Anas bin Malik

Anas bin Malik


Anas bin Malik adalah putra dari pasangan Malik bin an-Nadhr dan Ummu Sulaim. Anak ini telah mengabdikan dirinya untuk melayani Rasulullah saw sejak awal mula Baginda Rasulullah SAW tiba di Madinah.

Saat hijrah itu, berbondong-bondong orang Anshar menawarkan bantuan apapun yang mereka bisa untuk diberikan kepada sang Baginda, juga kepada sahabat mereka dalam Iman dari kalangan kaum Muhajirin yang terusir dari Mekkah demi mempertahankan iman mereka

Kala itu datanglah Ummu Sulaim (sang ibunda) sembari bergegas mendatangi Rasulullah saw. bersama putranya Anas yang saat itu adalah seorang anak kecil berusia 10 tahun 

”Wahai Rasulullah saw. sungguh orang-orang anshar dan perempuan-perempuan anshar telah memberimu hadiah kecuali aku, dan aku tidak menemukan sesuatupun untuk dapat aku hadiahkan kepadamu kecuali hanya anak laki-lakiku ini. Maka terimalah dariku. Dia akan melayani keperluanmu.”

Sejak saat itulah Anas resmi menjadi pelayan Rasulullah SAW hingga beliau wafat 10 tahun kemudian. Ketika itu Anas masih berumur 20 tahun. Selama masa 10 tahun ini, Anas bin Malik hidup dalam naungan kasih sayang Rasulullah SAW dan langsung mendapatkan pengajaran dari Sang Baginda.

Kehadiran Anas Bin Malik di rumah Rasulullah SAW, jauh dari bayangan seorang pelayan, pembantu atau yang semakna dengannya.

Benar bahwa Anas membantu menyiapkan berbagai hal untuk Rasulullah SAW. Tapi lebih sebagai seorang murid yang siap memenuhi keperluan gurunya.

Anas ber mulazamah kepada Rasulullah SAW dan mereguk saripati kebaikan dari Sang Baginda, langsung dari sumber pertama, maka wajar rasanya bila kita analogikan kehadiran sang Ibunda dan menyerahkan Anas kepada Rasulullah SAW tak ubahnya seperti kepercayaan para orang tua yang menitipkan putra putrinya ke para kyai pengasuh pesantren saat ini.

Karena beliau tinggal bersama Rasulullah SAW, maka beliau pun bertemu langsung dengan guru-guru hebat lainnya. 

Gurunya selain Rasulullah saw adalah Abu Bakar, Umar, Usman, Usaid bin al Hudhair dan Abi Thalhah. Sebanyak 2286 butir hadits telah berhasil ia dapatkan dari guru-gurunya.

Bukti lain ia telah benar-benar melayani Rasulullah saw. adalah pengakuan Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Anas Bin Malik adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan Rasulullah SAW. Rasulullah pun sangat sayang kepada Anas dan sering memanggilnya dengan Unais (Anas kecil) sebagai ekspresi kasih sayang padanya.

Tentang bagaimana Rasulullah SAW memperlakukan dirinya, Anas berkata, 

"Aku membantu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selama 10 tahun. Selama itu, beliau tidak pernah mengucapkan padaku "ah" sekalipun. Beliau tidak pernah mengomentari sesuatu yang kulakukan dengan mengatakan, 'mengapa kau lakukan ini'. 

Dan sesuatu yang tak kulakukan, "mengapa kau tinggalkan ini". 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang terbaik akhlaknya. Aku tak pernah menyentuh sutra yang tebal maupun yang tipis atau sesuatu yang lebih lembut dari tapak tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan aku tak pernah mencium aroma parfum manapun yang lebih wangi dari keringat beliau shallallahu 'alaihi wa sallam."

Anas bin Malik radhiallahu 'anhu termasuk salah seorang punggawa di Perang Badar. Ia terus bersama Rasulullah dan membantunya. Padahal saat itu usianya baru 12 tahun.

Dan Anas terus berpartipasi dalam berbagai momentum lainnya. Berbagai peperangan beliau ikuti. Apapun yang terjadi bersama Nabi, Anas pun biasanya ada di sana turut menyertai.

Selain mendapat keistimewaan dapat melayani Rasulullah saw. Anas juga mendapat doa khusus dari Rasulullah saw. atas permintaan ibunya kala mengantarkan Anas untuk melayani Rasulullah SAW.

Maka Rasulullah SAW pun mendoakan Anas sebagai berikut :

“Allahumma Aktsir malahu, wawaladahu wa adkhilhul jannah.” (Ya Allah, berikanlah ia harta yang melimpah, keturunan yang banyak, dan masukkanlah ia ke surga).

Di sebagian riwayat lain disebutkan tambahan doa Rasulullah saw untuk Anas “Wa Athil Hayatahu.” (Dan panjangkanlah umurnya).

Berkat doa Rasulullah saw. tersebut maka Anas pun ketika dewasa memiliki kebun kurma luas, dalam setahun dapat panen dua kali. Demikian pula, anak dan cucunya banyak, bahkan hingga wafat ia memiliki anak 120. Ia pun dipanjangkan umurnya hingga 107 tahun.

Ada kisah menarik tentang Anas dan Tugas yang diberikan Rasuulullah SAW kepadanya

Suatu hari, Anas diminta untuk menyelesaikan sebuah urusan. Namun, ia melakukan kekhilafan. Anas malah bermain-main di pasar bersama sejumlah anak. Tiba-tiba, majikannya yang mulia itu muncul dan memegang bajunya dari belakang. Anas melihat wajah Muhammad. Bukan amarah yang terlihat, melainkan senyum yang menghias bibirnya. Dengan lembut, Muhammad berkata, "Anas pergilah ke tempat yang aku perintahkan.

Anas bin Malik radhiallahu 'anhu wafat di Kota Bashrah. “Tahun kelahiran Imam Malik menurut pendapat yang kuat adalah di tahun 93 H, bertepatan dengan tahun wafatnya Anas – pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Siyar A’lam an-Nubala’, 8/49).

Dengan demikian, ketika seorang sahabat Nabi yaitu Anas bin Malik wafat, muncul seorang muslim pilihan yaitu Malik bin Anas yang kini kita kenal sebagai Imam Malik. Sehingga, generasi shalihin itu tidak berakhir, tetapi terus berlanjut. Sejak dari masa Rasulullah, sahabat hingga tabi’ien.

Demikianlah sekelumit kisah Anas bin Malik, semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya dan keluarganya sebagaimana ia telah mendedikasikan hidupnya untuk melayani Rasulullah saw. dan sebagaimana rasa syukurnya atas limpahan ilmu, harta anak dan umur yang panjang yang Allah berikan kepadanya. 

Amiin.

Nge-Blog : Buat Apa?



Pandemi belum berakhir juga. Lelah? Pasti.. Semua orang juga lelah menanti perginya covid-19 dari muka bumi. Biar bisa bebas kemana-mana tanpa dibayangi ketakutan terinfeksi virus yang telah hampir 8 bulan menghampiri.

Aktivitas sehari-hari banyak dilakukan di rumah. Praktis mengubah pola hidup yang sudah menjadi kebiasaan sebelum pandemi. Dulu hampir setiap minggu bisa jalan-jalan atau minimal mengajak keluarga makan di luar. Sekarang kalau mau jalan, harus mikir dulu kondisi di tempat yang direncanakan. Sampai disana pun harus celingak celinguk memastikan tidak terlalu ramai.

Apalagi saya yang adalah ibu pekerja kantoran. Seminggu sekali saya mendapat jadwal bekerja dari rumah (Work From Home). Kedua anak saya yang biasa belajar di sekolah dari pagi hingga siang dan sore hari juga diharuskan belajar dari rumah. Awal menghadapi kebiasaan baru tersebut sempat membuat saya hampir stres. Menghadapi pekerjaan kantor dan menemani anak belajar daring malah bikin saya darting. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk mencari bantuan guru yang bersedia memberikan les privat ke rumah.

Kalau dipikir-pikir saya harus banyak bersyukur. Dengan adanya pandemi dan mengharuskan setiap orang untuk tetap beraktivitas di rumah, saya bisa lebih dekat dengan anak-anak. Walaupun kadang rasanya nano-nano menghadapi tingkah polah tiga anak super yang beda karakter, tapi mereka malah semakin dekat dengan saya.

Kegiatan apa aja yang dilakukan bareng anak selama pandemi?


Saya bisa belajar, membaca, bermain dan membuat cemilan bersama mereka. Beberapa kegiatan tersebut sudah pernah saya tuliskan di blog ini. 

Buat apa Nge-Blog?

Awalnya saya buat blog di tahun 2011 itu sebagai tempat cerita. Maklum dulu itu pernah LDR-an ama suami karena penempatan kerja di salah satu rumah sakit di daerah Simalungun. Anak masih bayi banget, cukup banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan. Tapi dengan masih banyak keterbatasan karena jauh dari kota, menulis adalah pilihan terbaik saya saat itu. Sebagai ibu baru saya butuh tempat untuk cerita apa saja terkait kehidupan saya. Uneg-uneg saya lumayan bisa keluar. Beberapa pengetahuan dan pengalaman tentang bayi dan pengasuhan yang pernah saya baca dan alami dapat saya tuliskan kembali di blog dengan bahasa saya sendiri.

Seiring dengan saya dipindahtugaskan ke dekat suami dan beban kerja yang semakin banyak, praktis membuat kegiatan menulis saya terhenti. Hingga di tahun 2019 saya merasa harus menulis lagi di blog sebagai sarana curhat saya kembali.

Beruntung sekali saya dipertemukan dengan komunitas Blogger Sumut yang akhirnya membuka wawasan bahwa dunia per-blogger-an itu cukup luas. Membuat saya memutuskan untuk lebih fokus nge-blog dan memiliki domain sendiri. Jadilah jendelamamak menjadi ruang pribadi yang bisa diakses banyak orang. Nggak cuma curhat ala mamak aja, tapi bisa bermanfaat untuk orang lain. Saya pasti mati, tapi karya saya akan terus bisa dibaca dan insyaAllah membawa manfaat.

Kata Allah, "Nikmat mana lagi yang Engkau dustakan?".

Dengan menulis di blog, jiwa saya bisa tenang, unge-uneg keluar, menebar manfaat dan kebaikan, eh malah dapat tambahan penghasilan. Mungkin nggak banyak, tapi dapet penghasilan dari hobi menulis di blog itu rasanya tak terkatakan, hehe..

Hari Blogger Nasional

Dengan berkembangnya aktivitas digital, profesi blogger mulai dilirik banyak orang. Para blogger dapat mengelola blog lebih serius dan profesional yang dapat menjadi peluang bisnis dan penghasilan. Melihat peluang ini Menteri Komunikasi dan Informatika tahun 2017, Bapak M. Nuh mencanangkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Blogger Nasional.

Udah 13 tahun aja ya. Semoga para blogger bisa tetap semangat menghasilkan karya yang bermanfaat bagi banyak orang.
Menulislah, karena dengannya kau bisa menemukan bahagiamu.


SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL !!!! 


Meng-aqil Baligh-kan Anak


Nggak terasa anak-anak saya udah mulai pada gede. Si sulung udah 10 tahun dan si tengah hampir 8 tahun. Dengan atau tanpa disadari, saya semakin tua,, hehe..

Bukann.. bukan itu fokusnya. Usia segitu saya harus udah mulai memikirkan pola yang tepat dalam membersamai masa jelang aqil baligh mereka. Kalau dulu saya pusing karena mereka nempel terus ama saya, sekarang saatnya saya yang mulai harap-harap cemas melepas mereka ke pergaulan dengan teman dan lingkungan. 

Salah satu persiapan saya adalah belajar untuk menghadapi aqil baligh dengan ikut kulgram parenting oleh Ustadz Adriano Rusfi, Psi.

Jadi apa aja sih persiapan yang harus dilakukan dalam meng-aqilbaligh-kan anak menurut ustad Adriano? Salah satunya adalah melibatkan anak dalam masalah.

Libatkan anak dalam masalah

Saya baru punya mobil usia 42 tahun. Rumah baru punya 2 tahun lalu, sebelumnya ngontrak. Dulu saat usia saya 28 tahun, teman-teman saya bilang, “Lu makanya yang fokus dong cari duit.”

Saya cuek saja, saya memilih fokus mendidik anak. Saya percaya dengan prinsip "Life begin at forty". Bagaimana pun waktu bersama dengan anak tidak akan bisa diulang saat anak2 sudah dewasa.

Kalau sekarang teman-teman saya kagum dan bilang, “Lu hebat banget sih?”

Saya sekarang bisa membalas, “Mungkin dulu lu kecepetan fokus sih.”

Karena setelah menikah dan mempunyai anak, saya memilih fokus untuk mendidik anak-anak saya.

Supaya beban finansial saya cepat beres, saya fokus meng-aqilbaligh-kan anak-anak.


Anak saya dari usia SMP sudah menjadi loper koran, membuka jasa servis tamiya, membantu scoring lembar psikotest.

Saya memberikan syarat jika anak meminta sesuatu, maka 10% haruslah memakai uangnya sendiri. Sehingga setiap permintaan anak saya akan dimulai dengan pertanyaan: “Abi ada duit nggak?”

Ketika anak saya ingin sepeda motor, saya katakan, “Bebas boleh pilih yang mana saja, asal 10% uang sendiri.”

Anak saya jadi berpikir juga. Yang 16 juta, harus ada 1,6 juta. Akhirnya anak saya memilih yang 9 juta saja, karena merasa mampu menyediakan 10%-nya. Abi nya senang, anak senang.

Ketika anak meminta barang baru sementara barang yang lama masih bisa dipakai, saya hanya katakan, "Harusnya kamu bersyukur abi sudah belikan yang itu dan kamu masih bisa gunakan itu."

Salah satu cara mendidik anak menjadi Aqil Baligh adalah dengan tidak menyembunyikan masalah dari anak. Rem masa baligh anak dengan membantu orang tua menyelesaikan masalahnya.


Jadi kurang tepat juga ketika mengatakan, “Biar Ayah saja yang menderita, kamu belajar saja yang rajin.”

Itu adalah kalimat kurang ajar. Bukti bahwa si Ayah Egois. Mengapa si ayah tidak mengijinkan anaknya mengikuti jalan suksesnya? Tidak ada sejarahnya orang sukses hanya dari gelimangan kemudahan.

Konglomerat Tionghoa itu sadis-sadis sama anaknya. Kalau anak mereka minta macam-macam, jawabnya “Sudah bagus Bapak kasih segitu.”

Kita saja yang Melayu ini suka memanjakan anak. Ada tetangga saya Tionghoa yang pengusaha kaya raya. Ketika hujan, ia memberikan payung buat anaknya supaya jadi ojek payung.

Ketika anak saya sudah memasuki usia aqil baligh, anak saya beritahu. “Kamu ini sebenarnya sudah bisa abi suruh pindah, tapi sekarang masih boleh tinggal dirumah. Hanya kami statusnya numpang. Numpang makan, numpang tidur. Jadi tahu diri ya sebagai penumpang. Baik-baik sama tuan rumah.”

Maka anak pun akan berusaha mematuhi tata tertib untuk tidak pulang malam, dll.


Hadapkan anak dengan berbagai masalah dan harus mencari solusinya sendiri adalah bagian dari upaya meng-aqilbaligh-kan anak kita. Ajari anak cari uang, ajari anak berorganisasi. Libatkan anak dengan masalah.

Anak mulai bisa diajarkan kemandirian saat usia di atas 7 tahun. Itu sudah fitrahnya. Didik anak dengan penuh optimis, tidak perlu rekayasa. Dan jangan lupa untuk meminta kepada Allah melengkapi kekurangan kita dalam mendidik anak-anak.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kalimat life began at forty ini relay banget ama saya. Saya yang menikah di usia yang relatif muda (sebelum 23 tahun) dengan lelaki yang seusia. Dengan masih terbayang mimpi bekerja di perusahaan multinasional, bisa travelling kesana kemari, bisa S2 ambil beasiswa ke luar negeri, tapi harus saya coba ikhlaskan untuk memendam semua mimpi tersebut demi menyempurnakan separuh agama.

Berkali-kali impian itu terbayang, suami selalu mengingatkan untuk bersabar. Menurutnya ada masanya untuk kembali mengejar mimpi-mimpi tersebut hingga bisa bermanfaat bagi orang lain. Saat ini cukup fokus untuk mendidik dan membangun fondasi kuat pada ketiga anak kami.

Suami selalu menceritakan Nabi Muhammad yang baru diangkat menjadi Rasulullah pada usia 40 tahun. Hal itu bisa menjadi contoh untuk saya kembali membangun mimpi saya di usia itu saat anak ketiga saya sudah masuk usia aqil baligh dan masuk SMP. InsyaAllah telah menjadi cambuk pribadi untuk saya fokus ke keluarga dan menomorsekiankan passion, karir dan cita-cita.

Semoga saya bisa mempersiapkan anak-anak saya dengan baik saat masa itu tiba dan kembali membangun mimpi dan cita-cita saya agar lebih bermanfaat bagi orang lain. Amin.

Thufail bin Amr

Thufail bin Amr

 

Thufail bin Amr adalah seorang yang terhormat, penyair dan seorang yang sangat cerdas. 

Orang-orang Quraisy berkata kepada Thufail bin Amr, “Wahai Thufail, engkau telah tiba di negeri kami dan orang ini (Nabi Muhammad) yang ada di tengah-tengah kita telah membuat kami semua porak-poranda. Ia telah memecah belah persatuan dan kesatuan kita. Ucapannya laksana sihir yang mampu memutuskan hubungan seorang anak dengan ayahnya, saudara dengan saudaranya dan suami dengan istrinya. Kami sangat khawatir jika apa yang telah terjadi pada kami itu lambat laun akan menimpamu dan kaummu. Karena itu, janganlah engkau sedikitpun mengobrol dengannya jangan pula mendengar sesuatu pun darinya!”

Mereka tak pernah berhenti mengatakan itu padanya hingga ia bertekad untuk tidak akan mendengarkan sesuatu pun dari Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassallam dan tidak berbicara dengan beliau sampai pada aksi menutup kedua telinga dengan kapas karena khawatir perkataan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam masuk ke kedua telinganya sementara ia tidak ingin mendengar apa pun.

Suatu hari, Thufail bin Amr pergi ke masjid, tanpa dugaan ternyata Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berdiri shalat di sisi Ka’bah, kemudian ia berdiri mendekati beliau. Ternyata Allah berkehendak agar ia mendengarkan sebagian firman-Nya. Sungguh apa yang ia dengar adalah ucapan yang teramat indah. Ia bergumam dalam diriku, *Demi Allah, sungguh aku seorang yang cerdas dan penyair yang cerdas memilah antara yang haq dengan yang batil lalu apa salahnya kalau aku mendengar apa yang dikatakan lelaki ini. Jika yang dia bawa adalah kebenaran, aku akan menerimanya. Jika yang dibawanya adalah kebatilan, aku akan meninggalkannya.”

Thufail bin Amr terpaku bagai patung di tempatnya sampai Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam beranjak pulang ke rumahnya. Ia mengikuti beliau dengan diam-diam dari belakang hingga beliau masuk ke dalam rumahnya. Ketika telah masuk ke dalam rumahnya, ia pun ikut masuk ke dalamnya. 

Ia berkata, “Hai Muhammad, kaummu mengatakan ini dan itu padaku. Demi Allah, mereka terus-menerus mengintimidasi aku terhadap permasalahanmu, hingga aku menutup kedua telingaku ini dengan kapas agar tidak bisa mendengar ucapanmu. Namun ternyata Allah memberiku hidayah hingga bisa mendengarkan ucapanmu yang teramat indah. Tolong terangkan kepadaku persoalanmu!”

Kemudian Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam menerangkan tentang Islam kepadaku dan membacakan Al-Qur’an. Demi Allah, aku belum pernah mendengar perkataan seindah Al- Qur’an dan sesuatu yang lebih adil daripada Islam. 

Maka akupun segera memeluk Islam dengan menyaksikan dua kalimat syahadat. 

Aku berkata, 

“Wahai Nabi Allah, sesungguhnya aku orang yang ditaati di tengah-tengah kaumku. Aku akan pulang dan mengajak mereka kepada Islam. Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah agar Dia memberiku satu tanda yang bisa membantuku dalam menyeru mereka.”


Beberapa tahun kemudian, Thufail membawa 800 keluarga dari Yaman, untuk menghadap Rasulullah SAW dan termasuk di dalamnya adalah Abu Hurairah.

Siapa yang tidak kenal dengan Abu Hurairah?

Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi Muhammad, yaitu sebanyak 5.374 hadits. Di antara yang meriwayatkan hadist darinya adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam Bukhari pernah berkata: "Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadits dari kalangan sahabat dan tabi'in yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah".

Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah terhadap hadits Nabi. Marwan memintanya untuk menyebutkan beberapa hadits, dan sekretaris Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Marwan memanggilnya lagi dan Abu Hurairah pun menyebutkan semua hadits yang pernah ia sampaikan tahun sebelumnya, tanpa tertinggal satu huruf.

Salah satu kumpulan fatwa-fatwa Abu Hurairah pernah dihimpun oleh Syaikh As-Subki dengan judul Fatawa' Abi Hurairah. Abu Hurairah sejak kecil tinggal bersama Rasulullah.

Kembali pada Thufail...

Kita bisa melihat, beliau mendulang berlapis-lapis keberkahan bagi kaum muslimin, bersebab, Abu Hurairah masuk Islam melalui wasilahnya.

Pada lebih dari 5000 hadits yang disampaikan Abu Hurairah, mengalirlah pahala kebajikan Thufail atas pengimanan, pengilmuan, pengamalan dan pendakwahan hadits ini oleh ummat Islam di seluruh dunia, hingga hari kiamat.

MasyaAllah...

Thufail begitu beruntung karena syiar yang dilakukannya selama beberapa tahun berhasil memasukkan Abu Hurairah ke dalam Islam. Lalu bagaimana dengan kita? Sudah sejauh apa syiar Islam yang kita lakukan?

Semangat mensyiarkan Islam untuk orang-orang di sekitar kita. Bayangkan jika ada satu aja orang yang menjadi ulama dan terus mensyiarkan kembali ajaran Islam. Pahala mereka insyaAllah akan mengalir ke kita juga. Semoga kelak menjadi syafa'at untuk kita di akhirat. Amin.


Tips Tetap Semangat Berbagi



Peluang Emas dari Allah

"Assalamu'alaykum Bu. Apa kabar ?"

"Wa'alaykumussalam Pak. Alhamdulillah sehat. Ada yang bisa saya bantu?"

"Lihat-lihat status ibu, mana tau ada rezeki kami butuh 50 eksemplar Al-Qur'an. Ibu bisa bantu? Saya dengar ibu koordinator sedekah Jum'at berkah di kantor."

"Maaf Pak saya cuma berusaha jadi kurir wakaf untuk menyampaikan sedekah orang yang berkenan. Kalau kurir wakaf Qur'an belum pernah, tapi insyaAllah saya coba tanyakan ke teman-teman. Nanti saya infokan lagi ya."


Itu percakapan saya beberapa minggu lalu dengan salah seorang teman kantor. Beliau tiba-tiba menghubungi saya via pesan whatsapp dan menanyakan perihal kebutuhan Al Qur'an untuk Rumah Tahfidz yang beliau kelola bersama beberapa teman di kampungnya.

Sudah sebulan saya meniatkan diri untuk jadi kurir wakaf buku-buku siroh Islam dari salah satu penerbit. Tujuannya lebih ke saya pribadi agar konsisten bersedekah terutama di hari Jum'at. Alhamdulillah sudah beberapa paket buku wakaf yang disalurkan dari dana sedekah teman-teman baik saya. Butuh waktu dan konsistensi dalam mensyiarkan sedekah untuk wakaf ini. Namun pelan tapi pasti Allah selalu memberikan jalan untuk bisa memenuhi niat saya. 

Saya sempat berpikir akan sulit mengumpulkan dana membeli Al Qur'an yang dibutuhkan teman saya tadi karena memang belum pernah mengusahakan hal seperti ini. Namun dengan semangat dan dukungan dari suami, saya mencoba untuk menawarkan "peluang emas" wakaf Qur'an ini ke teman-teman terdekat saya. "Allah menawarkan ibadah, nggak boleh kita sia-siakan", kata suami saya.

Alhamdulillah wa syukurillah, respon teman-teman sangat baik. Saya pun makin semangat mencari toko yang menjual Al Qur'an hafalan dengan harga miring. Hingga akhirnya 60 buah Al Qur'an dapat kami salurkan ke dua rumah tahfidz berbeda. MasyaAllah.. nggak ada yang nggak mungkin kalau Allah sudah meridhoi niat baik hamba-Nya.

Saat penyaluran ke rumah tahfidz dimaksud, Allah menyuguhkan pemandangan yang membuat saya malu. Rasanya menjadi kurir wakaf belum ada apa-apanya jika dibandingkan para pengurus dan pengajar disana. Para pemuda berwajah teduh dengan jubah sederhana yang tampak penuh keikhlasan membimbing masyarakat sekitar untuk belajar Al Qur'an.

Saya sempat berbincang dengan mereka tentang kegiatan di rumah tahfidz.

Rumah Tahfidz Sahabat Muslim, Pabatu

Rumah tahfidz ini sudah tiga tahun berdiri. Kegiatannya tidak hanya mengajar Al Qur'an bagi anak-anak. Namun juga memberikan bantuan beras atau sembako bagi anak dari keluarga yang tidak mampu. Murid tetap berjumlah 80 anak dan 40 diantaranya adalah yatim. Muridnya juga tidak terbatas pada anak-anak. Di pagi hari ada jadwal ibu-ibu belajar membaca Al Qur'an, di malam hari jadwal untuk bapak-bapak dengan agenda yang sama.

Kebetulan sekali saat itu jadwal pembagian beras yang selalu dilakukan di awal bulan. Di ruangan seluas sekitar 5 x 6 meter persegi itu dipenuhi dengan ibu dan anak-anak serta tumpukan beras yang akan dibagi.

Rumah Tahfidz Sahabat Muslim, Pabatu (dok.pribadi)

Dana membeli beras dan sembako diperoleh dari donatur tetap yang selalu menyisihkan rezekinya setiap bulan ke rumah tahfidz ini. Sebagian dana juga digunakan untuk kebutuhan operasional, termasuk biaya sewa tahunan rumah yang digunakan. Pengajar juga tidak digaji. Mereka ikhlas membaktikan diri agar tidak ada lagi masyarakat muslim yang buta Al Qur'an. Tidak hanya itu mereka juga membantu memenuhi urusan perut para murid rumah tahfiz.

Mereka tidak hanya mengajar dan mengelola rumah tahfidz ini. Ada beberapa rumah tahfidz lain dengan konsep sama di kampung berbeda tak jauh dari tempat itu. MasyaAllah, hati saya bak disiram embun sejuk melihat dedikasi para pemuda tersebut untuk membumikan Al Qur'an.


SEMANGAT BERBAGI DI ERA BARU

Bulan Maret 2020 adalah awal dimana banyak orang terdampak akibat pandemi. Dampak yang terjadi terasa hampir di setiap lini, namun yang paling terasa adalah pada kehidupan sosial dan ekonomi.

Banyak karyawan dirumahkan, pedagang dan tukang ojek sepi pelanggan yang berujung pada melonjaknya jumlah pengangguran. Bisa dibayangkan semakin banyak peminta-minta di jalanan mengharapkan uluran tangan dari mereka yang masih berkecukupan.

Masyarakat dituntut untuk tetap menjalankan aktivitas ekonomi dengan protokol kesehatan di era kenormalan baru. Lalu apakah cara ini efektif ? Realita yang kita hadapi ternyata tidak sesederhana yang dipikirkan. Tingkat penyebaran virus malah semakin meluas.

Di sisi lain, masih banyak pekerja beruntung yang tidak harus mengalami pemotongan gaji atau terlambat digaji sebagai dampak pandemi.

Dengan fenomena seperti itu, tidakkah terbersit rasa bersalah di hati jika tidak saling membantu? Sama dengan rasa malu yang saya rasakan saat menyaksikan dedikasi dan keikhlasan pemuda di rumah tahfidz. Mereka yang bahkan tidak punya penghasilan tetap berusaha berbagi. Berbagi ilmu, berbagi tenaga untuk mendapatkan donasi agar bisa memberi beras dan sembako untuk anak tidak mampu.

Ada atau tidak pandemi, semangat mereka tak pernah padam untuk berbagi. Bukankah di era kenormalan baru ini harusnya kita lebih semangat lagi? Jujur, saya mulai tergerak untuk konsisten berbagi sejak pandemi. Saat saya melihat banyak orang di sekitar saya kehilangan pekerjaan sementara masih ada keluarga yang harus diberi makan.

Berbagi tidak harus menunggu banyak uang. Banyak cara yang bisa dilakukan. 

Berikut tips untuk tetap semangat berbagi ala saya.

1. Niatkan beribadah karena Allah

Berbagi atau bersedekah adalah salah satu ibadah. Ikhlaskan niat untuk mencari ridho Allah agar berbagi bisa menjadi kebiasaan yang memberi semangat setiap harinya. 

2. Harta adalah titipan

Harta tidak dimiliki, manusia hanya dititipkan untuk dapat memanfaatkan harta tersebut sebagai jalan beribadah kepada Allah. Dengan mengokohkan prinsip tersebut dalam hati, kita akan terus bersemangat untuk berbagi kebaikan melalui harta yang dititipkan. Yakin saja dengan janji Allah bahwa bersedekah tidak akan membuat seseorang menjadi miskin, malah akan mendatangkan rezeki yang lebih berkah lagi.

3. Peka dengan lingkungan sekitar

Saat kita berpikir akan menghabiskan uang untuk liburan, coba perhatikan lingkungan sekitar. Adakah diantara mereka yang kesulitan makan? Sedih memikirkan perut anak-anaknya? Dengan lebih peka terhadap tetangga atau kerabat di sekitar kita, akan muncul semangat untuk sedikit menyisihkan uang agar dapat berbagi dan bersedekah.

4. Amal jariyah

Amal jariyah adalah amal yang tidak putus pahalanya walaupun orang yang beramal sudah meninggal dunia. Dengan mengejar amal jariyah kita akan lebih semangat lagi bersedekah untuk wakaf pembangunan masjid, wakaf buku pengetahuan Islam dan wakaf Al Qur'an.


Banyak media yang dapat digunakan untuk merealisasikan semangat berbagi. Salah satunya adalah yayasan <<< Laz UCare Indonesia >>> yang fokus kegiatannya adalah mengelola zakat, infaq, shodaqoh dan dana sosial lainnya.

Yayasan Laz UCare Indonesia telah tiga tahun berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, sosial dan ekonomi.



Dengan menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh ke Laz UCare kita diberi kemudahan tanpa harus datang langsung ke tempatnya. Cukup buka website Laz UCare Indonesia , pilih menu ZISWAF, klik tombol sesuai petunjuk, isi data pribadi, lalu transfer ke nomor rekening yang ditentukan. Gampang banget kan? InsyaAllah dana yang dititipkan akan disalurkan dengan baik dan tepat sasaran.

Yuk, kita bangkitkan lagi Semangat Berbagi di Era Baru ini. Semoga tips dari saya bermanfaat ya.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam rangka Lomba Blog Laz UCare Indonesia 2020."


by.U, Operator Digital Paling Mengerti Ibu Pekerja

Sebagai ibu bekerja saya selalu berusaha agar bisa tetap seimbang antara peran saya di rumah maupun di kantor. Dulu sebelum pandemi terjadi jam kerja kantor saya sudah ditentukan sejak jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Koneksi internet untuk bekerja bebas dari fasilitas kantor. Pulang ke rumah giliran main ama anak-anak dan jarang pegang gadget lagi.

Apa daya sejak pandemi di awal Maret lalu, rutinitas harian saya berubah cukup drastis. Anak-anak mulai belajar dari rumah dan saya diharuskan untuk bekerja dari rumah (WFH). Semuanya dilakukan secara daring dengan gadget sebagai media. Saya pikir koneksi internet melalui teethering smartphone cukup untuk melakukan semuanya. Ternyataaa.. Minggu pertama WFH, paket internet yang biasanya saya gunakan untuk 1 bulan harus habis hanya dalam waktu 1 minggu. Jleb banget nggak sih?

By.U, Operator Digital Paling Mengerti Ibu Pekerja

Saya yang biasanya suka browsing atau berselancar ria di media sosial harus rela manyun saat sadar kuota internet saya habis dalam sekejap. Padahal setelah jam kerja saya masih ingin cari resep masakan untuk saya eksekusi di rumah atau sekedar menonton drama korea di youtube untuk rehat sejenak. Ditambah lagi tugas anak-anak belum disetor ke gurunya. Lah, kuota saya udah nggak ada.

Di tengah kegalauan, saya teringat dengan operator digital yang pernah sliweran di media sosial dan katanya bisa pilih paket sesuai dengan kebutuhan. Langsung saya download aplikasi <<< by.U >>>, operator telekomunikasi serba digital pertama di Indonesia yang telah menggunakan jaringan 4G Telkomsel. 

Pas pertama kali buka, saya langsung ngerasa wow banget karena ternyata di by.U bisa memilih kuota sesuai keinginan dengan fitur <<< Build Your Own Plan >>> nya. 

Saat saya menghadapi banyak kerjaan kantor yang mengharuskan internet dengan kecepatan yang lumayan, saya bisa pilih  kuota 1 Mbps untuk sehari dengan harga yang ekonomis banget di kantong. Cuma ceban alias sepuluh ribu gaesss...

Saya juga bisa pilih paket sesuai rencana saya beberapa hari ke depan. Misalnya saat ada drama korea yang ingin saya tonton sampai habis selama beberapa hari, saya bisa pilih kuota 1,5 Mbps yang aman untuk streaming dengan kualitas gambar yang oke. Mau tambah topping nelpon ke sesama by.U dan kuota aplikasi media sosial lain juga ada. Bisa pilih #SemuanyaSemaunya sesuai <<< harga paket >>> dan kantong tentunya.

Keren banget sih aplikasi ini... Kemana aja saya selama ini baru tau ada aplikasi yang sangat mengerti kondisi yang dihadapi ibu pekerja selama pandemi???

Nggak Nyesal Pilih by.U

Cuma di by.U saya bisa memilih nomor sesuka saya. Ada lima pilihan nomor yang akan berganti setiap 5 menit saat masuk ke aplikasi pertama kali. Berasa lagi beli kartu sim di gerai kan... Bedanya di by.U bisa dilakukan dari gadget dan kartunya pun bisa diantar ke alamat kita. Semua serba digital deh pokoknya.

Trus kalo kartunya udah datang, aktivasi kartunya gimana? 

Tenang... Bisa langsung <<< registrasi >>> melalui aplikasi by.U juga lho. Nggak perlu susah-susah ke counter atau ke gerai operator lagi biar kartunya bisa digunakan. Kartu by.U yang menggunakan jaringan 4G Telkomsel juga membuat bebas dari rasa khawatir akan koneksi internet yang sulit dijangkau di beberapa daerah.

Nggak nyesel deh saya udah <<< download by.U >>> di smartphone. Saya bisa pilih paket aplikasi dan nelpon #SemuanyaSemaunya. Kerjaan kantor selesai, tugas sekolah anak aman, saya bisa rehat cari resep makanan atau nonton drama kesukaan saya.

Sering Kentut, Salah kah?



Siapa disini yang sering kentut?

Di budaya orang Timur kayak kita, kentut sembarangan itu terkesan nggak sopan. Padahal kentut itu suatu kebutuhan. Bayangin deh kalo ada orang yang nggak bisa kentut? Tersiksa banget pasti rasanya. Saya pernah kayak gitu. Terus berharap bisa kentut sepuasnya biar perut bisa plong.

Sejak kecil saya selalu dibiasakan mama untuk menjaga agar kentut di tempat yang nggak ada orang. Bahkan kalo udah kebelet kentut sebisa mungkin menyingkir dari keramaian agar nggak ada yang terganggu. Siapa yang tau kentut yang keluar nggak cuma mengeluarkan bunyi "tuuuuuttt" atau "pessssss". Tapi juga mengeluarkan bau yang semriwing sampe bikin orang pengen pingsan, haha...

Ada yang denger saya kentut aja rasanya udah maluuuu banget. Apalagi muka orang sampe kecut gara2 nggak tahan bau kentut saya.

Jadi sampe saya dewasa pun kalo ada yang kentut sembarangan apalagi mengeluarkan bau nggak sedap saya selalu merasa itu nggak sopan. Dan orang itu pastilah menyebalkan. Saya pun kalo mau kentut pas lagi ngumpul ama temen ya selalu menyingkir, apa itu ke toilet atau mana aja lah biar orang nggak tau saya kentut. Semacam merasa berdosa gitu kalo kentut sendiri terhirup ama orang lain, wkwk.

Hingga saatnya saya ditakdirkan berjodoh dengan lelaki yang ternyata kebiasaan kentutnya luar biasa. Everytime and everywhere lebay lah pokoknya. Sehari mungkin lebih dari sepuluh atau dua puluh kali. Bangun tidur kentut, abis sholat subuh langsung kentut, abis sarapan kentut, main sama anak kentut, nggak keren banget nggak sih punya suamik kayak gitu? Tukang kentut!

Awal menikah saya sempat shock lho. Kesel banget rasanya lagi ngobrol berdua atau pillow talk gitu denger suami kentut berkali-kali. Catet, berkali-kali! Nggak cuma sekali. Lagi selimutan berdua trus nyium bau semriwing nggak sedap. Keselnya berulang hampir tiap hari, trus akhirnya jadi B aja gitu denger kentut doi. Mungkin ini cara Tuhan menyadarkan saya betapa kentut itu biasa. Nggak boleh lebay menyikapinya, haha..

Kebiasaan kentut ini juga nggak hanya di dia, tapi juga adik ipar dan ayah mertua. Fix,, saya nggak bisa berkutik. Harus legowo dan nerimo dikasi keluarga yang frekwensi kentutnya lebay dan biasa aja ama kentut everytime and everywhere. Nggak mungkin kan saya minta lo gue end cuma gara-gara suami tukang kentut? Saya akui itu kekurangannya (eh apa kelebihan kali ya, kelebihan gas maksudnya, wkwk). Tapi masih banyak lagi kelebihan doi sebagai suami yang membuat dia tu suami idaman walaupun cuma untuk saya pribadi, haha..

Ibarat menurun dari gen, anak-anak saya juga terbiasa kentut kayak ayahnya. Haishhh.... Sambil main aja bisa saling lomba buat kentut.... Saya cuma bisa ketawa dapet pertunjukan lucu yang nggak semua keluarga bisa merasakan sensasinya. Iya lucu. Lucu kalo nggak berbau. Tapi jadi kezel kalo kentut salah satu atau salah duanya bau banget.

Jadi sebenernya sering kentut itu salah nggak sih?

Harus diliat dulu penyebabnya. Kalo memang karena penyakit tertentu di saluran pencernaan, harus dicek lebih lanjut ke dokter. Tapi kalo memang nggak ada indikasi penyakit ya nggak salah juga sih. Yang jelas sering kentut bukan indikasi seseorang bisa berdosa dan masuk neraka, haha... 

Kentut itu normal kok. Manusia kentut sekitar 15 kali sehari. Fungsinya untuk membuang gas yang dihasilkan dari aktivitas bakteri yang hidup di dalam usus yang membantu proses pencernaan. Kalo pencernaan kita sehat, biasanya kentut nggak berbau. Tapi kalo kentut udah berbau itu pertanda bahwa pencernaan lagi bermasalah.

Inget juga nggak sih kalo abis operasi (caesar misalnya) tu pasien baru dibolehin makan dan minum kalo udah kentut? Ternyata secara medis kentut itu memang pertanda kalo pencernaan sudah cukup berfungsi dengan baik. Jadi berbahagialah yang bisa dengan mudahnya kentut tiap hari.

Sekarang saya jadi ikut-ikutan B aja kalo kentut di rumah. Everytime and everywhere walaupun ada anak-anak saya. Paling-paling abis denger kentut kami ketawa barengan. Terus ada yang bales-balesan. Ada yang mau ikutan? Apa sihhhh?? Hahaha...

  


Kabsyah binti Rafi'



Assalamu'alaykum.

Kali ini saya mau nulis tentang kisah shahabiyyah lagi ya. Sekali lagi kisah ini saya ambil dari grup whatsapp Sprit Nabawiyah Community (SNC) yang disupervisi mbah Diaz. 

Kenapa belakangan ini mulai muncul kisah atau siroh seperti ini di blog saya? Murni sebenernya untuk saya pribadi. Dengan menyimpan banyak kisah tersebut, mau nggak mau saya harus membaca dan akhirnya sedikit lebih tau tentang kehidupan Islam yang patut diteladani.

Ada yang pernah mendengar nama Kabsyah binti Rafi'?

Kalau belum, mungkin ada yang pernah tau sahabat Rasul bernama Sa'ad bin Mu'adz radhiyallahu 'anhu?

Nah,, Kabsyah binti Rafi' adalah ibunda dari Sa'ad bin Mu'adz.

Figur ibu hebat ini memiliki nama lengkap Kabsyah binti Rafi’ bin Ubaid bin al-Abjur (Khadrah) bin ‘Auf bin al-Khazraj al-Anshariyah al-Khadariyah. Ibunya bernama Ummur Rabi’ binti Malik bin ‘Amir bin Fuhairah bin Bayyaadhah. Sedangkan suaminya bernama Mu’adz bin Nu’man dari bani Abdul Asyhal. Anak beliau diantaranya adalah Sa’ad, ‘Amr, Iyyas, Aus, ‘Aqrab, dan Ummu Hazzam.

Sa'ad bin Mu'adz ini terkenal jago menunggang kuda dan sangat pemberani. 

Dalam catatan sirah, Kabsyah merupakan di antara pertama yang masuk Islam sejak masuknya Islam di Madinah. Ummu Sa’ad bin Mu’ad RA ini adalah di antara Sahabat wanita yang terdepan dalam kebaikan. Ia adalah wanita awal yang membaiat Rasulullah ﷺ, bersama Ummu ‘Amir binti Yazid bin as-Sakan dan Hawwa’ binti Yazid bin as-Sakan.

Mereka masuk islam melalui perantaraan dakwah Mush'ab Bin Umar yang diutus menjadi duta dakwah Rasulullah SAW ke Madinah. Melalui dakwah yang damai, membuat dua tokoh besar di Madinah, yaitu Sa'ad bin Mu'adz dan Usaid bin Hudhair, meyakini kebenaran Islam.

Masuk Islamnya dua pemuka di Madinah ini segera disambut dan diikuti oleh begitu banyak penduduk Madinah lainnya. Tak terkecuali ibunda Saad yang terkenal berjiwa bersih dan ikhlas. Ia mendapat hidayah masuk Islam.

Sejak Islam datang di Madinah, kediaman Kabsyah menjadi pusat dakwah. Sebagai Muslimah yang gigih Kabsyah aktif menyebarkan tauhid sampai ke pelosok Madinah.

Ketika Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah, masyarakat Madinah dan kaum Anshar menyambut dengan gembira. Mereka berlomba-lomba memberi pelayanan terbaik bagi golongan Muhajirin. Kabsyah pun tampil di barisan terdepan.

Ia sedia selalu memberikan pengabdian untuk Rasulullah. Bahkan, ia berharap, selama di Madinah, Rasulullah akan tinggal di rumahnya. Namun, Allah berkehendak lain. Kediaman Abu Ayyub al- Anshari dari Bani Najjar lah yang terpilih.

Sosok Kabsyah sangat layak menjadi panutan para ibu karena senantiasa mendorong agar anak-anaknya berjihad ke medan perang. Mendorong buah hatinya terjun ke medan perang dan menggapai kesyahidan demi menegakkan Islam dan meninggikan kalimat Allah.

Di Perang Badar, kaum Muslimin menang dan putra Ka bsyah bisa kembali dengan selamat. 

Saat itu, putranya Sa'ad didaulat salah seorang anggota Majelis Syuro di Perang Badar.

Tibalah masanya perang Uhud. Saat terjadi kelalahan umat Islam di Perang Uhud, banyak pejuang yang mati syahid. Seusai perang para Muslimah berlarian keluar rumah mencari kabar apakah putra, suami, atau saudara lelakinya syahid atau selamat di peperangan. Ummu Sa'ad pun bergegas mencari kabar tentang keselamatan Rasulullah SAW dan kedua putranya yang turut berangkat berjihad ke medan Uhud, Saad dan Amru. Ternyata, salah satu putra Kabsyah, `Amr bin Mu'adz, termasuk yang gugur di medan Perang Uhud.

Rasulullah SAW bersabda, "Hai Ummu Sa'ad, ada kabar gembira dan sampaikan kabar gembira ini kepada keluarga mereka. Bahwa keluarga mereka yang meninggal dunia, semuanya masuk surga dan keluarga yang ditinggalkan akan mendapat syafaat."

Ummu Sa'ad berkata, Kami rela, ya Rasulullah. Siapa yang akan menangisi mereka setelah ini. Doakanlah, ya Rasulullah, untuk orang-orang yang dtinggalkan.

Lalu, Rasulullah SAW berdoa, "Ya Allah, hilangkanlah kesedihan hati mereka, lenyapkanlah musibah mereka, dan berikanlah ganti yang baik kepada mereka yang ditinggalkan".

Kabsyah menjawab : "Kami rela dan tak akan menangisi mereka."

Saat putranya Amru syahid di perang Uhud, Amru berumur 32 tahun.

Selanjutnya, tibalah perang selanjutnya yaitu perang Khandaq atau perang Ahzab.

Saat itu kaum muslimin dikepung di kota Madinah oleh gabungan besar pasukan Quraisy dan sekutunya. Ummat Islam pun bertahan dengan strategi membangun parit yang diusulkan oleh Salman Al Farisi.

Ketika Rasulullah SAW dan para sahabatnya pergi berperang, para wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia dikumpulkan di benteng bani Haritsah agar mereka terjaga keselamatannya.

Menurut Aisyah RA, ia melihat Sa'ad bin Muadz lewat dengan baju besi yang kekecilan sehingga tangannya terlihat. 

Aisyah sempat mengingatkan tentang baju Sa'ad yang kekecilan dan membahayakan dirinya. Namun, Kabsyah tidak memperhatikan hal tersebut. Ia begitu mendukung anaknya untuk terjun ke medan jihad.

Sa'ad lalu membawa tombak dan membacakan syair.  Syair itu berbunyi, 

"Aku menetap sejenak untuk menyaksikan pertempuran Hamal, tidak peduli maut menghampiri, jika memang sudah waktunya."

Kabsyah lalu menjawab, "Benar anakku, demi Allah, kamu bisa terlambat." 

Kabsyah berharap Sa'ad segera menyusul dan menemani Rasulullah SAW, tak tertinggal walau sebentar. 

Lalu Sa'ad berjaga bersama pasukan kaum Muslimin di belakang parit. Namun, takdir memang sudah tergariskan. Baju besi Sa'ad yang tidak tertutup sempurna menjadi jalannya untuk meraih syahid.

Sa'ad lantas berdoa, "Ya Allah, jika Engkau belum mengakhiri perang dengan kaum Quraisy, beri aku kesempatan untuk turut ambil bagian. Tidak ada yang lebih aku senangi untuk diperangi selain kaum yang mengganggu dan mendustakan Allah dan Rasul-Nya."

Allah mengabulkan doanya dengan mengirim angin topan dahsyat yang menghancurkan pasukan Quraisy.

Setelah berperang, kondisi Sa'ad semakin parah. 

Saad menemui ajalnya setelah menetapkan keputusan terhadap Bani Quraizhah.

Kesyahidan Sa’ad Bin Muadz mendapat perhatian luar biasa dari Allah. 

Kematiannya sampai mengguncang Arsy Allah.

Ibnu Umar RA meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, 

"Hamba shalih yang (kematiannya) telah mengguncang Arsy, membuat pintu-pintu langit terbuka, dan 70 ribu malaikat hadir mengiringinya. Padahal, mereka belum pernah turun ke bumi seperti ini sebelumnya, merasa kesempitan kemudian Allah memberinya keleluasaan. Hamba shalih yang dimaksud adalah Sa’ad bin Muadz."(HR.Bukhari Muslim).

Walaupun kesyahidan Sa’ad bin Muadz sudah dijamin oleh Nabi, namun Kabsyah tetap bersedih kehilangan putranya.

Ketika Rasulullah SAW tiba di rumah Sa’ad bin Mu’adz mendengar tangisan Ummu Sa’ad, Rasulullah SAW bersabda, "Setiap perempuan berdusta dengan tangisnya, kecuali Ummu Sa’ad."

Kemudian jasad Sa’ad dibawa keluar. Orang-orang yang mengangkatnya berkata, "Wahai Rasulullah kami tidak pernah mengangkat jenazah seringan ini."

Rasulullah SAW bersabda, "Bagaimana tidak ringan, malaikat telah turun ke bumi begini dan begini. Mereka belum pernah turun dengan cara seperti ini sebelumnya. Dan mereka ikut memikul jenazah bersama kalian."

Dari riwayat ini jelaslah kaum Muslimin bersama 70 ribu malaikat ikut mengangkat jasad Sa'ad sampai ke liang lahat.

Mendengar semua kebaikan dan kelebihan yang diraih putranya Saad, Kabsyah merasa bahagia dengan hati yang seakan melayang-layang di angkasa raya karena putranya telah meraih syahaadah.

Sungguh bahagia ibu yang penyabar dan ridha dengan taqdir Allah SWT. Dia merelakan kepergian putranya yang kedua dengan harapan dapat meraih pahala orang-orang yang bersabar

Masya Allah, dari kisah ini kita belajar tentang seorang Ibu yang begitu bersemangat mendorong anaknya menjemput takdir terbaiknya. Mendorong mereka untuk selalu berada di barisan terdepan memenuhi panggilan jihad dan panggilan dari Allah SWT

Mampukah kita? 😭😭😭

Semoga kita juga mampu meneladani kisah ini. Menjadi orang tua yang terus mendorong putra putrinya menjadi Pejuang di Jalan Allah SWT. Melepaskan mereka untuk belajar, menuntut ilmu, berdakwah dan berjihad di jalanNya.





Umamah binti Abul Ash



Ada yang pernah tau nggak ya shahabiyyah yang satu ini??

Banyak yang di antara kita bisa jadi tidak mengenal nama Umamah. Padahal dari kisah Umamah lah kita tahu tata cara sholat sambil menggendong bayi.

Dalam Shahih Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW pernah sholat sambil menggendong cucunya yang masih bayi, bernama Umamah binti Zainab binti Rasulullah yang merupakan anak dari Abul Ash in Rabi': 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ يُصَلِّي وَأُمَامَةُ بِنْتُ أَبِي الْعَاصِ عَلَى عَاتِقِهِ؛ فَإِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا"

"Ketika beliau berdiri, anak itu di digendong di lehernya, ketika beliau rukuk anak itu diletakkannya dan ketika berdiri kembali digendong," kata Ibnul Qayyim dalam Tahdzib Sunan Abu Dawud A'lamul Fawaid.

Dalam riwayat Imam Muslim, kata Ibnu Qayyim, Rasulullah menggendong anak itu di lehernya.

Sementara di dalam riwayat Imam Abu Dawud "Ketika kami menunggu Rasulullah SAW pada sholat Zhuhur atau Ashar dan Bilal sudah mengundang Rasulullah untuk sholat, tiba-tiba beliau keluar kepada kami, sedangkan' Umamah binti Abul Ash, putri Zainab ada di leher beliau. 

Nabi SAW berdiri di tempat sholat dan kami berdiri di belakang Beliau, sedangkan Umamah tetap berada di tempat semula.  Kami pun bertakbir hingga ketika Rasulullah SAW hendak rukuk, anak itu Beliau pegang lalu diletakkan beliau pun rukuk, dan sujud. Ketika beliau selesai dari sujud untuk berdiri, anak itu beliau ambil lagi lalu Beliau gendong ke tempat semula. Demikian seterusnya cara Rasulullah SAW yang memperlakukan cucu beliau itu pada setiap awal sampai akhir sholat. "Itu jelas menunjukkan saat itu Rasulullah SAW yang melakukan salat fardhu," Ibnul Qayyim.

Jadi siapakah Umamah binti Abul Ash?

Umamah binti Abu al-Ash merupakan salah seorang cucu kesayangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umamah merupakan putri dari Abu al-Ash bin ar-Rabi’ bin Abdu al-Uzza bin Abdu asy-Syams bin Abdu Manaf bin Qushay. Ibunya adalah Zainab putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Umamah adalah cucu pertama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga wajar ia disebut sebagai kesayangan Nabi. Sebagaimana umumnya seorang kakek mendapatkan cucu pertama.

Sementara ayahnya, Abu al-Ash, adalah seorang laki-laki Mekah yang dikenal memiliki akhlak mulia. Ia juga digelari al-amin (yang jujur dan terpercaya) oleh penduduk Mekah. Seorang pedagang yang jujur. Menunaikan hak-hak orang lain. Ia sangat menaruh hormat dan cinta kepada mertuanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terbukti dengan seringnya ia berkunjung ke rumah ayah mertuanya itu karena menaruh hormat pada beliau. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memujinya di depan para sahabat:

 “Ia berkata padaku dengan jujur. Dan memenuhi janjinya padaku…” (Muttafaqun ‘alaih: al-Bukhari No.2943 dan Muslim No. 2449).

Lalu mengapa nama Umamah tidak begitu dikenal?

Bisa jadi karena Rasulullah SAW sempat terpisah cukup lama dengan cucunya ini. Saat Zainab belum menyusul Hijrah dan masih berada di Makkah bersama suaminya yang saat itu belum masuk islam.

Ada kisah lain yang menunjukkan bagaimana Rasulullah SAW sangat mencintai Umamah.

Diriwayatkan dari Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah diberikan sebuah kalung oleh seorang perempuan. Belau bersabda,

لَأَدْفَعَنَّهَا إِلَى أَحَبِّ أَهْلِي إِلَيَّ

“Aku akan memberikan hadiah ini kepada keluargaku yang paling aku cintai.”

Aisyah pergi bersamanya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Umamah putri Zainab, dan mengelungkan hadiah itu di lehernya (al-Isti’ab fi Ma’rifati al-Ash-hab 4/1789. Riwayat Ahmad dalam Musnadnya).

Padahal ketika Rasulullah SAW menyampaikan hadist tersebut di hadapan para istri Beliau, dan mereka semua berharap mendapatkan kalung itu sebagai tanda keluarga yang paling dicintai Rasulullah SAW. Eh ternyata buat cucu kesayangannya, Umamah.

Umamah banyak mewarisi sifat istimewa dari sang ibu. Zainab Binti Rasulullah SAW. Umamah dikenal cerdas, lembut, dan keibuan. Kematangan pribadi itu tak terlepas dari asuhan langsung sang kakek, Muhammad.

Semasa kecil, tak segan Rasulullah menggendong dan membawa cucu kesayangannya ini. 

Pemandangan itu pun sering disaksikan langsung oleh para sahabat. Rasul pernah tertangkap mata tengah menggendong Umamah keluar rumah. Cucu perempuannya itu digendong dan diasuh sendiri sembari bercengkerama dengan para sahabat.

Demikian juga kala shalat. Tubuh mungil Umamah, tak terlepas begitu saja dari dekapan sang kakek.

Sikap Rasulullah itu membuat heran masyarakat Arab. Tradisi yang berlaku di mereka, mengasuh dan menyentuh anak perempuan adalah tabu. 

Tampaknya apa yang dilakukan Rasulullah SAW adalah ingin menunjukkan bahwa anak perempuan juga memiliki hak dan martabat yang sama dengan anak laki-laki. Para putri-putri itu juga berhak atas kasih sayang orang tua, kakek-nenek, dan lingkungannya.

Dari pernikahan Zainab binti Muhammad dengan Abul ‘Ash Ibn Ar Rabi, lahir dua anak. 

Selain Umamah, ada saudaranya bernama Ali. Sayang, saudaranya meninggal sewaktu kecil. 

Pada tahun ke-8 Hijriah, ibundanya meninggal. Ia diasuh oleh ayahnya. Tak lama kemudian ia pun menjadi yatim piatu. Lalu Umamah  diasuh oleh Az Zubair bin Al Awwam.

Kala dewasa, ia dipinang oleh Ali bin Abi Thalib. Peristwa itu berlangsung saat Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah. Az Zubair menikahkan kedua pasangan itu. Sebagian riwayat menyebut keputusan Ali ini menyusul wasiat Fatimah Az Zahra sebelum wafat.

Fatimah binti Rasulullah radhiallahu ‘anha -bibi Umamah- berwasiat agar Ali bin Abu Thalib menikahi Umamah sepeninggal beliau. Begitu salah satu wasiatnya.

Fatimah mengenal dekat Umamah. Ia mengetahui sifat keponakannya ini. Umamah sangat lembut, keibuan, dan sayang kepada anak-anak. Dalam keseharian pun Umamah sering terlibat mengasuh sepupunya Hasan dan Husein. Maka itu, Fatimah merasa tenang jika Umamah yang mendampingi anak-anak ketika ditinggalnya kelak.

Pernikahan Umamah dengan Ali bin Abi Thalib tidak dikaruniai anak. Kondisi ini membuat Umamah sepenuhnya mengasuh Hasan dan Husein. Ia juga sangat telaten merawat dan mendampingi sang suami hingga wafat akibat dibunuh pada 17 Ramadhan 40 tahun setelah hijrah.

Sebelum Ali wafat, ia berpesan kepada istrinya agar menikah dengan Al Mughirah bin Naufal Al Harits, sahabat Ali. Pesan ini telah sampai di tangan Al Mughirah. 

Selesai masa iddah, malah Muawiyah bin Abi Sufyan yang lebih dulu meminang Umamah. Muawiyah adalah Khalifah kala itu.

Cucu Rasulullah tak ingin abai terhadap wasiat suami. 

Umamah mengutus seseorang menemui Mughirah untuk mengabarkan adanya pinangan dari Muawiyah bin Abi Sufyan. ‘’Kalau engkau mau, kau serahkan urusan ini padaku,’’ jawab Al Mughirah untuk disampaikan kepada Umamah.  

Maksud pesan itu bahwa bahwa Al Mughirah segera meminangnya.

Umamah binti Abu al-Ash wafat tatkala berstatus sebagai istri al-Mughirah bin Naufal . Dan referensi-referensi sejarah tidak menyebutkan detil tentang wafatnya. Dalam kitab Siyar A’lam An-Nubala’ disebutkan bahwa beliau wafat pada masa khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan.

(tulisan diambil dari WAG Spirit Nabawiyah Community, Diaz)

Saad bin Abi Waqqash


“Aku adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah,”

Demikianlah Sa’ad bin Abi Waqqash mengenalkan dirinya. Ia adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah dari busurnya di jalan Allah.

Sa’ad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin Abdi Manaf hidup di tengah-tengah Bani Zahrah yang merupakan paman Rasulullah SAW. Wuhaib adalah kakek Sa’ad dan paman Aminah binti Wahab, ibunda Rasulullah.

Sa’ad dikenal orang karena ia adalah paman Rasulullah SAW.  Dan beliau sangat bangga dengan keberanian dan kekuatan, serta ketulusan iman Sa'ad. Nabi bersabda, “Ini adalah pamanku, perlihatkan kepadaku paman kalian!”

Keislamannya termasuk cepat, karena ia mengenal baik pribadi Rasulullah SAW. Mengenal kejujuran dan sifat amanah beliau. Ia sudah sering bertemu Rasulullah sebelum beliau diutus menjadi nabi. Rasulullah juga mengenal Sa’ad dengan baik. Hobinya berperang dan orangnya pemberani. Sa’ad sangat jago memanah, dan selalu berlatih sendiri.

Kisah keislamannya sangatlah cepat, dan ia pun menjadi orang ketiga dalam deretan orang-orang yang pertama masuk Islam, Assabiqunal Awwalun.

Sa’ad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya. Sedemikian dalam sayangnya Sa’ad pada ibunya, sehingga seolah-olah cintanya hanya untuk sang ibu yang telah memeliharanya sejak kecil hingga dewasa, dengan penuh kelembutan dan berbagai pengorbanan.

Ibu Sa’ad bernama Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah adalah seorang wanita hartawan keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan anggun. Disamping itu, Hamnah juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat setia kepada agama nenek moyangnya; penyembah berhala.

Pada suatu hari, Abu Bakar Ash-Shiddiq mendatangi Sa'ad di tempat kerjanya dengan membawa berita dari langit tentang diutusnya Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah. Ketika Sa’ad menanyakan, siapakah orang-orang yang telah beriman kepada Muhammad SAW. Abu Bakar mengatakan dirinya sendiri, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

Seruan ini mengetuk kalbu Sa’ad untuk menemui Rasulullah SAW, untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun memeluk agama Allah pada saat usianya baru menginjak 17 tahun. Sa’ad termasuk dalam deretan lelaki pertama yang memeluk Islam selain Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As Siddiq dan Zaid bin Haritsah.

Setelah memeluk Islam, keadaannya tidak jauh berbeda dengan kisah keislaman para sahabat lainnya. Ibunya sangat marah dengan keislaman Sa'ad. “Wahai Sa’ad, apakah engkau rela meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu,” ancam sang ibu.

Sa’ad menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku!”

Sang ibu tetap nekat, karena ia mengetahui persis bahwa Sa’ad sangat menyayanginya. Hamnah mengira hati Sa'ad akan luluh jika melihatnya dalam keadaan lemah dan sakit. Ia tetap mengancam akan terus melakukan mogok makan.

Namun, Sa’ad lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya.“Wahai Ibunda, demi Allah, seandainya engkau memiliki 70 nyawa dan keluar satu per satu, aku tidak akan pernah mau meninggalkan agamaku selamanya!” tegas Sa'ad.

Akhirnya, sang ibu yakin bahwa anaknya tidak mungkin kembali seperti sedia kala. Dia hanya dirundung kesedihan dan kebencian.

Allah SWT mengekalkan peristiwa yang dialami Sa’ad dalam ayat Al-Qur’an, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).

Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap mereka dengan bersabda, "Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki penduduk surga."

Mendengar ucapan Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Sa’ad bin Abi Waqqash.

Sa'ad bin Abi Waqqash adalah termasuk salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga.

Disamping terkenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Sa’ad bin Abi Waqqash juga terkenal karena keberaniannya dalam peperangan membela agama Allah. 

Ada dua hal penting yang dikenal orang tentang kepahlawanannya. Pertama, Sa’ad adalah orang yang pertama melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula terkena anak panah. Ia hampir selalu menyertai Nabi Saw dalam setiap pertempuran.

Kedua, Sa’ad adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah SAW dengan jaminan kedua orang tua beliau. Dalam Perang Uhud, Rasulullah SAW bersabda, "Panahlah, wahai Sa’ad! Ayah dan ibuku menjadi jaminan bagimu."

Sa’ad bin Abi Waqqash juga dikenal sebagai seorang sahabat yang doanya senantiasa dikabulkan Allah. Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Ya Allah, kabulkanlah Sa’ad jika dia berdoa.”

Sejarah mencatat, hari-hari terakhir Sa’ad bin Abi Waqqash adalah ketika ia memasuki usia 80 tahun. Dalam keadaan sakit, Sa’ad berpesan kepada para sahabatnya agar ia dikafani dengan jubah yang digunakannya dalam Perang Badar—perang kemenangan pertama untuk kaum Muslimin.

Saad Bin Abi Waqqash berumur panjang dan termasuk salah seorang sahabat yang ikut dalam misi delegasi yang dikirim oleh Khalifah Utsman bin Affan ke Cina sekitar tahun 30 H atau 651 M pada masa Dinasti Tang.

Tempat Meninggal Sahabat yang mulia ini pun disebut2 berada di cina, dekat Masjid Huaisheng atau dikenal dengan Masjid Sa’ad bin Abi Waqqash di Provinsi Guanzhou. Masjid yang dibangun di atas lahan seluas 5 hektare itu menjadi salah satu masjid tertua di Cina.

Walaupun ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa beliau meninggal di Madinah dan dimakamkan di Pekuburan Baqi'.

Semoga kita semua dapat terus mempelajari keteladanan dari para sahabat Rasulullah SAW. Amin.

(tulisan diambil dari WAG Spirit Nabawiyah Community Diaz)

Thalhah bin Ubaidillah




Thalhah yang dermawan begitu gelisah ketika harta yang dimilikinya tambah berlimpah. Thalhah tidak tenang bukan karena takut hartanya dirampok, melainkan karena takut dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Thalhah adalah salah satu sahabat yang sudah dijamin masuk surga.

Thalhah Bin Ubaidillah termasuk salah seorang sahabat yang mula2 masuk Islam (As Sabiqunal Awwalun). Beliau masuk Islam melalui dakwah yang disampaikan oleh Abu Bakar As Shiddiq.

Kisah masuk islamnya bermula ketika saat itu Thalhah sedang berdagang ke Syam. Meski masih muda, Thalhah punya kelebihan dalam strategi berdagang. Ia cerdik dan pintar, hingga dapat mengalahkan pedagang-pedagang lain yang lebih tua.

Tiba di Bushra, sebuah kota di wilayah Syam, para pedagang itu segera memasuki pasar.

Tiba-tiba seorang pendeta berteriak-teriak, ”Wahai para pedagang sekalian, adakah di antara tuan-tuan yang berasal dari kota Makkah?”

Kebetulan Thalhah berdiri tak jauh dari pendeta itu. Segera ia menghampirinya. “Ya, aku penduduk Makkah,” sahut Thalhah.

Dialog yang terjadi selanjutnya, akan mengubah perjalanan hidupnya.

“Sudah munculkah di tengah-tengah kalian orang yang bernama Ahmad?” tanya pendeta kepadanya.

“Ahmad, di mana ?” Jawab Thalhah.
Dia belum pernah mendengar nama itu sebelumnya

“Ahmad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Bulan ini pasti muncul sebagai nabi penutup para nabi. Kelak ia akan hijrah ke negerimu, pindah dari negeri batu-batu hitam yang banyak pohon kurmanya. Ia akan pindah ke negeri yang subur makmur, memancarkan air dan garam. Sebaiknya engkau segera menemuinya, wahai Anak Muda!” jawab pendeta tersebut.

Ya. Nama Rasulullah SAW dalam kitab2 terdahulu disebut dengan Ahmad.
Dan berita tentang kehadiran Nabi Akhir zaman sudah masyhur di kalangan para pemuka agama mereka.

Bergegas Thalhah membawa untanya menuju kembali ke arah Mekkah. Tak dihiraukannya kafilah dagang yang masih sibuk di pasar itu. Apa yang ia dengar dari sang Pendeta begitu menggugah hatinya.

Sampai di Makkah, Thalhah bertanya kepada keluarganya, "Apakah ada peristiwa penting yang terjadi di Makkah sepeninggalku?”

“Ada. Muhammad bin Abdullah mengatakan dirinya nabi. Abu Bakar memercayainya dan telah mengikuti apa yang dikatakannya," jawab Mereka.

Thalhah mengenal Abu Bakar dengan baik. Abu Bakar memiliki banyak keutamaan dan layak dipercaya. Segera ia langsung mencari Abu Bakar, dan menanyakan perihal yang didengarnya. 

“Benarkah Muhammad bin Abdullah telah menjadi nabi dan engkau mengikutinya?”

“Betul,” jawab Abu Bakar.

Abu Bakar pun menceritakan kisah Muhammad SAW sejak peristiwa pertama di Gua Hira sampai turunnya ayat pertama. Tak lupa setelah itu, Abu Bakar mengajak Thalhah untuk masuk Islam. Apa yang disampaikan oleh Abu Bakar, ditambah apa yang ia dengar dari pendeta di Bushra menambah keyakinannya. Segera mereka berdua menemui Rasulullah SAW dan Thalhah pun masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW.

Thalhah langsung mengucapkan dua kalimat syahadat, “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah.” Thalhah menjadi orang keempat yang menyatakan Islam di hadapan Abu Bakar.

Apakah keislamannnya mulus2 saja? Tentu TIDAK.

Rayuan dan bujukan dari kaumnya, terutama ibunya tak mampu menggoyahkannya.

Setelah putus asa dengan cara lemah lembut, mereka akhirnya bertindak kasar. Siksaan demi siksaan mulai mendera tubuh anak muda yang santun itu.

Mas’ud bin Kharasi bercerita, “Pada suatu hari, ketika aku sedang melaksanakan sa’i antara Shafa dan Marwah, aku melihat sekelompok orang menggiring seorang pemuda dengan tangan terbelenggu di lehernya. Orang-orang itu berlari di belakang sambil mendorong, memecut, dan memukuli kepalanya.

Di tengah kerumunan orang itu, ada seorang wanita lanjut usia yang terus berteriak mencaci-maki pemuda di depannya. “Ada apa dengan pemuda itu?” tanya Mas’ud.
“Pemuda itu Thalhah bin Ubaidillah. Dia telah keluar dari agama nenek moyangnya dan mengikuti Muhammad anak Bani Hasyim,” jawab mereka.

“Lalu siapa wanita itu?”

“Ash-Sha’bah binti Al-Hadramy. Ibu Thalhah.”

Ya, Ibunya menjadi orang yang begitu gigih berusaha mengembalikannya kepada kekufuran

Tak hanya itu yang dialami Thalhah. Seorang laki-laki bernama Naufal bin Khuwailid yang dijuluki Singa Quraisy, menerobos ke hadapan Thalhah sambil menyeret Abu Bakar. Lelaki bengis itu lantas mengikat Abu Bakar dan Thalhah menjadi satu.

Keduanya didorong kepada algojo kafir. Mereka dipukuli sehingga luka dan darah mengalir dari tubuh keduanya. Sejak saat itu, Thalhah dan Abu Bakar digelari oleh kaum Muslimin dengan Al-Qarinain, atau sepasang sahabat yang terikat.

Thalhah berhijrah ke Madinah sewaktu kaum Muslimin diperintahkan untuk hijrah. Diikutinya semua perang bersama Rasulullah SAW kecuali Perang Badar. Thalhah dan Sa'id bin Zaid diutus Rasulullah dalam sebuah urusan. Namun, Thalhah tetap mendapatkan keutamaan ahlul Badar dan mendapatkan bagian rampasan perang.

Perang Uhud adalah perangnya Thalhah. Kepahlawannya gemilang dalam membela Rasulullah dan kaum Muslimin. Peperangan dahsyat yang berkecamuk menjatuhkan syuhada dan korban yang banyak di kalangan musyrikin Makkah.

Saat situasi peperangan berbalik memojokkan kaum Muslimin, Thalhah hanya berfokus mencari di mana keberadaan kekasihnya Rasulullah SAW. Thalhah begitu khawatir akan keselamatan Rasulullah SAW.

Dilihatnya dari jauh Rasulullah SAW bercucuran darah, maka diterjanglah pasukan Quraisy. Didapatinya sosok Rasul terkasihnya terluka dan darah mengalir. Maka diraihnya Nabi dengan tangan kiri dari lubang tempat kakinya terperosok.

Sambil memapah Rasul yang mulia dengan dekapan tangan kiri ke dadanya, ia membawa Rasulullah ke tempat yang aman. Sementara, tangan kanannya mengayun-ayun pedang bagaikan kilat yang menyabet orang musyrik.

Mari dengarkan kesaksian Abu Bakar as-Shidiq tentang kepahlawanan Thalhah di Perang Uhud. Dari Aisyah dia berkata, "Bila disebutkan Perang Uhud, maka Abu Bakar selalu berkata: 'Itu semua adalah harinya Thalhah!' Aku adalah orang yang mendapati Rasul setelah peperangan, maka berkatalah Rasul kepadaku dan kepada Abu Ubaidah ibnu Jarrah: Tolonglah saudaramu itu (Thalhah)!'

Kami lalu menengoknya dan ternyata pada sekujur tubuhnya terdapat lebih dari 70 luka tusukan tombak, goresan pedang dan tancapan panah dan ternyata pula anak jarinya putus, maka kami segera merawatnya dengan baik. Begitu lanjut kisah Abu Bakar.

Mereka mengira Thalhah sudah gugur di perang Uhud tersebut. Ternyata tidak, beliau masih hidup. 

Karena itulah ia diberi gelar Syahid yang Hidup. Gelar itu diberikan Rasulullah melalui sabdanya, 'Siapa yang ingin melihat orang berjalan di muka bumi sesudah mengalami kematiannya, lihatlah Thalhah!'

Sejak itu, jika orang membicarakan Perang Uhud di hadapan Abu bakar, Abu bakar selalu menyahut, Perang hari itu adalah peperangan milik Thalhah seluruhnya."

Selain mendapat gelar Syahid yang Hidup, Thalhah juga memiliki beberapa julukan lainnya dari Rasulullah SAW.

Ada Thalhah Al-Jaud (Thalhah yang pemurah), Thalhah Al-Fayyadh (atau Thalhah yang dermawan) juga Thalhah Al-Khair atau Thalhah yang baik.

Ada lagi kisah Thalhah sebagai pebisnis.

Kisahnya, suatu hari dalam bisnisnya, Thalhah mendapat untung sangat besar. Sepulang berdagang dari Hadhramaut, ia membawa keuntungan 700 ribu dirham.

Malam harinya ia ketakutan, gelisah, dan risau. Melihat itu, istrinya Ummu Kultsum, bertanya, "Mengapa engkau gelisah? Apakah kami telah melakukan kesalahan?"

"Tidak. Engkau adalah istri yang baik dan setia, tapi ada yang mengganggu pikiranku sejak semalam. Pikiran seorang hamba kepada Rabbnya. Ia mau tidur sedang hartanya masih menumpuk di rumahnya," jawab Thalhah.

"Mengapa engkau risau? Bukankah banyak yang membutuhkan pertolongan engkau. Besok pagi, bagikan uang itu kepada mereka" Jawab Istrinya 

"Semoga Allah merahmatimu. Sungguh engkau wanita yang mendapat taufik Allah," sahut Thalhah bahagia.

Esoknya, ketika hari masih pagi, uang-uang itu telah masuk di pundi-pundi dan sesaat kemudian berpindah ke tangan fakir miskin Anshar dan Muhajirin.

Demikian kisah Sahabat Rasulullah SAW yang mulia, Thalhah bin Ubaidillah.

Baru sebagian kecil saja dari kisah hidup beliau dan begitu banyak pelajaran untuk kita semua.

Ayo bersama terus mempelajari kisah hidup para Sahabat Rasulullah SAW.

(tulisan diambil dari WAG Spirit Nabawiyah Community)

Pien Tze Huang untuk Cegah 3 Gangguan Kesehatan

Beberapa hari lalu saya ngobrol dengan teman yang pernah melahirkan dengan proses caesar. Memang sebelumnya sudah banyak saya dengar kalau proses caesar lebih "sakit" daripada ditinggal mantan proses melahirkan normal per vagina. Rasa sakit akibat jahitan dan proses pembiusan dapat bertahan lama di tubuh dan masih sering terasa nyeri di saat tertentu. 

Kali ini saya bisa lebih banyak mendengar dan bertanya karena saya sendiri belum pernah mengalami lahiran secara caesar. Perlu dicatat, saya belum ada rencana untuk melahirkan lagi, hehe.. Siapa tau nantinya pengalaman teman saya tentang melahirkan caesar bermanfaat untuk keluarga dan orang terdekat saya, ya kan?

Nyeri jahitan setelah operasi ternyata cukup menyakitkan dan butuh waktu 1-2 hari untuk kering dan 1-3 bulan untuk dapat sembuh total. Jadi terkendala saat awal memberi ASI pada bayi. Saat sakit itulah ada yang menyarankan teman saya membeli dan meminum obat herbal dari cina karena sudah banyak yang membuktikan luka bekas operasi bisa lebih cepat kering dan mengurangi rasa sakit yang ada.

Namanya ikhtiar. Setelah coba tanya sana sini dan memastikan selama ini ia tidak sensitif terhadap obat tertentu, suaminya langsung pergi ke depot obat cina dan membeli obat tersebut. Namanya Pien Tze Huang (ribet kayaknya bacanya ya,, haha..), berbentuk satu buah pil yang dapat dibagi menjadi 6 kali minum.

Alhamdulillah setelah minum pil tersebut, luka jahitan bekas operasi caesar yang dimiliki teman saya cepat kering dan rasa sakit pada luka berangsur-angsur menghilang. Pemberian ASI untuk bayinya pun bisa lebih lancar.



Pien Tze Huang adalah obat tradisional Tiongkok dengan sejarah lebih dari 500 tahun. Keampuhan dan khasiat obat ini tetap terjaga hingga hari ini. Obat ini diramu dari bahan obat alami bermutu tinggi. Di Indonesia obat ini banyak dikenal sebagai obat alternatif selain obat dari dokter medis untuk mempercepat penyembuhan luka bekas operasi dan meredakan gejala penyakit tipes.

Ternyata Konsumsi Pien Tze Huang Secara Rutin Bisa Cegah 3 Gangguan Kesehatan Ini

Sebagian besar obat herbal yang dijual di Indonesia memang didominasi oleh produk dari negara China. Karena untuk ilmu medis negara yang satu ini memang tidak ada tandingannya. Terbukti begitu banyak negara yang juga menggunakan obat-obatan mereka. Bahkan tak jarang diantara produknya juga menjadi best seller, seperti diantaranya adalah Pien Tze Huang. Nama yang mungkin sudah tidak begitu asing lagi bagi sebagian orang.

Obat herbal yang satu ini dikenal baik oleh masyarakat yang memiliki beragam gangguan kesehatan, seperti diantaranya masalah liver, tipes sampai yang memiliki luka bekas operasi. Baik itu operasi besar maupun kecil penyembuhannya jadi jauh lebih cepat dengan menggunakan obat herbal tersebut. Bahkan selain mampu untuk mengobati beragam jenis penyakit, baik itu yang berat maupun ringan, ternyata dengan konsumsi Pien Tze Huang asli secara rutin juga mampu untuk mencegah beberapa gangguan kesehatan berikut ini :


1. Mencegah kerusakan hati, kerusakan hati ini dapat dipicu oleh banyak faktor, diantaranya adalah infeksi virus hepatitis ataupun juga kebiasaan senang mengonsumsi alkohol. Sehingga lama kelamaan hal tersebut akan membebani kinerja organ tubuh ini. Konsumsi secara teratur akan merawat atau menjaga kesehatannya.


2. Mencegah penyakit kardiovaskuler, munculnya penyakit pada sistem pembuluh darah seperti diantaranya adalah jantung sampai dengan stroke dipicu oleh terjadinya penyumbatan pembuluh darah, sehingga dengan rutin mengonsumsi obat ini dapat mencegah hal tersebut, karena ia bekerja untuk menjaga kelancaran peredaran darah dalam tubuh.


3. Mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri, khususnya adalah infeksi yang kerap kali terjadi di bagian mulut, layaknya radang pada gusi sampai dengan radang tenggorokan, begitu juga dengan peradangan yang terjadi pada bagian mata, jadi bisa berfungsi sebagai obat tipes juga.


Saya jadi ingat beberapa tahun lalu adek saya pernah jatuh dari motor dan kepalanya terbentur keras dan terasa sakit. Walaupun bagian tubuh lain hanya mengalami luka ringan, mama kami sangat khawatir pada bagian kepala. Mengingat ada kerabat yang jadi sering sakit setelah mengalami kecelakaan dan terbentur juga di daerah kepalanya.


Mama langsung membeli pil Pien Tze Huang dengan harapan jika terjadi penyumbatan pembuluh darah di daerah kepala akibat kecelakaan dapat segera dilancarkan oleh khasiat obat ini. Dan memang setelah menghabiskan pil tersebut rasa sakit di bagian kepala yang terbentur berangsur hilang dan tidak pernah terasa nyeri lagi hingga saat ini.


Ada hal yang perlu diperhatikan saat akan membeli obat ini, Karena sudah banyak yang membuktikan khasiatnya, ada begitu banyak tiruannya di pasaran yang wajib diwaspadai. Pien Tze Huang yang asli hanya diproduksi oleh PT Saras Subur Abadi. Perusahaan ini merupakan distributor resmi dari produk asli Tiongkok tersebut.


Cara cek keasliannya cukup mudah. Perhatikan kemasan kotak obat Pien Tze Huang, produk asli memiliki stiker hologram di dalamnya. Buka stiker di kanan atas kemasan dan pastikan ada 16 digit nomor seri produk di balik stiker tersebut. Lalu keaslian produk dapat dicek dengan memasukkan nomor tersebut ke website www.T3315.com. Setiap nomor hanya dapat diinput satu kali aja.


Obat Cina Herbal Pien Tze Huang


Pil Pien Tze Huang



Bisa jadi referensi nih buat temen atau sanak saudara yang membutuhkan, terutama yang terdiagnosa memiliki gangguan kesehatan di atas. Dan catat ya, harus yang asli!!! :)

Semoga artikel ini bermanfaat.

Salam cinta,
Mamak

Hindun binti Utbah


Ada yang pernah dengar nama ini?

Mungkin saat pertama kali mendengar, nama Hindun agak berkonotasi jelek. Sejarah memang mencatat nama Hindun dengan hal buruk, tapi yang perlu kita ingat dan kita tanamkan dalam hati kita, semua kesalahan di masa jahiliyah telah Allah SWT hapuskan dan Allah SWT ampuni.

Nah, kali ini kita bahas sisi-sisi kehidupan shahabiyyah ini setelah masuk Islam ya.

Nama lengkapnya adalah Hindun binti Uthbah bin Robi’ah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf al-Umawiyah al-Qurasyiyah. Ibunya bernama Shafiyyah binti Umayyah bin Haritsah bin al-Auqashi bin Murah bin Hilal bin Falih bin Dzikwan bin Tsa’labah bin Bahtah bin Salim.

Hindun binti Utbah termasuk di antara golongan perempuan yang baik dan cantik. Terkenal banyak ide, cerdas, fasih, pintar berbahasa, pandai dalam ilmu sastra dan juga bersyair. Dia juga mahir dalam menunggang kuda dan mempunyai kematangan jiwa yang mantap. Ia dinikahi oleh Abu Sufyan bin Harb.

Wanita ini memiliki karakteristik unggulan, tidak hanya di masa itu namun juga masa kini dan masa yang akan datang.

Ketika terjadi Perang Badar, beberapa orang terbunuh seperti Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah dan Walid bin Utbah. Mereka yang meninggal itu adalah keluarga dekat Hindun. 

Utbah bin Rabi'ah = Ayahnya

Syaibah bin Rabi’ah dan Walid bin Utbah adalah saudaranya

Dan semuanya meninggal di tangan Hamzah bin Abdul Muthalib. Maka dendam dari perang badar ini kemudian ia tumpahkan di perang Uhud.

Hidayah Islam baru menyapa Hindun Binti Utbah dan Suaminya saat Fathu Makkah. Berikut kisah keislaman Hindun Binti Utbah.

"Aku ingin menjadi pengikut Muhammad." begitu kata Hindun kepada suaminya

"Bukankah aku lihat kau kemarin begitu membencinya," kata Abu Sufyan.

"Sesungguhnya aku sebelumnya tidak pernah melihat orang yang beribadah pada Allah itu dengan benar hingga apa yang kusaksikan tadi malam. Demi Allah, mereka betah berdiri, ruku’ dan sujud."

"Jika kau tetap dengan keputusanmu maka laksanakanlah, pergilah membawa seorang dari kaummu untuk menemanimu," kata Abu Sufyan.

Kemudian Hindun berangkat menemui Rasulullah untuk berbaiat. Ia datang dengan menyamar menggunakan cadar, merasa takut bila kemudian Rasulullah menangkapnya setelah mengenal suaranya.

Dalam kisah Baiat masuk Islamnya ini, juga ada sebuah peristiwa "lucu" yang menunjukkan seperti apa karakter yang dimiliki oleh Hindun Binti Utbah.

Hindun berkata, "Wahai Rasulullah, segala puji bagi Allah yang telah menurunkan agama yang menjadi pilihan-Nya, agar dapat bermanfaat bagi diriku. Semoga Allah memberi rahmat-Nya padamu, wahai Muhammad. Sesungguhnya aku wanita yang telah beriman kepada Allah dan membenarkan apa yang disampaikan Rasul-Nya."

Rasulullah saw berkata, "Selamat datang bagimu.

"Demi Allah," kata Hindun, "Tiada sesuatu pun di muka bumi ini penduduk yang berdiam di tenda-tenda lebih aku cintai dari mereka selalu bersama dengan tendamu. Dan sungguh aku telah menjadi bagian dari itu. Dan tidak ada di muka bumi ini penduduk yang berdiam di tenda-tenda lebih aku cintai dari mereka yang selalu ingin dekat denganmu."

"Dan sebagai tambahan, bacakanlah pada kaum wanita Al-Qur'an. Kau harus bersumpah setia bahwa selamanya kau tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun," pesan Rasulullah SAW.

"Demi Allah, sesungguhnya kau berhak menyuruh apa pun pada kami, apa yang diperintahkan pada kaum lak-laki dan kami akan menaatinya."

"Janganlah kau mencuri!" Kata Rasulullah SAW

"Demi Allah, jika aku memakai harta kepunyaan Abu Sufyan karena suatu keperluan, aku tidak tahu, apakah itu halal atau tidak?" tanya Hindun.

Rasulullah saw bertanya, "Benarkah kau Hindun binti Utbah?"

"Benar, saya Hindun binti Utbah, maka maafkanlah apa yang telah berlalu."

Kemudian Nabi bersabda, "Janganlah kau berzina!"

"Wahai Rasulullah, apakah budak yang telah bebas dianggap berzina?"

"Janganlah kalian bunuh anak-anakmu!"

"Sungguh kami telah merawat mereka sejak kecil dan mereka terbunuh pada Perang Badar setelah dewasa. Engkau dan mereka lebih tahu itu.

Nabi melanjutkan, "Janganlah kalian menyebarkan fitnah dan membuat berita bohong!"

"Demi Allah, sesungguhnya memelihara fitnah itu benar-benar perbuatan yang buruk dan merupakan perbuatan yang sia-sia."

Umar bin Khathab tertawa mendengar jawaban Hindun.

"Dan janganlah kalian berbuat maksiat padaku terhadap perbuatan yang makruf!"

Hindun berkata, "Kami duduk di majelis ini bukan untuk berbuat maksiat terhadapmu dalam hal makruf."

Rasulullah SAW kemudian berkata pada Umar bin Khathab, "Baiat mereka semua, wahai Umar. Dan mintalah ampunan Allah bagi mereka!"

Umar lalu membaiat mereka. Rasulullah SAW tidak berjabat tangan dengan para wanita itu, dan tidak pula menyentuhnya kecuali wanita-wanita yang benar-benar dihalalkan oleh Allah bagi dirinya atau wanita yang menjadi muhrimnya.

Lihatlah bagaimana jawaban2 yang disampaikan Hindun. Itu kalimat jawaban yang sangat berkelas dan menunjukkan kecerdasannya dan ketajaman fikirannya.

Dalam riwayat lain ketika Rasulullah SAW mengatakan dilarang mencuri, tiba-tiba Hindun berkata, ''Sesungguhnya Abu Sufyan sangat kikir. Bagaimana jika aku mengambil sebagian hartanya tanpa dia ketahui?'' 

Abu Sufyan yang berada tidak jauh dari tempat tersebut menimpali, ''Semua yang engkau ambil telah kuhalalkan.''

Sekembalinya dari Baiat, Hindun langsung mengambil Palu dan Menghancurkan berhala yang ada di dalam rumahnya sampai hancur berkeping2 seraya berkata "Selama ini, kami terpedaya olehmu".

Setelah menjadi Muslimah yang ahli ibadah; rajin shalat malam dan berpuasa. Ia sangat konsisten dengan status barunya tersebut. Ibadahnya luar biasa, seakan menebus semua kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan di masa jahiliyah dulu.

''Ibuku adalah wanita yang sangat berbahaya di masa Jahiliyah dan di dalam Islam menjadi seorang wanita yang mulia dan baik,” ujar Mu’awiyah bin Abi Sofyan mengungkapkan sifat sang ibu.

Bila di Masa Jahiliyah Hindun dikenali dengan kiprah luarbiasanya di perang Uhud, maka di Masa Islamnya, Hindun adalah salah seorang pahlawan hebat di Perang Yarmuk

Dan perlu diingat, di antara perang Uhud dan perang Yarmuk ada jeda 11 tahun. Kebayang berapa umurnya ya saat itu ? Pasti sudah bertambah renta. Tapi Hindun tidak mau meninggalkan kesempatan berjihad di Jalan Allah.

Dalam Perang Yarmuk, Hindun mempunyai peran yang sangat besar. 

Ibnu Jarir berkata, ”Pada hari itu, kaum Muslimin bertempur habis-habisan. Mereka berhasil menewaskan pasukan Romawi dalam jumlah yang sangat besar. Sementara itu, kaum wanita menghalau setiap tentara Muslim yang terdesak dan mundur dari medan laga.

Mereka berteriak, ’Kalian mau pergi ke mana? Apakah kalian akan membiarkan kami ditawan oleh pasukan Romawi?’

Siapa pun yang mendapat kecaman yang pedas seperti itu, pasti kembali menuju kancah pertempuran.”

Tentara Muslim yang sebelumnya hampir melarikan diri, kemudian bertempur kembali membangkitkan semangat pasukan yang lain. Mereka benar-benar terbakar oleh kecaman pedas yang diteriakkan oleh kaum wanita, terutama Hindun binti Utbah. 

Dalam suasana seperti itu, Hindun menuju barisan tentara sambil membawa tongkat pemukul tabuh dengan diiringi oleh wanita-wanita Muhajirin. Ia membaca bait-bait syair yang pernah dibacanya dalam Perang Uhud.

Kami Adalah Putri Putri kasur Mungil
Kaki Kami melangkah di atas bantal bantal kecil

Seperti langkah burung bangau yang gemulai
dua helai selendang menjuntai dekat siku

Siapa yang menolak, maka kami pasti menjauhi
Jika kalian menang, maka kami pasti memelukmu

tetapi, jika kalian mundur, maka kami tak bersua lagi
kami memilih cerai darimu tanpa menyisakan cinta lagi

Tiba-tiba pasukan berkuda yang berada di sayap kanan pasukan Muslim berbalik arah, karena terdesak musuh. Melihat pemandangan tersebut, Hindun berteriak, ”Kalian mau lari ke mana? Kalian melarikan diri dari apa? Apakah dari Allah dan surga-Nya? Sungguh, Allah melihat yang kalian lakukan!”

Hindun juga melihat suaminya, Abu Sufyan, yang berbalik arah dan melarikan diri. 

Hindun segera mengejar dan memukul muka kudanya dengan tongkat seraya berteriak, ”Engkau mau ke mana, wahai putra Shakhr? Ayo, kembali lagi ke medan perang! Berjuanglah habis-habisan agar engkau dapat membalas kesalahan masa lalumu, saat engkau menggalang kekuatan untuk menghancurkan Rasulullah.”

Zubair bin Al-’Awwam yang melihat semua kejadian itu berkata, ”Ucapan Hindun kepada Abu Sufyan itu mengingatkanku kepada peristiwa Perang Uhud, saat kami berjuang di depan Rasulullah SAW.”

Zubair melanjutkan " saat itu juga, Abu Sufyan membelokkan kudanya dan kembali menuju ke medan laga" langkahnya segera diikuti oleh pasukan muslim lainnya.

Tidak hanya itu, kemudian kaum wanita turut bergabung dengan pasukan dan menerjang musuh. bahkan kaum wanita yang bergerak lebih dulu daripada pasukan yang lainnya.

Arah pertempuran kemudian kembali menuju keunggulan pasukan ummat islam dan berakhir dengan takluknya pasukan romawi.

Hindun meriwayatkan beberapa hadits dari Rasulullah SAW. Beberapa orang meriwayatkan darinya seperti, Muawiyah bin Abu Sufyan (anaknya) dan Aisyah Ummul Mukminin.

Hindun binti Utbah wafat pada masa pemerintahan Umar bin Khathab, bersamaan dengan Abu Quhafah, ayahanda Abu Bakar Ash-Shiddiq tahun 14H. Hindun binti Utbah meninggal di atas tempat tidurnya, setelah Hindun memberikan segala kemampuannya untuk membela agama yang agung ini.

Selamat jalan wahai Hindun Binti Utbah.

Ketangguhan dan perjuanganmu di Masa Islammu telah menghapuskan semua kesalahanmu di masa jahiliyah.

Surga adalah tempat terbaik kembali bagimu.