Kalau sebelumnya saya menulis tentang cara mengatur keuangan rumah tangga, kali ini saya akan bercerita pengalaman saya mengajarkan konsep mengatur keuangan pada anak saya, khususnya uang jajan.
Memiliki anak di usia sekolah, cepat atau lambat mereka akan belajar tentang uang jajan. Walaupun kita tidak mengajarkan tentang uang yang fungsinya untuk jajan, mereka akan otodidak belajar dari lingkungan sekolah dan temannya.
Memiliki anak di usia sekolah, cepat atau lambat mereka akan belajar tentang uang jajan. Walaupun kita tidak mengajarkan tentang uang yang fungsinya untuk jajan, mereka akan otodidak belajar dari lingkungan sekolah dan temannya.
Kalau dulu saat masih kecil mereka tidak mengerti
tentang nilai uang, pentingnya uang, dan susahnya mencari uang, pelan-pelan
kita sebagai orangtua harus mengajarkannya.
Paling tidak mereka memahami kalau mereka
juga harus mengatur uang jajan sendiri. Dengan memahami konsep dasar mengatur keuangan,
kelak mereka bisa lebih mandiri dan dapat membedakan soal kebutuhan dan
keinginan dalam membelanjakan uang mereka.
Permintaan anak-anak itu sebenarnya cukup
sederhana.
Mainan atau jajanan. Tidak jauh-jauh dari itu. Namun
akan berubah menjadi tidak sederhana saat mereka meminta mainan atau jajan dengan harga
yang cukup fantastis atau mainan yang jenisnya hampir sama dengan yang telah
dibeli beberapa kali sebelumnya.
Contohnya saja putri saya yang kedua. Tiap
ada undangan pesta yang di sekitarnya dijual mainan dan balon berbagai rupa,
tiap kali itu juga ia akan meminta dibelikan mainan yang dijajakan.
Tak peduli apakah ia sudah pernah
memilikinya atau belum, ia akan meminta lagi dan lagi. Dokter-dokteran,
masak-masakan, berbi-berbiean, ah,, saya yang melihatnya saja bosan.
Berhubung saat ini ia dan abangnya sudah
mulai sekolah dan adiknya sudah bisa diajari soal konsep uang yang sama, saya
sudah mulai membatasi untuk menuruti keinginan mereka yang ujung-ujungnya hanya
membuang uang percuma. Mending uangnya saya belikan sesuatu yang bermanfaat
untuk mereka.
Saya memberikan jatah uang jajan di
sekolah per hari. Saya memberikan opsi apakah uang tersebut
ingin mereka minta harian atau mingguan. Dengan catatan, tidak ada tambahan
uang jajan lagi selama seminggu.
Di hari Jumat mereka pun harus bisa
menyisihkan uang jajan untuk infaq yang dikutip setiap minggu.
Awalnya memang berat membiasakan hal
seperti itu. Namun saya berusaha untuk konsisten dengan niat anak-anak dapat
mengerti maksud dan tujuan saya yang membatasi dan membuat aturan keuangan
sederhana seperti itu.
Saat ini, si abang sudah mulai mengerti.
Ia selalu minta uang jajan mingguan di hari Senin untuk lima hari ke depan.
Alhamdulillah selama ini jarang sekali
dihabiskannya. Malah sering tidak jajan dengan alasan malas turun ke kantin
karena ruang kelasnya yang berada di lantai 3.
Beberapa waktu lalu ia meminta untuk
dibelikan mainan pistol NERF yang sedang hits di kalangan anak seusianya.
Awalnya saya sempat bersikukuh tidak akan membelikan mainan tersebut karena
harganya yang cukup mahal dan membayangkan mainan pistol tersebut hanya akan dimainkan
selama seminggu saja.
Saya membiarkannya menangis semalaman di
kamar. Esoknya ia teringat dengan uang jajannya yang selalu ia tabung beberapa
minggu ini. Dibukanya aplikasi tokopedia di hp saya dan akhirnya dia meminta
ijin kepada saya untuk menggunakan tabungan yang ia punya.
Malah dia menagih masih ada sisa sembilan
ribu rupiah lagi. Mirip banget ama mamaknya satu ini, nggak mau rugi.
Tidak hanya si abang. Kedua adiknya pun
mulai saya ajarkan hal yang sama.
Dari pengalaman saya tersebut, berikut
tips yang bisa dicoba untuk mengajari anak mengatur keuangan, khususnya uang
jajan mereka sendiri.
1. Buat kesepakatan jumlah uang jajan dengan
anak dan cara pemberiannya
Tidak ada jumlah yang pasti benar untuk nominal uang jajan anak.
Cukup sesuaikan dengan kemampuan orangtua namun tidak berlebihan. Jika
kemampuan kita memberikan uang jajan lebih sedikit dari temannya, jelaskan bahwa
jumlah yang kita berikan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhannya di sekolah.
2. Sesuaikan dengan kebutuhan anak
Kebutuhan anak berbeda, tergantung jenjang pendidikan dan
fasilitas yang diberikan orangtua dan sekolah. Anak SMP akan lebih banyak
kebutuhannya dibanding anak SD. Anak yang diantar ke sekolah oleh orangtuanya
juga akan berbeda dengan anak yang harus naik angkot sendiri. Berilah uang
sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Ajarkan konsep kebutuhan dan keinginan
Agak sulit mengajarkan hal ini pada anak. Karena yang mereka tahu
adalah keinginan. Masalah butuh atau tidak, perlu waktu untuk mereka belajar
mengenyampingkan keinginan daripada kebutuhan.
Ajarkan anak untuk menabung jika ingin membeli mainan, gadget,
atau barang lain yang bukan kebutuhan. Sehingga mereka belajar untuk mengatur
keuangannya sendiri agar keinginan mereka bisa terpenuhi.
4. Berikan syarat khusus jika anak meminta
tambahan uang jajan.
Jika anak meminta uang jajan tambahan lebih dari biasanya, kita
harus tahu mengapa uang yang sebelumnya sudah disepakati masih kurang. Anak
saya selalu meminta uang jajan tambahan karena saya lupa memberikan uang
katering padanya. Atau mungkin ada kebutuhan buku atau alat tulis yang harus ia
beli sendiri di luar yang telah saya berikan.
Diskusikan pada anak, bagaimana cara agar ia dapat memperoleh
tambahan uang jajan tersebut. Misalnya dengan membantu pekerjaan rumah,
membantu berjualan, atau memperoleh nilai yang bagus di sekolah.
Satu hal yang juga wajib diajarkan ke anak, jangan lupa berdoa pada Allah kalau ingin sesuatu. Karena Allah yang Maha Pemberi dan pemberiannya bisa dari mana aja dan dalam bentuk apa aja.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin menunjukkan film Nussa Rara yang mengajarkan anak untuk menabung demi mencapai keinginannya. Tak lupa berdoa tentunya.
Masih on off nih saya Mba, terutama mengajarkan kebutuhan dan keinginan.
ReplyDeleteHarus lebih semangat lagi nih, si kakak sih nggak pernah maksa minta beliin sesuatu, tapi kadang sayanya yang ga tega kalau dia minta sesuatu, soalnya dia jarang meminta :D
Saya juga begitu mbak. Harus tarik ulur memang ya untuk mengajarkan hal ini ke anak.
DeleteSetuju dengan cara menagjarkan anak konsep mengatur keuangan. Pas bener saya anak 2, satu SD, satu SMO uang jajan juga berbeda dan disesuaikan kebutuhan.
ReplyDeleteBtw, suka dengan Nussa Rara...bagus ya buat anak nih
Harus mulai belajar mbak. Kelak pasti ada manfaatnya.
DeleteMasyAllah Mba. Aku suka sekali cara mba ngajarin pengelolaan uang pada anak. Walau anak saya masih kecil, tapi saya punya konsep yang sama seperti mba. Dari kecil juga udah ngajarin anak aku buat nabung. Itu salah satu cara aku mendidik dia juga. Klo dia mu sesuatu, ya dia harus berusaha dulu dan nabung salah satu usaha sendiri juga
ReplyDeleteBener banget mbak. Masih sama2 belajar kita yaa..:)
DeleteDulu saya sampai SMA masih diterapkan uang jajan harian mba. Hahaha. Kalo anak-anak zaman sekarang, sedini mungkin udah harus dibiasakan mengatur keuangan sendiri yaaa, bermula dari belanja harian sekolah.
ReplyDeleteBener mbak.
Deleteaihh kami lagi merengek beli jam super mihil yang lagi viral itu.
ReplyDeletetak suruh dia nabung, dan beli yang kw
anaknya cukup puas kwkwkwkwkwkkw
kami juga. Beli yang kw aja. Apalagi ke sekolah nggak boleh dipake kak, tambah seneng mamaknya.
DeleteAlhamdulillah, bisa juga ya menerapkan anak dengan pendidikan finansial.
ReplyDeleteIn syaa Allah ke depannya akan makin memahami ya mereka :)
Masih tarik ulur mbak.
DeleteWah mau NERF juga ya mbak?
ReplyDeleteMurid-muridku juga lagi suka banget nih sama pistol2an itu wkwkwkw
tapi emang anak harus diajari konsep uang sejak dini dan berlatih bertanggung jawab, ga boleh boros.
Salut masih bisa sisihin buat infak ya mba.
Eh 9 ribu juga uang lho, makanya si dedek ga mau rugi wkwkwkkw
Iya, nggak mau rugi, hehe..
DeleteKeren ini topiknya, ada bonus video Nussa dan Rara nya lagi ya... favoritnya Ririn n Rausyan nih kl dapat jatah ngeyutub, hihi... memang benar anak wajib diajari melek literasi finansial sejak dia tau mata uang. Jadi dia pinter membedakan mana WANT dan mana NEED.
ReplyDeletePelan-pelan dikasi pengertian ya kak mia..
DeleteBener banget ini mom soalnya mengajarkan kebutuhan untuk anak yang perlu di keluarkan sama enggak itu sangat perlu...
ReplyDeleteIya mbak.
DeleteWah bagus mbak cara ngajarin konsep keuangannya buat anak. Emang mestinya gtu ya, sejak dini diajarin supaya kelak saat udah gede anak tahu prioritas mana yang sesuai kebutuhan mana yang cuma keinginan. Kalau diturutin terus anak gak akan belajar.
ReplyDeleteTrus yang soal kasi uang jajan swminggu ke depan lumayan menarim jd anak bisa atur sendiri ya, abis gk abis pokoknya segitu.
Iya mbak. Ini saya juga masih belajar :)
DeleteAku pun memberikan saku buat anak-anak setiap hari (harian). Nah, si kakak sudah kelas tiga nih rencananya mau saya ajari mengatur uang dalam satu minggu. Kebetulan si sulung ini juga bisa berhemat. Beda dengan adiknya yang masih sebatas ikut-ikutan.
ReplyDeleteSemoga anak-anak paham ya mbak.
Deletesudah suatu keharusan mengajari anak cara mengatur keuangan, agar bisa memanajemen keuangan hariannya dan keuangan untuk di masa yang akan datang. informasi yang sangat mengedukasi kita sebagai orang tua.
ReplyDeleteIya mbak.
DeleteMenarik banget sih ya Nussa Rara ini. Btw kalau aku sendiri ajarkan anak mengelola keuangan dengan beberapa cara sih mulai dari bermain di platform literasi keuangan untuk anak sama main Cha-Ching gt.
ReplyDeleteIya, banyak cara sebenarnya yang bisa dilakukan. Di beberapa seminar atau event khusus literasi finansial juga ada ya mbak. Apapun caranya, tujuan tetap sama :)
Delete