Survival Mode di Masa Pandemi

Berhubung pandemi masih belum berakhir, lagi-lagi saya pengen menulis sesuatu terkait hal ini. Kali ini tentang ekonomi, khususnya ekonomi rumah tangga yang banyak terdampak sejak dunia dan negara ini menyatakan kondisi pandemi covid-19 awal Maret lalu. Hmm,, memang banyak yang merasa rugi dan susah, namun ada juga pembelajaran yang bisa kita ambil dari kondisi pandemi virus ini. Tulisan Kak Mia bisa jadi referensi. 

Kita yang hidup saat ini akan menjadi saksi banyaknya kesulitan yang disebabkan wabah penyakit, khususnya dari mutasi virus corona ini. Dulu saya mengira di jaman yang sudah canggih dan perkembangan ilmu yang pesat, virus penyakit tidak akan menjadi masalah besar karena sudah ada vaksin untuk pencegahannya. Tidak akan lagi kita merasakan apa yang terjadi di masa wabah difteri, cacar, campak, polio yang banyak memakan korban dan ditakuti oleh semua orang pada masa itu.


Sudah banyak dokter ahli terutama di negara-negara maju yang mempelajari dan mencari vaksin dan obat untuk mengatasi berbagai macam patogen penyakit. Beberapa perguruan tinggi di dunia memiliki laboratorium khusus untuk meneliti tentang virus penyakit, contohnya Institut Virologi Wuhan yang sempat dituduh sebagai penyebab penyebaran covid-19. Masa’ sih mereka  kalah dengan virus yang hanya berukuran 120 hingga 160 nanometer? Keliatan aja nggak.


Saat ini kita menjadi saksi betapa negara adidaya menjadi tak berdaya saat banyak warganya yang meninggal diserang makhluk tak tampak ini. Ekonomi dunia terpuruk, banyak perusahaan merumahkan sementara bahkan mem-PHK-kan pekerjanya.  Pandemi berujung resesi ekonomi dunia di depan mata.


Saya sendiri  melihat banyak orang di sekitar saya yang bingung mencari penghasilan karena dirumahkan dan di-PHK dari pekerjaan sebelumnya. Banyak pengusaha juga mengeluh merosotnya omset karena keputusan PSBB dan lockdown dari Pemerintah.


Kondisi saat ini memang meresahkan. Tapi kita sebagai manusia harus bisa bertahan. Yang penghasilannya tidak berkurang dapat membantu yang kehilangan pekerjaan. Yang kehilangan pekerjaan juga jangan menyerah dan berharap pemberian dari orang lain saja. Yuk ah mikir, kira-kira apa yang bisa dijadikan sumber rupiah di masa-masa sulit ini.


Pandemi ini diprediksi akan berlangsung selama 1 – 2 tahun ke depan hingga vaksin dinyatakan teruji valid dan dapat dipasarkan. Nggak mungkin kan kita diam aja dan menunggu selama itu tanpa berusaha mempertahankan ekonomi rumah tangga kita khususnya.


Berdasarkan pemikiran dari seorang pengusaha, bisnis yang akan booming di tengah pandemi ini antara lain :

1. Life Insurance,

2. E-commerce,

3. Networking Business/MLM,

4. Remote working

5. Logistic

6. Online schooling

7. Webinar/online training

8. Netflix, Indihome

9. Telecommunication

10. Telemedicine

11. Cleaning services

12. Wellness

13. Medical equipments

14. Home entertainment

15. Online Transportation

 

Sedangkan bisnis yang akan terpuruk atau tidak berkembang yaitu :

1. Hotel,

2. Travel,

3. Bioskop,

4. Mall,

5. Retail,

6. Entertainment,

7. Property

8. MICE (Meeting; Incentive, Convention & Exhibition),

9. Persewaan kantor,

10. Restoran (tidak ada Dine in).

 

Bisa saya liat sendiri pas bulan puasa kemaren banyak travel umroh yang menjual kurma demi bisa tetap menggaji karyawannya. Hotel merumahkan sementara banyak pekerjanya. Mall sempat ditutup. Kalo pun dibuka kemungkinan masih akan sepi karena masyarakat yang well educated masih belum berani keluar cuma untuk jalan-jalan. Resto menjual frozen food. Bisnis kecantikan berbelok menjadi kesehatan dengan memproduksi hand sanitizer atau sabun cuci tangan berbagai aroma. Bisnis bergeser ke arah survival mode, yang penting tetap bisa survive dan menghasilkan cashflow.


Bisnis Ruangguru dan training melalui zoom/googlemeet pun akan semakin berkembang dan diminati.


Bisnis besar aja udah mulai mikir gimana supaya bisa tetap mempertahankan bisnisnya. Banyak yang berubah termasuk model bisnis yang dijalani. Mereka yang udah banyak duit aja memaksa diri untuk lebih kreatif agar tetap “hidup”. Apalagi kita yang masih biasa-biasa aja.


Lalu apa yang harus kita lakukan agar bisa survive ekonomi di masa pandemi ini?


Pertama, kita harus fokus dan terima kenyataan kalau pandemi ini memang harus dihadapi.

Kedua, fokus pada apa yang bisa kita lakukan. Apa kira-kira kemampuan kita yang bisa menghasilkan uang?

Ketiga, upgrade diri. Kalo masih belum pede dan merasa kurang, banyak lho media belajar online. Moso’ rela kuota internet kita cuma dipake untuk wa, insta, atau kepoin status orang? Banyak video atau seminar untuk meningkatkan kemampuan kok jaman sekarang.

Keempat, eksekusi. Mulailah melakukan ide dan pasarkan apa yang mau kita jual. Jangan gampang menyerah ya. Karena semua hal butuh proses. Termasuk merealisasikan ide dan jualan kita.

Usaha di masa pandemi

Beberapa bulan ini, banyak ide usaha rumahan yang booming dilakukan dan banyak pelanggan. Pemasarannya pun nggak susah. Ada media sosial seperti whatsapp, fesbuk, instagram yang bisa dijadikan peluang.


Teman-teman saya yang cukup berhasil menghasilkan uang walaupun dirumahkan juga cukup banyak. Beberapa usaha yang mereka kembangkan dan cukup menjanjikan antara lain :


1. Frozen food. Misalnya dimsum, kebab, pancake, sosis, nugget, dan chicken katsu.

2. Bumbu masak jadi. Misalnya bumbu sop, bumbu soto, bumbu misop ayam, bumbu tomyam, mie aceh, dan lainnya.

3. Pasar online. Banyak yang takut pergi ke pasar, jasa ini menerima pesanan belanja harian untuk dibelanjakan ke pasar lalu dikirim ke pembeli.

4. Masker. Di jaman yang katanya New Normal ini, masker adalah barang yang wajib dimiliki semua orang. Makin banyak orang yang mencari dan mengkoleksi masker berbagai model dengan motif yang lucu.

5. Hand Sanitizer. Selain masker, hand sanitizer juga menjadi barang wajib untuk menjaga kesehatan. Bisa nih belajar membuat hand sanitizer dan dimodifikasi dengan berbagai aroma agar dapat menarik pembeli.

 

Yuk, aktifkan survival mode mu di masa pandemi ini. Selama vaksin belum ditemukan, tetap pakai masker, sering cuci tangan dan tetap jaga jarak. Mungkin nanti naik pesawat atau nonton bioskop pun duduknya diberi jarak setengah meter. Agak lucu dan aneh, tapi inilah kehidupan baru kita.


WELCOME TO THE NEW NORMAL!

6 comments

  1. Begitulah adanya kak, kita mesti survive dengan kondisi saat ini tentunya dengan protokol kesehatan tapi hiks kenyataannya di masa new normal ini banyak yang sudah tidak menghiraukan itu lagi.

    ReplyDelete
  2. Benar banget kak, pandemi Covid-19 ini sangat memengaruhi kehidupan orang-orang, ada yang survive tapi lebih banyak yang mengalami kesusahan terutama di bidang ekonomi

    ReplyDelete
  3. Mungkin peribahasa di mana ada kemauan di situ ada jalan akan berlaku di masa pandemi ini ya Mak. Harus tetap semangatttt

    ReplyDelete
  4. Iya ya Dev, bisnis resto belum bs dine in tp kafe2 di sepanjang jalan SM Raja Medan udah rame aja hihi... Btw kk sering lho mampir di pinggir jalan beli Pi**a Hut yg diobral 100k 4 kotak, udah jd jajanan pinggir jalan ya, tp itulah survival mode mereka ya agar karyawannya tetap bs kerja

    ReplyDelete
  5. Zaman now harus lebih cerdas dalam mengatur keuangan ya Mak. Bahkan orang kaya aja sekarang udah banyak yang beralih ke survival mode sejak pandemi. Kayaknya kita harus kencangkan ikat pinggang hingga tahun depan ya

    ReplyDelete
  6. Bener banget. Kita nggak pernah nyangka ya bakalan dihadapkan dengan kondisi seperti ini. Siapapun saat ini merasakan dampaknya. Tapi ini sebenarnya peluang buat saling berangkulan dan membantu, saling care pada sodara dan sesama.

    ReplyDelete