Diagnosa GERD dan Perubahan Pola Hidup


Sejak menikah, rasanya saya jadi orang yang paling malas berolahraga. Alasannya olahraga saya sehari-hari ya mengerjakan pekerjaan rumah. Dengan menyapu, mengepel, mencuci dan memasak aja keringat saya udah lumayan keluar. Nggak perlu lah ditambah olahraga lain lagi. Toh badan saya tergolong masih "langsing" dibanding dengan emak-emak lain.

Sombong kamuh makkkk!!!

Diagnosa GERD

Pola makan saya yang nggak beraturan, pecinta karbo lebay dan makan sesukanya akhirnya membawa penyakit pada tubuh saya. Ya, sudah sejak akhir Februari tahun ini saya sering mengalami gejala sulit bernafas. Harus mengubah posisi agar bisa bernafas dalam dan lega. 

Saya sempat berpikir mungkin saya terinfeksi virus covid-19. Maklum, sejak pandemi segala penyakit sepertinya selalu dihubungkan dengan virus baru ini. Saat radang tenggorokan saya kambuh, mau tidak mau saya memaksakan diri untuk tes swab. Padahal seminggu sebelumnya hasil rapid test yang saya lakukan hasilnya non reaktif.

Alhamdulillah hasil tes swab saya negatif yang artinya insyaAllah saya tidak terinfeksi virus covid-19. Saya berusaha untuk tetap berpikir positif mungkin ada gangguan kecemasan akibat pandemi di hati dan pikiran yang tidak saya sadari dan berefek pada gangguan pernafasan. Dari dulu itu kalo saya sedang sedih menghadapi masalah, saya memang sering jadi sesak nafas.

Tujuh bulan berlalu hingga akhirnya di bulan Oktober saya memberanikan diri untuk memeriksakan diri ke dokter setelah gejala sesak nafas yang saya alami sudah membuat saya sangat tidak nyaman. Alhamdulillah prosedurnya nggak seribet yang saya bayangkan. Pada hari yang sama saya dirujuk ke dokter spesialis paru di rumah sakit berbeda dan langsung mendapat hasil diagnosa.

Diagnosa dokter dari hasil rontgen yang saya lakukan bahwa tidak ada masalah pada paru-paru. Dokter menduga saya terkena GERD, suatu penyakit lambung akut dimana asam lambung naik kembali ke kerongkongan akibat otot sfingter yang bertugas dalam buka tutup klep penghubung antara lambung dan kerongkongan kendur (lemah).

Efeknya saya menjadi sulit bernafas lega seperti kondisi normal. Bahasa awamnya tuh jadi senep gitu kayak abis kebanyakan makan. Jika dibiarkan terus menerus berisiko menjadi kanker esofagus.

Dokter hanya meresepkan obat untuk mengurangi kadar gas dalam lambung dan menyuruh saya untuk mengubah pola makan dan rajin olahraga. Hari itu seperti menjadi titik balik saya untuk bisa berubah mengikuti saran dokter tersebut agar lebih sehat.

Perubahan Pola Hidup

Saya mulai mengurangi porsi makan, terutama nasi dan makanan olahan dari tepung terigu. Diet ini cukup berat karena sejak kecil saya adalah pecinta karbo level akut yang tengah malam pun bisa bangun cuma untuk makan nasi atau mie goreng yang selalu dibawa papa saya sepulang kerja,, duh!!!

Saya berusaha untuk konsisten. Sarapan cukup dengan oatmeal dicampur sedikit susu dan kurma atau buah lainnya + air madu dan chia seed, makan nasi hanya saat makan siang atau makan malam dengan porsi yang sedikit. Kalo kurang kenyang, saya hanya menambahkan sayur atau lauk/protein.

Salah satu tantangan berat juga saat anak saya yang hampir tiap malam minta dibuatkan atau dibelikan makanan sekitar jam setengah 10an. Menjelang dia tidur gaesss... Mamaknya ini sungguh tergoda dengan ajakannya yang aduhai ditambah makanan yang seakan menari-nari ingin masuk ke mulut saya. Terkadang tergoda, tapi diusahakan hanya sedikit saja, wkwk.

Saya juga berusaha untuk mulai rutin berolahraga. Rutin ini yang sulit. Terus terang masih banyak bolongnya. Pagi hari setelah sholat dan tilawah saya usahakan jalan pagi bersama suami atau lari-lari kecil keliling rumah kami yang mungil selama 15 menit. Cukup buat saya ngos-ngosan lalu dilanjutkan dengan olahraga ringan bertahap dari aplikasi gadget.

Sudah hampir sebulan saya jalani pola makan dan olahraga yang dianjurkan walaupun sering bolong-bolong. Hasil positif mulai saya rasakan. Sesak nafas yang sebelumnya sering terasa berangsur-angsur sudah jarang sekali. Kalo pun masih ada hanya sesekali. Alhamdulillah, wa syukurillah.

Ternyata tubuh dengan berat badan relatif ideal seperti saya pun harus dijaga agar tidak sakit. Usia yang tak lagi muda menuntut saya harus lebih menjaga. Ya, saya harus lebih menjaga dengan tetap konsisten berolahraga dan makan sehat secukupnya.

Semoga tetap sehat ya kita semuaaaa....

5 Permainan Sederhana dan Seru Bersama Anak

Permainan Sederhana dengan Anak

Sering nggak sih bingung atau mati kutu mau main apa ama anak-anak di rumah? Bagi saya dan suami yang sehari-hari bekerja di kantor harus sebisa mungkin memanfaatkan waktu selama di rumah sejak sore hingga malam hari bersama anak-anak. Hal ini kami lakukan agar ikatan / bonding antara kami sekeluarga dapat cukup kuat dan saling memahami antar anggota keluarga.

Buku di rumah cukup bisa menjadi media. Ngobrol dengan anak-anak terkait kegiatan mereka seharian juga selalu dilakukan. Namun saat anak-anak bosan dan lebih tertarik bermain sambil beraktivitas fisik membuat kami harus mencari permainan sederhana yang bisa kami lakukan di rumah bahkan di dalam kamar. Ditambah lagi adanya gadget membuat kami harus memilih permainan yang bisa menjauhkan anak-anak dari gadget selama kami berada di rumah. Selain bermain, orangtua dan anak juga bisa berkreasi bersama.

Untuk orangtua yang pernah menghadapi mati kutu kayak kami, jangan khawatir. Saya ingin membagikan 7 permainan sederhana dan seru yang bisa dilakukan dengan anak agar dapat meningkatkan ikatan seluruh anggota keluarga di rumah. Yuk disimak ya, manatau bisa dijadikan ide di keluarga masing-masing.

1. Kuda-Kudaan

Permainan ini dapat dilakukan di kasur. Ayah berperan menjadi kuda dan anak-anak akan menunggangi punggung sang ayah. Jika jumlah anak lebih dari satu, ayah harus siap-siap encok,, hehe.. Permainan ini harus dilakukan secara hati-hati agar anak tidak jatuh ke lantai dan terluka. Biasanya ibu yang berperan sebagai pengawas yang memegang tubuh anak.

2. Tebak Kata

Permainan ini cukup menarik. Biasa dimulai dengan "teka teki teka teko" lalu lanjut ke pertanyaan. Misalnya nih, "teka teki teka teko, hewan hewan apa yang tinggal di dalam tanah dan badannya licin?". Anak-anak biasanya akan antusias rebutan untuk yang paling duluan menjawab. Yang menjawab dengan benar dapat diberi apresiasi ciuman dan pujian. Yang menjawab salah juga dapat lebih disemangati lagi.

3. Bermain Bayangan

Permainan bayangan biasanya dilakukan saat mati listrik atau lampu padam. Namun ternyata menarik juga lho bermain bayangan saat lampu masih menyala. Bayangan yang lebih gelap dapat diciptakan menggunakan senter. Kalo nggak ada senter biasa, senter di hp bisa menjadi solusi. Tapi inget, jangan bablas jadi buka aplikasi lain ya. Anak-anak saya cukup senang bermain bayangan dari jari-jari kami orangtuanya dan jari mereka sendiri. Nggak perlu ribet juga untuk berkreasi bayangan apa. Bisa buat bayangan kelinci atau buaya yang lebih sederhana namun tetap menarik bagi mereka. 

4. Petak Umpet

Memangnya bisa main petak umpet di dalam kamar? Bisa dong,, Kalo main ama anak-anak apa sih yang nggak bisa? hehe.. Sembunyi nggak harus keluar kamar. Bisa di dalam selimut, di dalam lemari, di bawah kolong tempat tidur, atau di balik tirai jendela. Kebersamaan dan lucu-lucuan bersama anak adalah kuncinya dan bisa jadi kesan tersendiri untuk seluruh anggota keluarga.

5. Wak Wak Udin

Permainan ini cukup hits untuk anak generasi 90-an. Dimulai dengan hompimpah untuk menentukan siapa yang bersujud duluan, lalu anggota keluarga lain meletakkan telapak tangan di punggung yang bersujud tadi. Salah satu anggota keluarga memindahkan suatu benda dari telapak tangan yang lain sambil bersama-sama menyanyikan lagu "wak wak udin wak udin mau kawin. Potong kerbau pendek potong kerbau panjang. Tak kuntelewelewe, Tak kuntelewelewe". Setelah lagu selesai, yang bersujud harus menebak di telapak tangan siapa terdapat benda tersebut.

Kelima permainan tersebut terkesan sederhana. Namun ternyata cukup dinikmati anak-anak saya sebagai aktivitas bersama kami di rumah. Kalo udah capek, bisa sambil uwel-uwelan di tempat tidur hingga waktu tidur malam tiba.

Selamat mencoba yaaa... :)

 

Tips Menjaga Kesehatan Mental Bagi Emak



Sudah setahun ini saya mulai sadar tentang pentingnya kesehatan mental bagi perempuan. Banyak berita tentang ibu yang membunuh anaknya lalu lanjut bunuh diri, ibu menyiksa anak, bahkan istri yang membakar suaminya hidup-hidup karena permasalahan rumah tangga.

Sampai segitunya ya kalo perempuan udah kehilangan kesadaran karena masalah yang dihadapi. Hal yang tak masuk logika pun bisa jadi jalan keluar terakhir.

Penyebab utama dari semua itu adalah MENTAL YANG TIDAK SEHAT. Sadar atau tidak, saya sendiri pernah mengalami masalah yang mempengaruhi jiwa dan mental. Hingga berimbas ke gangguan kesehatan. Sayangnya kebanyakan perempuan justru tidak sadar jika permasalahan yang pernah dialami menjadi noda yang sulit dihilangkan dari hati dan pikiran serta membuat mental menjadi sakit. 

Pada akhirnya yang tidak bertahan langsung mengambil jalan pintas mengakhiri kehidupan, sedangkan yang mencoba bertahan dapat mengalami gangguan kesehatan fisik berbagai rupa yang sulit disembuhkan hanya secara medis. Mental yang sakit harus disembuhkan secara psikologis agar hidup dapat lebih tenang.

Apa itu Kesehatan Mental?

Kesehatan mental diartikan sebagai kondisi saat jiwa kita berada dalam keadaan tenang dan tenteram sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.

Orang yang bermental sehat dapat memaksimalkan potensi diri yang dimiliki untuk menghadapi tantangan hidup dan berhubungan positif dengan orang lain.

Sebaliknya, mental yang tidak sehat membuat seseorang tidak dapat menikmati hidup dan merasa tidak nyaman berhubungan dengan orang lain. Gangguan mental yang biasanya terjadi antara lain stres, gangguan kecemasan, dan depresi. Singkatnya bisa dibilang sakit jiwa lah. Semoga jauh-jauh dari kita ya makkk..
 
Penyebab Gangguan Kesehatan Mental

Banyak hal yang dapat menjadi penyebab mental tidak sehat. Kita harus berhati-hati karena bisa jadi pemicunya ada di sekitar kita tanpa kita sadari.

1. Faktor Biologi
Berupa gangguan sel saraf di otak, cedera otak, atau bawaan genetik sejak bayi. Faktor biologi ini biasanya menyebabkan gangguan kesehatan mental secara permanen.

2. Faktor Sosial
Berupa trauma, pelecehan, bullying, alkohol, obat-obatan, masalah keluarga dan lingkungan. Fakto sosial ini dapat disembuhkan dan hanya bersifat sementara dengan proses tertentu. 

Emak-emak rentan banget lho kena gangguan kesehatan mental. Tiap fase kehidupan mulai dari menikah, awal punya anak, menghadapi suami dan lingkungan baru, menjaga keseimbangan rumah tangga dan kantor bagi ibu pekerja dan lainnya sering menjadi pemicu gangguan kesehatan mental. Jadi sebagai emak harus aware ama hal ini.

Tanda atau gejala terganggunya kesehatan mental biasanya dapat langsung dikenali. Misalnya :
- susah tidur
- nggak nafsu makan
- dada nyeri
- sesak nafas
- merasa bingung dan cemas berlebihan
- merasa dikucilkan
- marah-marah
- nggak semangat mau ngapa-ngapain

Saya jadi ingat waktu saya mengalami baby blues saat awal melahirkan anak pertama. Tiba-tiba merasa tidak ada yang peduli dan perhatian, mengharapkan semua dari suami tapi tetap ada aja yang kurang. Itu salah satu pengalaman yang pernah membuat mental saya nggak sehat. Alhamdulillah udah bisa saya lewati walaupun dengan proses yang cukup panjang hingga saya bisa sadar dan kembali normal.

Tips Menjaga Kesehatan Mental Bagi Emak

Dari pengalaman tersebut, saya punya beberapa tips menjaga kesehatan mental bagi emak-emak. Yuk disimak ya..

1. Bersyukur
Saat sesuatu yang buruk terjadi biasanya seseorang akan langsung terpuruk. Namun masih bisa hidup, fungsi organ lengkap, masih berada di sekitar orang-orang yang disayangi juga harus disyukuri. Bersyukur atas nikmat yang masih diberi Tuhan akan memunculkan kesadaran bahwa masih banyak yang bernasib sama atau bahkan lebih buruk dari apa yang kita alami. Sehingga semangat baru akan muncul dan membuat mental seseorang semakin kuat lagi.

2. Berpikir positif
Apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia sudah diatur oleh Tuhan dan pasti ada hal baik yang dapat diambil. Berpikir positif bahwa akan ada rencana Tuhan yang lebih baik akan membuat seseorang lebih kuat dalam menghadapi masalah yang mengganggu mental dan jiwanya.

3. Me Time
Namanya emak-emak tentunya tak terlepas dari rutinitas membereskan rumah, memasak, mengurus anak dan suami yang tidak terbatas 24 jam sehari. Rutinitas tersebut tentu dapat membuat jenuh jika tidak diselingi waktu emak beraktivitas lain yang disukai sendiri. Disini lah dituntut pengertian suami untuk memberikan waktu sendiri (Me Time) bagi para istri yang sehari-hari selalu full beraktivitas di rumah agar dapat mengistirahatkan jiwa dari kepenatan rutinitas sama setiap harinya.

4. Komunikasi
Kalo udah ada gejala kesehatan mental terganggu dan rasanya sulit untuk dihadapi sendiri, sebaiknya segera berkomunikasi dengan orang-orang terdekat yang bisa memahami kita. Minimal sebagai pendengar budiman yang rela mendengar keluh kesah masalah yang ada. Beneran hati bisa plong lho walaupun mereka cuma diam. Bagi emak-emak, suami lah yang diharapkan untuk bisa mengambil peran ini. Apalagi tambah dipeluk. Mudah-mudahan segala masalah yang dianggap berat bisa terasa lebih mudah karena ada yang mendampingi.

Oke deh. Itu dulu tulisan saya kali ini. Semoga semua emak bisa tetap sehat, baik secara mental maupun fisik agar selalu bahagia. Ingat ya, jadi emak tuh harus bahagia!! :)




Belajar Bisnis Lewat Drama Korea Start Up

Start Up


Saya udah jarang nonton drakor sebenernya. Tapi pas denger ada drakor baru berjudul Start Up saya agak sedikit penasaran. Ini drakor tentang apa ya? Hmm,, paling ceritanya kayak drakor biasanya.

Makin lama kok makin rame yang bahas. Rasa penasaran saya udah nggak bisa terbendung dan akhirnya memutuskan untuk nonton marathon drama ini dari episode 1 sampai episode 12 dalam waktu 4 hari. Lahhh,,, ini yang sebenernya ditakutin. Nggak bisa stop sampai selesai. Dan sampai saat ini si drama masih on going dan saya menunggu kelanjutannya.

Tentang Start Up

Start Up adalah drama bergenre bisnis, percintaan, komedi dan generasi millenial. Ditayangkan di TvN sejak tanggal 17 Oktober 2020 setiap hari Sabtu dan Minggu jam 9 malam waktu korea menggantikan drama sebelumnya Secret Forest season 2. Jadi hingga tulisan ini dibuat, drama Start Up sudah tayang sebanyak 12 episode.

Start Up berlatar Silicon Valley ala Korea yang disebut SandBox. Sandbox adalah tempat berkumpulnya para start up yang bermimpi untuk menjadi Google dan Amazon masa depan dimana kisah orang-orang di perusahaan start up dimulai.

Drama ini dibintangi oleh Suzy Bae sebagai Seo Dal Mi,  Nam Joo Hyuk  sebagai Nam Do San, Kim Kang Heun sebagai Han Ji Pyeong dan Nam Da Reum sebagai Won In Jae.

Pemeran pembantu lainnya juga nggak kalah oke. Wajahnya cukup familiar buat para pecinta drakor. Salah satunya si Stephanie Lee yang berperan sebagai Jung Sa Ha sebagai rekan satu tim Seo Dal Mi.

Sinopsis 

Cerita diawali dengan flashback ayah dan ibu Seo Dal Mi dan kakaknya Seo In Jae yang bertengkar karena rencana sang ayah untuk berhenti kerja dari kantornya saat itu. Sang ibu tidak setuju karena pasti kondisi ekonomi keluarga akan berantakan bahkan minta diceraikan jika rencana itu direalisasikan. 

Perceraian tersebut membuat kedua saudara perempuan itu berpisah. Dal Mi ikut sang ayah dan In Jae ikut sang ibu. Ayah pun berusaha untuk merintis usaha pemesanan makanan online yang ia yakin akan maju seiring dengan perkembangan teknologi. Ia tau tidak gampang namun ia harus terus bertahan agar dapat bersatu kembali dengan ibu Dal Mi dan In Jae.

Di masa sulit tersebut, nenek Dal Mi ingin menghibur cucu kesayangannya dengan meminta tolong Han Ji Pyeong menuliskan surat cinta untuk menemani Dal Mi. Karena rasa hutang budinya, Ji Pyeong pun menuruti permintaan nenek dan menulis surat yang diminta dengan nama Nam Do San yang dipilih karena kebetulan melihat ada di surat kabar. Jadi deh mereka surat-suratan sampai setahun hingga Ji Pyeong harus pergi meneruskan mimpinya dengan kuliah di kota Seoul.

Saat itu pula Dal Mi harus kehilangan sang ayah karena kecelakaan sekaligus harus berpisah dengan In Jae yang pergi ke Amerika mengikuti ayah baru dari pernikahan ibunya.

15 tahun kemudian Dal Mi berencana untuk merintis usaha Start Up seperti ayahnya dan akhirnya membawanya bertemu dengan In Jae, Ji Pyeong dan Nam Do San asli.

Gimana kelanjutannya? Tonton sendiri aja ya, hehe..

Lika Liku Merintis Usaha Start Up

Dari drama ini banyak hal positif yang bisa dipelajari terutama tentang lika liku merintis usaha start up bagi pemula. Banyak usaha start up yang tidak berkembang karena tidak dapat menarik investor sebagai penambah modal usaha. Yang namanya investor juga nggak mau rugi dong dengan investasi di sembarang perusahaan.

Pelajaran banget buat yang niat merintis usaha start up supaya bikin usaha yang bisa menarik investor. Biasanya tuh investor akan melihat :

1. Produk yang dihasilkan punya model pendapatan yang jelas
Samsan Tech milik Nam Do San sudah dua tahun berdiri namun sama sekali belum bisa menghasilkan produk yang punya model pendapatan jelas. Ini kayak anak IPA yang suka bereksperimen tapi nggak tau gimana eksperimennya bisa menghasilkan uang. Disinilah butuh CEO dari anak IPS untuk perusahaannya yang dapat memikirkan darimana pendapatan dapat diperoleh atas produk yang dihasilkan oleh Samsan Tech, hehe..

2. Target bisnis harus jelas
Produk udah ada, model pendapatan juga udah. Selanjutnya pengusaha start up harus mengetahui target konsumen bisnis mereka. Karena target tersebut yang akan menggunakan produk yang akhirnya menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.

3. Fokus pada pengembangan skala bisnis, baru keuntungan
Di episode 1 ada adegan ayah Dal Mi menjelaskan hal ini pada calon investor. Sebagai pengusaha start up harus bisa bersabar untuk bisa memperoleh keuntungan. Akan ada saatnya perusahaan dan produk dikenal banyak orang dan keuntungan yang akan mendatangi perusahaan melalui konsumen. Ibarat tersesat di tengah laut, mati karena kehausan atau bertahan hingga hujan turun. Pengusaha yang sukses tidak akan meminum air laut yang seakan-akan membuat bisa bertahan padahal malah akan semakin haus. Tapi mereka akan berusaha bertahan menunggu datangnya air hujan.

Jadi pengusaha itu nggak gampang, karena harus tahan banting menghadapi berbagai pandangan tidak percaya orang-orang dan harus punya modal yang lumayan. Jika jatuh, harus tetap semangat untuk bangkit kembali. Harus hati-hati juga dengan investor. Karena ini BISNIS yang menyangkut banyak uang dan sering nggak peduli ama perasaan.

Do San atau Ji Pyeong??

Namanya drakor kalo nggak ada bumbu percintaannya pasti kayak sayur yang nggak dikasi garam, hambarrr,, wkwk. Dari sekian banyak hal terkait bisnis start up, drama ini juga dibumbui kisah cinta Dal Mi, Do San, dan Ji Pyeong. 
Si Dalmi bingung antara kedua cogan ini. Dua-duanya masderah dan pintar. Bedanya yang satu udah langsung keliatan cerah, yang satu lagi masih merintis, terlalu naif dan harus banyak belajar. Yang satu cinta pertama masa lalu, yang satu lagi cinta saat ini. Yang satu anak IPS dan satu lagi anak IPA banget. 

Kalo saya disuruh milih, saya pilih yang pasti pasti aja udah berhasilnya. Makanya saya nggak cocok jadi Dal Mi, haha..

Kesimpulan

Drama Start Up cocok ditonton para anak muda yang berjiwa pengusaha. Minimal dapat sedikit ilmu yang bisa diterapkan untuk usaha start up yang akan dibangun. 

Belajar bisnis lewat drama Start Up mengajarkan bagaimana pengusaha harus belajar  terutama dari mentor yang senior dan pengalaman, pantang menyerah saat bisnis jatuh, menerima kritik dan menjadikannya cambuk untuk meningkatkan bisnis, dan banyak hal tentang investasi dari calon investor.

Penyampaian kritik investor dan mentor di drama ini nggak tanggung-tanggung cuy.. Pedessss dan nancep banget. Kalo nggak tahan mental bisa-bisa bunuh diri karena merasa usaha yang dilakukan gagal.

Udah ah,, nonton sendiri aja. Berasa bikin spoiler ni saya, haha..





Sharing Status Bijak, Belum Tentu Bijak


Kemarin saya ada baca status salah seorang teman di media sosial yang nulis gini :


Siapa disini yang hobi ngumpulin meme atau quote nasehat tapi gak pernah dipraktekkan? Haha..

Berhentilah wahai kisanak.. mubadzir dan percuma! Ngabisin memori hape ajah.


Saya setuju dengan kalimat tersebut. Mending memori hape dipenuhi ama foto kita yang ala-ala hartesss, ya kan? hehe...

Lalu, kenapa saya agak tergelitik? Baper yaaaaaaa???? haha...

Udah 3 bulan ini saya berkomitmen ingin menjadikan media sosial saya lebih bermanfaat. Nggak muluk-muluk harus untuk orang lain. Minimal sebagai pengingat diri saya sendiri. Saya mengikuti komunitas Spirit Nabawiyah Community (SNC : baca esensi) yang pada awalnya adalah komunitas yang dihuni oleh mamak-mamak pejuang siroh. Namun disini anggotanya juga mendapat banyak ilmu tentang pengasuhan, agama Islam, dan membuat kami para anggota belajar dan didorong untuk ikut menyebarkan siroh nabi dan sahabat melalui buku-buku yang dijual.

Nah, ilmu agama dan pengasuhan yang saya dapat setiap hari dari grup whatsapp (wag) komunitas lah yang saya share kembali ke media sosial saya. Target utama nya adalah SAYA SENDIRI

Ngebayanginnya sih kalau saya ingin berghibah ria di medsos atau komen negatif ke postingan orang lain, trus karena teringat pernah status nasihat agar menahan jari-jari untuk yang nggak penting, saya jadi mengurungkan niat saya itu.

So sweet banget kan bisa diingetin ama diri sendiri,, wkwk..

Nggak juga setelah merasa tergelitik saya langsung panas dan berapi-api dengan status teman tersebut. Justru saya bersyukur karena sudah diingatkan. Itu salah satu bentuk kasih sayang Allah melalui seorang teman agar hati saya tidak melenceng dari niat utama, yaitu mengingatkan diri sendiri ke kebaikan.

Dengan membuat status bijak atau nasihat, seseorang belum tentu bijak. Bisa jadi ya... bisa jadi...

1. Sedang belajar

Dalam proses belajar terkadang lebih cepat diserap dengan cara menuliskan kembali. Saat menulis kembali, otomatis kita harus membaca terlebih dahulu. Saat menulis kembali itu pun kadang kita bisa menambahkan kondisi yang dihadapi sekaligus menyelipkan doa agar bisa istiqomah dalam kebaikan sesuai nasihat atau status bijak tersebut. 

2. Menasihati Diri Sendiri

Status bijak yang dibuat bisa jadi sebenernya bukan untuk orang lain. Tapi untuk diri sendiri. Ada orang yang lebih nyaman dinasihati langsung secara verbal, tapi ada juga yang lebih suka dinasihati melalui tulisan. Status bijak bisa menjadi media yang efektif bagi sebagian orang untuk menasihati diri sendiri.

3. Alarm Pribadi

Membuat status nasihat juga sering dlakukan saat sedang berada dalam posisi galau memilih antara hal baik atau buruk. Jadi sebelum mengambil suatu keputusan atau tindakan, seseorang mengingatkan diri sendiri dengan nasihat yang pernah dibaca atau bahkan pernah dibagikan. Status nasihat itu ibarat alarm pribadi untuk mengingatkan kembali agar tidak ragu memilih hal baik.

4. Pemberi Semangat

Dalam hidup ada kalanya seseorang menghadapi situasi yang membuat sedih, kesal, dan demotivasi. Pengen curhat ke orang lain rasanya kurang nyaman. Sebenarnya sih bisa curhat ke Allah melalui ibadah wajib dan sunnah. Tapi namanya manusia suka merasa kurang puas karena butuh petunjuk yang lebih bisa menggugah hati. Bisa jadi semangat bangkit kembali melalui nasihat atau kalimat bijak yang tiba-tiba dibaca. Hati pun menjadi lebih lega dan ingin membagikan aura positif dari kalimat penyemangat tersebut melalui media sosial.


Banyak alasan lain yang mendorong seseorang membuat postingan status bijak atau nasihat. Selama masih positif ya ambil positifnya aja. No baper baper club, tiap orang bebas berekspresi kan.

Lalu gimana kalo ada orang yang sharing status bijak dan menurut penilaian kita orang tersebut bertolak belakang dari apa yang dia sharing-kan? Tiga hal berikut mungkin bisa dilakukan.

1. Ingatkan

Bisa melalui komentar dengan kata-kata baik.

2. Doakan

Komentar baik atau cukup meng-AMIN-kan sebagai bentuk doa agar doi dapat hidayah dan bisa mempraktekkan nasihat yang doi sering bagikan.

3. Biarkan 

Ya udah biarin aja. Itu kan media sosial dia. Mau dia jungkir balik buat status baik atau jelek ya tanggung jawab dia. Ibarat rumah, itu rumah pribadinya. Capek juga kita mikirin orang trus ujungnya ghibah dan jadi dosa ke kita sendiri. Kalo perlu nggak usah lihat lagi statusnya atau un-friend sekalian selama-lamanya, wkwk.. Ya nggak??

Nah,,, jadi kalo ada yang suka sharing status bijak, belum tentu orang itu juga bijak. Ambil positifnya aja. Sama dengan teman yang awalnya buat saya tergelitik. Setidaknya mengingatkan saya pribadi kalau saya sendiri belum bijak jadi harus makin banyak pasang status bijak,, haha... 

Beruntung kalo ada yang jadi berubah baik juga dengan nasihat yang saya bagikan. Lumayan kan dapat cipratan pahala biarpun sedikit.

Potret Nabi dan Salafus Shalih dalam Membersamai Anak

Sumber : depositphotos

Jadi orangtua itu susah atau gampang sih?

Kalo saya mikirnya gampang-gampang susah, hehe...

Susah kalo nggak ada ilmunya kali ya. 

Anak adalah amanah Allah. Tugas menjaga dan mendidik anak adalah kewajiban orangtua - ayah dan ibunya -. Sebagai penerima amanah Allah, maka keduanya akan dimintai pertanggungjawaban kelak atas amanah yang telah diberikan.

Sosok seorang ayah sangat menentukan pola asuh seorang anak. Apalagi dalam Islam seorang ayah adalah sosok Qowwaam (pemimpin) dalam keluarga. Dia akan menjadi sosok yang akan selalu menjadi perhatian bagi keluarga. Lantas bagaimana Nabi, para sahabat, salafus shalih membersamai anak mereka? Mari kita lihat cara Nabi dan Salafus shalih membersamai anak-anaknya?

Masalah klasik para ayah di Indonesia : Nggak mau belajar!

Jadi inget ada ayah yang sering ngomong gini : Ahh,, udah lah. Mamak aja yang ngurusin anak-anak. Ayah cari duit aja.

Serasa minta ditabok kan ya.... wkwk

Oke, balik lagi ke cara Nabi dan Salafus shalih membersamai anak-anaknya.

1. Memberikan Keteladanan

Karena seorang ayah menjadi pemimpin dalam sebuah rumah tangga maka keteladanan menjadi hal yang paling mendasar bagi seorang anak. Hal yang paling mendasar bagi seorang anak adalah kejujuran yang perlu ditanamkan sejak dini. Dan ini perlu mendapatkan keteladanan dari orangtua. Rasulullah bersabda “Barangsiapa berkata kepada anaknya, “kemarilah nanti kuberi kemudian tidak memberi maka ia adalah pembohong,” (H.R. Ahmad dan Abu Hurairah).

Abdullah ibn Amir bercerita bahwa suatu ketika Rasulullah berada di rumahnya, ibunya memanggil, “Kemari, saya ingin memberimu.” 

“Apa yang akan kamu berikan?” 

“Saya akan memberinya kurma” jawab Ibu Abdullah. 

Nabi bersabda “Ingat jika kamu ternyata tidak memberinya apa-apa maka kamu akan tercatat sebagai pembohong” (HR Abu Daud).

Nah lho, jangan sembarang janji2 ke anak yaaaa.

Begitupun keteladanan dalam ibadah. Peran orangtua apalagi seorang ayah akan sangat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap diri seorang anak. Ibnu Abbas kecil begitu terkenang saat bermalam di rumah bibinya, Maimunah. Ibnu Abbas kecil melihat Nabi bangun di tengah malam kemudian berwudhu dan qiyamul lail. Dia pun mengikuti apa yang dilakukan Nabi.


Jadi teringat nyuruh Raihan shalat tahajud. Mamaknya harus mencontohkan dulu baru bisa ngajak anaknya ikutan bangun di tengah malam dan sholat minimal dua rak'at. Kalo nggak ya sama aja boong mak..


2. Berdialog dengan anak dan mendengarkan pendapatnya

Dalam membangun pola asuh yang baik juga penting memperhatikan metode dialog yang dilakukan. Dengan membiasakan dialog akan membantu menumbuhkan akal dan menajamkan nalar. Dengan membiasakan dialog akan mendorong anak untuk menyampaikan pendapatnya. Dan menumbuhkan sikap berani berpikir dan bertindak.

Cara paling gampang membuat anak melakukan sesuatu adalah menakut-nakuti dan ini nggak meninggalkan perubahan yang permanen.

Hayooo gimana cara nyuruh anak sholat? Nakut-nakutin pake neraka kah? Percaya deh, sampe mereka besar kesadaran akan shalat ga akan tumbuh permanen.

Orangtua kadang-kadang ya pengen cepet-cepet aja gitu. Pingin mendapatkan pengakuan ini itu. Anaknya udah bisa A, B, C.... Haloooo makkkk, apakah mendampingi anak-anak kita memang untuk sekedar dapet pengakuan saja??

Yuk bangun suasana yang menyenangkan di rumah. Anak nyaman curhat dengan orangtuanya. Anak ga takut sama orangtuanya. Anak ga overdosis nasihat dari mamaknya. Yuuuk rem mulut. Kadang emang jahat banget ini mulut para mamak, hiks 🙈

Kasih jatah buat para bapak  menjalankan perannya sebagai ayah. Menyampaikan kebaikan tanpa ceramah panjang ga berujung 🙈 bisa jadi lama-lama anak-anak kita jadi ga betah berlama-lama.

Buat yang anaknya masih kecil-kecil, yuk bangun suasana menyenangkan... Sama-sama sinergi dengan pasangan untuk jalankan peran masing-masing sesuai dosisnya.

Ngobrol dengan pasangan, ini anaknya mau diasuh begimaneee?

Dulu saat aku masih mengajar dulu, banyak anak-anak di usia SMP mengaku ga betah di rumah, karena males dicerewetin mulu 🙈🙈🙈

Coba deh posisikan kita seperti mereka, kita pernah jadi anak usia 14-15th kan?

Bangun iklim dialog iman bersama anak-anak!

Kita lihat yuk model dialog di masa Umar bin Khattab ra.

Hal ini pernah dicontohkan oleh khalifah Umar bin Khattab ketika didatangi seseorang yang mengadukan anaknya yang durhaka dan ketika ditanyakan kepada anaknya mengapa si anak durhaka kepada orangtuanya, maka si anak bertanya balik kepada Amirul Mukminin tentang hak anak yang harus ditunaikan orangtuanya. Dan setelah tahu haknya maka anak tersebut anak itu menyatakan bahwa orangtuanya tidak menjalankan kewajibannya terhadap dia. Sehingga kemudian Umar bin Khattab bisa memberikan tindakan dan keputusan yang tepat karena mendengarkan masukan sang anak.

Hal serupa juga terjadi saat kepemimpinan Umar bin Abdul Azis. Saat khalifah menerima kunjungan masyarakat dari berbagai wilayah, dari salah satu utusan penduduk hijaz ada anak-anak yang menjadi utusan mereka dan berbicara kepada khalifah. Pada saat itu khalifah Umar bin Abdul Azis mengatakan, “biar orang yang lebih tua dari kamu yang berbicara”. Maka anak itu berkata, “wahai Amirul Mukminin kecilnya orang itu bergantung pada hati dan lisannya. Jika Allah menganugerahkan kemampuan bicara dan kekuatan hati pada seorang hamba. Maka dia berhak bicara. Wahai amirul Mukminin, jika seorang utusan ditentukan oleh umurnya, maka tentu ada orang yang lebih berhak menduduki tempat Anda sekarang dibandingkan Anda.”

Dari dialog ini, terlihat bahwa anak-anak diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangannya. Mereka ga payah menyampaikan pendapat. Karena apa? Bisa jadi karena dosisnya pas. Sehingga mereka tampil PD, ga takut disalahin, bashirahnya tetep jernih, dll


3. Memberikan motivasi kepada anak

Memotivasi memberikan efek positif dalam diri anak karena akan mendorongnya menjadi manusia yang lebih baik dan maju. Hal ini pernah dilakukan oleh Umar bin khattab yang mendorong anak-anak mengutarakan pendapatnya sekalipun di hadapan orang-orang tua. Inget, nggak boleh otoriter ya.


4. Memberikan apresiasi atas apa yang dilakukan anak

Anak-anak butuh apresiasi saat melakukan hal-hal baik (terutama yang termasuk amal shalih). Hal ini dilakukan sebagai wujud penghargaan atas pencapaian mereka melakukan hal-hal baik. Bahkan bisa mendorong mereka menjadi lebih baik.

Khatib al-Baghdadi dalam bukunya Syarfu Asha bil Hadits menceritakan bahwa An-Nadhr bin Harits pernah berkata, “aku mendengar Ibrahim bin Adham berkata, ”ayahku pernah berkata kepadaku, wahai anakku carilah hadits maka setiap kali engkau mendengar sebuah hadits dan engkau mampu menghafalnya, maka engkau berhak mendapatkan satu dirham. Maka untuk itulah aku mencari hadits.


Lalu udah sejauh mana potret kebersamaan saya mendampingi anak-anak saya di rumah? Haduhh,, jadi sedih karena masih banyak kurangnya. Raihan udah 10 tahun, nyuruh sholat aja masih harus puluhan kali baru mau bergerak. Memang udah ada sedikit perubahan sih. Nggak perlu sampe nangis-nangis lagi disuruh sholat. Magrib dan Isya' pun udah sering di masjid walaupun sekalian langsung main ama temen-temennya. Nada yang udah 8 tahun juga masih ogah-ogahan disuruh sholat lima waktu.

Udah kayak weker ni si mamak.

Udah sholat belom ?

Udah ngaji belom ?

Udah muroja'ah belom ?

Padahal tugas mamak harusnya nggak se-gampang itu ya. Anak butuh pendampingan untuk memahami arti dan tujuan hal yang kita suruh untuk akhirnya masuk ke hati dan menjadi kebiasaan yang didasari iman pada Allah Sang Pencipta.

Kita harus sadar nggak selamanya kita bisa selalu jadi "jam weker" nya mereka. Mereka nggak dapet esensi atas semua suruhan kita. Sedihnya, kadang yang keliatan manut, manis, bisa jadi mereka melakukannya sekedar karena takut sama mamaknya kalo udah murka

Mamak dan ayah harus introspeksi diri lagi. Cari tau dimana letak kekurangan dalam pengasuhan kami lagi. Sesuai dengan kalimat, menjadi orangtua ibarat memasuki universitas kehidupan. Harus terus belajar dan belajar agar dapat membawa keluarga ke tujuan akhir utama yaitu akhirat yang lebih kekal. 

Belajar darimana????

Ya darimana aja bisa. Ikut komunitas salah satunya. Yakin lah kalau Allah akan mendekatkan kita dengan kebaikan jika kita fokus untuk berniat untuk menjadi lebih baik.