Assalamu'alaykum sobat mamak.. Udah lama saya nggak membuat tulisan tentang siroh. Padahal sejatinya siroh itu asyik lho. Emang siroh itu apa sih?
Menurut wikipedia, siroh berasal dari bahasa arab yang artinya perincian hidup seseorang atau sejarah hidup seseorang.
Siroh seringkali dimaksudkan dengan siroh nabawiyah. Adalah ilmu yang kompeten yang mengumpulkan apa yang diterima dari fakta sejarah kehidupan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam secara komprehensif dari sifat-sifat, etika dan moral beliau.
Nah, beberapa kali saya menuliskan hasil sharing di grup komunitas Spirit Nabawiyah Community (SNC) yang saya ikuti tentang kisah sahabat-sahabat Rasulullah. Kali ini saya akan share tentang Perang Khandaq agar kita sebagai generasi muslim dapat belajar dan mengambil ibroh dari kisah yang terjadi dalam perang ini.
Perang Khandaq merupakan salah satu perang yang terkenal dalam sejarah Islam. Di mana, umat Islam menggelar strategi perang yang unik untuk mengalahkan pasukan musuh.
Peristiwa itu bermula setahun setelah Perang Uhud pada tahun ke-5 Hijriah kaum di mana kafir Quraisy menggalang kekuatan untuk menghancurkan kaum Muslimin di Madinah. Kaum kafir Quraisy berkomplot dengan Bani Sualim, Kinanah, penduduk Tihamah dan Al-Ahabisy. Mereka menggelar pertemuan di Marru Dzahraan, sekitar 40 kilometer dari Makkah, untuk melakukan serangan besar-besaran.
Rencana jahat itu terdengar oleh kaum Muslimin di Madinah. Rasulullah SAW lalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Kekuatan tentara musuh terbilang sangat besar.
Menurut Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Shahih Sirah Nabawiyah, jumlah kekuatan tentara musuh mencapai 10 ribu orang. Sementara itu, menurut Ibnu Ishaq dalam Sirah Ibnu Hisyam, jumlah tentara kaum Muslimin hanya mencapai 3.000 personel. Bahkan, Ibnu Hazm menyebut jumlah pasukan Islam hanya 900 orang.
Dalam musyawarah itu, Salman Al-Farisi menggulirkan sebuah gagasan yang cemerlang.
Ia mengusulkan agar umat Muslim menggali parit di wilayah utara kota Madinah, untuk menghubungkan antara kedua ujung Harrah Waqim dan Harrah Al-Wabrah. Daerah ini adalah satu-satunya yang terbuka di hadapan pasukan musuh.
Sedangkan sisi lainnya, bagaikan benteng yang bangunannya saling berdekatan dan dipenuhi pohon-pohon kurma, yang dikelilingi oleh perkampungan kecil yang menyulitkan unta dan pejalan kaki untuk melewatinya.
Dr Syauqi Syaqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith Nabawi, parit yang digali kaum Muslimin itu terbentang dari utara sampai selatan Madinah.
Panjang parit itu mencapai 5.544 meter, lebarnya 4,62 meter, dan kedalaman 3.234 meter, Panjang parit itu mencapai 5.000 hasta, dan lebarnya sembilan hasta. Setiap 10 orang mendapat jatah untuk menggali sekitar 40 hasta.
Usulan Salman Al-Farisi itu diterima Rasulullah SAW beserta para sahabat, mengingat jumlah pasukan tentara musuh yang begitu besar. Lalu, dimulailah proses penggalian.
Kaum Muhajirin bertanggung jawab untuk menggali dari sekitar benteng Ratij di sebelah timur sampai benteng Dzubab. Sedangkan kaum Anshar menggali mulai dari benteng Dzubab sampai Gunung Ubaid di sebelah barat. Proyek pengerjaan parit yang dilakukan secara gotong-royong itu berhasil diselesaikan selama 9-10 hari.
Tak mudah bagi kaum Muslimin menggali parit sepanjang lebih dari lima kilometer itu. Pada saat itu kondisi Kota Madinah sangat dingin. Tak hanya itu, kaum Muslim pun kekurangan bahan makanan sehingga dilanda kelaparan.
Panjang Galian Parit Perang Khandaq |
Diantara pelajaran yang menarik adalah kaum muslimin sejatinya dari dulu adalah ummat yang memiliki kemampuan agility yang sangat baik. Di era serba tak pasti saat itu dan juga saat ini, diperlukan "agility" yang luar biasa.
Apa itu Agility?
Agility adalah kelincahan, yaitu kemampuan seseorang untuk mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan sehingga ita dapat beradaptasi dan bertahan dengan segala perubahan zaman. Kelincahan ini berkaitan erat antara kecepatan dan kemampuan belajar sesuatu yang baru.
Bayangkan ya... mereka lagi musim dingin, kekurangan bahan pangan, ada 10 rb musuh yang siap menghancurkan kapan saja. Eh usulan yang datang malah usulan yang boleh dibilang "aneh". Kenapa aneh, karena belum pernah orang arab itu menggali parit buat perang. Tanah di sana juga keras dan berbatu2. Pasti sulit untuk menggalinya.
Kebayang juga kalo mereka harus menggali keliling (lingkaran atau kotak) kota Madinah. Pasti gak akan selesai-selesai itu kerjaan. Udah keburu datang duluan 10.000 pasukan musuh menerjang.
Maka, berbekal pengetahuan mereka tentang kondisi lapangan yang ada, mereka bisa menentukan prioritas mana saja lokasi yang akan digali. Mereka juga bisa menentukan berapa luas dan dalam parit yang akan digali.
Bahkan lebih dari itu, ditentukan pula Job Desk masing2. Muhajrin menggali di mana, Anshor menggali di mana. Pengelompokan dan pembagian itu pun ada maknanya tersendiri. Rasulullah SAW begitu cepat mengambil sikap dan respons atas usulan yang disampaikan oleh Salman Al Farisi ini.
Secara teori manajemen, ada yang membagi agility ini menjadi 5 jenis.
1. CHANGE AGILITY
Mampu beradaptasi dengan perubahan apapun.
2. MENTAL AGILITY
Mampu bertahan dalam kondisi apapun.
3. PEOPLE AGILITY
Mampu kerjasama dengan siapapun.
4. LEARNING AGILITY
Mampu memahami dan mempelajari hal baru dengan cepat.
5. RESULT AGILITY
Mampu tetap berprestasi dalam kondisi apapun.
Kalo kita membaca ulang potongan kisah dari kisah perisapan perang Khandaq ini, semua jenis agility itu ada pada diri Rasulullah SAW dan ummat islam saat itu. Mereka udah praktekin duluan dan udah memberi contoh nyata dalam kehidupan.
Gimana dengan kondisi kita saat ini?
Situasi lagi sulit kaaan..... Pandemi bisa jadi masih cukup lama ada di sekitar kita. Sudah kah kita menyiapkan sikap agility ini?
No comments
Post a Comment