Udah sepuluh bulan virus covid-19 menjadi pandemi di berbagai belahan bumi. Tak terkecuali Indonesia yang berdampak pada banyak aspek kehidupan masyarakat. Tak terhitung banyaknya perusahaan yang merugi, karyawan di PHK hingga banyaknya kematian yang diduga disebabkan oleh virus ini.
Saya pribadi memandang covid-19 pada akhirnya akan menjadi seperti flu biasa. Kalau di awal pandemi banyak orang yang membayangkan virus ini akan menyebabkan kematian dengan cara tragis seperti di film The Flu produksi Korea Selatan, sekarang banyak yang menganggap virus ini seperti virus flu pada umumnya.
Saya pernah mendengar bahwa awal mula munculnya penyakit munmen alias muntah mencret yang banyak menyebabkan kematian. Semua orang juga merasakan ketakutan akan terinfeksi. Sama dengan awal munculnya pandemi virus covid-19 di awal 2020 lalu.
Namun sekarang kalau mendengar ada yang sakit munmen, reaksinya cuma "oohh.. munmen. InsyaAllah sembuh kok."
Dengan banyaknya orang di sekitar saya yang pernah terinfeksi covid-19, reaksi saya saat mendengarnya saat ini juga nggak kaget-kaget banget kayak dulu. Setiap orang tidak dapat menghindari paparan virus ini lagi. Pada akhirnya setiap kita hanya menunggu giliran saat imun tubuh lemah dan si virus masuk ke tubuh kita.
Tak peduli seberapa ketat kita menjaga protokol kesehatan, menggunakan masker, sering cuci tangan ataupun selalu di rumah aja dan menghindari kerumunan. Virus ini sudah ada dimana-mana, cepat atau lambat akan datang menghampiri kita dari orang-orang di sekitar.
Jadi inget teori herd immunity yang pernah saya baca. Virus nggak bisa dihindari lagi, hanya yang kuat imunnya yang dapat bertahan dengan virus yang menginfeksi tubuh mereka. Dengan atau tanpa gejala.
Saya saat ini menjadi covid survivor. Menghitung hari sejak gejala awal demam dan seluruh punggung serasa digebukin orang sekampung. Tubuh sering cepat capek, sempat tidak bisa mencium bau apapun dan nggak bisa nafas panjang.
Awal demam di dua hari pertama saya pikir kena flu biasa karena anak tetangga juga pada sakit. Perubahan cuaca di bulan Desember yang sering hujan wajar membuat banyak orang kena flu dan demam.
Sakit punggung yang saya kira masuk angin namun tak kunjung hilang walaupun sudah dipijat tiap hari, pun tak membuat saya curiga terinfeksi covid-19. Hingga akhirnya di hari kelima setelah demam, saya menyadari indra penciuman saya hilang. Bau lotion dan minyak kayu putih sama sekali tak terasa walaupun sudah saya oleskan berkali-kali hingga hidung saya lecet.
Esoknya saya langsung disarankan dokter untuk tes swab PCR. Dan hasilnyaaaaaaa positif. Apa yang saya rasakan kala itu? Pengen ketawa aja. Akhirnya kena juga.
Saya langsung isolasi di kamar sendiri. Kalo keluar kamar selalu memakai masker. Jarak dengan anak diusahain selalu dijaga. Walaupun pada kenyataannya anak selalu datang ke mamaknya, hix..
Saat ini sudah hari ke 13 sejak gejala awal. Dari yang pernah saya baca virus dalam tubuh saya udah nggak bisa lagi menular ke orang lain di sekitar saya. Kondisi saya pun pelan-pelan mulai normal. Indra penciuman sudah berfungsi kembali walaupun belum 100%.
Banyak yang nanya, anak-anak saya gimana? Nggak ketularan kah?
Kalau dari teori sih seharusnya udah jelas terpapar si virus. Namun sejak saya dipastikan terinfeksi covid-19, saya membekali orang serumah dengan vitamin dan madu untuk menjaga daya tahan tubuh mereka. Virus hanya bisa dilawan dengan imun tubuh yang baik. Selain isolasi, menjaga jarak dan berdoa, hanya itu yang memungkinkan untuk saya lakukan.
Berikut tips yang bisa saya berikan jika tiba giliran covid-19 menyapa kita.
1. Tetap tenang
Banyak orang yang masih kaget dan stress jika didiagnosa terinfeksi covid-19. Wajar saja kalau kaget, apalagi merasa sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Tapi kagetnya jangan kelamaan. Kondisi ini harus diterima. Anggap saja sebagai cobaan untuk meningkatkan keimanan pada Tuhan. Hadapi penyakit ini dengan tenang maka semua akan lebih mudah dalam proses menuju kesembuhan.
2. Tingkatkan imun
Virus hanya dapat dilawan dengan imunitas atau kekebalan tubuh yang baik. Konsumsi makanan dan minuman bernutrisi tinggi, vitamin tambahan, jamu atau herbal, berjemur dan istirahat adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan imun tubuh dalam melawan virus yang masuk ke tubuh. Selain itu pikiran positif dan hati yang bahagia juga menjadi kunci utama baiknya imunitas seseorang.
3. Isolasi
Hingga saat ini sifat virus covid-19 yang diteliti masih berubah-ubah. Salah satunya mudah menular walaupun dari orang tanpa gejala. Dengan melakukan isolasi dan menjaga jarak, orang terinfeksi virus ini tidak dapat menularkan virus tersebut ke orang lain. Nggak mau dong kalau ternyata kita jadi buat orang sakit juga.. Jika mengalami gejala yang harus ditangani secara medis, isolasi di rumah sakit menjadi pilihan bijak hingga minimal 14 hari setelah gejala muncul.
4. Berdoa
Sakit adalah penggugur dosa sekaligus sebagai cobaan agar dapat menambah keimanan pada Tuhan. Yakinlah bahwa penyakit yang diberikan Tuhan karena sayangnya Tuhan pada kita dan Ia ingin kita lebih mendekatkan diri padaNya. Berdoa adalah cara yang dapat membuat kita lebih tenang dalam menghadapi penyakit yang ada.
Tenang... Cuma 14 hari kok insyaAllah. Dari gejala awal terinfeksi hingga sembuh. Memang sampai ada yang berkali-kali swab masih tetap positif. Namun dari penjelasan beberapa dokter, selama kondisi klinis/fisik pasien sudah baik tanpa gejala lagi, hasil positif dari tes swab kemungkinan berasal dari sisa-sisa mayat di virus yang masih terdeteksi alat swab tersebut.
Sekarang badan saya udah jauh mendingan. Masih agak sakit tapi cuma kayak digebukin satu dua orang aja. Nggak sampe sekampung lagi lah. Mudah-mudahan hasil tes swab beberapa hari lagi juga negatif sehingga saya bisa melanjutkan aktivitas saya sehari-hari dengan normal kembali.
Eh satu lagi. Walaupun udah pernah sembuh dari covid-19, kita tetap harus menerapkan protokol kesehatan ya. Jangan sampai kelalaian kita menjadi petaka buat orang lain.
Tetap sehat, semangat dan bahagia semuanyaaaa.💞💞
Tuh kan aku ngeri deh mb sekarang ini udah sembuh dan ga ada gejala ternyata karena virus yang di dalam itu katanya udah mati namun masih ada, kok bisa ya mb. Soalnya temenku kejadiannya sama persis seperti itu, kondisinya sehat banget ternyata imunnya katanya yang bagus sampai di tes positif tapi fix sehat banget.
ReplyDeleteAda dokter yang bilang kalo yang terdeteksi alat swab adalah potongan tubuh virus yang masih Ada di tubuh pasien mbak. Wallahu'alam sih ya. Karena sampe sekarang juga masih terus diteliti soal covid 19 ini. Gejala tiap orang bisa beda-beda
DeleteMasya Allah Mak.. insya Allah kita semua kuat menghadapi pandemi ini.
ReplyDeleteaku turut berdoa agar Emak sekeluarga tidak ada lagi yang kena covid 19. By the way, tau nggak kira-kira dapatnya dari mana mak?
Sekarang dimana2 udah ada virus itu mak. Jadi susah juga tracing kenanya darimana. Yang penting kita harus jaga imun supaya tetap kuat walaupun virus itu dateng ke kita. Karena memang saya kena nya pas kondisi badan lagi capek2nya.
DeleteAlhamdulillah sudah sembuh ya mba devi.
ReplyDeleteSaya kalo ditanya soaln'terpapar covid 19', mungkin ya deg degan juga, dan lemes di awal.
Bis tu, yahh sudahlahh...
Dan lakukan semua yg mba devi tulis di atas.
Get well soon ya mba..
Makasi kak Vivi....
Deletehuhu bisa begitu juga ya mba, semua tinggal menunggu giliran :(, atau bahkan mungkin kita carrier OTG who knows :(, wajib banget kita kerjasama buat jaga 4M, termasuk menghindari kerumunan, semoga pandemi segera melandai ya dan kita bisa hidup berdampingan lagi, aku kangen bersosialisasi sama temen2 huhu
ReplyDeleteSemoga dengan adanya vaksin nanti bisa menjaga tubuh semua orang dari efek negatif jika terkena virus mbak. Udah susah dihindari sih emang, tapi tetap Kita harus menjaga semaksimal mungkin supaya nggak terinfeksi.
DeleteMbak Devi, semoga saat ini kondisinya sudah pulih kembali ya..Semoga sehat seterusnya. Demikian juga keluarga sehat selalu
ReplyDeleteTerima kasih sudah berbagi cerita dan tips, bermanfaat banget ini...bisa menimpa tinggal menunggu giliran saja memang ya..hiks
Semangat ya Mbak...!!
Makasi mbak Dian. Semoga kita semua sehat selalu yaaa
DeleteKadang merasa percaya dan tidak percaya apakah virus ini benar-benar ada, tapi melihat orang2 terdekat disekeliling kita ternyata positif, jadi membuka mata kalau ini nyata adanya. Kita tidak tahu virus ini datangnya dari siapa dari mana yah mba, semoga segera pulih dan sehat kembali yah mba,tetap semangat 😊
ReplyDeleteVirus itu makhluk hidup juga mbak. Jadi memang harus percaya sih kalo ada. Yang penting tetap jaga imun biar nggak terinfeksi.
DeleteMasya Allah mak, ternyata survivor covid. Alhamdulillah sudah sembuh dan bisa kembali beraktivitas. Terima kasih tips topnya mbak.
ReplyDeleteSemoga bermanfaat mbak..
Deletesperti sya kalo udah kena covid-19 saat hilang indera pengecap dan penciuman yaa biasa aja jangan panik, karena saat di rapid test non-reaktfi, terus 2 minggu kemudian sembuh normal lagi. Intinya olahrga pagi dan banyak konsumsi vitamin C
ReplyDeleteIya mas. Rapid dan swab tes cuma alat, intinya kalo udah Ada gejala harus makin semangat menjaga daya tahan supaya nggak kalah ama si virus.
DeleteTerima kasih tipsnya Mba. Aku sendiri akhir2 ini pun kepikiran dengan teoti herd imun itu. Syafakillah syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba'dahu saqaman Semoga Allah menyembuhkanmu secepatnya, dengan kesembuhan yang tiada sakit selepasnya. Aamiin aamiin allahumma aamiin 🙏🏻 ya Mba.
ReplyDeleteHuhu... Bener adanya teori itu mbak. Makasi doanya.
DeleteTenang itu imun yang sangat penting ya.
ReplyDeleteMasih banyak orang yang tidak percaya ada virus ini, apalagi kalau orang serumah sehat semua kecuali 1 orang kayak gini.
Saudaraku juga meski ibunya sudah di RS 2 bulan (karena orangnya emosional), ga percaya kalau beneran kena. Masih denial, baik anak maupun ibunya.
Harus makin banyak orang yang menulis hal semacam ini dari kisah pribadi.
Lebih ke supaya orang2 nggak takut banget sampe drop gitu kalo kena virus ini mbak. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk motivasi para pembaca.
Delete