Resep Donat Kentang ala Mamak

Hai sobat mamak,
Semoga semua pada sehat ya. Sebagai mamak harus setrong dan katanya harus anti sakit. Kalo mamak udah sakit, keluarga ibarat kapal yang oleng karena kehilangan tumpuan nya. Tukang masak, tukang beres-beres, tukang ngurusin anak harus istirahat dari rutinitas harian yang menurut sebagian orang adalah hal yang gampang dilakukan.
Dan sebagai mamak yang juga working mom, saya bisa bilang pendapat orang seperti itu salah besar. Menjadi ibu rumah tangga bukan hal yang gampang. Bekerja non stop selama 24 jam 7 hari. Mulai dari urusan rumah, anak-anak dan suami. Tidur paling larut dan bangun paling awal. Berat fergusooooo... Kecuali dilandasi keikhlasan karena ibadah kepada Sang Pencipta.
Lah, ini ceritanya jadi kemana-mana.
Kali ini saya ingin berbagi resep cemilan yang udah beberapa kali saya eksekusi. Awalnya saya kurang pede untuk membuatnya, namun tiga krucil di rumah hampir tiap hari minta beli donat kentang yang dijual teman si kakak. Satuannya dihargai Rp2.500, sekali beli minimal 10 donat. Bisa-bisa ludes jatah belanja bulanan gara-gara beli donat kentang. Insting sebagai mamak langsung bereaksi dan memaksa mamak untuk mencari resep donat kentang dari om instagram.
Disini mamak juga memberdayakan krucil dan si ayah untuk turut berperan. Walaupun saya yakin semakin banyak tangan yang memegang adonan, akan berisiko pada hasil yang nggak karuan, haha...
Ya sudah lah, saya terima risiko itu dengan harapan kebersamaan dengan suami dan anak-anak akan menghasilkan makanan yang ada bumbu cintanya. #uhuk



Bahan-bahan yang diperlukan:
  • Kentang 150 gr
  • Tepung  terigu protein tinggi 300 gr (saya pakai Cakra Kembar)
  • Ragi 1 sendok teh
  • Gula pasir 75gr
  • Susu bubuk 2 sendok makan
  • Telur 1 butir
  • Air secukupnya
  • Margarin 40gr
  • Garam 1/2 sendok teh
How To :
  • Kupas dan bersihkan kentang, lalu kukus hingga lunak dan hancurkan.
  • Campur tepung terigu, gula, ragi, dan susu bubuk, aduk hingga rata
  • Masukkan telur dan kentang yang telah dihancurkan ke dalam tepung. Aduk hingga rata, tambahkan air sedikit-sedikit hingga adonan menjadi kalis.
  • Campurkan garam dan margarin ke dalam adonan dan aduk lagi hingga tercampur rata.
  • Bentuk adonan menjadi bulatan-bulatan kecil, kira-kira diameter 5-7 cm dan letakkan dalam wadah yang telah ditaburi tepung agar adonan tidak lengket.
  • Selanjutnya proses proofing adonan dengan mengistirahatkan adonan agar dapat mengembang maksimal selama setengah jam dengan ditutupi kain hingga bulatan mengembang, lalu lubangi bagian tengah adonan. Saya gunakan sedotan berlubang agak besar.
  • Panaskan minyak goreng, lalu goreng donat hingga berwarna kekuningan. Donat kentang yang berhasil dengan baik akan memunculkan lingkaran berwarna putih di bagian luarnya (white ring).
  • Sajikan donat dengan gula pasir halus atau topping meises, keju dan bahan lain sesuai selera.
Anak dan suami biasanya membantu saat membuat bulatan adonan dan melubangi adonan.Tak jarang adonan lebih banyak menempel di tangan mereka daripada yang siap untuk digoreng, haha. Tak apa lah, yang penting proses dan kebersamaannya.

Kesulitan lain yang sering saya alami adalah saat mengangkat adonan dari wadah untuk digoreng. Bagian bawahnya masih menempel di wadah sehingga bulatannya menjadi kempes dan saya harus memperbaiki sedikit lagi bulatan di tangan saya. Untuk rasa dan tekstur sudah cukup oke, walaupun si white ring belum pernah tampak hilalnya, wkwk.
Buat saya sih yang penting anak-anak dan suami suka dan memang selalu ludes tiap saya kembali mengeksekusi si donat kentang ini.




Walaupun saya belum berhasil dalam tampilan si donat, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan agar donat kentang keliatan lebih menggoda dari beberapa sumber yang saya baca.

- Perhatikan waktu proofing. Adonan yang underproofing akan mengakibatkan adonan keras, sedangkan adonan yang overproofing menyebabkan adonan terlalu lunak (tidak kokoh) dan dapat mengempis saat digoreng. Proofing yang pas dapat dicek dengan menekan adonan dengan ujung jari, jika adonan masih meninggalkan bekas maka adonan masih belum siap.

- Minyak goreng harus banyak. Minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng donat harus banyak agar donat tenggelam sempurna di dalam minyak. 

- Minyak juga harus dipanaskan dengan api yang sedang. Jika minyak terlalu panas akan menyebabkan donat cepat gosong dan hanya matang di permukaan. 

- Membalik donat saat menggoreng cukup sekali saja agar white ring dapat muncul sempurna.

Sekian resep donat kentang ala mamak. Yuk yang mau eksekusi juga, semoga lebih enak dan berhasil dari saya. Lumayan juga untuk mengisi waktu luang selama di rumah dan bersama keluarga.
Love,
Mamak

Yuk, Bermain dan Berkreasi Bersama Anak di Rumah

Hai sobat mamak,
Udah seminggu lebih anak-anak bersekolah dari rumah terkait kebijakan Pemerintah untuk mengatasi penyebaran virus corona yang sedang mewabah (COVID-19). Sebagai ibu yang masih bekerja di luar rumah karena belum mendapat kebijakan work from home (WFH) dari kantor, pelan-pelan saya mulai mengatur waktu agar tetap bisa mengawasi sekolah anak saya yang materinya disampaikan secara daring melalui smartphone.
Di awal terasa njelimet, karena saya harus mengawasi dua orang anak dan mengirimkan hasil belajar mereka ke guru masing-masing berupa foto dan video. Beruntung Raihan sudah bisa mandiri, smartphone yang dipinjamkan oleh bundanya benar-benar efektif digunakan untuk belajar seharian. Sepulang kantor pun saya dapat memeriksa hasil belajarnya langsung dari HP.
Sementara Nada yang minggu lalu melaksanakan ujian, baru minggu ini menerima materi pelajaran seperti yang biasanya ia terima di sekolah. Mulai dari membaca dan menulis qiro’ati di pagi hari hingga pelajaran lain seperti matematika, bahasa Indonesia, hadits, dan lainnya. Proses belajarnya juga harus didokumentasikan, baik dalam bentuk foto maupun video untuk dikirimkan ke gurunya.
Selesai belajar di siang hari, menjadi tanggung jawab kami sebagai orangtua untuk dapat membersamai anak-anak di malam hari. Bukan hal yang mudah menjaga mood anak-anak tetap bagus di saat mereka harus tetap berada di rumah setiap harinya.
Biasanya kami masih sering mengajak mereka sekedar naik motor untuk berkeliling menikmati suasana malam atau membeli kebutuhan di minimarket. Namun dengan kondisi wabah seperti ini kami harus dapat mengganti kebiasaan ke luar rumah menjadi aktivitas yang menyenangkan walaupun tetap berada di dalam rumah.
Saya dan suami bukan termasuk orang yang kreatif. Namun kali ini kami dituntut untuk belajar lebih kreatif dalam bermain dan membersamai anak-anak kami. Berikut aktivitas yang kami lakukan saat bermain dan berkreasi bersama anak di rumah beberapa hari ini.
Membaca Buku
Impian saya sejak dulu adalah memiliki banyak buku yang dapat dibaca oleh keluarga saya dan membuat anak-anak saya mencintai buku dan ilmu pengetahuan. Koleksi buku sudah lumayan banyak, tapi saya akui belum semua saya bacakan untuk anak-anak. Inilah saat yang tepat untuk mulai lagi membacakan buku yang belum pernah saya bacakan untuk mereka. Raihan pun baru minta dibelikan komik Al Fatih seri Dracula dan Konstantinopel. Yeay,, jadi banyak bahan bacaan untuk anak.
Bermain Tebak-Tebakan
Permainan ini cukup sering kami lakukan saat berada di rumah terutama di malam hari. Mulai dari yang lucu sampai yang membuat anak saya minta berhenti karena nggak bisa menjawab dengan benar, hehe.. Tebak nama bunga, hewan, buah, tokoh kartun, apa aja bisa dijadikan bahan tebak-tebakan. Gampang kan?
Bermain Kuda-Kudaan dan Lompat
Permainan yang satu ini bisa melatih motorik anak dengan baik karena melibatkan aktivitas anggota tubuh seperti berolahraga. Si ayah dong pastinya yang selalu menjadi kuda yang siap ditunggangi oleh anak-anaknya, hehe… 
Untuk bermain lompat, anak-anak sering melakukan di atas tempat tidur dengan pengawasan ekstra dari kami tentunya. Kegiatan ini cukup efektif membuat kedekatan kami sekeluarga. Anak-anak mana sih yang nggak suka main kuda-kudaan? Malah kadang seorang ayah yang nggak mau karena takut encok, hehe..
Kreasi Kertas Origami
Awal membeli kertas origami, saya juga bingung mau dibuat apa. Tapi saya yakin dengan gunting, lem dan pensil warna, anak-anak pasti akan berkreasi sesuai kreativitasnya masing-masing. Origami jaman sekarang pun ada beberapa macam, nggak seperti jaman saya kecil dulu yang hanya berwarna polos saja. Dan taraaa….. nggak cuma anak-anak aja ternyata yang bisa berkreasi. Ayah dan mamaknya juga lho. Jangan tanyakan kondisi dinding di rumah kami, karena tambah semarak ama tempelan kreasi origami yang dibuat anak-anak, ayah dan mamaknya, hehe..

Kreasi Gambar Printable
Ide ini saya dapat saat saya mengunjungi blog nya Mbak Grace Melia. Saya cetak gambar printable nya, lalu saya beli bahan-bahan kreasi yang ada di toko dekat rumah saya. Mbak Grace Melia di blognya menggunakan playdoh, tapi karena nggak ada dan saya lagi maleso so so untuk buat dough sendiri, jadilah saya membeli manik-manik tiga rupa untuk penggantinya. Yang mau ikutan print, bisa didownload dari Printable Playdoh. Hasilnya keren juga lho. Anak-anak antusias berkreasi, si ayah antusias menggunting kertas, dan mamak antusias cari angle yang pas untuk cekrek-cekrek, wkwk.. Semuanya bahagiaaaaaa, haha…



Silmi yang masih 3,5 tahun juga bisa bereksplorasi dengan mewarnai salah satu gambar yang kami print dan she made it by her own creation. Dia ternyata sudah mengenal konsep garis saat mewarnai.





Yuk sobat mamak, bisa dicobain juga bermain dan berkreasi di rumah bersama anak di rumah seperti kami. Semoga bisa bikin anak-anak betah di masa home learning dan mengatasi kegabutan orangtua selama di rumah, hehe..
Selamat bermain!!!!

Ngantor Sambil Kawal Belajar Anak di Rumah



Hari ini adalah hari kelima setelah pengumuman resmi anak-anak sekolah dari rumah dalam rangka social distancing yang digalakkan Pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) secara lebih massif.
Saya yang punya dua anak SD di sekolah berbeda harus mulai terbiasa dengan ritme nya.
Awal mendengar keputusan belajar dari rumah sebenernya membuat saya agak takut. Bagaimana saya yang bekerja di kantor bisa tetap mengawasi belajar anak-anak saya? Membuat laporan berupa foto dan video ke grup whatsapp agar bisa direkap oleh guru, mengajar materi pelajaran, membuat soal dan menyuruh mereka menjawab, serta memberikan penilaian atas jawaban mereka?
Sempat agak stress karena kebijakan dari sekolah Raihan, si sulung, yang menuntut adanya smartphone untuk belajar online langsung ke guru-gurunya. Sedangkan saya sama sekali belum menyediakan smartphone di rumah untuk anak-anak termasuk koneksi WiFi. Setidaknya sampai anak-anak mulai cukup memahami kebutuhan, keinginan, dampak dan pengaruh positif dan negatif dunia per-internet-an.
Nada, anak kedua saya, juga sedang dalam masa ujian tengah semester dan sekolah mengambil kebijakan untuk melakukan ujian dari rumah dengan materi ujian yang telah disediakan sehari sebelum anak-anak sekolah dari rumah. Karakter si gadis ini cukup membuat saya mengelus dada. Disuruh belajar aja dia bisa nangis sampai satu jam, gimana lagi disuruh mengerjakan ujian di rumah?
Alhamdulillah kayaknya Allah paham ketakutan saya, wkwk.
Niat yang sempat terlintas untuk membelikan gadget sementara untuk Raihan dibatalkan. Adik saya bersedia meminjamkan HP yang jarang digunakannya selama Raihan sekolah dari rumah. Sedangkan Nada di siang hari saya titipkan ke mertua dengan sebelumnya saya infokan jadwal ujian di hari tersebut. Di sore hari sepulang kantor saya akan merekam jadwal ujian tahfidz untuk dikirim ke guru sekolahnya.

Raihan : Belajar Online via Whatsapp
Ada teman yang bertanya gimana metode belajar online dari sekolah Raihan. FYI, Raihan bersekolah di sekolah fullday SDIT Jabal Rahmah Mulia. Alhamdulillah karena udah duduk di kelas 4 SD, tidak terlalu sulit untuk melakukan penyesuaian merode belajar dari di sekolah menjadi di rumah.
Cara ummi/ustadz dalam memberikan materi melalui voice note maupun rekaman video juga tidak jauh berbeda dengan belajar di sekolah.
Jam 07.30 – 10.00 : Muroja’ah dan Tilawah Suroh yang ditentukan.
Untuk suroh yang akan diujiankan, ummi dan ustadz melakukan video call ke masing-masing siswa dan langsung melakukan koreksi atas hafalan siswa.
Jam 10.00 – 10.45 : Sholah Dhuha dan Istirahat.
Di jam ini anak-anak harus melaksanakan sholah Dhuha, lalu dapat bermain, nonton, makan, atau apapun hingga pelajaran lain diinfokan melalui grup.
Jam 10.45 – 12.30 : Materi pelajaran
Ummi/Ustadz menyampaikan materi melalui voice note/video/foto, menyuruh siswa membaca materi di buku, memberikan soal lalu memberikan batas waktu pengumpulan jawaban ke wa ummi/ustadz bersangkutan.
Jam 12.30 – 13.15 : Istirahat makan siang dan sholat Zhuhur.
Jam 13.15 – 14.30 : Materi pelajaran
Ummi/Ustadz menyampaikan materi melalui voice note/video/foto, menyuruh siswa membaca materi di buku, memberikan soal lalu memberikan batas waktu pengumpulan jawaban ke wa ummi/ustadz bersangkutan.
Jam 14.30 – 16.00 : Anak-anak mengerjakan soal yang diberikan.
Waktu yang diberikan lebih fleksibel, yang penting jawaban dikirimkan ke ummi/ustadz sesuai dengan batas waktu. Tiba sholat Ashar, anak-anak juga harus melaksanakan sholat tepat waktu.
Jam 16.00 – 17.00 : Coaching.
Alhamdulillah Raihan memiliki wali kelas yang super sekali menurut saya. Jadi walaupun melalui voice note/video, beliau selalu berusaha menjaga kedekatan dengan anak didiknya. And it works for anak-anak kelas Raihan dengan berbagai karakter di dalamnya. Misalnya saja dengan melakukan video call langsung dengan beberapa anak. Saling menyapa walaupun hanya di dunia maya. Anak-anak pun dengan senang hati melakukan tugas-tugas sekolah yang diberikan walaupun hanya melalui grup whatsapp.
Tepat jam 17.00 sore, ummi akan mengumumkan status siswa yang sudah/belum mengumpulkan tugas sesuai arahan di grup. Bagi yang mengumpulkan sesuai jadwal akan mendapat poin yang dapat diakumulasikan dan ditukar dengan hadiah yang disediakan ummi wali kelas. Reward ini yang selalu ditunggu Raihan sebenernya, bahkan dia minta rutin tahajud juga salah satu pendorongnya adalah si poin.
Lalu saya cuek aja gitu karena udah kasi Raihan smartphone untuk belajarnya?
Ya nggak dong.
Saya pantau setiap ada info atau tugas dari ummi/ustadnya. Saya akan ingatkan dia melalui telpon atau pesan whatsapp langsung. Istilahnya kerja sambil memantau anak, hehe..Tak jarang saat saya lagi fokus bekerja, masuk pesan dari Raihan yang bertanya "Ma, abis ini apa?" "Ma, abang bosan." dll. Ditambah stiker-stiker lucu yang berhasil membuat fokus saya berbelok.
Nada : Ujian Mid Semester dari Rumah
Tadi udah saya kasitau kan kalau Raihan dan Nada sekolah di tempat yang berbeda? Alasannya adalah perbedaan karakter dan cara belajar keduanya. Masih sama-sama sekolah dasar Islam, Nada bersekolah di SDIT Bunayya. Sekolah ini tidak fullday sampai sore dan target capaian belajar juga tidak seketat di Jabal Rahmah.
Berhubung saat diputuskan belajar dari rumah adalah saat jadwal ujian mid (tengah) semester di sekolahnya, ujian hari kedua dan seterusnya dilakukan Nada di rumah. Saya sempat stress karena khawatir tidak bisa membujuk Nada mengerjakan ujiannya. Pribadinya yang cukup unik membuat mamak stres menuntut saya untuk mencari cara berbeda agar arahan guru sekolahnya dapat saya lakukan di rumah.
Masih kelas 1 SD juga menjadi alasan Nada tidak terlalu dibebani jadwal ketat dari sekolah dari pagi hingga sore. Bebas jam berapa aja mau ngerjain ujian, belajar, muroja’ah, main, dan sebagainya. Dalam hal ini saya meminta bantuan mertua untuk dapat mengarahkannya karena Nada nggak pernah akur ama adeknya kalau di rumah.
So far kerjasama mertua-menantu ini cukup membuahkan hasil. Saya akan menginfokan ke si nenek jadwal ujian Nada setiap pagi, lalu memberitahu kertas ujiannya, dan di pagi/sore hari selepas saya bekerja di kantor saya akan mampir untuk mem-video-kan ujian tahfidz setiap harinya.
Minusnya adalah susah banget nyuruh Nada ngerjain ujian sesuai jadwal hariannya. Mana yang mau dikerjain, langsung dikerjain ama dia sampai selesai. Kalo da gini, saya dan mertua pun nyerah. Yang penting kelar tu soal ujian lah, haha…

Baru ngerasa kalo menjadi guru anak di sekolah ternyata harus punya tingkat kesabaran yang lumayan. Salut banget ama guru-guru yang sampai saat ini tetap melaksanakan belajar mengajar walaupun via online. Semoga jadi amal jariyah untuk para guru di dunia. Para emaks juga tetap semangat ya ngajarin dan mengarahkan anak-anak di rumah supaya tetap belajar. Anggap aja ini cara Tuhan kasi kesempatan kita untuk mendidik anak secara langsung, bukan melalui guru sekolah.

Hmm,,, kira-kira begitulah cerita mamak yang masih ngantor ini menghadapi anak yang harus sekolah dari rumah. Kalo saya udah pulang kantor atau weekend tiba, di masa social distancing ini saya berencana untuk makin rajin masak bersama anak-anak agar mereka tidak bosan di rumah.
Kalau emak lainnya punya cerita apa nih saat anak harus sekolah di rumah? Atau aktivitas apa yang tetap seru dilakukan bersama keluarga saat #diRumahAja ? Yuk share disini.:)

Efek Corona : Social Distancing dan Peran Orangtua


Hingga 15 Maret 2020, mutasi virus Corona yaitu Covid-19 menginfeksi 117 warga di beberapa provinsi di Indonesia. Melonjaknya jumlah warga yang terinfeksi disebabkan virus ini sangat cepat menular, mulai dari percikan ludah orang terinfeksi saat batuk/bersin (droplet) maupun kontak pada benda/orang yang membawa virus tersebut (carrier).
Pemerintah pun memberlakukan program social distancing ke seluruh masyarakat untuk mencegah semakin meluasnya penularan virus ini.
Apa itu Social Distancing?
Social distancing diartikan sebagai menjaga jarak antara manusia yang satu dengan manusia lainnya untuk menghindari penyakit menular. Covid-19 yang menular dengan sangat cepat dalam komunitas masyarakat melalui kontak dengan pasien atau pembawa (carrier), diharapkan dapat berhenti penularannya ke anggota komunitas/masyarakat lainnya.
Social distancing juga dilakukan dengan menjaga jarak dengan orang lain yang dapat membawa virus sejauh 1 meter.
Beberapa negara telah melakukan praktek Social Distancing ini. Contoh konkrit nya adalah sebagai berikut :
Bekerja dari rumah (Working from Home)
Sebisa mungkin meminimalisir pekerjaan yang mengharuskan bertemu langsung dengan orang lain dan melakukan pekerjaan dari rumah
Meliburkan sekolah
Untuk menghindari pertemuan dengan banyak orang di kelas, sekolah mengganti sistem pembelajaran sementara melalui daring (kelas digital/online).
Menunda/membatalkan sementara acara yang mengumpulkan banyak massa
Misalnya konser, training, kongkow, atau seminar.
Social distancing terkait Covid-19 dilakukan selama 14 hari.
Mengapa 14 hari ?
Alasannya, dalam waktu 14 hari tersebut diharapkan orang-orang yang terinfeksi virus dapat menjaga dirinya dari menularkan ke orang lain sehingga mampu menghentikan laju penularan Covid-19.
Jika dalam 14 hari seseorang tidak mengalami apa-apa, berarti ia aman dari infeksi virus Covid-19. Namun jika dalam 14 hari tersebut seseorang menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19, dapat langsung mendapatkan penanganan medis yang tepat dan memutus penularan ke orang lain karena tidak ada orang yang ditemuinya selama 14 hari.
Tapi jangan salah ya, aturan 14 hari itu hanya akan berlaku jika masyarakat benar-benar mengisolasi diri dan keluarganya dari keluar rumah. Bukan malah jalan-jalan ke mall, liburan, atau melancong ke tempat-tempat wisata baik dalam maupun luar negeri.
Dibutuhkan kerjasama yang baik dari seluruh masyarakat untuk keberhasilan program ini agar laju penyebaran virus Covid-19 dapat menurun. Masyarakat harus “kompak” dalam menahan diri untuk ke luar rumah, tidak kemana-mana selama 14 hari, kecuali untuk hal yang sangat penting.
Lebih baik mengkarantina diri selama 14 hari di rumah daripada kita diisolasi gara-gara terinfeksi si virus bukan??
Berikut video menarik dari dokter Rheisa Broto Asmoro.

Isolasi untuk daerah yang terkena wabah juga sudah dilakukan sejak zaman Rasulullah.
Rasulullah SAW pernah memperingatkan umatnya untuk jangan mendekati wilayah yang sedang terkena wabah Tha’un, penyakit seperti kusta yang sangat menular. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat yang terkena wabah, mereka dilarang untuk keluar.
“ Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu (HR al-Bukhari)”
Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia belum melakukan isolasi pada daerah manapun.
Efek Social Distancing : Ortu Harus Lebih Kreatif
Social distancing yang diberlakukan Pemerintah tentunya memiiliki banyak efek pada masyarakat. Apalagi masyarakat timur yang memilik kebiasaan sosial yang cukup tinggi. Lumayan suntuk pastinya jika harus disuruh tinggal di rumah saja.
Saya yang memiliki dua anak yang biasanya bersekolah, mulai sekarang harus belajar bagaimana metode belajar online yang tepat untuk anak dan memfasilitasi proses belajar mengajar tersebut.
Belum lagi si tengah yang harus melaksanakan ujian tengah semester dari rumah. Disuruh belajar aja tantrumnya lumayan wow, gimana lagi kalau saya suruh dia mengerjakan ujian di rumah? Nggak kebayang roberto….
Memang nggak boleh dibayangkan sih. Mamak harus setrong cari cara yang tepat untuk menghadapinya. Tentunya saya sebagai ortu harus lebih kreatif.
Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebosanan anak di rumah dan anak tetap bisa belajar pelajaran yang seharusnya dipelajari di sekolah?
1.        Membuat makanan bersama
2.        Berolahraga
3.        Menambah hafalan Al Qur’an
4.        Membuat alat peraga terkait pelajaran anak di sekolah
5.        Bekerjasama dengan guru sekolah untuk metode belajar online yang menarik untuk anak
6.        Bersih-bersih rumah
7.        Bermain DIY dan kreatifitas lainnya
8.        Membaca Al Qur’an dan kisah nabi
Berhubung saya mamak pekerja, saya harus dapat mengkondisikan rumah agar sesuai dengan yang saya niatkan. Minimal saya harus membuat agenda apa yang harus dilakukan anak-anak dari jam ke jam nya agar tidak melulu bermain atau menonton tv.
Sama seperti badai lainnya, badai karena wabah corona ini pasti dapat segera berlalu. Dan hal ini bergantung kepada kita sebagai masyarakat untuk taat pada aturan social distancing 14 hari yang diberlakukan Pemerintah.
Tetap semangat dan stay safe semuanya ya.

Mencegah Infeksi Virus Corona


Akhir tahun 2019 menjadi sejarah baru bagi dunia kesehatan dengan merebaknya penyakit yang disebabkan oleh Corona Virus Disease 2019 (COVID19) di beberapa negara. Penyebaran yang cukup singkat dengan jumlah penderita yang melesat sangat cepat menjadikan virus ini menimbulkan dampak yang cukup fantastis di berbagai negara di dunia. Tidak hanya di dunia kesehatan publik, wabah COVID19 juga berpengaruh pada perekonomian global yang menurun.
Loh, gara-gara virus bisa menyebabkan perekonomian dunia turun?
Walaupun tingkat kematian pasien COVID19 tidak sebanyak SARS dan MERS yang merupakan mutasi sebelumnya dari virus corona, begitu cepatnya penyebaran COVID19 ini memaksa berbagai negara membatasi warganya untuk bepergian ke luar negeri dan melarang wisatawan dari negara pandemi untuk masuk ke negaranya. Pecinta sepakbola juga merasa kecewa karena wabah COVID19 menyebabkan batalnya Liga Italia yang telah dijadwalkan tahun ini. Bahkan warga di Jepang dianjurkan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Para siswa juga diliburkan hingga dua minggu lamanya.
Kebayang dong ya kalau anak-anak sampai libur dua minggu dan di rumah tidak dibimbing untuk mengulang dan mempelajari materi yang ada di buku pelajaran? Bisa-bisa saat masuk sekolah tiba mereka harus mempelajari banyak materi dalam waktu yang singkat karena waktu mereka digunakan untuk libur demi menghindari infeksi virus tersebut. Nambahin PR mamak jadinya, hehe..
Namanya penyakit sebisa mungkin dihindari. Namun nggak mungkin kan takut terus menerus tanpa ada usaha untuk membentengi diri agar tidak terinfeksi? Allah menciptakan penyakit pasti satu paket dengan obatnya. Termasuk penyakit dari virus corona. Berikut cara mencegah infeksi virus corona.

Menggunakan masker
Pada dasarnya masker tidak dibutuhkan oleh orang yang sehat. Namun untuk menjaga diri dari adanya virus yang seliweran, masker dapat mengurangi kemungkinan virus masuk ke tubuh. Bagi orang yang bekerja di rumah sakit atau mengunjungi orang sakit, sebaiknya selalu menggunakan masker agar tidak tertular virus yang ada di tempat tersebut.
Masker yang banyak digunakan adalah masker bedah yang merupakan masker sekali pakai dan harganya pun cukup terjangkau. Namun banyak juga yang memilih masker N95 yang memiliki penyaring partikel berbahaya dari udara yang harganya relatif lebih mahal dari masker bedah.
Rajin mencuci tangan
Tangan sering digunakan untuk melakukan berbagai hal, termasuk menutup mulut saat bersin, memegang, menekan tombol, dan lainnya. Aktivitas yang dilakukan oleh tangan tersebut memungkinkan virus atau bakteri menempel dan dapat masuk ke tubuh melalui hidung atau mulut. Oleh karena itu mencuci tangan sangat dianjurkan terutama sebelum memegang hidung/mulut ataupun makan.
Meningkatkan daya tahan tubuh
Virus dapat dikalahkan dengan meningkatkan daya tahan atau kekebalan tubuh. Dengan daya tahan tubuh yang baik, virus yang masuk pun dapat dilawan dan akhirnya tidak jadi menginfeksi dan menyebabkan seseorang sakit. Daya tahan tubuh dapat dijaga dan ditingkatkan dengan mengkonsumsi makanan sehat seperti buah, sayur, dan makanan berprotein; tidur cukup, serta melakukan olahraga rutin agar metabolisme dalam tubuh berjalan dengan baik. Tambahan suplemen seperti vitamin, madu, sari kurma, juga dapat menjaga tubuh agar tetap sehat.
Menjauhi wilayah pandemi
Bagi yang suka travelling, sementara hindari untuk jalan-jalan ke daerah pandemi corona seperti China, Italia, dan negara lain yang melaporkan kasus penyakit akibat infeksi corona. Cara ini efektif agar tidak memperluas wilayah pasien yang terinfeksi penyakit tersebut. Saat ini beberapa negara juga menutup akses masuk orang dari negara yang warganya terinfeksi COVID19. Negara-negara di Asia Tenggara telah dikonfirmasi mengenai COVID19 yang menginfeksi warga negaranya. Jadi, traveller harap bersabar ya untuk tidak berwisata ke negara-negara tersebut hingga wabah ini mereda.
Sekian tulisan saya tentang mencegah infeksi virus corona. Semoga kita selalu sehat ya.