Saat Mimpi Terasa Nyata : Batman, I'm Coming!!

10.10.2019

Sudah sepuluh tahun saya dan suami menjalani kehidupan rumah tangga. Selama sepuluh tahun itu juga alhamdulillah Allah selalu memberikan kesabaran yang tiada tara pada suami saya dalam menghadapi istrinya yang suka rewel ini. Apalagi kalo lagi dapat bulanan, atau doi lupa ngasi uang bulanan. #uhuk

Saya tiba-tiba teringat impian saya yang tertunda sampai saat ini. Sebagai orang yang menisbatkan diri sebagai orang yang hobi jalan-jalan, hobi saya untuk jalan-jalan sementara harus saya kubur dulu setelah saya menikah. Loh, kok gitu??

Saya dan suami menikah tidak lama setelah kami lulus kuliah. Mirip sekali dengan slogan yang ada di pom bensin, “Kita mulai dari nol ya..”. Jadi tidak bisa sesuka hati liburan dan jalan-jalan mengingat untuk sehari-hari saja kami masih mengirit. Apalagi saya langsung hamil sebulan setelah kami menikah. MasyaAllah harus lebih fokus ke persiapan untuk menyambut sang buah hati dong.

Kadang saya nyeletuk ke suami, “Yah, kapan kita liburan?”
“Nanti ya ma, kalo kita udah bisa lunasin uang haji.”

Jlebbb,, langsung saya istighfar. Bersyukur dapat suami baik nan sholeh (insyaAllah). Pikiran saya jalan-jalan buat kesenangan dunia melulu, sementara suami saya ingin mendahulukan kewajiban agamanya dengan berhaji ke Mekkah dan Madinah.

“Kalau itu udah lunas, terserah mama kita mau kemana. Dalam negeri, luar negeri, asal ada duitnya.”
Lahh,, mau nggak mau harus ngumpulin uang untuk melunasi uang haji kami dulu kalau saya mau jalan-jalan. Ahh,, Allah yang akan kasi jalan. Yang penting niat dan usaha kami sedikit-sedikit sudah dilakukan. Allah yang berhak mengundang siapa saja untuk ke rumah-Nya bukan? Dan kita sendiri nggak tau kapan kesempatan itu akan datang ke kita.

***
Saya pulang kantor terlambat hari ini karena harus lembur mengejar deadline kerjaan. Untung sebelumnya udah dapat ijin dari suami dan anak-anak.

Di perjalanan pulang, saya teringat kembali hobi jalan-jalan saya. Kali ini saya ingin sekali bisa ke Movie World yang ada di Gold Coast, Australia. Mungkin gara-gara saya mulai suka dengan film yang diproduksi rumah produksi Warner bersaudara, seperti Batman dan Superman.

Teringat tabungan haji yang belum cukup untuk mendapat nomor antrian, pasti pak suami akan menjawab permintaan saya dengan jawaban yang sama selama sepuluh tahun ini. #hix..

Saya masuk ke rumah dengan mencoba tetap tersenyum. Memeluk dan mencium anak-anak sambil mengajak mereka ngobrol. Si sulung tiba-tiba membawa buku dengan gambar Batman di cover depannya. Mengingatkan saya kembali tentang Movie World yang saya pikirkan sebelumnya. Ahhh.. sakitnya tu disini.. #nunjuk dada

Anak-anak sudah tidur, lalu saya pun merebahkan diri di kasur. Nggak mau teringat lagi dengan si Movie World yang menggoda itu. Ditambah melihat suami, kebayang ceramah yang akan diterima kalau saya curhat keinginan yang membuat saya gelisah itu. Fiuhh,,,

“Ma, bangun. Ini nomor antrian haji kita. Masih 14 tahun lagi baru bisa berangkat. Yuk kita jalan-jalan sesuai permintaan mama dari dulu.”
 “Ha??? Beneran yah? Alhamdulillah..”
“Mama pengen ke Sydney kan? Kita langsung cek travel ya. Kemarin teman ayah ada yang menyarankan untuk lihat di travel Cheria. Katanya bagus lho.”

Saya yang bersemangat, walaupun masih agak aneh rasanya, langsung ambil smartphone dan mencari di mbah Google.

“Kok nggak ada yah alamatnya? Bener kan gini tulisannya? Ceria travel? Yang ada Ceria Car Rental.”
“Sini ayah liat. Ooo.. Bukan gitu nulisnya, Ce Ha E eR I A des travel dot com.”

Langsung saya perbaiki tulisan dan dapat membuka halaman https://www.cheria-travel.com/.




Wah,, dari halaman pertama aja udah lengkap negara-negara yang ditawarkan sebagai destinasi wisata travel ini. Dan juga langsung ada link Tour Australia, perjalanan selama 8 hari yang pasti seru karena akan mengunjungi beberapa kota di benua sebelah selatan Indonesia itu.

Yang menjadi perhatian saya pertama kali adalah tagline nama travelnya, Pelopor Wisata Halal Dunia. Cocok banget ini untuk saya dan suami. Pasti travelnya sudah menjamin kehalalan makanan, minuman dan akan memperhatikan kelancaran ibadah sebagai muslim, walaupun sedang jalan-jalan di negara mayoritas non-muslim.

Saya langsung klik link Tour Australia. Dan langsung mangap liat videonya.




Wah.. cantik sekali Australia itu. Semakin nggak sabar pengen kesana. 

Biasanya yang sering kami lihat di televisi adalah musim dingin di Eropa dan Amerika. Belum terbayang sama sekali musim dingin di Australia. Pasti menarik sekali liburan saat musim dingin disana.

Berikut rute perjalanannya.


Hari ke-1 :

Titik kumpul di hari pertama di Jakarta, tepatnya di bandara Internasional Soekarno Hatta, untuk berangkat ke kota Melbourne.

Hari ke-2 :
Sampai di Melbourne, langsung city tour ke Parliament House, St. Patrick's Cathedral, Fitzdens & Captain Cook's Cottage pondok penemu Benua Australia, Shrine of Rememberance yang merupakan monumen penghormatan pahlawan Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2. Buat yang suka belanja, setelahnya juga ada waktu berbelanja di Harbour Town Shopping Outlet.

Hari ke-3 :
Di hari ini peserta akan diajak ke Mount Buller, sebuah kota yang terletak di Shire of Mansfield di wilayah Alpine, negara bagian Victoria. Kota ini terletak sekitar 208 kilometer sebelah timur Melbourne di lereng Gunung Buller. Kota ini terkenal dengan wisata saljunya. Penggemar olahraga salju pasti sangat mengenal kota ini.

Asiiikkk,, saya akhirnya akan segera merasakan apa itu salju. Paket Cheria Travel sudah termasuk biaya sewa jaket, celana/pants, dan helm. Namun kalo mau bermain yang lain seperti ski atau papan selancar dan naik kursi gantung, peserta akan dikenakan biaya tambahan. Kalo saya mah,, lari-lari di salju udah bersyukur banget. Terharuuu….

Hari ke-4 dan 5:
Di hari ke-4, peserta akan diajak terbang ke Brisbane. Kota ini pernah disebut sebagai kota paling keren di Australia. Banyak restoran dan kafe yang menyajikan makanan khas ibukota Queensland itu. Setibanya di Brisbane, peserta akan naik bus menuju konservasi fauna khas Australia. Lone Pine Koala Sanctuary adalah pusat perlindungan koala pertama dan terbesar di dunia.

Di tempat ini saya bisa melihat dan memeluk koala, memberi makan kangguru dan melihat berbagai jenis hewan asli Australia. Ada sesi makan siang barbeque nya juga lho.

Di hari yang sama peserta akan langsung diajak ke Gold Coast yang terletak di sebelah timur negara bagian Queensland. Daya tarik kota ini adalah pantainya, karena memang letaknya di tepi pantai. Pantai pasir putih dan ombak yang sangat bersahabat bagi para peselancar membuat kota ini cukup terkenal bagi para pecinta pantai.

Tentu aja agenda utama ke Gold Coast sesuai dengan impian saya adalah mengunjungi MOVIEWORLD.

Warner Bros Movie World sendiri adalah taman hiburan studio film di Gold Coast, Queensland, Australia. Temanya didasarkan pada studio film Warner Bros dan properti DC Comics terkait. Tempat ini adalah surganya pecinta film dan tokoh Batman, Superman, dan DC superhero lainnya.

Opera House Sydney (dok. Cheria Travel)
Hari ke-6 :
Dari Gold Coast, esoknya peserta akan terbang ke Sydney. Udah tau dong apa yang terkenal dari Sydney.. Yupss, Opera House. Selain itu, akan ada city tour melewati Queen Victoria Building, Hyde Park, Sydney Harbour Bridge dan spot terbaik di MRS. MACQUARIE'S CHAIR. Kemudian menikmati pemandangan Teluk Sydney dengan HARBOUR HIGHLIGHT CRUISE.


Movie World (dok. Cheria Travel)

Hari ke-7 :
Hari ini acara bebas tanpa transportasi. Peserta dapat berbelanja seharian di pasar tradisional Paddy’s Market, Chinatown atau Darling Harbour dan menikmati suasana kota Sydney.

Hari ke-8 :
Hari terakhir untuk pulang ke Jakarta setelah menikmati tujuh hari mengelilingi tempat wisata di Australia.

Tiket udah dipesan dan kami siap untuk berangkat. Namun…
“Mak,, udah jam 6. Nanti abang terlambat.”

Saya membuka mata dan menguap, astaghfirulloh.. Cuma mimpi ternyata. Ini pasti gara-gara semalam inget Movie World nih. Udah pengen teriak "Batman,,, I'm Coming!!!"😖
Saya langsung buru-buru menyiapkan anak-anak dan diri sendiri untuk berangkat ke sekolah dan ke kantor.

Sesampainya saya di kantor, saya tiba-tiba ingat mimpi saya. 
Memang teman saya pernah bercerita pengalamannya menggunakan jasa travel ini untuk ibadah umrohnya. Pantas saja dia puas dengan pelayanan travel ini. 

Gimana nggak?? Travel ini sangat peduli akan kebutuhan umat Muslim saat melakukan perjalanan. Misalnya kebutuhan beribadah dan makanan halal, sekalipun di negeri yang mayoritas non-muslim.

Layanannya mencakup kebutuhan paket tour muslim untuk dalam dan luar negeri, baik untuk personal maupun perusahaan/grup.

Paket Wisata yang disediakan juga lengkap untuk dalam negeri dan beberapa negara sebagai tujuan wisata favorit seperti :
1. Umroh Plus (pilihannya sangat menggoda...)
2. Tour Eropa
3. Turki
4. China
5. Korea Selatan
6. Hongkong
7. India
8. Dubai
9. Amerika

Tiket Cheria adalah agen IATA baik Domestik maupun Internasional dan Untuk Layanan Haji Plus dan Umroh Cheria adalah Agen Resmi Barokah Madinah Tour & Travel dengan mendapatkan izin resmi dari Kementerian Agama Republik Indonesia pada tanggal 20 Juli 2016 dengan nomor 368 tahun 2016.

Sepertinya kalau tabungan haji saya dan suami sudah lunas, saya akan langsung mencari info perjalanan ke alamat langsung Cheria Travel saja. Disini nih alamatnya.


Gedung Twink Lt. 2, Jl. Kapten P. Tendean No. 82 Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12790
Telepon : 021 - 7900 201 / 021-700 216 (Hunting)
Fax : 021-7918 2408
Email : info@cheria-travel.com
Web: www.cheria-travel.com

Legalitas PT Cheria Tour and Travel:

TDP 36/2014 Tanggal 7 Januari 2013 Dinas Pariwisata DKI Jakarta
Member International Air Transport Association (IATA) dengan Nomor 15314132 Agen Barokah Madinah Tour & Travel izin resmi dari Kementerian Agama Republik Indonesia pada tanggal 20 Juli 2016 dengan nomor 368 tahun 2016.

Gak apa-apa lah ya masih mimpi. Mudah-mudahan mimpi saya jalan-jalan ke Movie World Australia kelak dikabulkan. Amin.


Lomba Blog Cheria Holiday #9 2019

Wakaf Melalui Uang Sebagai Pemberdayaan Sosial dan Pendidikan Umat

Awal 2017.

“Vi, ikut wakaf untuk masjid yuk.” ajak mama saya. Mama menjelaskan bahwa tanah kosong di samping masjid yang biasa digunakan untuk kegiatan warga kampung kami, akan segera dijual oleh pemiliknya untuk dijadikan komplek perumahan.

Namun banyak warga yang tidak setuju karena jika hal itu terjadi, warga tidak akan memiliki tempat untuk melakukan kegiatan terkait masjid, misalnya pengajian akbar, sholat Ied maupun tempat penyembelihan hewan qurban saat Idul Adha tiba.

Oleh karenanya, warga berinisiatif membeli sebagian tanah untuk disatukan menjadi bagian dari area masjid dengan mengumpulkan dana dari seluruh warga yang bersedia. Tanah yang dibeli statusnya akan diubah menjadi tanah wakaf untuk kegiatan masjid dan kegiatan olahraga warga kampung, serta sekolah (PAUD / TK / Raudhatul Athfal) di samping masjid tersebut.

Nilai wakaf per meter persegi tiga ratus ribu rupiah. Bagi yang memiliki uang sejumlah itu atau lebih dapat langsung menyetor ke pengurus masjid sebagai penerima uang wakaf.

Namun ada beberapa warga yang tergolong kurang mampu juga ingin ikut mewakafkan sedikit uang yang mereka miliki. Dan mereka mengumpulkan uang, mulai dari seribu rupiah hingga puluhan ribu, untuk turut serta dalam kegiatan wakaf.

“MasyaAllah..”, saya berucap dalam hati. Eh tapi, memangnya boleh mereka ikut berwakaf? Bukannya wakaf biasanya hanya dalam bentuk tanah untuk masjid dan makam aja ya???







Wakaf = Sedekah Jariyah

Wakaf artinya menahan harta untuk diwakafkan.

Wakaf yang dimanfaatkan untuk kegiatan ibadah termasuk sedekah jariyah yang tidak akan terputus pahalanya walaupun seseorang meninggal dunia.




Dalam sejarah Islam, Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena wakaf disyariatkan setelah Nabi SAW berada di Madinah, pada tahun kedua Hijriyah.

Di Al Qur’an sendiri tidak ada ayat yang menyebut wakaf secara langsung, namun memberi perintah untuk menafkahkan harta benda untuk kebaikan di jalan Allah.



“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al Baqarah : 267)

Ada dua pendapat yang berkembang di kalangan ahli yurisprudensi Islam (fuqaha’) tentang siapa yang pertama kali melaksanakan syariat wakaf. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang pertama kali melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW, dengan mewakafkan tanah milik beliau untuk dibangun masjid.

Wakaf bertujuan sebagai ibadah dan memajukan kesejahteraan umat. Selama harta yang digunakan adalah untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umat, tujuan wakaf sudah dapat terwujud.

Di Indonesia, perkembangan praktik wakaf dapat dilihat dari gambar berikut.


Jelas sekali terlihat bahwa perkembangan wakaf di Indonesia cukup baik, mengingat mayoritas masyarakat yang beragama Islam dan semakin baiknya pemahaman masyarakat sendiri tentang agama yang dianut.

Syarat Wakaf

Sesuai syariat Islam, wakaf pun ada syaratnya. Berikut syarat-syarat wakaf yang perlu diketahui.


Dari syarat yang ada, ternyata tidak ada satupun syarat yang mewajibkan nilai minimal harta yang akan diwakafkan. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa tidak masalah kalau ingin berwakaf namun uang kita masih “sedikit”. Lagipula “sedikit” itu relatif, bisa jadi menurut kita sedikit, tapi bagi orang lain bisa untuk makan seminggu.

Pemerintah pun ternyata sudah mengatur khusus masalah wakaf sejak 15 tahun yang lalu melalui UU No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, dimana wakaf bukan hanya dalam bentuk sebidang tanah atau harta tak bergerak, melainkan dapat berupa harta bergerak.

Namun mungkin banyak yang belum tahu hal itu, termasuk saya.

Bagaimana caranya uang bisa diwakafkan? Padahal saat uang itu digunakan langsung habis.

Ketentuan syari’at Islam yang diatur dalam UU tentang wakaf, harta yang diwakafkan harus tetap utuh, tidak boleh berkurang, apalagi dihilangkan karena digunakan untuk membeli sesuatu atau karena dijual.

Jadi misalnya seseorang berwakaf senilai sepuluh ribu rupiah, nilai uang tersebut harus tetap utuh dan dapat bermanfaat untuk orang lain.

Nah, caranya adalah dengan menggunakan uang tersebut untuk sesuatu yang sifatnya produktif dan dimanfaatkan secara terus menerus..

Wakaf Melalui Uang

Dalam cerita awal tadi misalnya. Uang yang dikumpulkan oleh warga, mulai dari ribuan hingga ada yang jutaan rupiah, digunakan untuk membeli sebidang tanah untuk kepentingan umat. Malah semakin hari semakin terlihat tanah itu dapat lebih dikelola dengan baik untuk kegiatan hari besar Islam, olahraga, kegiatan sosial, pendidikan anak TK/RA, dan lainnya.

Wakaf seperti itu disebut dengan wakaf melalui uang, bukan wakaf uang. Wakaf melalui uang ini sangat dianjurkan karena akan membiasakan masyarakat untuk berwakaf walaupun jumlah uangnya relatif sedikit.

Dari luas tanah wakaf sebesar 49.632,39 Ha di Indonesia yang berhasil didata Pemerintah, porsi penggunaan untuk pembangunan masjid dan musholla adalah yang paling besar. Semoga ke depan, porsi untuk pendidikan, sosial dan ekonomi dapat lebih ditingkatkan.

Sumber : siwak.kemenag.go.id

Di sekitar saya sendiri, sudah ada beberapa lahan dan bangunan dari wakaf yang dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan TK dan SD Islam dan beberapa lembaga nirlaba yang memfasilitasi wakaf dalam bentuk buku maupun Al Qur’an.

Ah, ternyata semudah itu berwakaf.

Jadi orang yang belum memiliki tanah pribadi pun bisa melakukannya. Luruskan niat, ikuti aturan syari’at dan berwakaflah sesuai dengan ketentuan. 

Selanjutnya serahkan semuanya pada Allah. InsyaAllah, sedikit harta yang kita wakafkan akan memberikan banyak kebaikan bagi masyarakat dan menjadi ladang pahala kita seterusnya.

Tentang tata cara wakaf dapat dilihat di link bimas islam dari kemenag ini.

Saat ini Pemerintah melalui Kementerian Agama juga sedang menggalakkan informasi zakat dan wakaf ke masyarakat. Ada berbagai macam lomba yang dilakukan, lebih lengkapnya dapat dilihat di Festival Literasi Zakat dan Wakaf 2019.


Sumber bacaan :
https://www.bwi.go.id/1642/2019/04/berita/editorial/sekarang-semua-orang-bisa-berwakaf/
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/18/03/25/p65c8v416-wakaf-uang-dan-wakaf-melalui-uang
http://siwak.kemenag.go.id/index.php

Anak : Rejeki dan Ujian dalam Satu Paket


Menjadi orangtua adalah suatu nikmat yang diberikan oleh Allah. Nikmat yang butuh proses belajar sepanjang sisa hidup. 
Siapa yang tidak bahagia saat diberikan rejeki seorang anak? Di saat banyak orang yang diberi keterbatasan untuk memiliki anak, harus mengeluarkan usaha dan uang yang tidak sedikit. Belum lagi sakit yang dirasakan selama prosesnya.

Saat orangtua merasa anak itu adalah nikmat, sadarkah kalau anak juga merupakah ujian dari Allah?

Q.S Al Kahfi : 46

Q.S Al Hadid : 20

Jelas sekali disebutkan dalam Al Qur’an bahwa anak adalah ujian, ujian keimanan dan ketakwaan.

Dimulai dari calon ibu yang mengandung anak selama kurang lebih 9 bulan. Merasakan tidak enak tidur, tidak enak makan, aktivitas terbatas karena cepat lelah, itu adalah ujian pertama saat akan jadi orangtua yang dititipkan anak.

Dilanjutkan saat ibu akan melahirkan, ia harus berjuang menahan rasa sakit agar anaknya dapat lahir dengan selamat. Belum lagi adanya risiko babyblues yang jika tidak disikapi dengan baik, akan membuat psikologis si ibu jatuh dan dapat menimbulkan trauma. 

Suami juga diberi ujian kesabaran menghadapi istri yang berjuang untuk melahirkan dan menjaga kondisi psikologis setelah melahirkan.

Tidak cukup hanya itu. Kebahagiaan dan ujian akan selalu datang beriringan, seperti satu paket saat dititipkan seorang anak. Menemani tumbuh kembang anak juga memiliki ujian tersendiri ketika tidak sesuai ekspektasi. 
Ditambah lagi dengan tekanan dari lingkungan, secara tidak langsung sering membuat para orangtua menjadi tidak nyaman. Pada akhirnya mengusahakan sesuatu yang bisa jadi malah memaksa anak.

Ahhh… masuk ke poin pemaksaan terhadap anak.

Sadar atau tidak, orangtua sering melakukan hal ini. Mungkin setiap hari.

Namun yang harus disadari adalah cara yang dilakukan tidak boleh melukai psikologis anak karena fitrahnya anak memang masih perlu belajar. Orangtua mengajari anak sesuatu, tapi ia sendiri tidak pernah konsisten mencontohkan bersama anak. 

Saat makan misalnya, orangtua mengajarkan anak untuk mencuci tangan terlebih dahulu, membaca Bismillah, makan dengan tangan kanan, kunyah makanan perlahan dan makan sambil duduk. Kenyataannya orangtua sendiri pun sering lupa, minimal satu atau beberapa ajaran itu. Bayangkan apa yang dipikirkan anak saat itu terjadi? Dia akan bingung karena orangtuanya sendiri tidak konsisten.

Belajar juga begitu. Orangtua menyuruh anak belajar, tapi orangtua tidak menemani. Malah menonton tv atau main hp di depannya. Jika anak ikut nonton, orangtua malah marah-marah dan menyuruh anak untuk menyelesaikan belajarnya. 
Kenapa nggak malah berpikir untuk menemani anak belajar hingga selesai, setelah itu menonton bersama? Lebih bijak sepertinya.

Satu contoh lagi yang sedang hits di kalangan orangtua. Menginginkan anak menjadi penghafal Al Qur’an, namun mereka sendiri tidak memaksakan diri untuk menghafal Al Qur’an atau minimal rutin membaca Al Qur’an di depan anak-anak. 

Rela memasukkan anak ke sekolah hafalan dengan bayaran yang cukup fantastis, namun lupa kalau salah satu kunci utamanya adalah orangtua dan lingkungan keluarga di rumah harus selaras dengan keinginan itu. Anak-anak belajar dari bahasa IBU, sudahkah bahasa ibunya di rumah sering melantunkan ayat-ayat Al Qur’an yang ingin dihafal?

Belum lagi tipe anak tidak dapat disamakan. Ada yang diberkahi Allah dengan kemampuan menghafal yang baik, tinggal dituntun untuk dapat menghafal Al Qur’an dengan cara yang menyenangkan sesuai dengan si anak. 

Ada juga yang bukan tipe penghafal, cenderung ke penikmat kegiatan seni dan kreatif yang tidak bisa dipaksa dengan target. Jangan heran jika orangtua memaksakan untuk memasukkan anak tipe itu ke sekolah dengan target hafalan yang cukup padat, anak akan menjadi seperti “mayat hidup” yang tidak dapat menikmati kehidupan anak-anaknya.

Ibarat ikan yang dipaksa untuk terbang, atau kancil yang dipaksa berenang. Mati tenggelam atau bertahan dengan kesedihan.

Semua yang diberikan orangtua ke anak pasti niat awalnya demi kebaikan, baik untuk anak maupun orangtua itu sendiri. Terkadang orangtua ingin membuat anaknya berprestasi di sekolah, selain untuk memberikan nama baik untuk anak, juga dapat memberikan prestise tersendiri di kalangan orangtua lainnya. 

Ini juga yang merupakan ujian yang disebutkan Allah di Al Qur’an. Bersikap terlalu bangga atas pencapaian anak, padahal itu juga adalah nikmat yang diberi Allah untuknya. Berbangga hati wajar, namun jangan berlebihan dan lebih diarahkan ke syukur kepada Tuhan.

Karenanya orang tua perlu belajar ilmu pengasuhan. Baik dengan membaca maupun mengikuti kelas tertentu. Agar dapat mempersiapkan diri menghadapi paket rejeki dan ujian dari seorang anak yang dititipkan.
Semoga kita termasuk orangtua yang dapat mempertanggungjawabkan titipan itu kelak di hadapan Tuhan.

Jadi,, masih mau terima paket lengkap rejeki dan ujian dari Allah?? Sulit… Tapi ingat, hadiah yang dijanjikan adalah surga. Kalau mudah, mungkin cuma dijanjikan piring atau payung cantik semata.


PTPN IV, Menuju SAP yang Mandiri



SAP (System Application and Procedure) adalah suatu aplikasi terintegrasi yang menghubungkan aktivitas bisnis dari hulu hingga hilirnya. Aplikasi ini telah digunakan oleh PTPN IV efektif sebagai single system sejak Januari 2019, menggantikan aplikasi yang sebelumnya berdiri sendiri di masing-masing bagian dan unit usaha.


Mandatory dari Holding PTPN III (Persero) di awal tahun 2017 memaksa seluruh anak usahanya, termasuk PTPN IV, untuk segera melakukan eksekusi implementasi aplikasi SAP. Hal ini dilakukan Holding dengan harapan dapat memaksimalkan kinerja masing-masing anak usaha, efisiensi biaya, memudahkan monitoring kinerja dan pengambilan data untuk laporan ke stakeholder, baik produksi maupun keuangan.

Bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia sebagai konsultan provider SAP, sekaligus untuk memaksimalkan sinergi antar BUMN, persiapan implementasi SAP sejak awal 2017 hingga akhir 2018 pun mengalami banyak tantangan yang memerlukan usaha ekstra dari seluruh elemen PTPN IV. Tidak hanya tim di Project ERP dan key user terpilih, seluruh karyawan dan Manajemen di Unit Usaha dan Kantor Pusat pun harus bekerjasama untuk memberikan kontribusinya agar implementasi SAP di PTPN IV dapat berjalan dengan lancar di seluruh modul yang digunakan.

Tujuh bulan berlalu sejak single system SAP dijalankan. Perlahan tapi pasti, implementasi SAP mulai menunjukkan kemandiriannya. Dengan komitmen Manajemen PTPN IV yang mengharuskan data-data diambil secara maksimal dari sistem SAP, tiap karyawan menjadi tergerak dan termotivasi untuk memahami output dari sistem ini. Ruang lingkup aplikasi pun lebih diperlebar, dengan mendorong beberapa aktivitas yang sebelumnya belum menggunakan SAP, menjadi akan menggunakan SAP, misalnya manajemen anggaran (Fund Management) dan  premi olah otomatis di pabrik.

Ya, implementasi sistem, baik SAP maupun aplikasi lainnya, tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk penerapannya. Mulai dari perencanaan, blueprint, konfigurasi, testing sistem oleh user, persiapan akhir hingga go live. Butuh waktu dan perencanaan yang tepat. Setelah mulai mandiri pun, tetap saja ada yang dirasa perlu ditingkatkan.

Implementasi SAP saat ini yang dianggap mulai mandiri pun masih menghadapi banyak tantangan. Perubahan struktur organisasi manajemen yang cukup intens, kemampuan SDM yang masih perlu ditingkatkan sesuai bidangnya, masih kuatnya budaya kerja lama dan tim supporting key user SAP yang terpisah di bagian-bagian menjadi tantangan terbesar saat ini. Adanya mutasi/pergantian karyawan, mengharuskan adanya tim key user yang harus siap sedia kapan saja memberikan training untuk seluruh unit dan karyawan yang membutuhkan. Begitu pentingnya peran key user dalam SAP untuk dapat menjaga implementasi SAP ke depan agar dapat berjalan lancar.

Perlu strategi terbaik yang harus dilakukan Project ERP sebagai tim yang ditunjuk untuk memonitor pelaksanaan SAP di seluruh unit usaha dan Kantor Pusat. Tapi kami yakin, dengan komitmen bersama, PTPN IV akan menjadi PTPN terbaik diantara anak usaha holding PTPN lainnya untuk penerapan sistem SAP di seluruh modulnya dan bisa lebih mandiri lagi ke depan.

Kemandirian dapat dilihat dari pemahaman seluruh user atas inputan data ke SAP yang tepat, sehingga tidak ada lagi kesalahan atas biaya-biaya sebagai output-nya.
Kemandirian hanya bisa dicapai dengan adanya tim yang kuat.
Kemandirian yang telah ada harus dapat dipertahankan (sustainable), bahkan harus ditingkatkan.
Mari kita bersama meraih kemandirian itu.
SAP PTPN IV, HEBAT!!!!!

#tulisan ini telah dimuat di majalah internal MINAT PTPN IV, edisi September 2019

Ayah Rindu Mamak yang Dulu




Tadi malam hujan mengguyur kota Medan. Seperti biasa waktu malam hari kami habiskan untuk bermain bersama anak-anak di dalam rumah. Maklum aku dan suami bekerja. Saat kami bekerja, ada khadimat yang biasa kami panggil Nek Endut yang mengasuh anak-anak.

Menjelang tidur, biasanya aku membacakan atau sekedar bercerita ringan dengan anak-anakku. Alhamdulillah walaupun aku bekerja di luar rumah, mereka lebih suka bersamaku saat aku pulang dari kantor. Mungkin karena hubungan psikologis yang selalu aku jaga walaupun aku tidak bersama mereka selama 24 jam setiap hari.

Capek? Pastinya. Makanya balasan yang dijanjikan kelak adalah surga. Kalau enak-enak aja, paling cuma dapet piring cantik seadanya.

Sejak dulu aku termasuk orang yang cuek dengan penampilan. Termasuk perawatan kulit dan kecantikan. Suamiku pun nggak pernah berkomentar dan menyuruhku untuk melakukan hal itu sekalipun hanya untuk ke pesta atau acara resmi lainnya. Baginya, kecantikanku ya hanya untuknya. Dia akan cemburu sekali jika ada orang yang memuji aku cantik di depannya. “Rasulullah itu pencemburu lho, wajar kalo ayah begitu”, itu yang selalu dikatakannya. Pemikirannya yang selalu membuatku jatuh cinta padanya.


Belakangan ini aku melihat wajahku yang terlihat kusam. Mulai ada bintik-bintik hitam kecil di wajahku. Aku pun mencoba untuk berubah dan melakukan perawatan sederhana selain sabun cuci muka yang selalu aku gunakan setiap hari. Aku menambah penggunaan face toner, krim siang dan krim malam. Aku berusaha untuk konsisten menggunakan ketiga produk itu setiap hari. Dan aku mulai merasa nyaman dengan kulit wajah yang lebih enak dilihat. Lengkapnya bisa dibaca disini.

Malam tadi, setelah anak-anak tidur kami ngobrol seperti biasa. Untuk ke sekian kalinya, dengan maksud menggoda suami tercinta, aku bertanya padanya, “Tambah cantik nggak muka mamak?”

Mukanya langsung berubah dan mulutnya melontarkan kalimat yang aku nggak pernah duga. Dia menjawab, “Mamak kok berubah? Jadi lebih memperhatikan penampilan?”

“Memangnya salah ya?”, aku bertanya lagi.

“Ya nggak apa-apa sih. Asal niatnya diluruskan aja. Cuma untuk ayah lho”, jawabnya.

“InsyaAllah ini untuk ayah kok. Dan untuk diri mamak sendiri. Memang lebih nyaman sih ama muka mamak yang sekarang. Terasa lebih bersih.” Jelasku padanya.

“Ya udah lah nggak apa-apa. Cuma… ayah rindu mamak yang dulu. Mamak yang nggak pernah peduli ama perawatan. Nggak harus pake kapas yang bertoner dan krim muka sebelum tidur.”

Aku pun tersenyum manja padanya. Dan langsung bilang, “Makasi ya sayang, udah suka mamak apa ada nya. Nggak pernah menuntut ini itu terkait muka dan penampilan. Selama itu syar’i, ayah malah lebih suka ngeliatnya.”

Dalam hati aku bersyukur udah diberi suami penyayang dan pencemburu. Mendasarkan rasa cemburunya pada sikap cemburu Rasulullah.

Al Ustadz Salim A Fillah di dalam Bahagianya Merayakan Cinta menuturkan kecemburuan salah satu sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Ialah sahabat mulia Sa’ad bin Ubadah yang berkata, “Jika aku melihat seorang laki-laki bersama istriku, tentu akan kupukul dengan pedang hingga ia tidak bisa mengeluarkan suara lagi.”
 
Kemudian kalimat Sa’ad bin Ubadah ini dilaporkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam untuk diminta keterangannya. Apakah kalimat tersebut dibolehkan, dianjurkan, atau termasuk dalam kategori berlebihan.

Ternyata, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim Rahimahumallahu Ta’ala, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam justru berkata, “Apakah kalian heran dengan perkataan Sa’ad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripada dia dan Allah Ta’ala lebih cemburu daripada aku!”

Dan sekarang aku bingung, mau dilanjutin nggak perawatan wajah yang selama dua bulan ini udah aku lakukan. Nanti kalo aku tambah cantik, bisa banyak laki-laki melirik mamak beranak 3 dan bersuami pencemburu ini.

Pake cadar mak!!!!
Haishhh,,, kalo yang ini mamak belum sanggup.