Hari sudah
menjelang sore. Saya tidak sabar menunggu jam pulang kantor karena jarang-jarang suami berjanji untuk menjemput. Suasana dingin setelah hujan reda membuat saya ingin
mengajak suami singgah untuk makan di luar sebelum pulang ke rumah.
Teringat ada
satu tempat makan yang belum sempat saya kunjungi karena memang ingin kesana
berdua dengan suami. Kami yang sama-sama menyukai mencoba menu makanan baru, membuat saya tidak enak mencicipi makanan baru tanpa mengajaknya.
Nama tempatnya adalah
Basnul Coffee. Letaknya di tengah kota Medan. Ini merupakan cabang kedua setelah cafe bernama sama yang ada di daerah Ring Road, Tanjung
Sari. Suasananya yang islami dan rasa kopinya yang mantap, membuat saya
ingin mencicipi menu lain di cabang barunya yang baru dibuka di akhir September 2019.
Bukan kopi atau cemilan, melainkan makanan berat yang mendengarnya saja membuat
saya dan suami jadi ingat niat kami untuk ke Mekah melaksanakan ibadah haji
yang belum tau kapan akan terealisasi.
Ada satu menu yang belum pernah kami cicipi. Kali ini kami memesan nasi
bukhori yang menurut info dari salah satu teman rasanya cukup unik dan enak.
Sampai di café nya, tepat adzan Maghrib berkumandang. Saya berpikir
pasti ada mushola di dalamnya. Namun saat saya dan suami masuk, hanya ada dua
orang ibu yang sedang mengobrol di salah satu meja.
Melihat kami yang celingak-celinguk mencari pelayan café, mereka
langsung bilang kalau seluruh pelayan sedang sholat ke masjid.
Kembali saya
bertanya dimana letak mushola cafe agar saya dan suami bisa menunggu sambil
sholat. Namun ternyata mushola yang kami pikirkan tidak ada dan kami harus
menyeberang ke luar untuk sholat di mushola Taman Gajah Mada tepat di depan café.
Speechless sekali rasanya. Saat waktunya sholat, tidak ada satupun pelayan yang
menjaga café. Spontan saya berpikir, bagaimana jika ada pencuri yang datang? Ahh,,, mungkin mereka
yakin pasti ada Allah yang menjaga café mereka jika mereka juga menjaga ibadah
mereka sendiri.
Maklum dengan kondisi itu, kami pun merasa tak apa berjalan sedikit ke
mushola dan melaksanakan sholat Maghrib sambil menunggu.
Selesai sholat, kami langsung kembali ke café yang penjualnya telah kembali sebelum kami.
Tak lama ada pelayan yang menghampiri dan memberikan daftar menu.
(Baca juga : Beda Nasi Briyani, Kebuli dan Bukhori)
(Baca juga : Beda Nasi Briyani, Kebuli dan Bukhori)
Menu Makanan |
Menu Minuman |
Menunggu makanan sambil mengobrol santai, tak lama pesanan pun dihidangkan di meja kami.
Perut yang sudah keroncongan dan kami yang selera melihat sajiannya sambil menelan ludah beberapa kali, membuat kami langsung mencicipi satu per satu item di
nampan besar itu.
Nasinya padat, tidak terlalu lembek dan tidak terlalu keras. Rasa rempahnya terasa kuat sekali di lidah.
Daging kambingnya empuk sekali. Tidak perlu waktu lama untuk mengunyah
dan menelannya. Dipadukan dengan acar nenas dan bawang serta bumbu seperti
kunyit yang dihaluskan, semakin menambah nikmatnya rasa daging kambing yang ada.
Makan di nampan berdua bareng suami, agak-agak gimanaaaaa gitu. Pengen
rebutan makan paling banyak, kok ya nggak tega. Ketahuan kan siapa yang selera makannya lebih tinggi?? wkwk.
Rasa lemon di teh yang disajikan juga segar. Pas sekali disandingkan
dengan rasa rempah yang masih menempel di lidah. Mantap!!!
Masih kurang rasanya jika ke Basnul Coffee namun tak memesan kopi nya.
Selesai mencicipi seporsi nasi bukhori dan segelas teh lemon, suami
langsung memesan secangkir espresso kesukaannya seharga 14 ribuan rupiah.
Sumber : Picuki.com |
Di Basnul Coffee, pelanggan tidak hanya disuguhkan dengan makanan,
interior di dalamnya juga mengajarkan tentang adab makan secara Islam dan
sunnah lainnya.
Tagline cafe "Ngaji, Ngopi, Repeat" juga seakan mengingatkan pelanggan muslim agar jangan lupa mengaji walaupun menyukai ngopi. Atau diajak ngaji sambil ngopi. Ahh,,, sepertinya harus dipastikan lagi maksud kata-katanya.
Tagline cafe "Ngaji, Ngopi, Repeat" juga seakan mengingatkan pelanggan muslim agar jangan lupa mengaji walaupun menyukai ngopi. Atau diajak ngaji sambil ngopi. Ahh,,, sepertinya harus dipastikan lagi maksud kata-katanya.
Bisa dibilang, dunia dapat, ilmu akhirat juga tak ketinggalan.
Nah, jika ingin mencicipi menu khas Timur Tengah dan salah satu kopi terenak di kota Medan ini,
silakan datang ke Basnul Coffee Gajah Mada.
BASNUL COFFEE
Jl. Gajah Mada No.4C, Sei Sikambing
D, Kec. Medan Petisah
Kota
Medan, Sumatera Utara 20211
Aku belum pernah nyobain Nasi bukhori ini, tapi sepertinya teksturnya agak mirip nasi briyani gt ngga sih mba? Wah karena paket jadi senampan berdua ya, kalo aku sama suami pasti rebutan banyak2an yang makan duluan. Hehehe
ReplyDeleteNasi bukhori mirip ama nasi briyani karena sama-sama dari beras basmati. Bedanya cuma di bumbu aja mbak. Rebutan itu yang seru ya, hehe..
DeleteYa ampuun.. keren banget cafenya. Semua bernuansa islami banget ya, Mba. Saya baru denger nasi bukhori. Duh kapan ya ini basnul cafe buka cabang di Jakarta?
ReplyDeleteIya mbak. Semoga bisa buka cabang di Jakarta ya.
DeleteMasyaAllah ... Biasanya kalau waktu sholat tuh, sholatnya karyawan gantian gitu, ya, supaya pengunjung tetap terlayani. Ini malah semuanya berangkat. Tapi bener, Allah yang jamin rezekinya kafe tersebut.
ReplyDeleteBerhubung lokasi kafenya jauh banget dari aku, blognya Mamak ini jadi salah satu panduanku deh kalau suatu saat traveling ke Medan. Belum pernah menginjak tanah Sumatera, nih. Doain dong dapat rezeki jalan-jalan kesana, hihihi ...
Saya doain mbak. Semoga ada rejeki dan kesempatan datang ke Medan. Bisa lah call saya kalo pengen rekomendasi tempat makan dan jalan-jalan, hehe..
DeleteWah sayang banget ya mbak, kemarin waktu di Medan belum ke sini. Harganya lumayan terjangkau ya. Apalagi dengan Tagline cafe "Ngaji, Ngopi, Repeat".
ReplyDeleteNanti klo ke Medan lagi, bisa icip2 basnul coffee juga mbak.
DeleteNasi Bukhori ini ada yang pakai daging sapi kah mba devi?
ReplyDeleteatau satu pilihan saja, daging kambing?
Bisa pakai ayam, sapi atau kambing kak.
DeleteHihihi, lucu juga namanya ya, nasi Bukhori :D
ReplyDeleteSaya baru sekali makan masakan penuh lemak nan lezat kayak gini, meskipun jujur awalnya lumayan eneg, nggak baisa soalnya, tapi jujur lama-lama jadi ketagihan, sayangnya kebanyakan yang jual gini harganya mihil :D
Btw, lucu juga ya, karena di Indonesia makannya pakai sendok, biasanya kan pakai tangan doang :D
Iya, disediakan sendok. Tapi kami back to basic mbak, makan pake tangan aja, hehe..
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMantap sekali cafe ini ya, Mbak Devi. Makanannya enak, ada bonus soal adab makan juga. Jadi dunia akhirat dapat hehehe. Itu lihat fotonya langsung ngeches, Mbak. Apalagi saya membayangkan, habis hujan, udara dingin, menikmati paket nasi kambing. Makannya berduaan lagi bareng yayang. Mantap... hahaha.
ReplyDeleteWajib meluncur sepertinya. Soalnya penyuka kambing banget, apalagi tempatnya nyaman banget ya Dev. aaaah kurayu dulu suami, wkwk
ReplyDeleteLiat fotonya aja kliatan enak banget ya. Apalagi makannya senampan berdua, wah makin romantis dan kenyang berdua deh.
ReplyDeleteSekarang kayaknya banyak jenis tempat makan seperti ini. Ketika waktunya shalat terutama jamnya pendek seperti magrib, semua karyawan meninggalkan tugas. Aku sangat kagum sih kebijakan seperti ini. Membangun kebiasaan baik.
Cafenya nuansa islami sekali yac, dan menunya timur tengah semua. Dan saya un pernah mencicipi nasi biriani dan rasanya luamayan , banyak rasa rempah..
ReplyDeleteWow MasyaAllah banget ya kak,semua karyawannya shalat tepat waktu dan membiarkan kafe nya tetap buka.
ReplyDeleteNasi Bukhori itu kaya semacam nasi kebuli atau nasi mandi atau nasi briyani gitu ga sih kak? Soalnya ada kambing2 nya, aku jadi penasaran mau coba tapi jauh euy aku di Jkt.
Wah udah mupeng sama semua menunya tapi pas baca sampe terakhir lokasinya jauh banget, semoga aku bsia traveling ke sana dan kulineran juga.
ReplyDeleteNasi Bukhorinya sepintas kek briyani gtu ya mbk? Manteb ya dimakan sambil minum teh lemon anget2 :D
ReplyDeleteWah jd kalau pas sholat gak ada yang jaga counternya ya hehe. Agak bahaya sih tapi mungkin dah percaya aja sama pelanggannya :D
Saya jadi lapar setelah membaca postingan nasi bukhori ini. Kalau dibilang saya lumayan jarang makan ala ala Timur Tengah begini apalagi ada daging kambingnya. Kurang suka sih... Tapi kalau ke Medan kudu coba ke sini.
ReplyDeleteSaya sendiri blm pernah makan ala timur tengah begini. Basnul Coffee sangat cocok buat tempat makan keluarga sih dengan situasi yg terlihat
ReplyDeleteKopinya... Sungguh menggoda. Pengen coba kopi...
ReplyDeleteNasi Bukhorinya keliatan enak banget nih. Memang senampan gitu, ya, dimakan berdua? Romantis....