CARA SEDERHANA MENGATUR KEUANGAN RUMAH TANGGA


Sebagai istri, rasanya harus bisa melakukan segala hal untuk kepentingan keluarga, termasuk mengatur keuangan rumah tangga agar tidak bablas. Kecuali jika kita terlahir di keluarga atau menikah dengan crazy rich asian, wkwk..

Keluarga dan rumah tangga ibarat perusahaan. Suami bertindak sebagai direktur utama untuk mencari nafkah, sedangkan istri sebagai direktur keuangan yang mengatur pengeluaran untuk segala kebutuhan domestik.

Nggak mau dong masih di tengah bulan uang sudah menipis. Akhir bulan cuma bisa melempem menunggu tanggal gajian karena uang sudah habis. Bahkan mencari pinjaman sana sini agar tetap bisa makan hingga tiba saat gajian lagi.

Kadang mikir, perasaan gaji suami cukup lumayan. Ada lagi yang istrinya juga bekerja. Tapi kok rasanya kurang terus di akhir bulan. Terus tiba-tiba baper ama rumput tetangga yang biasanya lebih hijau. Sepertinya penghasilan mereka per bulan jauh lebih sedikit dari keluarga saya. Kok bisa mereka jalan-jalan di akhir bulan? Kok bisa bla...bla..bla... 

Barangkali ada yang salah dengan cara saya mengatur pengeluaran. Bablas maning istilah jawa nya. 

Kalau ingat pelajaran akuntansi sederhana jaman kuliahan, jadi kebayang dong prinsip neraca dan laba rugi.

Aset = Hutang + Modal

Utamakan penambahan aset melalui modal, minimalkan atau tiadakan hutang pada pihak ketiga.

Modal akan bertambah atau berkurang bergantung pada laba/rugi.

Laba/rugi bergantung pada efisiensi pengeluaran atas pendapatan yang diperoleh.

Pusing kan?? Sama,, saya juga, hehe..

Jadi intinya ada dua hal yang dapat dilakukan agar keuangan rumah tangga cukup aman hingga akhir bulan bahkan bisa digunakan untuk investasi ataupun jalan-jalan. 

Istri harus bisa memaksimalkan efisiensi biaya yang dikeluarkan agar masih ada dana yang disisihkan sebagai tambahan modal yang kelak dapat digunakan untuk menambah aset rumah tangga. Bisa beli rumah, tanah, kebun, logam mulia, atau investasi lainnya.

Saya mau share beberapa cara sederhana untuk mengatur keuangan rumah tangga agar impian memiliki aset-aset yang tadi disebutkan bisa satu per satu terwujudkan.


Ilustrasi
1.  Catat pendapatan uang setiap bulan, baik dari gaji, tunjangan, lembur, dan pendapatan lainnya. Hal ini dilakukan agar bisa jelas mengetahui jumlah uang yang masuk dan bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan selama sebulan.

2.  Catat biaya-biaya yang wajib dikeluarkan, seperti cicilan rumah (kalau ada), listrik, air, belanja keperluan bulanan, uang sekolah anak, dan lainnya. dengan catatan ini dapat diketahui apakah pendapatan keluarga masih mencukupi untuk membayar kewajiban tiap bulannya.

3.  Sisihkan dana untuk tabungan dan sedekah. Bisa langsung dalam persentase ataupun tetap tiap bulan. Tabungan akan dirasa bermanfaat saat keluarga sedang membutuhkan uang. Sedangkan sedekah, sesuai dengan ajaran Islam, adalah untuk membersihkan rejeki yang didapat sekaligus amalan yang percaya atau tidak malah akan menambah rejeki di saat yang tak disangka-sangka.

4.  Sisihkan dana untuk keperluan darurat. Usahakan dana ini tidak diganggu dengan kebutuhan harian dan hanya digunakan saat sangat diperlukan. Bisa disimpan dalam rekening bank yang tidak ada ATM atau mobile bankingnya.

5.   Berhemat untuk hal-hal yang tidak terlalu dibutuhkan. Misalnya mengurangi nongkrong di cafĂ© atau kongkow bareng teman. Memang sih sekali nongkrong paling cuma 20ribu-an misalnya (kalau di starbucks minimal 50ribu-an lah, hehe). Tapi coba bayangkan kalau setiap minggu hal itu dilakukan, atau bahkan seminggu dua kali. Sudah lumayan bisa beli beras atau kebutuhan rumah tangga lainnya.

6.  Disiplin. Satu kata, tapi yang sering alpa dilakukan. Tanpa adanya komitmen dan disiplin pada rencana pengeluaran yang sudah dibuat, rasanya akan sia-sia saja catatan yang sudah dibuat.

Sekian cara mengatur rumah tangga yang saya lakukan sebagai hasil baca-baca dari berbagai artikel dan sebagainya. Bagi sebagian orang akan terasa sulit apalagi belum pernah dilakukan. Semoga bermanfaat ya.

No comments

Post a Comment