Indonesia adalah negara yang
majemuk. Masyarakatnya terdiri dari banyak suku bangsa, agama dan kepercayaan,
serta kebudayaan. Namun perbedaan yang ada sejak dulu malah menjadikan
Indonesia sebagai suatu negara yang dikenal kuat persatuan dan kesatuannya.
Belakangan isu SARA dan tidak
meratanya pembangunan yang ada di daerah sering mengusik kedamaian masyarakat.
Dan yang sedang hangat diberitakan saat ini adalah isu konflik di Papua yang
bergejolak kembali setelah ada mahasiswa Papua yang diberitakan mengalami
perlakuan tidak adil di Jawa Timur. Hal ini dapat dijadikan alasan bagi pihak
yang menginginkan kemerdekaan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) untuk kembali merealisasikan niat mereka tersebut. Bendera OPM kembali
berkibar di tanah Papua.
Momen ini sebaiknya membuat
masyarakat dan Pemerintah sama-sama berpikir, mengapa hal ini sampai terjadi
dan bagaimana solusinya.
Beberapa tahun lalu, masyarakat
Aceh juga sempat bergejolak dan meminta untuk lepas dari Pemerintah Indonesia
dengan alasan ketidakadilan perlakuan pada masyarakat Aceh. Namun dengan
tindakan yang dilakukan pemerintah, isu pun berhasil diredam dan kondisi di
Aceh menjadi lebih baik saat ini.
Isu ketidakadilan di daerah ujung
timur dan ujung barat Indonesia mungkin terjadi di daerah lain jarang terlalu
diekspos. Namun isu terkait suku dan agama/kepercayaan, terlebih yang dibumbui
oleh berita bohong (hoax) yang disebar melalui berbagai media sosial, menjadi
isu yang siap “digoreng” oleh pihak-pihak yang tidak rela melihat Indonesia
damai. Pemerintah pun mulai mengambil tindakan tegas dengan menghimbau
masyarakat untuk tidak sembarangan mempercayai dan menyebarkan berita yang
belum jelas kebenarannya, serta menghukum oknum yang menyebarkan berita bohong
tersebut.
Sebagai warga, tentunya kita
menginginkan Indonesia yang damai bukan? Perbedaan seharusnya menjadikan
masyarakat Indonesia lebih kaya pengetahuan. Perbedaan dapat menjadi pemersatu
bangsa dan akan menarik masyarakat luar negeri untuk kagum pada Indonesia.
Jadi apa yang dapat kita lakukan
untuk menjaga NKRI tercinta?
1. Berteman dengan siapapun tanpa memandang
perbedaan suku/agama
Memiliki banyak teman dari berbagai suku, budaya dan
agama akan memberikan pengetahuan baru untuk kita. Saat kita berkunjung ke
daerah mereka, kita akan lebih gampang mengenal dan beradaptasi dengan budaya
setempat. Misalnya, waktu kuliah dulu aku tinggal di asrama yang dihuni oleh
mahasiswa yang berasal dari Aceh hingga Papua. Kami pun bisa bercerita dan
saling mengenal budaya di daerah masing-masing.
2. Toleransi terhadap agama lain
Toleransi bukan berarti mengikuti ibadah agama lain.
Namun lebih menghargai ibadah yang dilakukan. Saling toleransi antar umat
beragama akan menciptakan kebersamaan yang dapat menciptakan kedamaian dan
persatuan. Nggak mau kan waktu lagi ibadah kita diganggu?? Makanya jangan ganggu yang lain juga ya.
3. Saling membantu dan bekerjasama untuk
kepentingan bangsa
Pasti senang dong jika memiliki banyak teman yang bisa
membantu di saat kesusahan? Yup, saling membantu tanpa memandang perbedaan,
terutama untuk hal-hal menyangkut kepentingan bangsa adalah salah satu contoh
hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga keutuhan negara kita. Contohnya, para
pelajar Indonesia yang berkompetisi di ajang Internasional yang berasal dari
berbagai sekolah dan berbagai daerah tidak pernah mempermasalahkan perbedaan
pelajar lainnya dan bersama berusaha untuk mengharumkan nama negara Indonesia.
4. Tidak sembarangan membuat dan menyebarkan
berita yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya (hoax).
Di era digital seperti sekarang ini, orang dengan gampang
menyebarkan sesuatu melalui media internet ataupun media sosial. Bentuknya pun
bisa bermacam-macam, bisa berupa foto, video, tulisan atau rekaman suara sederhana.
Alangkah bijak kalau yang disebar adalah berita positif dan membangun. Bukan berita hoax negatif yang belum jelas kebenarannya dan dapat memicu perpecahan di dalam masyarakat. Kalo ketemu berita negatif, tahan jari, tahan hati, jangan jadi netizen dengan level kejulidan tinggi.
Alangkah bijak kalau yang disebar adalah berita positif dan membangun. Bukan berita hoax negatif yang belum jelas kebenarannya dan dapat memicu perpecahan di dalam masyarakat. Kalo ketemu berita negatif, tahan jari, tahan hati, jangan jadi netizen dengan level kejulidan tinggi.
Mari mulai dari diri sendiri
untuk melakukan hal-hal kecil yang mungkin dianggap sepele oleh orang lain demi
menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Hal kecil, jika dilakukan oleh banyak
orang, maka akan menjadi suatu kebiasaan baik dan dapat menjadi pondasi pemersatu
bangsa.
Perbedaan itu udah jadi identitas negara kita. Bukankah pelangi
yang terdiri dari warna yang berbeda malah tampak indah dengan banyak
warna di dalamnya? Semoga Indonesia kelak menjadi seperti pelangi yang
keindahan perbedaan suku, agama dan budaya yang dimilikinya dapat membuat kagum
negara lainnya.
#BlogChallengeSeptember
#Day2
Yang mengganggu sekarang ini dan rentan memecah umat apalagi dengan era digital yang makin mudah adalah berita hoax yang gampang banget menyebar. Makanya kita juga perlu edukasi untuk menyaring adanya berita hoax sebelum menyebarkan.
ReplyDeleteTulisan yang berguna sekali ini Mamak... ☺️☺️
Betul.. Semua orang begitu bebas untuk menyebarkan hoax ini, dan yang baca pun gak punya inisiatif untuk periksa periksa dulu bener apa nggaknya..
DeleteJadilah membara...
Semua netizen kudu bersikap dewasa dan saling respek
ReplyDeleteNiscaya akan tercipta Indonesia yg indah dan damai
Di era yang serba canggih kita memang harus bijak dalam memakai media sosial. Terlebih harus pintar memfilter berita hoax
ReplyDeleteSepakat dengan ini: pelangi yang terdiri dari warna yang berbeda malah tampak indah dengan banyak warna di dalamnya.
ReplyDeleteSaya sampai unfollow beberapa teman yang postingannya sudah keterlaluan, selalu berbau hoaks dan mengandung ujaran kebencian. Karena saya ingin mendapatkan efek positif dari pertemanan meski itu hanya di dunia maya.
Saya enghak negur dia karena bisa jadi debat kusir dan putus silaturahmi.
Mending saya posting berita positif yang bikin adem ayem pembaca dan lingkup pertemanan saya
Sedih ya baca berita akhir2 ini. Semoga dari lingkungan terdekat, kita bisa lebih menghargai perbedaan dan merawat toleransi. Terutama buat anak2 yang mudah sekali dijejali hal2 baru dan mereka anggap benar.
ReplyDeleteSetuju sama isinya mak Dev. Tapi pelanginya awak kurang sreg karena cuma 6 warna.
ReplyDeletePelangi kan biasanya 7 warna.
Biasanya bendera 6 warna itu logo LGBT.
asiiiik! jadi terpikir bikin catatan tentang tema ini. biar makin ramai kepedulian kita terhadap keberagaman.
ReplyDeleteRagam budaya di Indonesia harus dihargai dimulai dari kt sendiri, aq malah heran sma sekelompok org yg teriak2 rasis itu
ReplyDeleteIndonesia itu memamg identik dengan perbedaan dan keanekaragamab ya, Mbak. Namun dari situlah lahir Bhineka Tunggal Ika. Dan saha bersyukur jadi anak kolong. Sejak lahir sampai umur 7 tahun saya tingggal di asrama yang penghuninya berbagai suku. Saya secara tidak langsung belajar toleransi dan saling menghormati.
ReplyDeleteIndonesia ini memang negeri pelangi. Semoga kita terus menjaga persatuan dan kesatuan.
Betul sekali. Semua berawal dari diri sendiri. Hidup di Indonesia harus siap dengan kemajemukan. Harus saling menjaga dan tenggang rasa. Semoga ke depan Indonesia lebih baik lagi..aamiin..
ReplyDeletePoin yang terakhir itu yang sering merembet kemana-mana, gara-gara percaya hoax, semuanya jadi berantakan deh huhu
ReplyDeleteAku sendiri gagal paham kenapa zaman skrng gtu banget ya :( Dulu zaman masih kecil rasa2nya berteman sama sapa aja, bahkan bercanda soal gak boleh makan babi dll itu kyknya biasa aja. Kdng suka curiga nih jgn2 krn medsos atau kebebasan berpendapat malah bikin kyk gini. Bnayak2 berbat baik ma org aja dna banyak doa supaya negeri ini damai2...
ReplyDeleteSedihnya jika moment perpecahan malah diperparah dengan orang yang sengaja menebar berita HOAX ya mbak.
ReplyDeleteZaman now penyebaran hoax malah ada buzzernya yah, aduduhh jgn sampai deh kita para blogger malah ikutan. Nice share ini Mak Dev. Tulisan yg bermanfaat.
ReplyDeletePoin no. 4 nih yg masih banyak ya beredar, hampir semua orang pakai whatsapp & main langsung forward aja, aku gak lho 😁
ReplyDeleteDi era post truth ini jadi tantangan sendiri bagi Indonesia yang sangat beragam suku bangsa dan agama. Banyak orang orang, terutama di social media, yang merasa paling benar dan paling hebat sendiri. Semuanya mengklaim kelompoknya paling benar. Nah, kalau sudah seperti ini, hati hati sama perpecahan yang semakin nyata. Dan tips dari mbak bener banget, harus kita praktikan
ReplyDeleteBener bener...kita semua bersaudara kita semua Indonesia yaa...gak bole ada SARA atau yg membeda2kan..
ReplyDeleteSetuju bgt sama yg trakhir Mba, hoax ini emang gampang bgt menyulut emosi di tengah masyarakat. Meski udah sering digaungkan jangan mudah percaya hoax.
ReplyDeleteIyes setuju, menjaga NKRI itu berawal dari individunya masing2. Dari lingkup kecil terlebih dahulu, bagaimana menjadi individu yang bijak, toleran, dan menyanyangi lingkungan
ReplyDeletesekarang tuh marak banget di media sosial itu yang akhirnya gak sadar membagi pembaca menjadi dua sekmen... semoga orang-orang seperti itu berkurang dan bertaubat
ReplyDeleteSebenarnya jadi orang toleran itu asik lohh, banyak temannya, bisa bertukar sudut pandang dg kawan yg berbeda sehingga kita kaya dg pemikiran.
ReplyDeleteagama kadang2 dijadikan kambing hitam perusak hubungan..nauzubillah lah
ReplyDeleteYang suka goreng isu DNA oara buzzer buzzer nya enaknya dia digoreng juga Mak 😂
ReplyDeletePelangi tuh karena udah identik dengan lejebete jadi mikirnya kesitu 🤧
ah, kadang suka aneh sama oang-ornag yg kepancing sama isu kalau ngikuti agama terlalu dalam, jadi intoleran. padahal itu pembohongan publik kali. jadi ingat awak ttg sesi pelajaran al wara wal bara mengenai hubungan kita dengan mereka yang tak sekeyakinan. indah kalau semua orang paham tntang ilmu ini.
ReplyDeleteSederhananya memang dimulai dari diri masing-masing ya kak. Andai aja setiap manusia menyadari dirinya masing-masing pasti aman dan tentram yakan kak
ReplyDeleteSetuju semua dimulai dari diri sendiri jangan mudah termakan isu hoax yang memecah belah bgsa
ReplyDelete