisa menginap jika ingin lebih menikmati pulau dan menjajal snorkeling dan diving di sekitarnya.
Saya memutuskan untuk ikut West Trip Nusa Penida mengingat terbatasnya waktu. Seketika itu saya dan suami langsung bersiap mandi dan
packing koper karena sekalian berpindah hotel. Untung kami berdua termasuk sigap dalam hal ini. Admin agen perjalanan menyuruh kami untuk tiba di Pelabuhan Sanur paling lambat jam 7.30 pagi dan segera mengambil tiket kapal cepat yang sebelumnya sudah dipesan dari data yang kami kirim via pesan
whatsapp.
Jarak Pelabuhan Sanur dari Hotel Discovery, Kuta tempat kami menginap malam sebelumnya sekitar setengah jam. Masih ada waktu untuk kami bisa mengisi perut sebagai amunisi hingga makan siang. Bahkan saya membawa beberapa potong roti untuk berjaga-jaga manatau perut sudah keroncongan selama di jalan.
Here we go....
Jalan lengang sepanjang menuju pelabuhan. Beberapa kali mobil kami terhenti karena lampu merah dan sempat kaget karena ada motor yang tiba-tiba langsung belok ke kanan tanpa menyalakan lampu terlebih dahulu. Nggak cuma di Medan ternyata, hehe... Pengingat diri juga untuk lebih hati-hati.
Tepat pukul setengah 8 pagi kami tiba di pelabuhan dan memarkirkan mobil tak jauh dari gerbang masuk. Lalu kami diarahkan untuk berjalan ke counter pengambilan tiket kapal. Axe Stone namanya, berlokasi di ujung jajaran counter yang ada. Nama kami sudah didaftarkan sehingga tinggal mengambil gantungan badge untuk bisa naik ke atas kapal.
|
Suasana di Pelabuhuan Sanur |
Tak seperti yang saya duga sebelumnya. Pelabuhan Sanur pagi itu cukup ramai dengan wisatawan yang ingin berkunjung ke 3 nusa. Mayoritas sepertinya akan ke Nusa Penida sama seperti tujuan saya. Ada yang ramai sekeluarga, ada yang bersama tim atau teman satu geng, banyak juga pasangan muda yang tampaknya baru menikah dan sedang bulan madu di Pulau Dewata.
|
Pelabuhan Sanur |
Jajaran kapal di tepi dermaga sudah stand by untuk berangkat bersama sekitar jam 8 tepat. Lalu lalang wisatawan berbagai rupa menjadi pemandangan yang tak terelakkan. Bahkan ada sekelompok orang paruh baya yang tampak tak sabar menunggu kapal untuk segera diberangkatkan. Ya, Bali memang surga wisata bagi segala usia.
Kapal berangkat agak sedikit terlambat. Jam 8.15 seluruh penumpang yang memegang badge dengan tali berwarna merah dan hitam diinfokan untuk menaiki kapal. Saya dan suami pun bergegas tak ingin ketinggalan. Tak salah saya hanya menggunakan sandal jepit karena tak ingin sepatu saya basah terkena air laut. Masuk ke dalam kapal, penumpang dapat memilih kursi masing-masing. Beruntung saya masih bisa duduk di kursi paling kanan sehingga bisa menikmati percikan birunya air laut dari jendela selama perjalanan.
Kapal mulai bergerak perlahan lalu semakin cepat hingga meninggalkan banyak gelembung putih di permukaan laut. Perjalanan selama kurang lebih 40 menit itu nyaris membuat saya hampir tertidur lelap ditiup angin sepoi yang masuk melalui celah jendela. Hingga akhirnya pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan sudah terlihat di kiri dan kanan kapal yang saya naiki.
Kapal berlabuh di dermaga pelabuhan Toya Pakeh yang sudah ramai dengan guide beserta mobil yang sudah dipesan wisatawan. Salah satunya adalah mobil yang akan membawa saya dan suami menjelajahi Nusa Penida Barat.
|
Pelabuhan Toya Pakeh |
West Trip Nusa Penida
Kenapa dikatakan west trip? Tentu saja karena perjalanan sehari ini bertujuan ke tempat wisata di Nusa Penida bagian barat. Berbeda tujuan dengan bagian timur namun keindahan keduanya tetap dapat dinikmati.
|
Petunjuk menuju Angel's Billabong dan Broken Beach |
Angel's Billabong
Dari pelabuhan mobil melaju dengan kecepatan sedang melewati satu-satunya pasar yang ada di Nusa Penida. Di sekitar pasar terdapat satu kampung yang dihuni oleh muslim yang juga mendirikan satu-satunya masjid disana. Jalan kecil namun sudah beraspal, menaiki tanjakan menuju bukit dan berbelok, kami lewati selama kurang lebih setengah jam. Guide yang juga bertugas sebagai supir mengajak kami bercerita tentang kehidupan masyarakat dan wisata Nusa Penida selama pandemi. Termasuk banjir yang pada minggu sebelumnya melanda pulau tersebut dan mengakibatkan banyak kerusakan di daerah perbukitan.
Akhirnya mobil berhenti di tujuan wisata pertama. Angel's Billabong namanya. Kami harus berjalan sekitar 300 meter hingga dapat spot pemandangan terbaik. Teriknya matahari tak menyurutkan langkah. Lelah dan panas kami terbayar dengan pemandangan air laut biru menghantam karang.
|
Angel's Billabong |
|
Angel's Billabong saat ombak menghantam karang |
Cekungan karang berisi air laut berwarna biru menjadi pemandangan utama di spot ini. Banyak yang memilih untuk hanya mengambil foto, namun bagi yang berani dapat turun ke cekungan dan berenang di dalamnya. Kami? Cukup berfoto saja lah ya.
Broken Beach
Broken Beach masih dalam satu kawasan wisata dengan Angel's Billabong. Namun harus mengambil jalan ke arah kiri dan berjalan sekitar 200 meter dengan sedikit menurun. Terdapat warung kecil untuk beristirahat yang menawarkan minuman dan makanan ringan. Pemandangan indah tersaji di depan mata saat melihat karang yang layaknya memiliki pintu di bagian tengah sebagai jalan masuk air laut menuju pantai.
|
Broken Beach |
|
Broken Beach |
Klingking Beach
Menuju Klingking Beach kami harus melaju mobil sekitar 20 menit. Namun jam yang sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang mulai membuat perut keroncongan. Kami pun singgah di salah satu rumah makan yang sepertinya sudah menjadi langganan guide kami saat membawa wisatawan. Wajar saja, karena tidak sembarangan rumah makan bisa diterima wisatawan, terutama wisatawan muslim.
Dua porsi sate dan nasi putih cukup untuk mengisi perut. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Klingking Beach yang merupakan icon wisata utama Nusa Penida selain Broken Beach.
Kami harus berjalan cukup jauh dari parkiran mobil menuju spot utama bukit di atas pantai Klingking. Ujung pulau berbentuk kepala T Rex dengan pulau kecil lain di sampingnya terlihat sangat memukau. Untuk menuju pantai, wisatawan harus turun melalui jalan tangga setapak hingga ke bibir pantai. Melihat teriknya sinar matahari yang sudah mulai membuat kulit kemerahan, saya pun memutuskan tidak turun untuk bermain air. Melihat keindahan Klingking Beach dari puncak bukit sudah cukup memuaskan keinginan saya.
|
Klingking Beach dari Puncak Bukit |
Paluang Cliff
Tak jauh dari Klingking Beach, kami menuju Paluang Cliff. Tempat ini untuk menatap bukit T Rex dari sudut yang berbeda dengan tempat sebelumnya. Jaraknya hanya sekitar lima menit dengan mobil. Ada spot foto yang jadi favorit wisatawan, layaknya ujung kapal yang hampir jatuh ke jurang.
|
Paluang Cliff |
Crystal Bay
Satu-satunya tempat yang tidak sempat kami kunjungi adalah Crystal Bay. Hal ini dikarenakan adanya bau tak sedap di sekitar pantai karena bangkai hewan akibat banjir yang melanda di minggu sebelumnya. Semua guide yang membawa wisatawan memutuskan untuk tidak ke Crystal Bay sebelum kondisi pantai kembali normal seperti semula. Padahal di pantai ini yang paling memungkinkan untuk kami bermain air.
|
Sumber : balicheapesttour |
Akhirnya wishlist utama ke Nusa Penida selesai tepat di jam 2 siang. Kami pun menuju mobil di parkiran dan kembali ke pelabuhan Tayo Pakeh untuk bertolak kembali ke pelabuhan Sanur.
"Dah puas kan mama bisa kesini?" tanya suami
"Alhamdulillah, dimudahkan Allah ya yah. Makasi sayang", jawabku
"Selamat ulang tahun Ma." balasnya diiringi kecupan hangat yang mendarat tepat di dahi mengakhiri hari kami di Nusa Penida