Kemarin saya ada baca status salah seorang teman di media sosial yang nulis gini :
Siapa disini yang hobi ngumpulin meme atau quote nasehat tapi gak pernah dipraktekkan? Haha..
Berhentilah wahai kisanak.. mubadzir dan percuma! Ngabisin memori hape ajah.
Saya setuju dengan kalimat tersebut. Mending memori hape dipenuhi ama foto kita yang ala-ala hartesss, ya kan? hehe...
Lalu, kenapa saya agak tergelitik? Baper yaaaaaaa???? haha...
Udah 3 bulan ini saya berkomitmen ingin menjadikan media sosial saya lebih bermanfaat. Nggak muluk-muluk harus untuk orang lain. Minimal sebagai pengingat diri saya sendiri. Saya mengikuti komunitas Spirit Nabawiyah Community (SNC : baca esensi) yang pada awalnya adalah komunitas yang dihuni oleh mamak-mamak pejuang siroh. Namun disini anggotanya juga mendapat banyak ilmu tentang pengasuhan, agama Islam, dan membuat kami para anggota belajar dan didorong untuk ikut menyebarkan siroh nabi dan sahabat melalui buku-buku yang dijual.
Nah, ilmu agama dan pengasuhan yang saya dapat setiap hari dari grup whatsapp (wag) komunitas lah yang saya share kembali ke media sosial saya. Target utama nya adalah SAYA SENDIRI.
Ngebayanginnya sih kalau saya ingin berghibah ria di medsos atau komen negatif ke postingan orang lain, trus karena teringat pernah status nasihat agar menahan jari-jari untuk yang nggak penting, saya jadi mengurungkan niat saya itu.
So sweet banget kan bisa diingetin ama diri sendiri,, wkwk..
Nggak juga setelah merasa tergelitik saya langsung panas dan berapi-api dengan status teman tersebut. Justru saya bersyukur karena sudah diingatkan. Itu salah satu bentuk kasih sayang Allah melalui seorang teman agar hati saya tidak melenceng dari niat utama, yaitu mengingatkan diri sendiri ke kebaikan.
Dengan membuat status bijak atau nasihat, seseorang belum tentu bijak. Bisa jadi ya... bisa jadi...
1. Sedang belajar
Dalam proses belajar terkadang lebih cepat diserap dengan cara menuliskan kembali. Saat menulis kembali, otomatis kita harus membaca terlebih dahulu. Saat menulis kembali itu pun kadang kita bisa menambahkan kondisi yang dihadapi sekaligus menyelipkan doa agar bisa istiqomah dalam kebaikan sesuai nasihat atau status bijak tersebut.
2. Menasihati Diri Sendiri
Status bijak yang dibuat bisa jadi sebenernya bukan untuk orang lain. Tapi untuk diri sendiri. Ada orang yang lebih nyaman dinasihati langsung secara verbal, tapi ada juga yang lebih suka dinasihati melalui tulisan. Status bijak bisa menjadi media yang efektif bagi sebagian orang untuk menasihati diri sendiri.
3. Alarm Pribadi
Membuat status nasihat juga sering dlakukan saat sedang berada dalam posisi galau memilih antara hal baik atau buruk. Jadi sebelum mengambil suatu keputusan atau tindakan, seseorang mengingatkan diri sendiri dengan nasihat yang pernah dibaca atau bahkan pernah dibagikan. Status nasihat itu ibarat alarm pribadi untuk mengingatkan kembali agar tidak ragu memilih hal baik.
4. Pemberi Semangat
Dalam hidup ada kalanya seseorang menghadapi situasi yang membuat sedih, kesal, dan demotivasi. Pengen curhat ke orang lain rasanya kurang nyaman. Sebenarnya sih bisa curhat ke Allah melalui ibadah wajib dan sunnah. Tapi namanya manusia suka merasa kurang puas karena butuh petunjuk yang lebih bisa menggugah hati. Bisa jadi semangat bangkit kembali melalui nasihat atau kalimat bijak yang tiba-tiba dibaca. Hati pun menjadi lebih lega dan ingin membagikan aura positif dari kalimat penyemangat tersebut melalui media sosial.
Banyak alasan lain yang mendorong seseorang membuat postingan status bijak atau nasihat. Selama masih positif ya ambil positifnya aja. No baper baper club, tiap orang bebas berekspresi kan.
Lalu gimana kalo ada orang yang sharing status bijak dan menurut penilaian kita orang tersebut bertolak belakang dari apa yang dia sharing-kan? Tiga hal berikut mungkin bisa dilakukan.
1. Ingatkan
Bisa melalui komentar dengan kata-kata baik.
2. Doakan
Komentar baik atau cukup meng-AMIN-kan sebagai bentuk doa agar doi dapat hidayah dan bisa mempraktekkan nasihat yang doi sering bagikan.
3. Biarkan
Ya udah biarin aja. Itu kan media sosial dia. Mau dia jungkir balik buat status baik atau jelek ya tanggung jawab dia. Ibarat rumah, itu rumah pribadinya. Capek juga kita mikirin orang trus ujungnya ghibah dan jadi dosa ke kita sendiri. Kalo perlu nggak usah lihat lagi statusnya atau un-friend sekalian selama-lamanya, wkwk.. Ya nggak??
Nah,,, jadi kalo ada yang suka sharing status bijak, belum tentu orang itu juga bijak. Ambil positifnya aja. Sama dengan teman yang awalnya buat saya tergelitik. Setidaknya mengingatkan saya pribadi kalau saya sendiri belum bijak jadi harus makin banyak pasang status bijak,, haha...
Beruntung kalo ada yang jadi berubah baik juga dengan nasihat yang saya bagikan. Lumayan kan dapat cipratan pahala biarpun sedikit.
Saya juga terkadang membuat tulisan bijak karena pernah mengalami hal tidak baik sebelumnya. Terkadang juga sebagai pengingat diri dari hal-hAl yang tidak baik. Salam kenal mbak
ReplyDeleteSalam kenal mbak Elin. Samaan mbak, lebih ke nasihat ke diri sendiri juga :)
Deletebener banget kak, biasa aku setiap pagi kirim quotes penyemangat atau humor ke grup WA agar mencairkan suasana sekaligus menghibur diri sendiri :D
ReplyDelete