Siapa yang suka makan kebab? Sayaaaaaaaaaaaaa, wkwk..
Pertama kali saya mengenal kebab yaitu dulu saat jaman kuliah. Kebab Baba Rafi yang mulai booming kala itu hadir saat acara-acara kampus dan pemiliknya pernah menjadi pembicara seminar mata kuliah manajemen yang saya ikuti. Lalu saat menghadiri pesta salah satu rekan kantor yang diadakan di sebuah gedung. Kebanyakan pesta di gedung mewah memang sering menghadirkan kebab sebagai sajian tambahan selain menu utama.
Apa sih sebenarnya kebab itu?
Menurut jeng wikipedia, kebab adalah panganan cepat saji, terdiri atas daging sapi yang dipanggang seperti sate lalu diiris-iris, ditambah dengan sayuran segar dan mayonaise, kemudian dibalut dengan kulit tortilla.
Makanan ini awalnya berasal dari Persia lalu menyebar ke Timur Tengah, India dan dipopulerkan oleh tentara Turki pada abad ke-16. Nggak heran banyak orang taunya kebab itu adalah makanan khas Turki. Nama kebab yang konon berasal dari bahasa Persia, kabab, berarti daging yang ditusuk dan dipanggang. Mirip sate dong ya kalo di Indonesia?? Hmm,,,
Daging yang digunakan biasanya daging sapi atau domba. Daging ini pun tidak ditusuk dengan tusukan sate seperti di Indonesia, melainkan digulung pada alat yang disebut doner (pemutar) sebelum akhirnya dipanggang di atas bara api lalu diiris-iris untuk disajikan dengan bahan lainnya.
Seiring dengan banyaknya penikmat kebab di Indonesia, variasi kebab pun semakin banyak. Ada kebab dengan isian daging ayam hingga daging buah durian. Memang kreatif nih orang endonesah.
Selang beberapa lama, saat saya melintas di jalan dr. Mansyur Medan, mata saya terusik oleh sebuah food truck bergambar kebab dengan tulisan arab Al Mashri dan kokinya juga bertampang orang Mesir asli. Tak perlu berpikir dua kali untuk saya memutuskan langsung mampir ke tempat tersebut.
Di menu yang tersedia saya tak menemukan kebab, namun ada shawarma. Saat saya tanya kebabnya yang mana, sang penjual mengatakan bahwa gambar yang ada pada logo truk adalah shawarma. Lah, berarti sama dong kebab dengan shawarma? Saya pun tambah bingung. Yang penting makan aja lah dulu, nanti saya cari tau bedanya.
Benar saja, shawarma yang saya pesan mirip dengan kebab yang pernah saya makan. Namun isinya lebih lengkap. Ada kentang panggang dan rasa bumbu khas Arab yang membuat shawarma Al Mashri berbeda. Lebih mantap dan lebih saya suka. Saya pun sempat beberapa kali membeli shawarma di tempat itu sebelum tempatnya ditutup. Dengar-dengar, penjualnya pulang kampung ke Mesir. Duh,, dimana lagi saya beli shawarma seenak buatan orang Mesir asli di kota Medan?
Beda Kebab dan Shawarma
Dikutip dari berbagai sumber, kebab dan shawarma ternyata tidak sama. Namun kebab adalah bagian dari shawarma. Nah lho??
Kebab adalah daging yang dimasak untuk disajikan dengan berbagai cara. Kebab biasanya dimasak dengan mencampur daging dengan bumbu, lalu digulung di alat pemutar (doner) dan diletakkan di atas bara api/pemanas. Daging kebab yang telah dimasak akan diiris-iris dan disajikan sesuai selera. Ada yang dijadikan campuran roti isi bersama sayuran, ada juga yang disajikan bersama nasi.
Kebab doner (travel tempo.co) |
Shawarma / shwarma adalah roti isi (sandwich) kebab dengan isian berbagai sayuran dan saus yang biasanya menggunakan roti pita/tortilla sebagai pembungkusnya. Shawarma cukup terkenal di negara-negara Timur Tengah. Bahkan Tony Stark pun pernah mengajak tim Avengers untuk makan shawarma bersama setelah menghadapi musuh. Segitu enaknya shawarma ini sampai sekelas Iron Man selera melihatnya, hehe..
Shawarma isi kebab ayam |
Nah,, udah paham kan ya bedanya kebab dan shawarma. Ternyata yang selama ini saya sering makan adalah shawarma isi kebab, bukan kebab nya aja. Shawarma tanpa kebab bagai sandwich khusus vegetarian yang nggak pake daging. Sehat,, tapi kurang mantap,, haha...
No comments
Post a Comment