Hingga 15
Maret 2020, mutasi virus Corona yaitu Covid-19 menginfeksi 117 warga di
beberapa provinsi di Indonesia. Melonjaknya jumlah warga yang terinfeksi
disebabkan virus ini sangat cepat menular, mulai dari percikan ludah orang
terinfeksi saat batuk/bersin (droplet) maupun kontak pada benda/orang yang
membawa virus tersebut (carrier).
Pemerintah
pun memberlakukan program social distancing ke seluruh masyarakat untuk
mencegah semakin meluasnya penularan virus ini.
Apa itu Social Distancing?
Social
distancing diartikan sebagai menjaga jarak antara manusia yang satu dengan
manusia lainnya untuk menghindari penyakit menular. Covid-19 yang menular
dengan sangat cepat dalam komunitas masyarakat melalui kontak dengan pasien
atau pembawa (carrier), diharapkan dapat berhenti penularannya ke anggota
komunitas/masyarakat lainnya.
Social
distancing juga dilakukan dengan menjaga jarak dengan orang lain yang dapat
membawa virus sejauh 1 meter.
Beberapa
negara telah melakukan praktek Social Distancing ini. Contoh konkrit nya adalah
sebagai berikut :
Bekerja dari rumah (Working from Home)
Sebisa mungkin meminimalisir pekerjaan yang mengharuskan bertemu langsung dengan orang lain dan melakukan pekerjaan dari rumah
Meliburkan sekolah
Untuk menghindari pertemuan dengan banyak orang di kelas, sekolah mengganti sistem pembelajaran sementara melalui daring (kelas digital/online).
Menunda/membatalkan sementara acara yang mengumpulkan banyak massa
Misalnya konser, training, kongkow,
atau seminar.
Social
distancing terkait Covid-19 dilakukan selama 14 hari.
Mengapa 14
hari ?
Alasannya,
dalam waktu 14 hari tersebut diharapkan orang-orang yang terinfeksi virus dapat
menjaga dirinya dari menularkan ke orang lain sehingga mampu menghentikan laju
penularan Covid-19.
Jika dalam
14 hari seseorang tidak mengalami apa-apa, berarti ia aman dari infeksi virus Covid-19.
Namun jika dalam 14 hari tersebut seseorang menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19,
dapat langsung mendapatkan penanganan medis yang tepat dan memutus penularan ke
orang lain karena tidak ada orang yang ditemuinya selama 14 hari.
Tapi
jangan salah ya, aturan 14 hari itu hanya akan berlaku jika masyarakat
benar-benar mengisolasi diri dan keluarganya dari keluar rumah. Bukan malah
jalan-jalan ke mall, liburan, atau melancong ke tempat-tempat wisata baik dalam
maupun luar negeri.
Dibutuhkan
kerjasama yang baik dari seluruh masyarakat untuk keberhasilan program ini agar
laju penyebaran virus Covid-19 dapat menurun. Masyarakat harus “kompak” dalam
menahan diri untuk ke luar rumah, tidak kemana-mana selama 14 hari, kecuali
untuk hal yang sangat penting.
Lebih baik
mengkarantina diri selama 14 hari di rumah daripada kita diisolasi gara-gara
terinfeksi si virus bukan??
Berikut video menarik dari dokter Rheisa Broto Asmoro.
Isolasi
untuk daerah yang terkena wabah juga sudah dilakukan sejak zaman Rasulullah.
Rasulullah
SAW pernah memperingatkan umatnya untuk jangan mendekati wilayah yang sedang
terkena wabah Tha’un, penyakit seperti kusta yang sangat menular. Sebaliknya,
jika sedang berada di tempat yang terkena wabah, mereka dilarang untuk keluar.
“ Jika
kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki
wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal,
janganlah kalian meninggalkan tempat itu (HR al-Bukhari)”
Hingga
saat ini, Pemerintah Indonesia belum melakukan isolasi pada daerah manapun.
Efek Social Distancing : Ortu Harus
Lebih Kreatif
Social
distancing yang diberlakukan Pemerintah tentunya memiiliki banyak efek pada masyarakat.
Apalagi masyarakat timur yang memilik kebiasaan sosial yang cukup tinggi.
Lumayan suntuk pastinya jika harus disuruh tinggal di rumah saja.
Saya yang
memiliki dua anak yang biasanya bersekolah, mulai sekarang harus belajar
bagaimana metode belajar online yang tepat untuk anak dan memfasilitasi proses
belajar mengajar tersebut.
Belum lagi
si tengah yang harus melaksanakan ujian tengah semester dari rumah. Disuruh
belajar aja tantrumnya lumayan wow, gimana lagi kalau saya suruh dia
mengerjakan ujian di rumah? Nggak kebayang roberto….
Memang
nggak boleh dibayangkan sih. Mamak harus setrong cari cara yang tepat untuk
menghadapinya. Tentunya saya sebagai ortu harus lebih kreatif.
Apa saja
yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebosanan anak di rumah dan anak tetap bisa
belajar pelajaran yang seharusnya dipelajari di sekolah?
1.
Membuat makanan bersama
2.
Berolahraga
3.
Menambah hafalan Al Qur’an
4.
Membuat alat peraga terkait pelajaran anak di sekolah
5.
Bekerjasama dengan guru sekolah untuk metode belajar online
yang menarik untuk anak
6.
Bersih-bersih rumah
7.
Bermain DIY dan kreatifitas lainnya
8.
Membaca Al Qur’an dan kisah nabi
Berhubung
saya mamak pekerja, saya harus dapat mengkondisikan rumah agar sesuai dengan yang
saya niatkan. Minimal saya harus membuat agenda apa yang harus dilakukan
anak-anak dari jam ke jam nya agar tidak melulu bermain atau menonton tv.
Sama seperti
badai lainnya, badai karena wabah corona ini pasti dapat segera berlalu. Dan
hal ini bergantung kepada kita sebagai masyarakat untuk taat pada aturan social
distancing 14 hari yang diberlakukan Pemerintah.
Tetap semangat dan stay safe semuanya ya.
Libur sekolah bukan berarti libur belajar dan beraktivitas. Sekarang saatnya emaknya yang jadi fasilitator ya kk. Semoga Allah melindungi kita semua.
ReplyDeletesemoga warga pada patuh terhadap aturan social distancing ini ya kak, walau tampaknya sulit sekali, apalagi bagi kelompok menengah ke bawah ya Allah, segeralah wabah ini berakhir huhu
ReplyDeleteGemes kali sama artis yang keluar negeri itu bawa anak. Mana pake uang negara lagi, ehh
ReplyDeleteKenapa gak diem aja sih, tunda sampe semua ini membaik. Seakan-akan kepergian dia untuk menemukan antivirus yang dibutuhkan warga negara kita.. hmmm
Herannya ya kak. Sudah pada paham tentang social distancing, tapi tetap aja berkeliaran, bersentuhan. Tau, ah gemes sama yang seperti itu.
ReplyDeleteKece badai nihh tips antibosan di rumah ala Mamak Devi ini. Kesempatan juga kita nambah hapalan Alquran ya kan Mak. Keren kuadrar deh nihh... Syukaaa
ReplyDeleteSudah beberapa hari di rumah sangat nyaman mbak apalagi bisa berkreasi berbagai mainan anak-anak di rumah.
ReplyDeleteUntung si krucil masih belom ngerti melalak kemana2 kak, jadi self quarantine ini lebih tangangan ke diri sendiri biar bisa tahan kaki ga kemana2
ReplyDeleteBelajar, bekerja dan beribadah di rumah. Keluar jika keperluan mendesak dan jaga jarak 2 meter, lalu rajin cuci tangan, pake sabun biasa pu ok +- 20 menit lah hehe hafal ya saya
ReplyDeleteCorona oh Corona. Membawah berkah bagi mereka yang punya pandangan positif
ReplyDelete