Niat silaturahmi selalu diiringi dengan rezeki.
Rezeki waktu, rezeki sehat, rezeki menikmati keindahan alam di sepanjang perjalanan.
Alhamdulillah bulan Agustus kemarin dapat pulang kampung bersama keluarga ke daerah Aceh. Tepatnya ke Desa Matang Glumpang II, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen. Senang sekali karena sudah 11 tahun lebih saya nggak bersilaturahmi langsung ke saudara-saudara di kampung. Tepatnya sebelum saya menikah hingga saat ini saya sudah dikaruniai tiga orang anak. Berasa durhaka gimanaaaa gitu, hehe..
Alhamdulillah karena dapat momen yang pas dan harus kesana, akhirnya saya membawa suami dan anak-anak saya untuk pertama kalinya pulang ke kampung papa saya. Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan bawa stok masker kemana-mana kami pun berangkat dari Medan sekitar jam 7 pagi.
Perjalanan menuju ke Matang Glumpang II ditempuh selama kurang lebih 10 jam. Idealnya sih 8 jam, namun karena tidak ada yang kami kejar, kami sempat singgah untuk makan siang dan sholat Zuhur di daerah Idi Raya dan sholat Ashar di Lhokseumawe. Makan malam kami sempatkan di tempat favorit sejak dulu, Sate Matang sebagai ikon khas daerah ini.
Sampai di kampung kami langsung disambut oleh keluarga besar di tengah mempersiapkan acara resepsi pernikahan sepupu yang sudah tertunda selama beberapa bulan lamanya karena pandemi. Banyak yang berubah dari sebelas tahun yang lalu. Kampung lebih tertata dan akses jalan sudah beraspal beton, padahal terakhir kali masih tanah biasa. Sawah di belakang rumah kakek juga bisa jadi tempat bermain anak-anak termasuk saya.
Tak lupa kami singgah ke rumah uwak di Desa Awe Geutah untuk makan jeruk bali dengan langsung ambil dari pohonnya.
Kami pun menunaikan agenda silaturahmi ke beberapa rumah saudara dan sempat bersenang-senang ke Pantai Jangka yang jaraknya hanya 15 menit dari kota. Sengaja kami kesana di pagi hari untuk menghindari pengunjung yang terlalu ramai dan kondisi pasang air laut.
Dari penginapan kami di kota, mobil kami melaju masuk ke daerah pasar Matang Glumpang II. Melewati area persawahan yang hijau, tak perlu waktu lama untuk dapat sampai ke pantai Jangka. Saya yang memang menyukai keindahan alam, otomatis dimanjakan dengan panorama sepanjang perjalanan. Kami sempat membeli sarapan nasi kari bebek khas daerah ini untuk dimakan di tepi pantai sebelum bermain di air.
Sampai disana memang baru ada beberapa pengunjung yang terlihat. Per mobil dikenakan biaya Rp 10 ribu saja untuk masuk ke area pantai. Ahh,, kami bisa puas bermain kalau begini. Serasa pantai milik keluarga, hehe..
Dari banyaknya pondok warna warni yang terlihat dapat disimpulkan pantai ini akan sangat ramai menjelang siang ke sore hari. Di samping letaknya yang tidak jauh dari kota, sarana pondok dan penjual makanan serta minuman cukup banyak dan tertata rapi. Pagi hari itu kami tak dikenakan biaya untuk duduk di pondok, namun kami harus memesan makanan dan atau minuman di salah satu kedai pemilik pondok yang kami tempati.
Harga makanan dan minuman pun terjangkau. Kami bisa menikmati sarapan nasi kari bebek dengan teh manis hangat yang kami pesan dari kedai tersebut. Nikmat sekali.
Anak-anak yang melihat air laut langsung tidak sabar ingin menceburkan diri ke air. Saya pun ngos-ngosan mengikuti mereka sembari memberi mereka sarapan untuk mengisi perut yang masih kosong. Kebayang repotnya saya jika anak-anak sampai sakit selama sisa perjalanan.
Tepi pantai Jangka berupa pasir putih dan banyak ditemukan kepiting laut kecil yang membuat lubang di sekitar pantai. Bahkan ada kepiting cukup besar juga berkeliaran keluar masuk lubang yang membuat saya gemes ingin menangkapnya. Suasana pantai beratap langit biru dan cahaya matahari yang masih malu-malu membuat saya betah memandang. Deburan ombak dan semilir angin membuat hati menjadi tenang. Sejenak dapat melupakan hiruk pikuk perkotaan.
Saya pun tak ingin melewatkan kesempatan untuk sekedar bermain air di tepi pantai dan bersenang-senang bersama keluarga. Seru sekali.. apalagi bisa membahagiakan papa dan mama saya. Kebahagiaan yang berlipat-lipat nilainya.
duh aku udah kangen liburan banget, semoga pandemi ini cepat berakhir ya :')
ReplyDeleteSemoga ya mbak. Liburan pun cuma bisa tipis2 dan harus celingak celinguk dulu untuk menghindari keramaian.
Delete