Thufail bin Amr

Thufail bin Amr

 

Thufail bin Amr adalah seorang yang terhormat, penyair dan seorang yang sangat cerdas. 

Orang-orang Quraisy berkata kepada Thufail bin Amr, “Wahai Thufail, engkau telah tiba di negeri kami dan orang ini (Nabi Muhammad) yang ada di tengah-tengah kita telah membuat kami semua porak-poranda. Ia telah memecah belah persatuan dan kesatuan kita. Ucapannya laksana sihir yang mampu memutuskan hubungan seorang anak dengan ayahnya, saudara dengan saudaranya dan suami dengan istrinya. Kami sangat khawatir jika apa yang telah terjadi pada kami itu lambat laun akan menimpamu dan kaummu. Karena itu, janganlah engkau sedikitpun mengobrol dengannya jangan pula mendengar sesuatu pun darinya!”

Mereka tak pernah berhenti mengatakan itu padanya hingga ia bertekad untuk tidak akan mendengarkan sesuatu pun dari Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassallam dan tidak berbicara dengan beliau sampai pada aksi menutup kedua telinga dengan kapas karena khawatir perkataan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam masuk ke kedua telinganya sementara ia tidak ingin mendengar apa pun.

Suatu hari, Thufail bin Amr pergi ke masjid, tanpa dugaan ternyata Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berdiri shalat di sisi Ka’bah, kemudian ia berdiri mendekati beliau. Ternyata Allah berkehendak agar ia mendengarkan sebagian firman-Nya. Sungguh apa yang ia dengar adalah ucapan yang teramat indah. Ia bergumam dalam diriku, *Demi Allah, sungguh aku seorang yang cerdas dan penyair yang cerdas memilah antara yang haq dengan yang batil lalu apa salahnya kalau aku mendengar apa yang dikatakan lelaki ini. Jika yang dia bawa adalah kebenaran, aku akan menerimanya. Jika yang dibawanya adalah kebatilan, aku akan meninggalkannya.”

Thufail bin Amr terpaku bagai patung di tempatnya sampai Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam beranjak pulang ke rumahnya. Ia mengikuti beliau dengan diam-diam dari belakang hingga beliau masuk ke dalam rumahnya. Ketika telah masuk ke dalam rumahnya, ia pun ikut masuk ke dalamnya. 

Ia berkata, “Hai Muhammad, kaummu mengatakan ini dan itu padaku. Demi Allah, mereka terus-menerus mengintimidasi aku terhadap permasalahanmu, hingga aku menutup kedua telingaku ini dengan kapas agar tidak bisa mendengar ucapanmu. Namun ternyata Allah memberiku hidayah hingga bisa mendengarkan ucapanmu yang teramat indah. Tolong terangkan kepadaku persoalanmu!”

Kemudian Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam menerangkan tentang Islam kepadaku dan membacakan Al-Qur’an. Demi Allah, aku belum pernah mendengar perkataan seindah Al- Qur’an dan sesuatu yang lebih adil daripada Islam. 

Maka akupun segera memeluk Islam dengan menyaksikan dua kalimat syahadat. 

Aku berkata, 

“Wahai Nabi Allah, sesungguhnya aku orang yang ditaati di tengah-tengah kaumku. Aku akan pulang dan mengajak mereka kepada Islam. Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah agar Dia memberiku satu tanda yang bisa membantuku dalam menyeru mereka.”


Beberapa tahun kemudian, Thufail membawa 800 keluarga dari Yaman, untuk menghadap Rasulullah SAW dan termasuk di dalamnya adalah Abu Hurairah.

Siapa yang tidak kenal dengan Abu Hurairah?

Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi Muhammad, yaitu sebanyak 5.374 hadits. Di antara yang meriwayatkan hadist darinya adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam Bukhari pernah berkata: "Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadits dari kalangan sahabat dan tabi'in yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah".

Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah terhadap hadits Nabi. Marwan memintanya untuk menyebutkan beberapa hadits, dan sekretaris Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Marwan memanggilnya lagi dan Abu Hurairah pun menyebutkan semua hadits yang pernah ia sampaikan tahun sebelumnya, tanpa tertinggal satu huruf.

Salah satu kumpulan fatwa-fatwa Abu Hurairah pernah dihimpun oleh Syaikh As-Subki dengan judul Fatawa' Abi Hurairah. Abu Hurairah sejak kecil tinggal bersama Rasulullah.

Kembali pada Thufail...

Kita bisa melihat, beliau mendulang berlapis-lapis keberkahan bagi kaum muslimin, bersebab, Abu Hurairah masuk Islam melalui wasilahnya.

Pada lebih dari 5000 hadits yang disampaikan Abu Hurairah, mengalirlah pahala kebajikan Thufail atas pengimanan, pengilmuan, pengamalan dan pendakwahan hadits ini oleh ummat Islam di seluruh dunia, hingga hari kiamat.

MasyaAllah...

Thufail begitu beruntung karena syiar yang dilakukannya selama beberapa tahun berhasil memasukkan Abu Hurairah ke dalam Islam. Lalu bagaimana dengan kita? Sudah sejauh apa syiar Islam yang kita lakukan?

Semangat mensyiarkan Islam untuk orang-orang di sekitar kita. Bayangkan jika ada satu aja orang yang menjadi ulama dan terus mensyiarkan kembali ajaran Islam. Pahala mereka insyaAllah akan mengalir ke kita juga. Semoga kelak menjadi syafa'at untuk kita di akhirat. Amin.


No comments

Post a Comment