Kurir Wakaf SNC


Tak pernah terbayangkan oleh saya bakal jadi kurir selama hidup. Kurir itu apa sih? Orang yang mengantarkan sesuatu kan ya? Biasa taunya kurir yang suka mengantar barang dari belanja online. 

Tapi saya kurir bukan sembarang kurir. Saya adalah kurir wakaf yang berusaha mengetuk pintu hati orang lain untuk bersedekah dan menyalurkannya dalam bentuk paket buku siroh ke berbagai tujuan lembaga pendidikan Islam.

SNC menjadi media yang membawa saya mengambil peran ini. Perjalanan menjadi kurir wakaf bukan tanpa cobaan. Pertama kali mengawali langkah dengan membuka rekening atas nama pribadi yang digunakan khusus untuk menampung dan menyalurkan uang sedekah orang-orang cukup membuat saya lelah dan hampir saja menyerah. Sepertinya Allah ingin menguji niat saya. 

Kenapa harus buat rekening sendiri? Semata-mata untuk memudahkan pertanggungjawaban saya kepada seluruh wakif dan kepada Allah tentunya.

Hingga akhirnya saya bak pejuang yang maju terus tanpa mundur dari bank yang satu ke bank lainnya. Rekening pun jadi, saya mulai menggalang dana sedekah dari teman-teman terdekat dan berhasil memesan paket buku siroh untuk dikirimkan ke tujuan wakaf.

Beberapa tujuan wakaf saya cukup jauh dari kota. Namun niat saya untuk terus bergerak mencari kebaikan selalu menguatkan.

Beberapa kali saya langsung datang ke tempat tujuan wakaf. Kesan tak terlupakan saat saya harus melalui jalan perkebunan khas Sumatera. Jangan bayangkan jalannya lurus-lurus saja, saya harus melewati jalan yang belum beraspal, dipenuhi pasir berbatu, lubang sana sini, yang bisa saja membuat saya mual dengan medan yang harus dihadapi.

Namun kembali meluruskan niat, saya istighfar dan sholawat dalam hati sekaligus melirik ke suami yang bersedia jadi partner saya dalam mengantar wakaf ini. Kok bisa-bisanya istrinya berpikir pergi ke tempat yang cukup jauh dan jalannya seperti itu hanya untuk memberikan buku, mungkin ada kebingungan dalam hatinya yang tak sanggup diungkapkan.

Setelah sampai di tujuan, ada beberapa orang yang sudah menunggu. Pengurus dan anak-anak yang belajar di rumah tahfidz itu. Melihat wajah anak-anak penuh semangat melihat kotak buku bagus dan cukup menarik hati, rasa lelah pun berganti menjadi rasa syukur yang sulit diungkapkan. 

Mereka yang hidup jauh dari kota dan jarang melihat buku-buku dengan tampilan menarik. Mereka yang tinggal jauh di dalam perkebunan dengan fasilitas seadanya. Mereka yang minim sekali tersentuh pengetahuan siroh Nabi, Rasul dan para sahabat yang sejatinya bisa membuat mereka semakin mencintai Allah dan agamanya.

Buku siroh yang diwakafkan insyaAllah akan menjadi media mereka lebih mengenal para teladan dan melengkapi pengetahuan dari Al Qur'an sebagai tuntunan. Nak,, teruslah haus akan ilmu. Semoga bisa membawa kalian menjadi generasi yang berakhlak teladan di masa depan.

Allah,, seindah inikah rasanya? Rasa syukur melihat kebahagiaan orang lain atas secuil peran saya? Tak banyak dibandingkan orang lain yang sudah lebih dulu melakukannya. Namun sudah bisa membuat saya merasakan bahagia yang selama ini belum pernah saya rasa dengan pencapaian-pencapaian saya dahulu yang hanya untuk dunia. 

Hanya kurir, ya kurir. Kurir yang dengan doa  saya harapkan bisa membawa diri ini sedikit mencicipi kebaikan untuk akhirat. Kurir yang mengajarkan untuk ikhlas dan meluruskan niat, karena Allah semata. Kurir yang hanya berharap pada satu Dzat yang dapat menjadikan hati lebih tenang dan ikhlas sebagai obat.

Cara Membeli Domain Blog di Blogger


Sejak kenal blog, saya jadi punya tempat nyaman untuk curcol menyalurkan kebutuhan 20ribu kata yang harus saya keluarkan sebagai seorang perempuan. Kalo nggak maksimal dikeluarkan bisa bahaya untuk diri saya pribadi dan orang-orang di sekitar saya. Bayangin aja kalo saya mengeluarkan kebutuhan tersebut dengan cara yang tidak terstruktur dan dalam kondisi emosi yang kurang tertata? Bisa-bisa saya jadi menyakiti orang lain termasuk suami dan anak saya sendiri.
Mending cari media yang lebih elegan dong. Segala ke-elegan-an tersebut berhasil saya temukan dalam blog. Saya bisa lebih mengatur emosi yang dikeluarkan saat menulis dan bisa menahan untuk diposting agar saya bisa membaca ulang tulisan saya. Semata-mata agar tidak ada konten negatif yang dapat dibaca orang lain dan malah menjadi dosa jariyah bagi saya.

Awalnya saya tidak berpikir bahwa saya bisa menulis. Saya hanya suka menulis curahan hati sejak SD di diary yang sempat hype di jaman itu. Ditambah lagi saya pernah mendapat warisan buku harian mama saya waktu gadis yang berisi curhatan beliau juga. Jadi tau lah saya kalo beliau lebih jinggo dalam bergaul dengan teman-temannya yang hampir semua laki-laki, wkwk. Nurun ini mah ke anaknya..

Akhirnya di masa-masa galau saya saat awal jauh dengan suami, saya memutuskan untuk menulis kembali. Namun pada media yang gampang saya akses dimanapun dan kapanpun. Blog yang tujuan awalnya menjadi media curhat mamak beranak satu yang sedang menjalani hubungan jarak jauh dengan suaminya. Galau tiap hari lah judulnya.

Mengakhiri masa-masa jarak jauh, blog saya sempat tidak terurus selama beberapa tahun. Ibarat rumah, saya meninggalkan rumah virtual karena sibuk dengan rumah beneran. Namun kebutuhan untuk menulis kembali muncul tiga tahun yang lalu dan akhirnya membuat saya memberanikan diri untuk membeli domain blog agar lebih termotivasi dalam rutinitas menulis.

Saya sempat ikut kelas Writing Blogger Class 2 yang diadakan oleh komunitas Blogger Sumut dan dari situ saya belajar untuk membuat domain blog. Jadi kalo dari dulu blog saya masih bernama mylife,myadventure.blogspot.com, maka saya ingin mengubah namanya menjadi ada dot com nya. Saya langsung mengaplikasikan ilmu yang saya dapat dan akhirnya jadilah blog www.jendelamamak.com ini.

Banyak hal positif yang saya dapat dari blog selain sebagai media curhat. Saya mulai punya teman dan membangun personal branding saya sebagai seorang blogger atau penulis freelance. Saya pun berhasil menularkan positif vibes ke adik-adik saya agar mereka juga memiliki blog pribadi yang saya yakin akan bermanfaat juga bagi diri mereka. Minimal sebagai media curhat saat galau melanda, haha..

Setelah sekian lama salah satu adik saya mencoba untuk menulis di blogspot yang belum memiliki domain dot com dan berkesempatan mengikuti kelas gratis tentang digital content, ia pun memutuskan untuk membeli domain di blogspot. Selain sebagai media belajar, platform blogspot juga lebih murah untuk menata karir di awal sebagai penulis blog.

Berhubung saya udah punya pengalaman duluan beli domain sendiri, saya pun mencoba untuk membeli domain untuk adik saya tercinta.

Cara Membeli Domain Blog di Blogger

Membeli domain blog di blogger sebenarnya gampang sekali. Udah banyak juga tutorialnya baik dalam bentuk tulisan maupun video. Tapi khusus di blog ini saya ingin menuliskannya sendiri. Manatau lupa ye kan...

1. Buka web blogger.com
2. Login dengan username dan password gmail
3. Klik setting di pilihan sebelah kiri bawah



4. Lalu di sebelah kanan cari pilihan Custom domain



5. Akan muncul pilihan nama domain yang dapat dibeli dan harganya per tahun. Klik opsi yang diinginkan. Saya pilih yang .com karena lebih familiar bagi orang-orang.



6. Lalu klik buy atau beli.



7. Akan muncul keterangan untuk review pembelian domain, setelah semua oke dapat langsung klik checkout yang muncul di bagian bawah informasi.



8. Lalu akan muncul opsi pembayaran melalui kartu kredit/debit dengan memilih jenis kartu dan mengisi nomor serta kode CVC kartu dari rekening yang digunakan untuk membayar pembelian domain. Setiap tahun akan masuk email pemberitahuan untuk pembayaran perpanjangan domain



Selesai deh. Gampang kan membeli domain blog di blogger. Oiya, nanti akan muncul konfirmasi melalui email untuk pihak google memastikan email yang terdaftar memang masih aktif dan digunakan untuk aktivitas domain. Biasanya domain akan dapat digunakan setelah 2-3 hari setelahnya. Selamat nge-blog riaaaa...

Membayar Perpanjangan Domain Blog


 Tahun ini adalah tahun ketiga saya memperpanjang domain blog saya di platform blogspot. Seperti biasa, sejak satu bulan sebelumnya sudah ada notifikasi masuk ke email saya terkait perpanjangan domain ini. Tapi sebagai seorang yang deadliner, saya menunggu detik-detik terakhir saja hingga diemail kembali. Jangan ditiru yaaa,, hehe..

Sejak awal, saya mendaftarkan domain blog sendiri dengan berbekal membaca di mbah gugel dan bertanya ke teman-teman. Kenapa saya memilih blogspot juga karena karena punya teman yang cuma paham banget dengan blogspot, wkwk. 

Cara membuat domain cukup gampang, namun saya terkendala pada proses pembayarannya. Ada dua cara untuk membayar domain, yaitu dengan  menggunakan kartu kredit dan kartu debit. Karena saya tidak memiliki kartu kredit, saya memasukkan nomor dan kode cvc kartu debit yang saya punya.

Saya pikir udah selesai dong, tapi ternyata ditolak gaess.. Tanya sana sini ternyata saya harus melapor ke bank terkait terlebih dahulu agar dapat melakukan pendebetan dengan nomor kartu dan kode CVC selayaknya yang sering dilakukan pada kartu kredit. Saya merasa opsi tersebut cukup ribet karena harus datang ke bank.

Lalu gimana saya melakukan pembayaran domain? Saya gunakan opsi "call a friend" untuk meminjam kartu kreditnya dan saya akan transfer sejumlah yang dikredit. Dua tahun berturut-turut aman walaupun menggunakan kartu kredit orang yang berbeda. Rejeki mamak sholeha banget bisa dipercaya teman untuk menggunakan kode kartu kreditnya. Alhamdulillah..

Nah,, di tahun ketiga ini saya menghadapi kebingungan yang itu lagi itu lagi. Kok ya ngerasa nggak enak pinjam terus ama teman. Kenapa saya nggak cari cara lain yang nggak harus pakai kartu kredit juga? Saya yakin pasti ada caranya.

Akhirnya saya beranikan diri untuk bertanya pada seorang teman, kak Desi yang sudah duluan malang melintang di dunia per-blogger-an. Setelah diskusi singkat akhirnya kak Desi menyarankan saya untuk pake jenius dari Bank BTPN. Gampang banget caranya, nggak perlu kartu kredit dan nggak perlu ke bank juga kalo udah punya. 

Karena waktu yang udah mepet, saya meminta ijin untuk melakukan transfer uang yang diperlukan ke rekening jenius kak Desi dan menggunakan kartunya untuk melakukan pembayaran perpanjangan domain blog saya yang sudah lewat 4 hari, hix... 

Ternyata cepat euy. Fix lah ini saya mau buat rekening di jenius untuk kepentingan dunia blog saya. Nggak enak dong pinjam terus. Gampang dan anti ribet soalnya.

Buat Kamu yang Pengen Pindah Kerja Demi Kenyamanan



Hai kamu yang pekerja kantoran! Pernah merasa nggak sejalan ama rekan kerja yang ada di sekitarmu?
Merasa lingkungan kerja nggak cocok dan nggak sevisi ama kamu? Nggak ada teman satu frekwensi yang akhirnya buat kamu pengen pindah dan cari tempat kerja yang lebih nyaman?

Ujung-ujungnya bisa bikin kamu nggak semangat kerja. Lupa tujuan kamu kerja untuk apa. Pokoknya pindah, pindah, dan pindahhh aja yang ada di pikiran. Tiap hari rasanya pengen mengeluh dan curhat tapi bingung mau ke siapa. 

Hei, kamu nggak sendiri. Saya dan banyak orang juga pernah ada di posisi itu. Merasa sendirian dan jadi alien di planet yang nggak cocok ama karakter diri. Pengen resign tapi masih butuh penghasilan. Pengen pindah cari pekerjaan lain, tapi umur udah nggak memungkinkan dan sulit untuk upgrade skill diri.

Lah,, jadi maunya apa sih?

Saya dulu begitu. Pernah pengen jadi kutu loncat beberapa kali karena satu atau dua hal yang nggak bikin nyaman di tempat kerja. Entah bos nya lah, entah teman, entah aturan, banyak lah pokoknya. Apapun rasanya bisa dijadikan alasan untuk bisa pindah ke tempat yang bisa bikin kerja lebih nyaman sesuai keinginan saya.

Saya sendiri pernah jadi CPNS di salah satu kementerian, namun merasa tidak nyaman dan akhirnya dapet rejeki diterima di salah satu BUMN di kota Medan. Dulu tu mikirnya ilmu yang saya dapat dari kuliah nggak bisa maksimal dimanfaatkan di instansi tempat saya jadi CPNS. Lalu ada panggilan kerja di tempat lain yang akhirnya menjadi tempat kerja saya hingga sekarang.

Wah,, udah nyaman dan betah ya mak! Ya nggak juga kalo dibawain nggak betahnya. Di awal-awal saya bekerja disini dan jauh dari suami pun pengennya cari kerjaan lain lagi. Yang deket suami lah, yang lebih ber-perikemamak-an lah, yang pressure kerjaannya lebih rendah lah, ada aja alasan yang bikin saya nggak nyaman untuk ke sekian kalinya.

Sampai akhirnya suami kasi peringatan. Kalo pengen pindah lagi kali ini, mending nggak usah kerja di luar rumah lagi. Udah di rumah aja, biar bisa dapat kenyamanan yang saya mau. 

Gubrakkkk!!! Saya sempat nggak percaya dapat respon kayak gitu. Karena biasanya doi kalem aja dengerin istrinya curhat ini itu tentang kantor termasuk pengen pindah dan jadi kutu loncat untuk ke sekian kalinya. Ternyata ada yang doi simpan akhirnya dikeluarin dan sempat bikin saya kaget. Namun pelan-pelan membuat saya sadar.

Nggak cuma peringatan, tapi suami saya juga kasi kultum alias kuliah tujuh menit. Eh, apa lebih ya? wkwk. Inti dari ceramahnya adalah dimana pun saya berada atau bekerja, saya harus bisa menemukan kenyamanan saya sendiri. Saya tidak bisa mengatur hal-hal yang di luar wewenang dan kontrol saya, seperti sikap bos dan orang-orang di sekitar saya. Saya hanya bisa mengontrol apa yang ada di bawah kendali saya. Tak lain dan tak bukan adalah diri saya sendiri.

Jlebb banget ini. Saya memang dari dulu orangnya cuek dan mandiri. Jadi kalo ada yang nggak sesuai ama hati saya, saya dengan gampangnya cari pengganti yang membuat saya nyaman. Walaupun ujung-ujungnya saya menjadi sendiri dan harus adaptasi lagi dengan lingkungan baru. Mungkin karena dulu saya nggak punya orang lain untuk dipikirkan yang akan terkena efek dari keputusan saya.

Ternyata setelah punya suami dan anak nggak segampang itu gaess.. Banyak yang harus dipikirkan sebelum ambil keputusan. Terutama efek keputusan kita ke suami dan anak. Jangan sampe nanti nasi udah jadi peyek baru menyesal.

Oke,, kembali ke saya yang baru diceramahi, hehe.. Saya mulai berpikir tentang apa yang dikatakan suami saya. Namanya kita hidup ya pasti akan menemukan kondisi yang membuat kita tidak nyaman. Kalo pun sekarang nyaman, bisa jadi besok muncul hal yang membuat kita kembali tidak nyamana. Roda hidup berputar kan? Saat kita berada di atas, disitu kita merasa mendapatkan kenyamanan. Namun saat kita berada di bawah biasanya kenyamanan seolah-olah jauh dari kita.

Bisa jadi itu cobaan untuk menjadikan kita manusia yang lebih baik lagi. Ketidaknyamanan yang biasanya akan membuat kita bergerak lebih agar berada di level yang lebih tinggi dalam proses kehidupan.

Pengen resign? Inget masih ada cicilan rumah yang belum lunas.
Pengen pindah kerja? Inget kalo dimana pun pasti ada aja yang potensial bikin kita kurang nyaman
Pengen jadi kutu loncat terus? Inget umur mak... mau sampe kapan pindah-pindah terus.

Sejak saat itu saya belajar untuk mencari hal yang dapat membuat saya nyaman di tempat kerja sekarang. Saya mulai lebih mengatur waktu dan pola kerja saya agar tetap bisa seimbang antara kantor dan rumah. Saya mulai mengontrol diri saya untuk fokus pada hal-hal yang menjadi kewajiban saya di kantor dan menyingkirkan hal-hal di luar tanggung jawab dan wewenang saya.

Semua orang punya tanggung jawab masing-masing pada pekerjaannya. Tugas saya hanya menghargai semua pekerjaan setiap orang tanpa harus mengintervensi cara kerja atau keputusannya. Kalopun mulut saya gatel pengen komentar atau tangan saya gatel pengen membantu, saya harus pastikan memang mereka membutuhkannnya. Alih-alih saya jadi sok pintar akan hal yang belum tentu saya pahami dengan baik, saya malah bisa lebih nyaman berkomunikasi dengan semua orang walaupun awalnya tidak satu frekwensi dengan saya.

Bersyukur hingga saat ini saya berhasil menerapkannya. Saya merasa lebih legowo dalam menerima keadaan. Jika tidak sesuai dengan harapan, saya lebih bisa berdamai dengan diri saya sendiri. Memastikan kalo saya sudah melakukan yang terbaik di porsi saya namun keputusan memang bukan terletak pada diri saya sendiri namun di orang lain yang lebih berwenang.

Jadi,, udah nggak pengen pindah kerja lagi sekarang? Ya belum tau juga sih. Kalopun pengen pindah atau resign, saya harus memastikan keputusan itu dibuat dengan matang sehingga meminimalisir konflik di masa depan. Saya hanya ingin meningkatkan kemampuan saya di bidang-bidang yang saya sukai agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan bisa jadi ladang penghasilan lain tanpa harus mengabaikan tanggung jawab saya di tempat kerja saat ini.

Jadi.... buat kami yang pengen pindah kerja demi kenyamanan diri pribadi,, yuk ah berpikir lagi. Jangan sampai keputusanmu yang tergesa-gesa karena emosi semata membuahkan penyesalan esok hari. Ingat,, kita harus lebih dewasa dalam menyikapi ketidaknyamanan dalam hidup karena pada akhirnya kita sendiri yang akan menciptakan kenyamanan bagi diri sendiri.

Stay positive, stay health and stay happy!!!! 

Chefsaver : Bumbu Penyelamat Saat Ramadhan

Nggak terasa udah masuk hari ke-9 Ramadhan tahun ini. Puasanya lancar kan gaess?? Harus dong... Namanya bulan Ramadhan kudu dikencengin ibadahnya. Puasa, sholat, sedekah, semua dimaksimalkan. Biar bisa banyak nabung pahala buat akhirat. Amin.

Yang namanya mamak-mamak itu kadang suka rempong masalah makanan apa yang mau dimasak untuk berbuka puasa dan sahur. Pengen yang seger baru dimasak tapi pasti butuh waktu. Kalo masih siang sering lemas dan rasanya males buat masak yang ribet. Kalo tengah malem mending waktunya dipake buat sholat tahajud daripada menghabiskan waktu cuma buat masak di dapur. Lah, piye?

Saya masuk ke golongan mamak yang no ribet-ribet club. Dari dulu biasanya untuk sahur masih menyiapkan menu yang sama dengan makan malam. Tinggal dipanasin aja. Kalo sayur cukup buat rebusan bayam atau sawi yang tinggal nunggu air mendidih terus masukin sayurnya. 

Mau yang lebih simple lagi? Ceplok telor atau didadar, atau buat mie instan. Dijamin pecinta micin bakal lebih suka menu itu, wkwk.

Di balik sisi simple dan praktisnya, makanan yang dipanaskan atau makanan instan jelas juga memiliki efek nggak bagus untuk tubuh. Zat-zat yang terkandung dalam makanan yang bolak balik dipanaskan dapat menjadi toxic atau racun. Apalagi mie instan, micinnya jelas bikin candu jika sering dikonsumsi bisa jadi berpengaruh jelek pada sistem metabolisme dalam tubuh.

Karena saya juga masih males buat yang ribet selama beberapa tahun saya masih bertahan pada metode yang praktis. Sampai akhirnya saya menemukan penyelamat masakan saya. Adalah chefsaver, bumbu olahan chef bintang lima yang mulai berproduksi sejak awal 2020 dimana pandemi mulai menyerang negara api. 


Melihat adanya kebutuhan ibu rumah tangga seperti saya yang males ribet tapi pengen tetap bisa masak enak, chefsaver mengambil kesempatan untuk menawarkan bumbu jadi dalam kemasan praktis dan cukup untuk beberapa kali masak. Bumbu ini diolah oleh chef yang bekerja di salah satu hotel besar di kota Medan di waktu luangnya saat di rumah. Kebayang dong hasil olahan tangan chef yang pastinya beda dengan tangan saya sendiri, hehe...

Banyak varian yang ditawarkan oleh chefsaver dan dijual dalam kemasan 200ml. Penasaran?? Cek daftar bumbu chefsaver berikut ini :

- Bumbu sambal serbaguna
- Bumbu kari
- Bumbu gulai
- Bumbu semur
- Bumbu opor
- Bumbu sambal geprek
- Bumbu sambal cabe ijo
- Bumbu rendang
- Bumbu sop
- Bumbu misop kampung
- Bumbu mi ayam
- Bumbu mi goreng Indonesia
- Bumbu tomyam
- Bumbu mi aceh
- Bumbu nasi briyani
- Bumbu soto
- Bumbu rawon
- Bumbu mi goreng jawa
- Bumbu tahu/tempe bacem
- Bumbu bakso
- Sambal matah
- Saos padang
- Saos dimsum
- Dimsum ayam/udang/rumput laut
- Saos japanese salad
- Saos japanese katsu
- Saos korean BBQ

Sumber : facebook desy zulfiani


Banyak kan variannya.. Lumayan lah buat stok nggak usah blender atau giling bumbu sendiri selama sebulan,, hehe.. Tinggal cemplung dan tumis-tumis aja lho.

Saya sendiri sudah mencoba hampir semua bumbu, sambal, dan dimsumnya. Sebagai orang yang suka icip makanan, saya bisa bilang rasa bumbunya oke banget. Tinggal sesuaikan dengan jumlah masakan yang akan kita buat dengan jumlah bumbu yang dipakai, jangan sampai kurang ya. Praktis, sehat, alami dari buatan tangan chef sendiri. Dari beberapa orang juga bilang dimsum nya asli enak banget. Rasanya mirip dengan yang ada di restoran dimsum terkenal itu.



Varian bumbu dan sambal chefsaver dapat dibuat untuk 3-4 kali masakan yang sama. Bumbunya juga dapat disimpan di dalam kulkas (dalam chiller/freezer) hingga satu bulan. Gimana saya nggak jatuh cinta coba ama bumbu penyelamat ini???

Nah,, bumbu apa aja yang saya suka dari chefsaver?

Karena saya suka masakan yang berkuah, bumbu chefsaver favorit saya adalah misop kampung dan tomyam. Praktis banget buatnya. Tinggal didihkan air dalam panci, lalu masukkan bumbu secukupnya. Aduk-aduk sebentar, masukin pelengkapnya berupa ayam, seafood atau sayur. Kalo membuat tomyam jangan lupa untuk menambahkan air jeruk nipis biar rasa asam nya terasa dan makin mantap.

Tomyam Praktis ala chefsaver (dok.pribadi)

Misop kampung ala chefsaver (dok.pribadi)


Untuk ngumpul bersama keluarga, saya selalu mengandalkan bumbu tomyam dan misop kampung sebagai bumbu untuk steamboat ala rumahan. Bumbu barbeque nya juga enak untuk rendaman daging yang akan dibakar. No ribet-ribet club lah pokoknya.

Bumbu chefsaver recommended banget untuk dijadikan stok bumbu selama Ramadhan. Bikin tomyam aja saya cuma butuh waktu 15 menit sampai setengah jam. Cukup cemplung-cemplungin bahan aja dan koreksi rasa,, jadi dehhh.. Anak-anak pun doyan alhamdulillah.

Nah, buat yang penasaran ama bumbu chefsaver, bisa langsung cek dan pesan melalui instagram chef_saver ya. Karena bumbunya cuma bertahan sebulan, biasanya ada sistem PO alias purchase order (dipesan dulu). 

Dengan chefsaver bumbu penyelamat saat Ramadhan, makanan berbuka dan sahur saya aman dan mantap rasanya.

Sumber : ig chefsaver

 

Ombè Koffie Medan : Kenyamanan dalam Sebuah Cafe

Menjelang ramadhan biasanya saya dan keluarga berziarah ke beberapa makam saudara yang telah mendahului berpulang. Cuaca Medan saat itu cukup bersahabat, tidak terlalu panas dan juga tidak hujan. Berkeliling beberapa lokasi pemakaman cukup membuat kami lelah dan akhirnya memutuskan untuk beristirahat di tempat yang ada menu kopi nya. Suami saya adalah penikmat kopi yang jika sehari saja tidak minum cairan pahit berkafein itu, rasanya pasti ada aja yang kurang.

Mungkin juga karena sudah masuk waktu makan siang, membuat kelelahan yang berefek pada kepala yang mulai nyut-nyutan. Kami harus memilih tempat yang cukup nyaman berhubung kami membawa bou mertua, uwak dan anak-anak. Tiba-tiba saja suami teringat dengan cafe tempat sepupu kami bekerja yang tidak jauh jaraknya dari pemakaman di samping Sungai Deli, tempat kami berziarah sebelumnya.

Pilihan pun jatuh pada cafe tersebut yang bernama Ombè Kofie Medan. Cafe ini berdiri di akhir tahun 2020. Ombè Kofie adalah usaha waralaba yang pada awalnya dikembangkan oleh Jason dan istrinya Wiwid di daerah Pluit, Jakarta Utara. Konsepnya adalah memberikan rasa kopi enak berkualitas (truly good coffee) dan pelayanan yang baik pada para pelanggan. Nama ombè sendiri diambil dari bahasa Jawa Ng'ombe yang artinya minum.

Konsep tersebut cukup memberikan feedback positif pada usaha mereka. Akhirnya mereka mulai mengembangkan sayap dengan membuka cabang dan waralaba. Salah satu waralaba Ombè Kofie berada di Jalan S. Parman nomor 207A, Medan. Tepatnya di samping Bank Mandiri. Lokasi yang cukup strategis di pusat kota Medan membuat cafe ini cukup ramai dikunjungi. 

Tak lama kami pun sampai di Ombè Kofie dan disambut hangat oleh pelayan dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Tempatnya yang cukup luas dengan desain interior menarik langsung membuat saya dan anak-anak jatuh hati dengan cafe ini. Area merokok pun terpisah dengan area tidak merokok. Konsep seperti ini penting bagi saya karena saya tidak suka bau asap rokok yang berpotensi mengganggu waktu santai saya bersama keluarga.

Mendapat posisi duduk yang cukup nyaman, pelayan segera datang memberi daftar menu makanan dan minuman untuk kami pilih. Yang doyan kopi cuma satu orang, lainnya malah bingung mencari minuman lain. Tak seperti tempat ngopi lainnya, menu yang ditawarkan di Ombè Kofie Medan tak melulu soal kopi dan roti. Ada juga nasi, spagheti, pancake, sosis, kentang, dan makanan ringan lainnya. Pas sekali untuk anak-anak dan orangtua kami pun bisa punya pilihan makanan sebagai makan siang.

Menu pilihan kami hari itu adalah chicken sambal matah, sosis kentang goreng, nutella french toast, dan waffel. Untuk minuman ada jus jeruk yang lebih cocok untuk anak-anak dan orangtua serta es coklat. Kebetulan sepupu kami memang sedang jadwal shift pada saat kami kesana. Jadilah dapet momen silaturahminya juga, alhamdulillah.

Sambil asyik mengobrol tak lama pesanan kami pun datang. Saya yang sempat ingin membuat pesanan tambahan langsung mengurungkan niat melihat porsi pesanan kami sebelumnya yang ternyata cukup banyak. Nasi gorengnya cukup untuk saya romantis ama suami dengan makan sepiring berdua. Porsi waffel dan roti nya juga cukup banyak untuk disantap hanya sendiri. Jadilah saya kembali jadi tim comot sana comot sini yang bisa mencicipi beberapa makanan sekaligus.

Chicken Sambal Matah

Nutella French Toast

Waffel

Sausage & Fries

Dengan menu yang dibandrol antara Rp 50K hingga Rp 120k, membuat harga segitu cukup pantas untuk dikeluarkan. Dari semua pesanan kami, saya bisa bilang semua enak. Rasa oke, tampilan oke, porsi nendang banget. Yang jelas nggak bakal nyesel  deh kalo mau kesana lagi. Saya masih ingin mencicipi menu lain yang belum saya pesan.

Anak-anak yang jelas doyan ama makanan mereka. Minumannya apalagi. Es coklat yang dibuat dari bubuk coklat asli dan dicampur cairan gula dengan tingkat manis pas. Nyaris langsung habis bahkan sebelum makanan mereka datang. Bahkan kemarin si kakak minta makan di Ombè Kofie lagi.

Desain interior yang cukup instagrammable membuat pelanggan betah dan nyaman untuk sekedar mengambil foto di beberapa sudut cafe. Bagi yang suka suasana dengan partisi, lampu dan hiasan pot lengkap dengan tanaman hidup, cafe ini sangat layak untuk dikunjungi. Memberikan kesan alam yang dibungkus dalam desain apik yang santai namun elegan.

Menu minuman andalan di cafe ini adalah specialty coffee berjenis arabika dari biji kopi yang berasal dari berbagai daerah. Antara lain Gayo, Brazil, Kosta Rika, dan Flores. Penyajian yang ditawarkan untuk kopi adalah dengan single origin yang dibuat dengan satu jenis biji kopi dari satu daerah, atau dark side yang dicampur/diblend dari biji kopi beberapa daerah. Sedangkan untuk makanan, chicken tuscan menjadi salah satu menu favorit yang banyak dipesan pelanggan. Akkk,,, belum sempat icip euy. Next coming aja lah ya berdua ama suami,, hehe..

Menu Kopi Ombe Kofie Medan (sumber instagram)

Bagi yang ingin mencicipi kopi dan makanan di Ombè Kofie Medan, bisa langsung datang ke tempatnya ya. 

Ombè Kofie Medan

Jalan S. Parman No.207A

Jam buka :

Senin - Kamis 9.00-21.00 WIB

Jum'at - Minggu 9.00-22.00 WIB

SNC : Suatu Jalan Untuk Belajar dan Memperbaiki Diri

Masuk ke komunitas Spirit Nabawiyah Community (SNC) adalah cara saya untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sudah lama saya mencari kumpulan teman-teman yang sevisi, tempat saya bisa belajar banyak hal, saling menyemangati untuk kebaikan. 

Diawali kepo dengan status dan ajakan sedekah seorang teman. Lalu ikutan sedekah dan bertanya tentang komunitas yang dia ikuti. Sejak beberapa tahun lalu saya sudah sering ketemu dia di acara Petualangan Mimpi yang merupakan acara untuk meningkatkan kemandirian anak-anak. Ternyata tak lain karena acara tersebut merupakan kerjasama suatu lembaga konsultasi dan pengembangan anak dengan komunitasnya.

Saya semakin pengen tau. Kok mau ya dia ngumpulin sedekah dari orang-orang? Apa nggak malu? Kenapa sedekah harus ngajak orang lain? Berbagai pertanyaan yang saya simpan dalam hati namun nggak berani untuk bertanya langsung ke orangnya. Karena kami berteman di media sosial, mau tidak mau saya sering melihat status teman saya itu di berbagai sosmed. Semua statusnya semakin membuat saya penasaran dan akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

Saya tu langsung nyess melihat tagline si komunitas : Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus. Pengen ih terus konsisten menghadirkan Allah dalam hati dan kebiasaan sehari-hari. Mengawali hari dengan mendekat ke Allah, beraktivitas dengan tetap mengingat Allah. Biasanya tu saya sering terdistraksi dengan hal lain. Tentunya distraksi dunia. Alasan sibuk di kantor, alasan sibuk kerjaan rumah, alasan sibuk ngurus anak,, sampai seolah-olah 24 jam sehari itu nggak pernah cukup waktu untuk menyelesaikan semuanya. Boro-boro mau tilawah, ngaji, antar sedekah😧😭. Ku ingin berubah!!

Singkat cerita dari hasil tanya jawab saya dan dia, akhirnya saya memutuskan untuk masuk ke komunitas yang dia ikuti. Spirit Nabawiyah Community atau biasa disebut SNC dan saya pun terdaftar sebagai Sygma Learning Consultant (SLC) sejak akhir Agustus 2020.

Apa itu SNC?
SNC adalah suatu komunitas yang diikuti oleh para ibu, namun juga ada bapak-bapak dan anak gadis di dalamnya, hehe.. Awalnya SNC seperti komunitas para penjual buku siroh dan Islam dari suatu penerbit, yaitu Sygma Daya Insani (SDI). Berbeda dari penerbit lain, SDI banyak memfasilitasi proses belajar untuk menjadi muslim yang bermanfaat bagi orang lain di sekitarnya. Terutama dalam menggaungkan siroh nabi dan rasul ke generasi jaman now.

Dengan program #BerantasButaSiroh, SDI melalui beberapa komunitas reseller yang digawanginya, juga menggalang kebaikan untuk banyak anak muslim. Anggota komunitas diajak untuk mengumpulkan sedekah dari orang-orang untuk dibelikan buku-buku SDI yang akan diwakafkan ke lembaga pendidikan Islam seperti sekolah, madrasah, rumah tahfidz, panti asuhan dan lembaga lainnya yang memerlukan.

MasyaAllah,, saya ingin ambil peran disini. Saya sendiri ingin melengkapi buku-buku tersebut di rumah. Apa daya kekuatan uang masih terbatas. Pelan-pelan saya memberanikan diri ikut arisan 10 bulan untuk menghadirkan buku 24 Nabi dan Rasul Teladan Utama di rumah saya. Untuk siapa? Untuk saya sendiri dan pastinya untuk anak-anak saya tercinta.

Cukup lama saya menjadi silent reader di grup whatsapp komunitas. Namun melihat banyaknya ilmu siroh yang dibagikan membuat saya ingin lebih berpartisipasi lagi. Saya ingin bisa menawarkan buku-buku bergizi ke orang di sekitar saya. Saya ingin ikut mengumpulkan sedekah orang-orang untuk buku yang akan diwakafkan. Saya ingin meningkatkan iman dan islam saya dengan mendekat ke orang-orang baik yang ada di grup. Saya ingin meningkatkan kemampuan diri dalam hal marketing dan komunikasi. Mulai muncul keinginan saya untuk BERGERAK lebih lagi demi bermanfaat bagi orang lain.

Setiap hari selalu ada sapa pagi untuk mengingatkan kebaikan. Dalam seminggu ada waktunya untuk kupas buku siroh, saling kenalan antar anggota grup, webinar untuk peningkatan keimanan, jadwal seminar/webinar pengasuhan, info kelas belajar meningkatkan kemampuan dan lainnya. Berbagai manfaat saya rasakan benar-benar masuk ke hati dan pikiran bahkan kebiasaan saya sehari-hari.


Perlahan-lahan saya mulai berkomentar dan bertanya di grup. Sekedar menjawab salam mak Diaz sebagai SPV kami. Di bulan September saya beranikan diri untuk ikut kelas pejuang wakaf. Semata-mata karena saya ingin turut berpartisipasi walaupun sedikit dalam mengenalkan kisah para teladan dalam Islam, yaitu nabi, Rasul dan para sahabat Rasulullah.

Saya pribadi awalnya merasa malu karena dalam 34 tahun saya hidup di dunia, minim sekali pengetahuan siroh yang saya miliki. Saya tak tau bagaimana kisah keimanan para teladan yang sering disebutkan namanya dalam Al Qur'an. Saya tak tau nama-nama sahabat Rasulullah selain khulafaur rasyidin yang pernah saya pelajari di bangku sekolah. Saya tak tau bagaimana seseorang bisa mencintai Tuhannya, Rasulnya dan saudaranya hanya karena Allah. Di SNC, saya belajar sedikit-sedikit dari kupas buku dan sesi sharing tentang siroh melalui grup wa. 

Saya pernah mendengar, orang-orang baik akan didekatkan dengan orang baik pula. Bukan karena mereka semua sudah baik, namun bersama-sama ingin berproses menjadi lebih baik lagi. Saya merasa banyak kekurangan pada diri saya, khususnya dalam hal pengetahuan Islam. Saya ingin mengisi kekurangan itu dengan bergerak untuk belajar. SNC menjadi media yang dipilih Allah untuk saya dalam hal ini. Mudah-mudahan saya bisa istiqomah untuk bisa lebih baik lagi. Amin.

Apa aja sih yang saya dapatkan di SNC? Kok saya pede dan yakin banget kalo SNC memang jalan untuk saya belajar dan memperbaiki diri lebih baik lagi? Bukannya cuma komunitas emak-emak penjual buku yang paling ada bumbu-bumbu cerita ala emak rempong?

Kalo dibahas dalam satu tulisan kayaknya bakal panjang banget. Nanti saya ceritain di sesi selanjutnya ya. Mudah-mudahan sedikit bisa bermanfaat buat orang-orang yang ingin berproses menjadi lebih baik lagi. 

Pesan saya, berkomunitas lah sesuai dengan passion kalian. Yakinlah orang-orang yang sevisi dan satu tujuan dapat memberikan kita berbagai hal positif dan wawasan yang lebih luas lagi. Hobi/passion yang sama akan membuat kita lebih nyaman dalam belajar dalam komunitas. Yang jelas kita akan merasa lebih BAHAGIA untuk turut berpastisipasi dalam menjalankan peran dalam komunitas yang dipilih.

Karena perjuangan terasa hambar jika hanya untuk dunia. 

Mendadak Liburan di Hotel Niagara Prapat

Liburan bagi saya itu jarang sekali direncanakan. Jangan ditiru sebenernya. Karena tetap yang terencana akan lebih baik dari yang blas aja ngalirnya. Berbeda dengan suami saya yang kalo mau ngapa-ngapain udah direncanakan dari jauh-jauh hari sebelumnya. Sering tuh tiap wiken atau hari libur yang awalnya niat di rumah aja, tiba-tiba muncul ide keluar dari mulut istrinya tercinta untuk jalan-jalan padahal suami udah setel diri buat leyeh-leyeh seharian. Langsung ngedumel paksu ama kebiasaan istri yang berbanding terbalik ama dia, hehe...

Kebiasaan jarang terencana ini memang kesannya bikin grubak grubuk untuk menyiapkan perlengkapan yang diperlukan. Dulu itu masih sering banyak barang ketinggalan. Untung banyak in*****et atau al****rt yang mengerti kebutuhan orang kayak saya. Tinggal mampir dan beli deh. #nyengirkuda

Tapi seiring dengan berjalannya waktu, kemampuan saya pun terasah untuk menyiapkan segala sesuatu dengan kilat dan minim ketinggalan. Pak suami bilang saya tu sigap kayak tentara, blom tau dia istrinya ngos-ngosan juga sebenernya.

Kemampuan saya diuji beberapa minggu lalu saat suami ditelepon bos kantornya. Pagi-pagi gaesss,,, dia masih ngorok. Terima telpon pun setengah sadar. Setelah selesai, dia langsung bilang kalo dia ada kerjaan di Prapat. Keluarga harus ikut semua. Padahal sop ayam saya masih nangkring di atas kompor, hadeuh...

Saya pun langsung bergegas dan membangunkan anak-anak. Ini judulnya mendadak liburan yang notabene nemenin si ayah kerja juga. Masalah penginapan dan lainnya biar suami yang mengurus. Saya mempersiapkan baju masing-masing anak termasuk baju saya dan suami untuk dimasukkan ke dalam koper dan tas. Tak lupa bekal makanan dan minuman selama di perjalanan termasuk printilan yang harus dibawa. Dua jilid buku Sains Qur'an juga turut serta biar bisa dibacakan ke anak-anak saat mereka bosan.

Hotel Niagara Prapat


Setelah yakin semua masuk ke mobil, kami pun berangkat jam 11 siang. Harapannya bisa santai di jalan dan singgah makan siang di daerah Tebing Tinggi.

Perjalanan alhamdulillah lancar. Rasanya udah lama sekali nggak jalan ke arah Prapat dan menikmati pemandangan indah Danau Toba. Sekitar jam 5 sore kami sampai di Prapat dan alhamdulillah kamar sudah dipesan di Hotel Niagara. Anak-anak langsung seneng ngeliat tempatnya yang luas. Lapangan bermain lengkap dengan beberapa permainan juga ada dan langsung menyuguhkan pemandangan Danau Toba dari atas.







Hotel Niagara memang terletak di puncak bukit. Bukit lain yang mengelilingi Danau Toba dapat jelas terlihat. Maha Karya dari Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan penampakan alam seperti itu. Awan tebal tampak memayungi danau dan menutupi puncak bukit lainnya. MasyaAllah... indah sekali tempat ini.

Masuk ke dalam lobi hotel kami tetap harus menjalankan protokol kesehatan dengan mengecek suhu tubuh dan menggunakan hand sanitizer yang disediakan di depan pintu. Kami pun langsung check in dan menuju kamar di lantai 1 dengan menggunakan eskalator. Udah kayak mall jadinya, hehe..



Pintu kamar terbuka dan anak-anak langsung jingkrak-jingkrak karena kamarnya cukup luas dan nyaman. Ditambah lagi teras kamar yang menghadap kolam renang. Mereka makin bahagia dan minta langsung nyebur kolam. Tapi karena hari udah mulai malam, mandi di kolamnya ditunda sampai besok pagi. Udaranya aseli dingin banget dan angin bertiup cukup kencang sore itu. Bikin mager lah pokoknya.



Anak-anak langsung heboh minta mandi air hangat di bawah guyuran shower yang selalu mereka cari saat menginap di hotel. Beberapa kali jika sedang ada promo kami memang suka staycation di hotel kota Medan. Bagi anak-anak itu cukup menyenangkan walaupun cuma tidur uwel-uwelan sekamar selama satu malam, bermain di kolam renang, dan sarapan yang cukup banyak menunya.

Bahagia yang cukup sederhana namun cukup bisa meningkatkan hubungan saya dan suami sebagai orangtua dan anak-anak kami.

Kamar mandi cukup berisik dengan tiga anak yang bermain air, rebutan sabun dan shampo. Namun tak jarang mereka tertawa berbarengan karena si abang usil banget ama adek-adeknya.

Setelah mandi, anak-anak langsung mengganti baju dan makan malam dari bekal makanan yang saya bawa dari rumah. Cukup lah mengisi perut anak-anak untuk malam ini. Kami juga akan malam di resto samping kolam renang dengan tim kerja si ayah dan keluarga lainnya. Jadi tidak harus repot lagi keluar hotel dan mencari makanan. Anak-anak saya pesankan pancake yang merupakan makanan kesukaan mereka. Hmmm,, nyummy!! Mereka sampai habis dua porsi, hehe... Mungkin karena udara cukup dingin yang membuat mereka jadi lapar terus. 

Selesai makan, si ayah lanjut bekerja dengan rekan kerjanya. Kami memutuskan untuk kembali ke kamar karena hembusan angin terasa cukup menusuk membuat badan agak menggigil. Di kamar saya bisa membacakan buku untuk anak-anak dan bermain bersama mereka.

Si ayah kembali ke kamar jam setengah 1 pagi. Awalnya semua anak sudah tertidur. Namun si kakak tiba-tiba terbangun karena ingin buang air kecil dan lanjut nggak bisa tidur lagi hampir semalaman. Jadilah saya pun tak bisa tidur nyenyak karena terus digangguin bocah yang nggak sabar menunggu pagi demi main di kolam renang,, hufttt...

Pagi menjelang. Selesai sholat subuh anak-anak langsung minta keluar. Padahal masih agak gelap gaesss.. Tapi apalah daya kalo anak udah memaksa. Sekedar jalan di sekitar kolam dan memandang indahnya danau terbesar kedua di dunia itu. Fabiayyi ala irobbikuma tukadzziban. Nikmat yang sempurna saat bangun di pagi hari.

Mengingat masih terlalu pagi dan jadwal sarapan di restoran hotel belum dimulai, kami mengajak anak-anak bermain di taman sekaligus olahraga jalan tipis-tipis. Nggak ketinggalan foto-foto dong.. karena banyak spot foto yang sayang banget dilewatkan oleh mamak-mamak sok eksis kayak saya, wkwk.






Puas berfoto menemani anak main, kami lanjut sarapan ke resto hotel. Agak ngantri sih, wajar karena saat itu pengunjung juga sedang ramai. Lagi-lagi sarapan dengan menghadap danau. Wajar sih ya.. karena Danau Toba adalah ikon wisata di daerah ini. Tapi biarpun dimana-mana ngeliat danau, si danau tetap cantik aja rasanya.


Menu sarapan cukup enak dan cocok di lidah. Anak-anak makin nggak sabar untuk segera ke kolam setelah menghabiskan makanan mereka. Jadi aja momen sarapan nggak terlalu lama dan kami segera kembali ke kamar untuk bersiap-siap menceburkan diri ke kolam renang. Kirain bakal lama main airnya, eh ternyata baru 15 menit udah pada minta selesai. Airnya dingin banget kata mereka, hihi... 

Di kamar mereka mandi air hangat dan bersiap-siap untuk ke arena bermain rubah terbang alias.... flying fox :D Mamaknya juga sih yang pengen. Udah lama banget nggak main begituan. Biasa selalu jadi geng jagain tas karena dulu anak-anak masih bayi balita. Sekarang udah bisa eksis lah dikit.


Ternyata arena bermain luas banget lho. Nggak cuma flying fox, tapi ada juga arena memanah, paint ball, dan tracking yang dihubungkan dengan jembatan kayu dan tali. Ini mah mamak banget yang suka petualangan. Sangat direkomendasikan bagi yang berjiwa petualang untuk bisa menginap dan bermain di area Hotel Niagara ini.

Puas bermain, kami pun siap-siap check out mengikuti rombongan yang rencananya akan makan siang di burung goreng Siantar yang terkenal itu. Mmm,,, nyammmm... 

Ternyata walaupun judulnya mendadak liburan tanpa rencana, bisa membawa kami ke Hotel Niagara yang bagus banget dan cukup ramah buat anak-anak dan juga buat mamaknya, hehe..


Punggahan


 Assalamu'alaykum.

Udah lama banget kayaknya nggak nulis disini. Alasannya sederhana : nggak mood!

Lah, gimana sih? Katanya mau jadi penulis profesional.. katanya mau konsisten menulis, katanya katanya... jadi inget trio kwek kwek, hehe... Hah.. sudah lah. Lupakan masa lalu. Sekarang mood lagi bagus dan banyak yang pengen ditulis.

Alhamdulillah hari ini mulai masuk 1 Ramadhan. Bulan yang penuh keberkahan dan banyak ibadah yang bisa dimaksimalkan untuk investasi pahala. Saya berusaha pasang target ibadah supaya bisa evaluasi paling tidak sepuluh hari sekali. Apa aja sih target saya? Nah,,, sabar. Itu untuk tulisan selanjutnya.

Di tulisan kali ini saya ingin cerita tentang tradisi punggahan.

Udah pada tau atau bahkan pernah ikut punggahan? Biasanya kalo orang Indonesia, apalagi tinggal di daerah Jawa pasti udah tau tentang tradisi yang satu ini.

Menurut wikipedia, punggahan atau munggahan adalah tradisi masyarakat Islam suku Sunda untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan yang dilakukan di akhir bulan Sya'ban (satu atau dua hari menjelang Ramadhan). Meskipun awalnya berkembang dari suku Sunda, tradisi punggahan saat ini sudah umum dilakukan di daerah lain di Indonesia, termasuk di kota Medan tempat saya tinggal.

Munggah berasal dari bahasa Sunda yang artinya naik. Maksudnya adalah naik ke bulan suci yang lebih tinggi derajatnya. Tradisi ini biasanya dilakukan dengan berkumpul dengan saudara atau kerabat, makan bersama, dan saling bermaafan untuk menyambut bulan Ramadhan. Namun ada juga yang ditambah dengan aktivitas lain seperti mendengar ceramah agama.

Sejak kecil tradisi ini telah ada di masyarakat tempat saya tinggal. Saya yang masih kecil taunya cuma makan bersama tetangga lalu bermain sepuasnya. Sejak saya menikah dan tinggal di komplek perumahan dengan suasana masyarakat yang cukup Islami, setiap tahun kami kebagian jatah untuk membawa makanan ke acara punggahan komplek untuk dimakan bersama penghuni komplek lainnya. Sering dari kami bertukar makanan sehingga suasana punggahan terasa lebih nikmat.

Bagi masyarakat komplek yang sehari-hari bekerja, momen kumpul seperti ini adalah momen penting untuk saling mengenal dan meningkatkan kebersamaan. Alhamdulillah silaturahmi seperti ini selalu terjalin dengan baik. Saya pernah menuliskan cerita silaturahmi lebaran kami tahun lalu. Jarang-jarang masyarakat yang tinggal di kota bisa guyub antar tetangga gitu. Mudah-mudahan bisa seterusnya.

Di kantor saya juga melakukan tradisi punggahan lho. Biasanya masing-masing orang mengumpulkan sejumlah uang untuk dibelikan makanan dan dimakan bersama. Atau bisa membawa makanan dari rumah namun makannya harus berkumpul di waktu yang sama. Kalo malas menghidang, kami cukup pergi ke salah satu tempat makan bersama. Suasana kebersamaan cukup terasa walaupun dengan makanan sederhana. 

Banyak menunyaaaa...

Menu roti jala dan kari ayam

Lengkap menu utama, penutup, dan buah

Berarti kata kuncinya "makan" dan "bersama". Mangan, ngumpul! That's it!

Secara ajaran Islam memang tidak ada keharusan untuk melakukan punggahan sebelum puasa. Namun jika kita melihat ke tujuan dari punggahan itu sendiri, ya nggak ada salahnya dilakukan karena bisa jadi dengan punggahan kita bisa lebih saling mengenal tetangga dan kerabat, bisa ngobrol dan saling maaf memaafkan. Siapa tau selama ini ada tetangga yang pernah kesal ama kita karena kita parkir mobil/motor sembarangan, kucing piaraan kita bikin kotor di rumahnya, sampah kita nggak sengaja masuk ke rumahnya, dan lainnya. Namanya juga hidup bertetangga, ye kannnn....