Tak pernah terbayangkan oleh saya bakal jadi kurir selama hidup. Kurir itu apa sih? Orang yang mengantarkan sesuatu kan ya? Biasa taunya kurir yang suka mengantar barang dari belanja online.
Tapi saya kurir bukan sembarang kurir. Saya adalah kurir wakaf yang berusaha mengetuk pintu hati orang lain untuk bersedekah dan menyalurkannya dalam bentuk paket buku siroh ke berbagai tujuan lembaga pendidikan Islam.
SNC menjadi media yang membawa saya mengambil peran ini. Perjalanan menjadi kurir wakaf bukan tanpa cobaan. Pertama kali mengawali langkah dengan membuka rekening atas nama pribadi yang digunakan khusus untuk menampung dan menyalurkan uang sedekah orang-orang cukup membuat saya lelah dan hampir saja menyerah. Sepertinya Allah ingin menguji niat saya.
Kenapa harus buat rekening sendiri? Semata-mata untuk memudahkan pertanggungjawaban saya kepada seluruh wakif dan kepada Allah tentunya.
Hingga akhirnya saya bak pejuang yang maju terus tanpa mundur dari bank yang satu ke bank lainnya. Rekening pun jadi, saya mulai menggalang dana sedekah dari teman-teman terdekat dan berhasil memesan paket buku siroh untuk dikirimkan ke tujuan wakaf.
Beberapa tujuan wakaf saya cukup jauh dari kota. Namun niat saya untuk terus bergerak mencari kebaikan selalu menguatkan.
Beberapa kali saya langsung datang ke tempat tujuan wakaf. Kesan tak terlupakan saat saya harus melalui jalan perkebunan khas Sumatera. Jangan bayangkan jalannya lurus-lurus saja, saya harus melewati jalan yang belum beraspal, dipenuhi pasir berbatu, lubang sana sini, yang bisa saja membuat saya mual dengan medan yang harus dihadapi.
Namun kembali meluruskan niat, saya istighfar dan sholawat dalam hati sekaligus melirik ke suami yang bersedia jadi partner saya dalam mengantar wakaf ini. Kok bisa-bisanya istrinya berpikir pergi ke tempat yang cukup jauh dan jalannya seperti itu hanya untuk memberikan buku, mungkin ada kebingungan dalam hatinya yang tak sanggup diungkapkan.
Setelah sampai di tujuan, ada beberapa orang yang sudah menunggu. Pengurus dan anak-anak yang belajar di rumah tahfidz itu. Melihat wajah anak-anak penuh semangat melihat kotak buku bagus dan cukup menarik hati, rasa lelah pun berganti menjadi rasa syukur yang sulit diungkapkan.
Mereka yang hidup jauh dari kota dan jarang melihat buku-buku dengan tampilan menarik. Mereka yang tinggal jauh di dalam perkebunan dengan fasilitas seadanya. Mereka yang minim sekali tersentuh pengetahuan siroh Nabi, Rasul dan para sahabat yang sejatinya bisa membuat mereka semakin mencintai Allah dan agamanya.
Buku siroh yang diwakafkan insyaAllah akan menjadi media mereka lebih mengenal para teladan dan melengkapi pengetahuan dari Al Qur'an sebagai tuntunan. Nak,, teruslah haus akan ilmu. Semoga bisa membawa kalian menjadi generasi yang berakhlak teladan di masa depan.
Allah,, seindah inikah rasanya? Rasa syukur melihat kebahagiaan orang lain atas secuil peran saya? Tak banyak dibandingkan orang lain yang sudah lebih dulu melakukannya. Namun sudah bisa membuat saya merasakan bahagia yang selama ini belum pernah saya rasa dengan pencapaian-pencapaian saya dahulu yang hanya untuk dunia.
Hanya kurir, ya kurir. Kurir yang dengan doa saya harapkan bisa membawa diri ini sedikit mencicipi kebaikan untuk akhirat. Kurir yang mengajarkan untuk ikhlas dan meluruskan niat, karena Allah semata. Kurir yang hanya berharap pada satu Dzat yang dapat menjadikan hati lebih tenang dan ikhlas sebagai obat.
No comments
Post a Comment