Pesona Langkat di Desa Telagah


Ada yang sudah pernah mendengar desa Telagah? Mamak juga baru tau saat mengunjungi Lau Kulap, wisata sungai di daerah Langkat.

Dari Medan, melaju melewati Kota Binjai, menyusuri jalan yang semakin menyempit dari Kecamatan Binjai Selatan. Sekitar setengah jam dari kota, mulai banyak tempat wisata yang akan kita lewati. 
Mulai dari pemandian Namu Ukur, Namu Sira-Sira, Florida, Pelaruga (Tela-Tela), sampai Lau Kulap. Jika mengikuti jalan beraspal dapat sampai ke Brastagi melalui jalur yang berbeda dari yang biasanya melewati Sibolangit. Jalur tersebut mulai dikenal sejak erupsi Gunung Sinabung sebagai jalur evakuasi dan pengiriman bantuan yang memang cukup dekat dengan daerah yang terkena dampak erupsi.

Lau Kulap sendiri dikenal sebagai wisata pemandian dengan aliran air sungai yang jernih dan dingin, ada juga yang sudah ditampung di kolam pemandian. Kami memilih untuk mandi di sungai yang letaknya di bawah area kolam. Lau Kulap Babarsari tepatnya. Mirip dengan Sembahe di Sibolangit, namun lebih sepi dan privasi. Bahkan sinyal hp saja tidak terdeteksi.

Jernih banget kan airnya...

Photo : www.pariwisatasumut.net
Selesai bermain air, kami berniat mengikuti petunjuk jalan menuju spot foto yang sebelumnya kami lihat sebelum sampai di Lau Kulap. Agak deg deg serr juga saat mobil kami yang termasuk golongan citycar harus melalui jalan tanjakan dengan kemiringan 45 derajat dan sempit. Hanya bisa dilalui satu mobil. Hal ini sepertinya sudah diantisipasi pengelola wisata sehingga ada tim di atas dan di bawah yang berkoordinasi untuk menghindari mobil naik dan turun secara bersamaan.

Selesai dari tanjakan, kami berjalan sesuai petunjuk yang sebelumnya kami lihat.

Desa Telagah namanya. Jika ingin ke rumah pohon Habitat, pasti melalui desa ini. Sepanjang perjalanan mata kita akan disuguhkan dengan pemandangan khas bukit barisan. Sayang, infrastruktur jalan masih kurang mendukung untuk mobil kami. Masih banyak batu-batu yang cukup besar di beberapa titik dan menguji adrenalin.

Tentang Habitat, bisa dibaca disini.

Menyadari tidak mungkin sampai ke Rumah Pohon Habitat, kami akhirnya sampai di tempat yang cukup bagus untuk melihat pemandangan di sekitar perbukitan. Kanan dan kiri jalan sudah mulai dibangun spot-spot foto sederhana namun cukup instagrammable. 

Dari cerita pengelola, mereka masih menggunakan dana sendiri untuk membangun tempat-tempat foto itu. Mudah-mudahan dari Pemerintah setempat dapat lebih meningkatkan infrastruktur daerah itu agar dapat menjadi tempat wisata alternatif selain Sibolangit, Berastagi, atau Penatapan Simarjarunjung.

Rumah Hobbit





8 comments

  1. Langkat ni memang banyak kali pariwisata yang belum dieksplore ya mak.
    Potensialnya besar.
    Kira2 dari spot ini ke rumah habitat masih jauh lagi kah mak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak,, bagus2 lho tempatnya. Nggak kalah ama sibolangit dan brastagi. Tinggal pemerintah dan masyarakatnya aja yg mengembangkan utk sektor pariwisata.
      Ke habitat deket lagi katanya, tinggal ikutin jalan aja.

      Delete
  2. Biaya masuknya berapa kak? Kalo foto lagi bayar apa gmn heu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak bayar kak, paling bayar parkir di pinggir warung2 aja seikhlasnya. Jalan dan foto2 masih gratis.

      Delete
  3. Noted, patut dicoba. Wisata kami baru sampe Bukit Lawang aja hehe... Nice share yaa Mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo dari kota Binjai, Bukit Lawang ke arah kanan, Namu Ukur sampai Lau Kulap ke arah kiri kak. Memang sama-sama Kabupaten Langkat.

      Delete
  4. Wah mba.. Bagus bingitz..
    Kami sekeluarga jarang berwisata ke daerah Langkat...
    Boleh juga ni ajuin proposal ke pak su

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pemandian Namu Sira-Sira udah mulai dikenal tu kak. Untuk bawa keluarga cukup oke lah..

      Delete