Keluarga dan Masyarakat sebagai Penggerak Literasi



Pengertian Literasi

Belakangan ini gerakan literasi mulai sering digaungkan di berbagai kesempatan. Apa sih sebenarnya literasi itu?
Secara etimologi, literasi berasal dari bahasa Latin literastus yang artinya orang yang belajar.
Literasi secara umum diartikan sebagai kemampuan individu mengolah dan memahami informasi saat membaca atau menulis. Sesuai dengan perkembangan zaman, pengertian literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis saja, namun lebih kepada bagaimana kemampuan seseorang berkomunikasi sosial di masyarakat.

National Institute for Literacy, mendefinisikan literasi sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World's Most Literate Nations pada bulan Maret 2016, peringkat literasi Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara lho.

Begitu rendahnya minat masyarakat Indonesia terhadap literasi. Mungkin hal ini juga yang menyebabkan begitu banyak berita hoax yang gampang menyebar luas di negara ini. Saat ada suatu berita yang belum jelas kebenarannya, tanpa membaca isi berita, sudah langsung dikomentari negatif bahkan membagikannya ke orang lain.

Membudayakan Minat Baca di Keluarga

Membaca tentang literasi, yang saya ingat adalah suami saya. Ia, yang berasal dari kampung di daerah Tapanuli Selatan, sangat menyukai aktivitas membaca. Tiada hari tanpa membaca. Novel Harry Potter setebal 600-an halaman habis “diganyang” hanya dalam waktu sehari semalam. 
Dulu saat awal kami membina rumah tangga, sedikit uang yang ia miliki pun rela dibelikan koran Bola yang saat ini sudah tidak dicetak lagi. Hanya demi bisa membaca tentang hobi olahraganya. Beberapa kali ia menyetor tulisan ke web Koran Bola, dan selalu ditampilkan baik di web maupun di cetakannya.

Sepertinya budaya membaca benar-benar sudah mengakar di dirinya.

Saya pernah bertanya, “Kok ayah bisa sih membaca novel yang tebal dalam waktu singkat?”

Dan ia menjawab karena sudah terbiasa. Dulu waktu kecil, setiap hari Minggu ia selalu diajak ke pasar oleh ayah dan omaknya. Saat omaknya berbelanja, ia selalu dibawa ayahnya ke toko buku kecil yang ada di sekitar pasar itu.
Ia tidak pernah meminta dibelikan apapun selain buku. Jangan harap ia akan bergerak dari toko buku jika tidak dibelikan buku yang ia mau. Buku kesukaannya adalah Legenda Kho Ping Ho. Katanya bukunya kecil dan tipis. Jika saat ini masih ada yang menjual, ia ingin membelinya lagi.

Dari hobi membacanya, wawasannya pun menjadi luas. Ia tau kota-kota yang ada di Eropa, klub sepakbola di tiap kotanya dan hal-hal lain yang saya tidak tahu sebelumnya.
Benar kata pepatah, Buku adalah Jendela Dunia. Ia jadi tahu dunia karena hobi membacanya.

Saat awal kami menikah pun, kami punya satu cita-cita. Kami ingin membuat taman bacaan yang bisa didatangi anak-anak di sekitar rumah. Hingga saat ini cita-cita itu belum tercapai, tapi insyaAllah suatu saat kami yakin kami bisa merealisasikannya.

Kami sadar membiasakan sesuatu harus dari keluarga. Termasuk membaca. Keluarga adalah madrasah pertama dan utama untuk anak-anak. Dengan mengenalkan budaya membaca di rumah, maka anak akan terbiasa dengan aktivitas literasi lainnya. Tugas orangtua adalah menyiapkan bahan bacaan dan membimbing anak-anak untuk menumbuhkan minat baca mereka. Terlebih di jaman serba gadget saat ini.

Jadi apa saja yang bisa dilakukan di keluarga untuk menumbuhkan minat baca tersebut?

1. Membiasakan anak berteman dengan buku
Hal ini dapat dilakukan sejak anak masih dalam kandungan. Ibu yang aktif membacakan buku saat hamil terbukti akan membuat anaknya terbiasa dengan buku setelah anaknya lahir. Untuk anak saya yang lebih suka berkreasi, buku biasanya digunakan sebagai "mainan" atau media kreativitasnya. Tak apa lah, yang penting bisa belajar dekat dengan buku.


Nada Bermain dengan Buku

Kreasi Buku

2. Meminimalisir penggunaan gadget pada anak
Gadget adalah suatu hal yang mendominasi aktivitas manusia saat ini. Penggunaan gadget pada anak dapat menyebabkan kecanduan dan berpengaruh negatif pada kesehatan. Mengganti gadget dengan buku adalah cara efektif untuk membiasakan anak membaca buku.

3. Melakukan aktivitas membaca bersama anak-anak
Orangtua adalah contoh terbaik untuk anak. Orangtua dapat membacakan buku dan berdiskusi dengan anak-anak tentang buku yang dibaca. Hal ini akan mendorong anak untuk lebih aktif dalam memahami buku yang dibaca.


4. Membuat jadwal rutin ke toko buku
Dengan rutin ke toko buku, anak akan melihat berbagai jenis buku dan memilih jenis buku yang disukai. Tidak perlu tiap minggu, sebulan sekali juga sudah cukup untuk membiasakan anak untuk cinta buku.



5. Memberikan reward jika anak menyelesaikan target bacaan
Anak mana sih yang tidak suka diberi reward (hadiah)? Mendorong anak membaca dengan menjanjikan reward setelah targetnya tercapai akan membuat anak tertantang dan menikmati aktivitas membacanya.

Membudayakan Minat Baca di Masyarakat
Saya yakin masyarakat Indonesia pada dasarnya suka membaca. Hanya saja perlu fasilitas yang dapat mendorong minat baca tersebut. Dalam hal ini, peran Pemerintah dan seluruh masyarakat sangat diperlukan.

1. Membuat taman bacaan di fasilitas umum yang gampang dijangkau
Di setiap daerah biasanya ada alun-alun atau taman yang sering dikunjungi oleh warga. Untuk mendorong minat baca, Pemerintah dapat menyediakan spot membaca yang buku-bukunya juga sudah tersedia di sekitar tempat tersebut. Di kota kecil saya, Binjai – Sumatera Utara, tempat ini sudah disediakan dan memang ada saja yang selalu singgah untuk membaca. Tinggal menambah referensi buku yang menarik saja untuk anak maupun remaja.

Tempat Baca di Taman Balita Binjai

2. Menyalurkan buku-buku gratis ke daerah terpencil
Anak-anak yang tinggal di daerah terpencil sebenarnya sangat tertarik dengan buku. Hanya saja jenis buku yang sering mereka lihat sangat terbatas. Alangkah baiknya jika Pemerintah dan masyarakat mau memberikan buku-buku yang menarik yang akan mendorong mereka untuk penasaran dan membaca buku tersebut.
Panitia bazar buku terbesar Big Bad Wolf (BBW) sudah melakukan ini. Saya sempat melihat mereka menawarkan pengunjung untuk berdonasi buku yang dibeli di BBW Medan untuk disalurkan ke sekolah-sekolah di daerah Langkat, Sumatera Utara. Terbayang senangnya anak-anak mendapatkan buku-buku baru yang jarang mereka lihat sebelumnya.

Foto : Palapanews.com
Pemerintah sendiri sudah mencanangkan berbagai program untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat dalam Gerakan Literasi Nasional


Salah satunya adalah Gerakan Nasional Orangtua Membacakan Buku (GERNAS BAKU) yang mendukung inisiatif dan peran keluarga dalam meningkatkan minat baca anak melalui pembiasaan di rumah, PAUD, dan di masyarakat.


Donasi buku melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun dapat dilakukan melalui situs terkait.

Jika minat baca sudah tinggi, maka aktivitas literasi lainnya akan lebih berkembang di masyarakat Indonesia. Ke depan juga akan terwujud generasi penerus bangsa yang lebih baik dalam berkomunikasi sosial di masyarakat.


#SahabatKeluarga
#LiterasiKeluarga

KECEWA


Kuingin marah, melampiaskan
Tapi kuhanyalah, sendiri disini
Ingin kuungkapkan, pada siapa saja yang ada
Bahwa hatiku, KECEWA…..
(BCL mode : on)

Begini nih kalau lagi kecewa. Jadi inget lagu Kecewa nya Bunga Citra Lestari.

Loh, memangnya mamak bisa kecewa juga?

Ya bisa dong, namanya juga manusia. Masih punya hati dan perasaan.

Memangnya ada manusia yang nggak pernah merasakan kecewa dalam hidupnya?

Sepertinya nggak ada. Kita hidup dibekali dengan hati. Hati yang bisa merasakan. Perasaan senang, sedih, berharap, kecewa, itu adalah salah satu fitrah manusia. Sedih, kecewa dan patah hati berada di sisi bawah. Hampir nggak ada manusia yang ingin merasakan ketiganya. Tapi ya nggak mungkin juga perasaan itu dihindari, malah harus dihadapi agar hati semakin kuat.

Banyak hal yang dapat membuat kecewa, yang sebenarnya tanpa disadari perasaan itu muncul karena hati yang telah berharap pada sesuatu. Ada yang bilang, jangan berharap kalau kau tak ingin kecewa. Jalani saja dengan biasa. Namun, bukankah berharap dan berusaha itu juga hal yang seharusnya dilakukan? Mau jadi apa jika manusia hidup tanpa harapan?

Itulah perlunya iman dalam hidup. Percaya kalau semua yang dijalani adalah takdir Sang Ilahi. Nggak ada satupun yang terjadi tanpa ijin dari Nya.

Apa yang terjadi saat kenyataan yang kamu hadapi tidak sesuai dengan yang kamu harapkan?

PATAH HATI. Merasa sebagai orang yang paling menderita di dunia. Pelan-pelan pun syetan mulai berbisik hal yang tidak baik. Mengumpat diri sendiri dan bahkan orang lain, berbicara seolah-olah dirimu yang paling benar. Padahal jika menelisik lebih dalam, bisa jadi penyebab patah hati itu adalah dirimu sendiri. Atas secuil atau mungkin banyak harapan yang tertimbun dalam hati. Harapan yang digantungkan pada manusia yang tidak lain juga makhluk yang sama sepertimu. Semua yang kamu usahakan selama ini untuk mencapai harapan dan mimpimu itu, kandas tiba-tiba karena satu atau lain hal. Dirimu pun mencari objek untuk disalahkan, hanya untuk menumpahkan kekecewaan karena tak tercapainya harapan.

Imanpun seketika hilang karena kecewa dan patah hati mendalam. Menyalahkan orang lain dan kondisi sekitar, tanpa mencoba untuk bercermin dan menyelami kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Atau malah menyalahkan diri sendiri atas situasi yang terjadi. Depresi. Mengungkapkan kekecewaan pada tiap orang yang ditemui, lupa jika ada tempat mengadu yang lebih baik dari siapapun. Bisa jadi orang lain bukan memberi solusi, malah membuat hati semakin sakit lagi.

Lalu apakah kamu rela membiarkan dirimu terpuruk semakin dalam tanpa mencari solusi? Kemana iman yang ada dalam dirimu selama ini? Skenario hidup sudah ada yang mengatur. Manusia bisa berharap dan membuat pilihan, namun ada Dzat yang lebih berkuasa untuk menetapkan skenario terbaik. Terbaik menurut-Nya, bukan terbaik menurut dirimu. Tak lain dan tak bukan hanya untuk menguji seberapa besar imanmu dalam menghadapi patah hati dan kekecewaan di dunia.

Ayo move on ah,, jangan jadi manusia yang merugi karena lupa ada Allah yang Maha Kuasa atas segalanya.

Terimalah segala kondisi, pasti ada hikmah di balik semua yang terjadi. Allah sayang padamu, Dia tak mau dilupakan olehmu. Dia ingin membimbingmu lebih dekat lagi dengan-Nya. Maka jangan salah langkah, kembalikan segala harapan kepada-Nya. Ikhlas lah atas semua yang diberikan-Nya padamu, termasuk rasa kecewa dan patah hatimu. Dia ingin kau berubah agar bisa memberikan nikmat lebih lagi pada hamba yang disayangi-Nya.

Gimana cara move on nya??? Ntar mamak sambung di cerita lainnya ya.

#BlogChallengeSeptember
#BlogChallenge

SERUNYA NGE-BLOG!

99firms.com
Hai,,, mamak hari ini mau cerita tentang blog.

Sebenernya mamak udah buat blog sejak tahun 2011 dimana kesibukan mamak di kantor belum terlalu padat. Saat itu mamak masih penempatan kerja di perkebunan yang jauh dari kota, jauh dari suami. Saat di rumah, anak sudah terlelap dan mamak belum ngantuk, mamak suka cari kegiatan untuk menghilangkan sepi. Cah kebon alias orang yang pernah tinggal di kebun pasti paham rasanya kondisi saat malam  disana. Apalagi mamak bukan orang yang suka nonton tv sejak punya anak (kecuali drama korea).

Terpikir membuat blog saat mulai merasa kurang nyaman menulis di halaman Catatan Facebook.
Blog dibuat pun otodidak, belajar sendiri dari mbah google, walaupun tampilan yang dibuat masih standar. Yang penting bisa punya media lain untuk menulis. Tulisan yang dibuat pun masih seputar “curhat” karena jauh dari suami dan perkembangan anak sehari-hari.

Setelah pindah ke kota, beban kerja semakin berat dan blog itu pun lama ditinggalkan, udah nggak terawat dan banyak sarang laba-laba nya. Dekat dengan suami juga menjadikan lebih sering cerita dan curhat ke suami, udah makin lupa dengan blog yang sebelumnya memegang fungsi sebagai “tempat curhat”.

Sejak tahun lalu, seiring waktu kerja yang semakin berperike-mamak-an, mamak mulai memikirkan hobi lagi. Mulai masuk ke komunitas para blogger, yaitu Blogger Sumut untuk menambah ilmu dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan blog (URL) berbayar agar bisa fokus dan semakin semangat menulis.
Dari komunitas ini juga mamak mulai tau betapa dunia per-blogger-an sudah semakin menjanjikan sebagai profesi yang menghasilkan pundi-pundi rupiah. Mamak yang merasa masih junior sekali di dunia ini pun salut melihat para blogger yang saat ini sudah punya nama, yang dulunya juga melalui proses dari menulis blog sebagai hobi. 
Mengutip dari kalimat penulis Tere Liye, dari tulisan lah dapat lahir karya-karya besar seperti film terkenal Hollywood atau novel-novel laris dunia.

Betapa dunia literasi semakin berkembang, salah satunya dalam bentuk blog. Pemerintah pun turut menggalakkan aktivitas literasi masyarakat Indonesia melalui berbagai program.

Ahh,, menulis dan membaca kan bisa menggunakan media apa aja. Nggak harus blog kan?

Berikut 5 alasan kenapa nge-blog itu lebih menyenangkan.

1.  Bisa menulis Kapan dan Dimana Aja
Kalo udah punya gawai, kita bisa menulis dan langsung posting dimana aja selama ada akses internet. Jadi kapanpun ide itu datang, nggak perlu pena dan kertas lagi. Bisa langsung diketik di smartphone/tab dan upload ke media sosial, termasuk blog pribadi. Kecuali nggak ada internet, boleh lah menulis di media lain dulu.  
Ya udah ke media sosial aja bisa kok. Eitss,, cuma di blog kita bisa menulis panjang kali lebar kali tinggi dan detail. Di medsos lain seperti facebook dan instagram, jumlah karakter tulisan masih dibatasi.

2. Jangkauan manfaat lebih luas
Kalau menulis di buku harian atau buku catatan, kemungkinan besar cuma jadi konsumsi pribadi atau orang-orang dekat aja. Padahal mungkin banyak cerita di tulisan kita yang bermanfaat untuk banyak orang. Dengan adanya blog, tulisan kita akan lebih mudah dibagikan dan dibaca banyak orang.

3. Bisa mencantumkan detail gambar, foto dan video
Serunya menulis dan membaca di blog itu karena biasanya ada visual dalam bentuk gambar, foto dan video menarik yang dapat membuat pembaca tidak hanya membayangkan maksud tulisan. Hal ini sangat berguna untuk tulisan yang menjelaskan detail sesuatu, misalnya produk kecantikan, travelling dan kesehatan.

4. Memungkinkan untuk memasukkan link (tautan) ke tulisan lain
Saat menulis dan membaca suatu tulisan, terkadang butuh mencantumkan sumber atau detail artikel yang berkaitan dengan tulisan yang sedang dibuat/dibaca. Blog memungkinkan untuk meletakkan link tersebut untuk kebutuhan pembaca.

5. Sumber penghasilan
Saat ini sudah banyak yang menjadikan hobi menulis sebagai sumber penghasilan, baik utama maupun tambahan. Lagi-lagi era digital memungkinkan para penulis untuk mempengaruhi orang lain melalui tulisan di blog (influencer), dan melalui mereka juga para pemilik merk mengiklankan produk mereka dengan biaya yang relatif lebih murah daripada iklan tv atau media massa lainnya.

Jadi, yuk mulai belajar nge-blog dan temukan nikmatnya menjelajah tulisan orang lain dan mengembangkan tulisan sendiri.

Indonesia Pelangi

Indonesia adalah negara yang majemuk. Masyarakatnya terdiri dari banyak suku bangsa, agama dan kepercayaan, serta kebudayaan. Namun perbedaan yang ada sejak dulu malah menjadikan Indonesia sebagai suatu negara yang dikenal kuat persatuan dan kesatuannya.

Belakangan isu SARA dan tidak meratanya pembangunan yang ada di daerah sering mengusik kedamaian masyarakat. Dan yang sedang hangat diberitakan saat ini adalah isu konflik di Papua yang bergejolak kembali setelah ada mahasiswa Papua yang diberitakan mengalami perlakuan tidak adil di Jawa Timur. Hal ini dapat dijadikan alasan bagi pihak yang menginginkan kemerdekaan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk kembali merealisasikan niat mereka tersebut. Bendera OPM kembali berkibar di tanah Papua.

Momen ini sebaiknya membuat masyarakat dan Pemerintah sama-sama berpikir, mengapa hal ini sampai terjadi dan bagaimana solusinya.

Beberapa tahun lalu, masyarakat Aceh juga sempat bergejolak dan meminta untuk lepas dari Pemerintah Indonesia dengan alasan ketidakadilan perlakuan pada masyarakat Aceh. Namun dengan tindakan yang dilakukan pemerintah, isu pun berhasil diredam dan kondisi di Aceh menjadi lebih baik saat ini.

Isu ketidakadilan di daerah ujung timur dan ujung barat Indonesia mungkin terjadi di daerah lain jarang terlalu diekspos. Namun isu terkait suku dan agama/kepercayaan, terlebih yang dibumbui oleh berita bohong (hoax) yang disebar melalui berbagai media sosial, menjadi isu yang siap “digoreng” oleh pihak-pihak yang tidak rela melihat Indonesia damai. Pemerintah pun mulai mengambil tindakan tegas dengan menghimbau masyarakat untuk tidak sembarangan mempercayai dan menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya, serta menghukum oknum yang menyebarkan berita bohong tersebut.

Sebagai warga, tentunya kita menginginkan Indonesia yang damai bukan? Perbedaan seharusnya menjadikan masyarakat Indonesia lebih kaya pengetahuan. Perbedaan dapat menjadi pemersatu bangsa dan akan menarik masyarakat luar negeri untuk kagum pada Indonesia.

Jadi apa yang dapat kita lakukan untuk menjaga NKRI tercinta?

1.   Berteman dengan siapapun tanpa memandang perbedaan suku/agama
Memiliki banyak teman dari berbagai suku, budaya dan agama akan memberikan pengetahuan baru untuk kita. Saat kita berkunjung ke daerah mereka, kita akan lebih gampang mengenal dan beradaptasi dengan budaya setempat. Misalnya, waktu kuliah dulu aku tinggal di asrama yang dihuni oleh mahasiswa yang berasal dari Aceh hingga Papua. Kami pun bisa bercerita dan saling mengenal budaya di daerah masing-masing.

2.   Toleransi terhadap agama  lain
Toleransi bukan berarti mengikuti ibadah agama lain. Namun lebih menghargai ibadah yang dilakukan. Saling toleransi antar umat beragama akan menciptakan kebersamaan yang dapat menciptakan kedamaian dan persatuan. Nggak mau kan waktu lagi ibadah kita diganggu?? Makanya jangan ganggu yang lain juga ya.

3.   Saling membantu dan bekerjasama untuk kepentingan bangsa
Pasti senang dong jika memiliki banyak teman yang bisa membantu di saat kesusahan? Yup, saling membantu tanpa memandang perbedaan, terutama untuk hal-hal menyangkut kepentingan bangsa adalah salah satu contoh hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga keutuhan negara kita. Contohnya, para pelajar Indonesia yang berkompetisi di ajang Internasional yang berasal dari berbagai sekolah dan berbagai daerah tidak pernah mempermasalahkan perbedaan pelajar lainnya dan bersama berusaha untuk mengharumkan nama negara Indonesia.

4. Tidak sembarangan membuat dan menyebarkan berita yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya (hoax).
Di era digital seperti sekarang ini, orang dengan gampang menyebarkan sesuatu melalui media internet ataupun media sosial. Bentuknya pun bisa bermacam-macam, bisa berupa foto, video, tulisan atau rekaman suara sederhana. 
Alangkah bijak kalau yang disebar adalah berita positif dan membangun. Bukan berita hoax negatif yang belum jelas kebenarannya dan dapat memicu perpecahan di dalam masyarakat. Kalo ketemu berita negatif, tahan jari, tahan hati, jangan jadi netizen dengan level kejulidan tinggi.

Mari mulai dari diri sendiri untuk melakukan hal-hal kecil yang mungkin dianggap sepele oleh orang lain demi menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Hal kecil, jika dilakukan oleh banyak orang, maka akan menjadi suatu kebiasaan baik dan dapat menjadi pondasi pemersatu bangsa.

Perbedaan itu udah jadi identitas negara kita. Bukankah pelangi yang terdiri dari warna yang berbeda malah tampak indah dengan banyak warna di dalamnya? Semoga Indonesia kelak menjadi seperti pelangi yang keindahan perbedaan suku, agama dan budaya yang dimilikinya dapat membuat kagum negara lainnya.

#BlogChallengeSeptember
#Day2

Reminder Semangat September


Nggak terasa ya. Hari ini sudah masuk bulan September, sudah delapan bulan dilalui di tahun 2019. Sebentar lagi peringatan  G30S/PKI
Seperti kata pepatah, kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kesempatan dan esok adalah harapan. Saat ini masih menjalani hari ke-4 September. Udah ngapain aja aku selama empat hari ini? Apa harapan aku di sisa 26 hari ke depan lagi?

Pertanyaan yang buat aku bingung menjawabnya. Loh, kok bingung?
Aku bukan orang yang terbiasa membuat rencana. Hidupku berjalan mengalir begitu saja. Rencana-rencana kecil kadang dibuat dengan target, terutama yang terkait pekerjaan di luar rumah karena nggak mau melebihi deadline yang diberikan. Selebihnya, aku lebih suka melakukan sesuatu yang idenya baru muncul begitu saja dalam benakku. Dan sering terjadi yang direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya, malah nggak terealisasi. Tapi yang spontan dengan niat tertentu malah terealisasi. Kelihatan sekali ya aku orangnya "deadliner" alias harus ada deadline baru bisa disiplin melakukan sesuatu.

Di bulan ini aku ingin lebih sering menulis. Mengingat dreambook 2019 yang pernah aku tulis di awal tahun. (bisa dibaca disini..), dimana poin ketiga nya aku ingin bisa menulis lima hari dalam seminggu. Selama delapan bulan berlalu, cuma satu bulan secara konsisten aku lakukan. Sisa nya? Paling seminggu cuma satu tulisan.

Baiklah, kembali lagi ke harapan. Di bulan September ini aku ingin membangkitkan memori beberapa dreambook yang pernah aku buat.


Pertama, menulis di blog
Aku mencoba ikut tantangan menulis lagi. Target nya lebih sedikit daripada tantangan menulis di bulan Ramadhan sebelumnya. Namun mudah-mudahan bisa membuat aku semangat dan mengingatkan kalau bulan ini aku punya target menulis blog.

Mencoba meluruskan niat menulis dan membuat blog yang awalnya memang untuk berbagi hal positif ke orang lain dan sebagai terapi diri yang sering lalai dan baperan.

Kedua, menyelesaikan hafalan Juz 30.
Malu banget kalau terkait hal yang satu ini. Kayaknya nggak tambah-tambah hafalannya. Kurang greget aku mah karena cuma diri sendiri yang mengecek. Tau sendiri kan, kalo diri sendiri akan membuat seribu alasan sebagai pembelaan jika target nggak terpenuhi. Padahal alasan utama nya adalah terlalu terlena ama kondisi tanpa mau memaksa diri. Memaksa dalam arti positif ya. 

Ketiga, lebih semangat belajar jualan 
Niat berjualan juga coba aku luruskan. Bukan untuk mencari uang tambahan semata, tapi yang utama adalah ingin membantu orang lain. Mungkin belum dikasi kesempatan untuk membantu banyak orang. Dimulai aja dulu dari membantu saudara dengan memberikan lapangan pekerjaan walaupun masih kecil-kecilan. InsyaAllah niat berjualan akan lebih dimudahkan Allah. Rejeki nggak akan tertukar, dari berjualan pelan-pelan aku belajar konsep matematika Allah. Harus berpikir untuk banyak berbagi, bukan hanya penambahan dan perkalian.

Ayok Mak!!!!! Poinnya cuma tiga, tapi aslinya kondisi di lapangan banyak sekali yang harus dilakukan. Memaksa diri sendiri di tengah kondisi dan situasi tertentu (baca : mamak tiga anak dan status karyawan) adalah tantangan terbesar yang harus dihadapi.

Semoga bulan September ini bisa lebih baik lagi dalam tiga hal tersebut.💪💪


Padang Sidempuan – Medan : Yuk Singgah ke Museum TB Silalahi


Perjalanan selama empat hari ke Padang Sidempuan dan Pandan diakhiri dengan berangkat pulang ke Medan sekitar pukul 6 pagi. Masih ada satu agenda silaturahmi lagi yang ingin kami lakukan dengan singgah di Kota Siantar. Biasa lah ya, bawa tiga anak masih dalam kondisi tidur, pengen bangun juga mata masih berat. Alhamdulillah mamak udah mandi sebelum berangkat dan packing barang sejak malam hari, jadi pagi tinggal menyiapkan sedikit bekal sarapan anak di jalan.

Udara yang masih sejuk, melewati perbukitan dan ibukota baru Kabupaten Tapanuli Selatan di Sipirok yang ditata cantik di atas bukit, membuat mamak tak ingin tidur melewati pemandangan indahnya. Matahari yang masih malu-malu dan anak-anak berjalan menuju sekolah dengan udara yang cukup dingin seperti itu, menambah sedikit semangat walaupun perjalanan ke Medan masih sekitar 10 jam ke depan..

Masuk ke daerah Aek Latong, jalan yang dulu cukup berbahaya, ternyata sudah dipindah ke sebelah atas dan aman dilewati. Sebelum dipindah, melihat jalan yang menanjak/menurun dengan kemiringan 45 derajat saja sudah deg-degan. Lewat dari Aek Latong, kami harus menghadapi medan jalan di desa Batu Jomba yang jalannya sangat sempit untuk dilewati mobil. Dengan kondisi masih berkabut, kami harus ekstra berhati-hati melewatinya.

Kami berhenti sejenak tidak lama setelah memasuki Kabupaten Tapanuli Utara. Masuk ke rumah makan yang di sebelahnya ada kamar mandi yang air nya hangat, asli dari perbukitan. Keluarga suami sejak dulu memang sering singgah di tempat itu. Pas sekali, anak-anak bisa langsung mandi air hangat setelah perut terisi makanan.

Perjalanan dilanjutkan ke arah Tarutung. Hingga tiba di Balige, sepupu menawarkan untuk singgah sebentar di Museum TB Silalahi yang bertempat di Jl. Pagar Batu No. 88. 
Jujur, mamak belum pernah mendengar ada museum di kota sekecil itu. Kalau pun ada, pasti tidak terawat karena jarang dikunjungi orang. Tapi karena sekalian jalan-jalan, anak-anak pun setuju dengan ide dari tulang nya.

Hingga tiba kami di museum dimaksud, ternyata penampakan museum sangat jauh berbeda dari yang mamak pikirkan. Kesan museum yang tidak terawat terbantahkan seketika.

Gerbang Depan Museum
Masuk pintu gerbang, kami membeli tiket masuk seharga Rp. 10 ribu per orang. Disambut dengan patung Jendral TB Silalahi bersama macan nya, kami mulai terkesima dengan tempat itu. Ada meriam yang juga dipajang di lapangan depannya.

Patung Jendral TB Silalahi dan macan penjaganya
Tank dipajang di lapangan depan museum
Mamak sukaaaa quote nya, bisa diganti "Man" menjadi "Woman", hehe..
Kami lalu masuk ke gedung. Ruangan pertama yang kami masuki adalah ruangan yang diisi dengan foto Presiden Indonesia mulai dari Presidean Soekarno hingga Presiden Jokowi serta barang-barang milik Sang Jendral TB Silalahi. Mulai ijazah sekolah dasar, masuk militer, dan menjalani tugas di negara lain. Semua barang ditata dengan apik dan menggambarkan betapa keras perjuangan seorang anak kampung dari bapak penggembala kerbau, bisa tumbuh menjadi seorang Jendral yang cukup dikenal.

Foto Presiden Indonesia
Sang Jendral TB Silalahi

Salah dua dari Bintang Penghargaan
Ruangan selanjutnya diisi dengan peralatan yang pernah digunakan oleh Sang Jendral, mulai dari senjata senapan, pistol, pakaian dinas, cenderamata dari negara-negara lain, hingga mobil dinas kenegaraan. Tak lupa replika siswa siswi SMA Plus Soposurung yang ada di Tarutung sebagai tanda salah satu kontribusi yang dilakukan beliau untuk memajukan pendidikan anak-anak Tapanuli, kampung halamannya; serta film-film yang dibuat atau disponsori oleh Yayasan TB Silalahi Center. Ahhh,,, ada poster film Toba Dreams yang lagunya mamak suka banget.

Senjata yang pernah digunakan


Mobil dan Pakaian Dinas Kenegaraan

Baret dan Cenderamata yang pernah diterima

Kendaraan Dinas

Seragam yang pernah dipakai Jendral TB Silalahi

Siapa yang udah pernah nonton film ini??😊
Saat sedang asyik berfoto, anak mamak tiba-tiba pengen pup. Akkkk,,, mamak udah membayangkan toilet nya yang bakal membuat mamak pengen tahan nafas maksimal untuk masuk ke dalam. Tapi apa daya,, nggak mungkin kan anak mamak pup di celana??
Akhirnya kami mencari toilet terdekat. Lagi-lagi mamak kaget karena toilet nya bersih, harum dan sangat layak untuk dipakai. Urusan pup anak aman dan mamak pun tenang. Nggak nyangka pengelola museum ini sangat amat memperhatikan kebersihan, baik di luar maupun di dalam gedung.

Museum yang outdoor sebenernya ada. Namun mamak udah terkesima duluan dengan gedung yang tidak ditutupi dinding di sisi-sisinya, dan tepat di belakangnya langsung terlihat Danau Toba yang sangat memanjakan mata. Di lantainya ada dibuat mural ular tangga.

Gedung dengan banyak patung di dalamnya


Salah satu Museum Outdoor yang kelihatan dari Gedung
Di atas lantai satu ada jalan menuju ruangan ke lantai dua yang berisi sejarah letusan gunung yang menyebabkan terjadinya Danau Toba. Lengkap sekaligus gambar-gambarnya. Saat membaca sejarahnya, di depan kami terhampar danau yang dimaksud dan menunjukkan betapa besar kuasa Allah atas ciptaan-Nya.

Sejarah terjadinya Danau Toba
Pemandangan Danau Toba dari Lantai 2
Ruangan terakhir berisi replika suasana peperangan. Dan di sebelahnya bisa dilihat sejarah suku Batak, tidak hanya Batak Toba, Karo, Mandailing, dan beberapa ras Batak lainnya. Suamiku yang orang Mandailing saja nggak pernah tau selengkap itu. This is the Real Bataknese!!!!!










Selesai sudah kami berkeliling museum. Banyak hal yang kami pelajari dan nikmati di tempat ini. Terutama anak-anak kami. Saatnya untuk melanjutkan perjalanan menuju Siantar dan Medan.
Jika kalian berkunjung ke Tapanuli, yuukk singgah sebentar ke museum ini. Sangat mamak rekomendasikan pokoknya.