Siapa yang tiap hari bisa buka ponsel seharian sampai lupa waktu? Segala hal dilihat ataupun dibaca. Apakah itu sekedar informasi receh yang bisa buat ketawa, ngobrol dengan temen di sosial media atau mengikuti berita yang lagi berkembang agar nggak kudet alias kurang update. Saya salah satunya, eh.. :D
Data wearesocial pada bulan Januari 2017 mengungkapkan bahwa
orang Indonesia dapat menatap layar ponsel atau gadget lainnya selama kurang
lebih 9 jam sehari. Indonesia juga menjadi negara pengonsumsi smartphone keenam
terbesar di dunia. Dapat dibayangkan betapa ketergantungannya masyarakat pada
teknologi ini.
Ironinya, data UNESCO malah menunjukkan fakta yang
menyedihkan. Indonesia berada di urutan kedua dunia terbawah soal literasi.
Artinya minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Yaitu hanya 0,001%. Dari
1000 orang masyarakat Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Hal yang
sama juga dibuktikan oleh riset lainnya dimana Indonesia menduduki peringkat
ke-60 dari 61 negara soal minat baca.
Duh! Jadi buka smartphone pada ngapain aja???
Perkembangan
Teknologi Informasi
Tidak dapat dipungkiri saat ini perkembangan teknologi telah
membantu banyak orang untuk memperoleh informasi dengan cepat dan dari berbagai
sumber secara digital. Kemudahan dalam memanfaatkan teknologi juga memungkinkan
seseorang untuk menyebarkan informasi melalui berbagai media termasuk media
sosial.
Penggunaan ponsel pintar di berbagai jenjang usia
menyuguhkan informasi apapun tanpa filter pembatas. Hal ini menuntut para
pengguna untuk lebih bijak dalam menyaring informasi yang ada sesuai kebutuhan.
Beberapa tahun belakangan kita sering mendengar istilah
hoaks di berbagai media. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks
adalah berita bohong atau tidak bersumber. Ternyata hoaks ini sudah ada dari
dulu lho. Sejak zaman Johannes Gutenberg menciptakan mesin cetak pada tahun
1439. Lebih parahnya lagi saat itu lebih sulit mencari tahu kebenaran dari
berita yang beredar.
Jadi memang harus lebih bijak dalam menerima dan mengelola
informasi agar kita tidak termasuk menjadi korban apalagi salah satu penyebar
hoaks dalam bentuk apapun, termasuk hoaks secara digital dari ponsel yang kita
miliki. Disinilah pentingnya literasi digital yang baik bagi setiap orang.
Pengertian Literasi
Digital
Dilansir dari halaman wikipedia, literasi yang dalam bahasa
Latin disebut literatus memiliki arti
“orang yang belajar”. Menurut National Institute for Literacy, yang dimaksud
dengan literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara,
menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam
pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pengertian literasi
tidak hanya sekedar aktivitas membaca dan menulis saja. Namun lebih jauh hingga
seseorang dapat memahami dan menggunakan informasi yang diperoleh sesuai dengan
bidang dan tujuan masing-masing.
Literasi pun akhirnya semakin berkembang. Konsep literasi
dasar yang digunakan oleh Kementrian Pendidikan dalam gerakan literasi nasional
dibagi menjadi enam jenis, yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi,
literasi sains, literasi finansial, literasi digital dan literasi budaya dan
kewargaan. Hayo siapa yang belum tau maksudnya bisa coba cari sendiri ya.
Era revolusi industri 4.0 menghadapkan literasi pada penyesuaian teknologi digital. Muncullah istilah literasi digital.
Paul Gilster dalam bukunya Digital Literacy (1997) mengartikan literasi digital sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer.
Literasi digital menuntut kemampuan menggunakan media digital sebagai alat komunikasi yang saling terkoneksi untuk mendapatkan, mengevaluasi dan memanfaatkan informasi secara bijak, cerdas dan tepat sasaran. Pada akhirnya penyebaran hoaks diharapkan dapat minimal dengan melakukan evaluasi informasi dengan kecakapan literasi digital.
Peran Blogger dalam
Literasi Digital
Blogger membuahkan karya melalui tulisan yang dituangkan
dalam blog yang dapat diakses semua orang. Profesi ini semakin berkembang di
masyarakat yang suka menulis namun bukan berprofesi sebagai jurnalis. Bahkan
saat banyak profesi terdampak negatif karena pandemi covid-19, blogger menjadi
profesi sampingan yang cukup dapat menghasilkan uang.
Lalu apa peran blogger dalam literasi digital?
Pertama, sosialisasi konten positif dan penulisan yang baik
Menjadi blogger memerlukan ide-ide untuk menghasilkan tulisan
atau konten yang bagus. Konten bagus ini tentunya harus bersifat positif
sehingga informasi yang ditulis dapat bermanfaat bagi para pembaca. Konten
positif juga dapat menjadi penyeimbang konten negatif yang muncul dari berbagai
sumber.
Tulisan yang dibuat juga harus sesuai dengan tata bahasa
Indonesia dan penulisan yang baik. Jadi menulis memang tidak boleh sembarangan
agar mudah dipahami pembaca. Mbak Gemaulani menjelaskan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam Menulis dan Editing saat saya mengikuti materi pertama kelas
Growth Blogger 2 semalam.
Kedua, menumbuhkan minat baca masyarakat
Seorang blogger harus banyak membaca. Itu syarat wajib.
Karena dengan membaca akan banyak kosakata baru yang muncul dan dapat dijadikan
tulisan di blog. Tulisan yang menarik dari seorang blogger dapat membuat orang
penasaran. Sehingga banyak yang tertarik untuk membaca dan minat baca
masyarakat secara umum dapat meningkat.
Ketiga, meminimalisir hoax
Hoaks masih menjadi momok yang nyata dalam dunia maya maupun dunia nyata. Apalagi
ditunjang dengan teknologi yang semakin banyak digunakan masyarakat. Melalui
tulisan, seorang blogger dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan
benar. Biasanya sebelum menulis blogger akan bertabayun terlebih dahulu dengan banyak membaca
atau konfirmasi langsung dengan pihak terkait. Sehingga para pembaca semakin paham
mana informasi yang benar dan mana informasi yang bohong.
Mengapa Literasi
Digital Perlu Digaungkan?
Kecakapan literasi menjadi hal yang sangat penting saat ini.
Keseharian kita sudah disuguhi berbagai informasi yang harus dievaluasi kebenaran
data dan pengaruh yang dapat diberikan oleh informasi tersebut. Literasi
digital berbasis teknologi yang banyak digunakan harus dapat dipahami tidak
hanya sebagai aktivitas membaca atau menulis saja, namun juga memahami serta
dapat meyakini kebenaran informasi yang ada di dunia maya.
Setiap orang harus dapat bertanggung jawab atas informasi yang disebar. Sekilas tampak sederhana, namun dengan menyaring terlebih dahulu dapat mencegah aliran informasi hoaks dan negatif yang tidak jelas sumber dan kebenarannya agar tidak semakin berkembang di masyarakat. Sayangnya hingga saat ini informasi dari berbagai sosial media lebih sering langsung diterima dan dengan mudahnya disebarkan ke orang lain. Sehingga sangat penting untuk menggaungkan kembali pemahaman untuk menelaah dan mencerna informasi terlebih dahulu sebelum memutuskan tindakan yang harus dilakukan terhadap informasi tersebut.
Ke depan diharapkan teknologi digital dapat menjadi media literasi yang lebih kreatif dan mengembangkan hal-hal positif yang bermanfaat bagi para penggunanya.
Kesimpulan
Literasi digital sangat penting untuk dipahami oleh setiap orang di era industri 4.0 sekarang ini. Penggunaan teknologi sebagai alat komunikasi dan sebagai sumber informasi memerlukan filter agar tidak salah menerima informasi apalagi ikut menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya. Dalam hal ini blogger juga memiliki peran penting dalam menggaungkan literasi digital agar lebih dipahami masyarakat.
benar sekali mbak, dgn memiliki literasi digital kita bisa lebih cerdas menyikapi beragam informasi yg ada di internet
ReplyDeleteBetul banget ya, hoax itu yang selalu bikin serem, apalagi langsung ditulis tanpa bertabayun ya.
ReplyDeleteKalau saya, liat berita apapun, hal utama yang sering saya lakukan, adalah mencari berita induk, dengan mencari tahu langsung dari sumbernya.
Literasi digital sangat diperlukan di masa sekarang :)
Yappp, Masih banyak yang perlu dipelajari mengenai literasi digital.
ReplyDeletePara ortu juga harus berperan aktif untuk mendidik anak, termasuk dalam hal literasi digital
Semangattt buat kita semuaaa!
Setuju Mom. Jaman serba digital menuntut setiap orang untuk melek teknologi sekaligus aware dengan bahaya yang mengikutinya. Dan aku rasa literasi digital ini penting banget dikampanyekan supaya masyarakat ini gak jadi penyebar hoaks
ReplyDeleteSebagai seorang blogger, mengenal, mempelajari dan mensosialisasikan tentang liyerasi digital menjadi agenda penting. Karena kesadaran akan pentingnya literasi digital harus digaungkan pada masyarakat luas.
ReplyDeleteBetul apapun yg kita lakukan di dunia maya pasti membawa dampak dan konsekwensi yg tidak sederhana. Saatnya bijak dalam berliterasi ya mbak
ReplyDeletesetuju, saya bersyukur jadi blogger sehingga mampu memilah dan memilih
ReplyDeleteMembuat caption media sosial juga jadi lebih mudah
Jauh banget dengan mereka yang ngga menguasai literasi digital
Banyak ya peran yang bisa dilakukan oleh blogger selaku pejuang literasi digital untuk membantu menyebar konten positif dan menyaring hoax. Semangat.
ReplyDeleteCara paling sederhana adalah mulai dari diri sendiri, kalau mau nulis dan share apapun dikaji kembali ya mbak untuk meminimalisir hoaks. Ga mudah tentunya dengan tingkat literasi digital yang masih rendah tapi itu langkah nyata
ReplyDeleteLiterasi gak cuman tentang membaca. Tapi juga mengolah informasi dan bahkan menyampaikan dengan baik dan benar. Kadang kaum muda melewatkan itu. Padahal tidak semua informasi yang didapat dari akses digital adalah kabar benar. Itulah pentingnya literasi. Dan blogger adalah salah penggiat literasi.
ReplyDeletesebagai blogger kita bisa turut serta menggaungkan literasi digital dengan tidak menyebarkan informasi hoax. Informasi yang sangat meresahkan dan dapat menghasut yang membaca.
ReplyDeleteSetuju banget dengan adanya literati digital kita bisa membaca tanpa repot membawa buku
ReplyDeleteSetuju sekali terhadap fungsi peningkatan literasi digital adalah untuk meminimalisir hoax dan penyebarannya. Bila masing-masing individu sadar akan bahaya hoax dan meningkatkan diri dalam membaca dan berliterasi maka hoax akan tertanggulangi dengan sendirinya
ReplyDeleteWaduh, sedih juga ya Mak.. terbesar dalam penggunaaan smartphone tapi terkecil dalam literasi, suka menyebar hoax, dan tidak bisa menyaring informasi dengan baik.
ReplyDeleteMemang untuk menjadi generasi pegiat literasi gak bisa secepat kilat, butuh satu generasi yang dididik agar cinta baca dan melek literasi. Salah satunya dengan didikan yang diawali dari rumah.
scroll scroll tau-tau sudah sejam. hoax ini emang paling cepat nyebar di masa begini, apalagi di grup keluarga kak. semoga dgn makin banyaknya blogger, makin tergerus ya info-info yang masih menyimpang saat ini.
ReplyDeleteBener banget nih, sebagai blogger kita harus melek literasi digital agar bisa memberikan informasi yang benar sesuai fakta di lapangan dan minimalisir hoaks :)
ReplyDeleteBijak bermedia ya kan.. semoga Kita bisa terus jadi orang melek literasi ya...
ReplyDeleteSemangat Dev,, membudayakan literasi digital termasuk salah satu kegiatan n positif yg bisa menyelamatkan bangsa.
ReplyDeleteya, jadi PR terutama untuk kita yang orang tua, bagaimana menumbuhkan minat baca buku anak sementara mereka dikepung secara digital?
ReplyDeleteBener banget tuh kak. Jadi PR banget nih memberantas HOAX. Nah, salah satu tugas kita yang sudah melek literassi terutama literasi digital untuk tahan diri untuk gak asal ngeshare info yang belum dipastikan kebenarannya.
ReplyDeletesemoga warga indonesia, lebih banyak pengetahuan soal literasi digital. Krn semakin qt mendapatkn pengetahuan semakin qt susah utk dibodohi
ReplyDeletebetul banget mom... makasih infonya yah...
ReplyDeleteKurang paham juga memang standar menulis di blog gini, tapi saran aja untuk penulisan sumber data/tulisan bisa dimasukin di footnote nya. Ini penting guna membiasakan diri dalam penulisan ilmiah, keabsahan data, penghargaan terhadap pemberi data, dan paling penting juga menghindari hoaks.
ReplyDeleteUntuk isi, mungkin perlu juga diinformasikan data dalam skala yang lebih besar, dimana masyarakat yang lebih dekat dengan dunia literasi akan berkorelasi positif dengan kemajuan bangsanya.
Sori, jadi kayak dosen yaks....hehehe
Terima kasih ilmunya, literasi digital memang sangat dibutuhkan di era saat ini, apalagi sekarang semua serba digital, entah itu belanja dan sekolah
ReplyDeleteBener banget ini harus stop hoax daru info-info yang belun tentu benar, disaring dulu infonya, kalau fakta dan penting ya monggo di share, kalo hoax stop di kita aka infonya ya
ReplyDeleteJadi blogger, apalagi emak blogger itu tanggung jawab literasinya juga besar. Kita gak cuma perlu meliterasi pembaca dan masyarakat luas, tapi juga anak dan keluarga kita sendiri.
ReplyDeleteEmang yg namanya hoax itu yaa :" Apalagi kalau sengaja dibuat untuk menyudutkan komunitas atau apalah.
ReplyDeleteHarus melek bgt sama teknologi dan juga literasi digital, apalagi seorang blogger
Literasi digital jelas penting banget yaaa apalagi di Indonesia masih pada doyan banget mengkonsumsi hoaks yang ditelan mentah-mentah, geram aku tuh
ReplyDeleteMenatap ponselnya hampir tiap jam. Tapi tidak menjamin dia paham gimana komunikasi yang baik dan literasi digital itu gimana. Makanya indonesia masuk urutan miris nih mbak. Jadi penting ya ningkatin literasi digital saat ini
ReplyDeleteBetul sekali. Tanggung jawab besar buat blogger atau siapapun yang bekerja dengan konten di dunia digital untuk ikut mengampanyekan literasi digital. Cos literasi digital di negera kita masih sangat memprihatinkan, perlu dukungan besar dari para content creator.
ReplyDeleteSetujuh Mba, sebagai blogger selain pandai menulis wajib juga paham lliterasi digital agar bisa menyebarkan berita yang baik ya. Dan bisa jadi panutan pembaca bagaimana bermedia sosial yang baik.
ReplyDeleteIroninya, data UNESCO malah menunjukkan fakta yang menyedihkan. Indonesia berada di urutan kedua dunia terbawah soal literasi. Artinya minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Yaitu hanya 0,001%. Dari 1000 orang masyarakat Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Hal yang sama juga dibuktikan oleh riset lainnya dimana Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca.
ReplyDeleteSedih loh saya baca statement di atas. Tapi memang pada kenyataannya banyak orang Indonesia yang malas bahkan malas banget membaca. Bahkan untuk caption singkat di IG sekalipun.
Jadi ingat mahasiswa saya. Hampir sebagian besar asal copas artikel atau informasi yang didapat secara on-line. Itu pun abal-abal dan tanpa disaring dahulu. Padahal jika jeli membaca, sumber informasi seperti itu tidak layak untuk sebuah karya ilmiah.
Banyak PR kita di dunia literasi digital ini ya Mbak. Masih panjang jalan tanggungjawab para blogger, sebagai salah satu pilar berjalannya literasi digital yang berkualitas.
Nah, iya nih. Literasi digital itu tantangan banget buat saya. Masa iya, satu harian natap layar persegi. Eh, enggak ada yang didapat selain menguras kuota. Weleh. Alhamdulillah, saat ini baru sadar. Yah, palingan saya ngebuat jadwal dan batas-batas apa saja apa saja yang bisa dibuka dalam literasi digital ini. Supaya tidak kebablasan.
ReplyDeleteLiterasi digital tuh penting banget supaya ngga kemakan clickbait doang dan baca keseluruhan isi dari tulisannya, bisa pilah-pilah informasi mana yg bener dan sumbernya juga harus kredibel.
ReplyDeleteiya, aku gak mau jadi blogger yang malu2in
ReplyDeleteblogger tuh tingkat literasinya tinggi
kan malu, kalau nyebarin hoax, terus yang diincer "ih padahal kan dia blogger, kok bisa sih kemakan hoax?"
Mudahnya akses digital masa kini sebisa mungkin untuk lebih bijak ya, dan baca dulu sebelum share
ReplyDeleteYup! Sebagai pengguna internet sekaligus blogger kiita memang harus banget menggaungkan apa itu literasi digital dan sepenting apa. dengn begitu orang akan makin aware dan lingkungan sosial media kita juga positif
ReplyDeleteSebagai Blogger, hingga saat ini saya juga terus berusaha untuk terus meningkatkan literasi digital agar semakin baik dan memberikan informasi yang menarik, berguna serta valid.
ReplyDeleteSaat ini literasi digital memang harus lebih ditingkatkan, mengingat gempuran social media dan berbagai berita-berita online yang harus lebih dicari tau lagi kebenarannya.
Blogger berperan sekali ya dalam meningkatan literasi baik literasi secara umum maupun literasi digital ya. Ah, jadi semakin bersemangat menulis blog
ReplyDeleteMemang beginilah kondisi real masyarakat Indonesia pada umumnya, aktif nulis di medsos tapi untuk membaca masih sangat kurang. Jadi deh hoax banyak tersebar
ReplyDeleteMiris dengan tingkat literasi Indonesia. Padahal bkn krn kita yg kurang membaca,tp kebanyakan yg nggak mau memahami isi bacaan. Makanya juga bnyk hoax yg mudah tersebar. Semoga literasi digital bisa trs digaungkan ya mbak
ReplyDeleteNah iya setuju banget, meminimalisir hoax. Apalagi kalau udah terlanjur ke-share di banyak grup-grup, pentingnya membaca ya Kak
ReplyDelete