Berkuda dan Santai di Biestro Indonesia

Siapa yang suka berkuda? Atau pengen coba berkuda? Seru ya kalo bisa bawa keluarga ke lapangan berkuda tapi nggak cuma untuk naik atau memberi makan kuda aja.

Di Kota Medan, setau saya baru ada satu tempat berkuda di daerah Medan Selayang. Namun saya belum pernah membawa anak-anak kesana. Karena yang saya bayangkan adalah tempat berkuda yang becek berlumpur dan cuma bisa liat anak-anak berkuda sebentar aja. Jadi kayak udah males duluan. Ekspektasi mematahkan semangat untuk langsung berkunjung. Padahal belum tentu benar.

Sampai akhirnya di akhir tahun lalu ada tempat berkuda baru di Kota Binjai bernama Biestro Indonesia. Saya semangat sekali karena Binjai sendiri adalah tempat saya lahir hingga SMP dan orangtua saya juga masih tinggal di kota kecil itu. Kalo kata orang Medan, ke Binjai udah capek duluan karena pasti kena macet di daerah Kampung Lalang yang merupakan pasar, perbatasan antara Medan dan Deli Serdang, serta jalan utama lintas provinsi Sumatera Utara menuju Aceh. Tentu tidak menurut saya. Macet gimanapun saya tetap senang kesana, soalnya bisa mampir ke rumah mama.

Bertempat di Jalan Diponegoro, Mencirim, Kecamatan Binjai Timur. Tepat di seberang Masjid Ar Rahman. Biestro yang merupakan singkatan dari Binjai Equestrian and Resto dikonsep sebagai tempat berkuda, wisata edukasi sekaligus tempat makan dan bersantai untuk keluarga.


Sejak dibuka, Biestro terus dikembangkan dari yang awalnya hanya berkuda hingga menjadi restoran dan tempat layak untuk dikunjungi segala usia. Meskipun pandemi, ruang terbuka dan protokol kesehatan yang tetap dijalankan oleh pemilik usaha dan para pekerja di dalamnya menjadikan pengunjung merasa relatif aman untuk berwisata sekaligus mengedukasi anak tentang berkuda.


Saat ini pengunjung yang hanya ingin masuk dan menikmati suasana di Biestro belum dipungut biaya. Namun jika ingin memberi makan kuda, menaiki kuda atau bahkan latihan berkuda diharuskan untuk membayar. 


Tarif masing-masing kegiatan masih cukup terjangkau. Untuk sekali putaran berkuda hanya dikenakan Rp 20 ribu saja per orang. Jika ingin memberi makan kuda, cukup membeli wortel atau rumput yang disediakan tim biestro seharga Rp 5 ribu saja per bungkusnya.


Jika ingin rutin latihan berkuda, Biestro menawarkan tarif dari ratusan ribu hingga Rp 1,5 juta untuk beberapa kali latihan. Konsep wisata edukasi memungkinkan tempat ini dikunjungi oleh siswa atau rombongan sekolah. Menarik sekali bukan?

Menurut salah satu pemilik, tempat ini awalnya hanya direncanakan untuk latihan berkuda saja. Namun antusiasme pengunjung membuat pemilik dan pengelola menambah tempat bersantai untuk keluarga. Alhasil, tempat ini cukup saya rekomendasikan untuk menjadi tempat liburan dan wisata edukasi.

Mural di sepanjang dinding di lokasi menjadi daya tarik tersendiri. Cukup layak untuk dijadikan bahan postingan di Instagram, hehe...



Selain lapangan berkuda dan restoran, terdapat juga lapangan rumput kecil dan ayunan untuk bermain anak. Pengunjung juga bisa ke kandang kuda untuk melihat kuda-kuda yang ada di biestro. Dari kondisi per Agustus 2021, Biestro masih akan terus melengkapi lokasi agar lebih memanjakan pengunjung.


Lelah berkeliling, saatnya bersantai dengan memesan makanan dan minuman. Harga yang sangat terjangkau membuat saya tidak ragu akan dompet yang menipis di akhir bulan. Saya sendiri memesan segelas susu kurma seharga Rp 18 ribu yang rasa susunya kental sekali. Mantap! Sedangkan untuk makanan saya memilih steamboat untuk porsi 2 orang seharga Rp 69 ribu. Harga yang cukup murah untuk rasa kuah tomyam plus kaldu ayam dan isi steamboat yang nikmat dan segar.


Saya nggak menyangka kalau di kota kecil seperti Binjai ada tempat wisata edukasi yang begitu menarik. Nggak percaya?? Yuk ah coba sendiri ke Biestro Indonesia.

Biestro Indonesia
Jalan Diponegoro, Mencirim, Binjai Timur
Jam buka : 09.00 WIB sd 22.00 WIB



Sisi Positif Pandemi



 Sejak awal pandemi covid 19 satu setengah tahun lalu, banyak orang di negeri ini khususnya, menganggap virus ini biasa aja. Tapi semakin kesini, di saat negara maju lainnya sudah bisa mengendalikan laju penularan covid 19, bahkan sudah tidak mewajibkan masker bagi penduduknya, negara kita malah harus menghadapi gelombang penularan dan tingkat kematian yang semakin besar setiap hari.

Sebut saja kota New York yang sempat menjadi episentrum covid 19. Pertengahan tahun lalu Pemerintah setempat sempat memberlakukan kebijakan lockdown selama 3 bulan. Pekerja banyak di-PHK, perusahaan dari yang kecil hingga raksasa banyak yang kolaps, belum lagi dampak sosial yang ditimbulkan. New York Times Square yang biasanya dipadati orang, sempat sepi tak ada pengunjung sama sekali. Namun sejak 2 bulan lalu kota itu kembali ramai seperti sebelum pandemi. 

Sedih? Pasti lah. Gimana nggak? Saat ini orang-orang terdekat saya sedang menghadapi fase isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif covid 19. Paling nggak mereka harus merasakan apa yang sebelumnya sudah saya rasakan di pertengahan bulan Desember tahun lalu. Sebelumnya saya pernah menceritakan pengalaman saya saat mengalami gejala ringan karena terinfeksi virus ini. Alhamdulillah tubuh saya mampu bertahan dan sehat kembali.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah berjalan hampir sebulan terlihat banyak menimbulkan dampak sosial. Terutama bagi para pekerja swasta, pedagang, dan usaha kecil menengah. Cukup banyak sektor ekonomi yang lesu karena jam operasi yang terbatas dengan kebijakan PPKM. Namun masih banyak masyarakat di daerah yang abai dan tidak mematuhi protokol kesehatan. Hal ini tentunya akan menjadikan tujuan PPKM menjadi tidak maksimal dalam menekan laju penularan si virus.

Saya sering merasa kesal sendiri saat melihat banyak orang yang tidak memakai masker dengan alasan apapun. Padahal minimal mereka harus menjaga dirinya sendiri.

Dulu saya sempat berpikir, dengan media penularan udara, virus covid 19 ini pasti akan menginfeksi semua orang. Semuanya hanya tinggal menunggu giliran. Saat imun tubuh menurun karena kelelahan, sakit atau alasan apapun, si virus yang sudah menyebar melalui udara pun siap menginfeksi. Ibarat virus flu biasa sebelum pandemi, maka virus covid 19 adalah pengganti virus flu tersebut. Siapapun bisa terkena, namun kondisi tubuh yang akan menentukan ada atau tidaknya gejala. Seakan pemikiran saya menjadi kenyataan, virus covid 19 varian delta menjadi virus yang sudah menyebar di udara dan siap menempel pada siapa saja.

Lalu apa yang bisa kita lakukan dengan kondisi seperti ini?

Mungkin banyak yang akan bilang, bisa bertahan hidup saja sudah alhamdulillah. Namun ternyata nggak cuma itu kok. Banyak orang yang kondisi ekonominya terpuruk, namun banyak juga yang secara ekonomi tidak langsung terkena dampak pandemi ini. Secara penghasilan tidak berkurang sedikitpun.Saat inilah setiap orang yang berada di level tersebut dapat langsung berkontribusi dan membantu orang-orang yang membutuhkan.

Jujur sejak pandemi saya lihat banyak orang baik bermunculan. Berbagi baik secara materi dan non materi. Saling menguatkan. Bahkan saat ini mulai muncul warung makan gratis bagi orang yang tidak mampu. Dananya? Tentunya dari berbagai donatur yang berbaik hati ingin berbagi.

Jika dikaji lebih lanjut, saya berpikir bahwa pandemi ini memang diciptakan Allah untuk menguji hamba-Nya. Ujian kenaikan tingkat iman dan taqwa. Di sebagian orang diuji untuk sabar dan tawakkal menghadapi kondisi sulit sebagai dampak pandemi. Bagi sebagian lagi diuji untuk melihat seberapa besar titipan harta dari Allah bisa dibagi ke yang membutuhkan.

Well,, yakin lah badai ini pasti berlalu. Ambil sisi positif dari pandemi yang terjadi. Karena dengan berpikir positif, imun kita bisa tetap terjaga. Tetap jaga diri dengan mematuhi protokol kesehatan. Semoga negari ini segera normal kembali.

Stay safe, stay happy, stay healthy!

Love,

Mamak

 

 

Jaga Imun Saat Pandemi dengan Fufang Ejiao Jiang

Pandemi sudah satu setengah tahun melanda. Kita sebagai manusia dituntut untuk terus menjaga kesehatan dengan menjalankan prokes secara ketat dan menjaga imun atau daya tahan tubuh dengan baik. Salah satu cara menjaga imum saat pandemi adalah dengan mengkonsumsi Fufang Ejiao Jiang.  

Apa itu Fufang Ejiao Jiang? Bagaimana Khasiatnya untuk Pasien Covid 19?

Meskipun vaksinasi virus Corona sudah mulai dilakukan pada tahun ini, namun cakupan vaksinasi belum merata ke semua daerah yang ada di Indonesia. Hingga saat ini juga belum ditemukan obat untuk penyakit Covid 19.

Umumnya pasien yang sudah terdeteksi terkena gejala Covid 19 akan diminta untuk melakukan isolasi mandiri dan mengonsumsi obat-obatan dasar seperti antibiotik, pereda nyeri, demam dan juga batuk serta vitamin. Namun jika seandainya kondisi sudah cukup parah bahkan sampai kesulitan napas, baru akan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan intensif. 

Dalam kondisi semacam ini bahkan banyak diantaranya yang mengalami hipoksia yang tanpa sadar hal tersebut semakin mengancam nyawa pasien hingga berujung pada kematian. Hipoksia adalah kondisi rendahnya kadar oksigen di dalam sel dan jaringan. Kondisi hipoksia diketahui melalui alat pengukur saturasi oksigen.Tentunya tak ingin hal tersebut terjadi bukan? Untuk itu penting untuk mengkonsumsi herbal yang dapat meningkatkan toleransi hipoksia, yaitu dengan mengkonsumsi Fufang Ejiao Jiang.


Apa sih Fufang Ejiao Jiang itu? 

Mungkin banyak yang masih asing dengan obat yang satu ini, namun jika dilihat di luar sana ternyata ada banyak pasien Covid 19 yang mengonsumsinya untuk mempercepat pemulihannya. Ini adalah obat herbal dari Tiongkok yang diramu secara khusus menawarkan banyak manfaat. Termasuk diantaranya adalah untuk organ paru-paru yang juga termasuk dalam organ vital tubuh.

Obat yang satu ini akan bekerja untuk meningkatkan produksi darah dan memperbaiki pemulihan fungsional yang ada dalam tubuh. Ia juga secara alami mampu untuk meningkatkan sistem imun sehingga membantu melawan infeksi virus yang menyerang, hal yang sangat dibutuhkan oleh pasien Covid 19. 

Saya pernah mengkonsumsi obat ini saat terkena demam berdarah beberapa tahun yang lalu. Banyak yang merekomendasikan obat ini untuk menaikkan jumlah trombosit yang sempat menurun akibat virus yang menginfeksi. Saya juga sempat mengkonfirmasi hal ini melalui web halodoc. Cairan herbal yang termasuk Traditional Chinese Medicine (TCM) ini terbukti berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit dan memelihara daya tahan tubuh.

Kini sudah tahu kan tentang obat dan khasiat Fufang Ejiao Jiang sehingga banyak dipakai untuk mendukung penyembuhan saat sakit? Obat ini aman digunakan karena sudah terdaftar di BPOM RI. Tapi hati-hati dalam membeli produk ini. Jangan sampai tertipu dengan produk palsu. Produk asli dapat ditandai dengan hologram SSA.

Stay safe, stay healthy, stay happy!