Anak Dilanda Sembelit



Maryam, 3 tahun, belum bisa mandiri BAB. Tiap terasa akan BAB masih suka bersembunyi di kamar/sudut rumah dan berdiam diri sampai BAB nya selesai. Setelah itu baru lapor ke mamak untuk minta dibersihkan.

Mamak udah mulai paham sejak umurnya 2 tahun dan selalu mengajaknya ke toilet setiap melihat gelagatnya yang akan BAB. Namun saat ditanya, “Adek ook?”, jawabannya selalu nggak lalu langsung berlari ke kamar dan menutup pintu tidak mengijinkan siapapun masuk.
Sudah 3 minggu ini BAB nya tidak teratur. Setiap hari ada BAB, namun sedikit-sedikit (kecepirit) dan teksturnya keras berwarna coklat. Hal itu bisa 2-3 kali berulang hingga kelihatan perutnya terasa cukup nyaman.

Mamak mulai khawatir karena sudah berhari-hari kondisi ini tidak kunjung berhenti.

Apa penyebabnya?
Susah BAB, atau sering disebut sembelit, sering terjadi pada anak. Menurut penelitian sebesar 30% anak akan mengalaminya, termasuk pada bayi (usia kurang dari 1 tahun). Pada usia batita dan prasekolah, sembelit sering disebabkan oleh pola makan yang salah dan kondisi psikis. Misalnya takut berpisah dengan orangtua, tidak nyaman dengan kondisi toilet dan terlalu banyak minum susu.

Bagaimana gejalanya?
Orangtua harus mengenali gejala sembelit pada anak agar dapat segera melakukan tindak lanjut yang tepat. Sering menyilang-nyilangkan kaki, raut muka sering mengejan dan berjongkok hingga berkeringat, sering menegangkan badan, bersembunyi jika ingin BAB dan kecepirit di celana merupakan beberapa gejala anak terkena sembelit.

Bagaimana penanganannya?
Sembelit dapat memiliki efek fisik dan psikologis yang tidak baik pada anak. 
Secara fisik, sembelit dalam jangka waktu lama dan tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan wasir atau luka pada daerah anus akibat tergesek oleh feses yang keras dan sakit perut karena kotoran tidak dapat dikeluarkan.
Secara psikologis, susah dan sakit saat BAB dapat menimbulkan trauma pada anak yang akhirnya mengakibatkan anak takut untuk BAB setiap hari.

Penanganan sembelit pun tidak dapat dilakukan secara instan.
Jika disebabkan oleh pola makan dengan nutrisi, serat dan cairan yang kurang, pelan-pelan anak harus dibiasakan mengubah pola makan dan minumnya. Perbanyak makan makanan berserat dan minum air putih setelah bangun tidur, dapat membantu memperlancar BAB secara teratur setiap hari. Konsumsi air putih dalam jumlah lebih dari biasanya juga dianjurkan untuk mempermudah BAB. Hindari memakan pisang karena pisang mengandung pektin yang dapat memadatkan feses.
Jika disebabkan oleh kondisi psikologis (takut, cemas, dan khawatir) akan sesuatu, perlahan-lahan anak harus diberi pengertian bahwa orangtua selalu melindungi di dekat mereka.
Obat pencahar sendiri dapat digunakan saat feses yang akan dikeluarkan tampak keras dan mulai menyakitkan dan sebaiknya atas petunjuk dari dokter.

Kuncinya adalah KONSISTENSI, seiring berjalannya waktu, penyebab anak sembelit dapat diatasi dengan baik dengan kerjasama yang intens antara orangtua / lingkungan sekitar dan anak itu sendiri.

Pemimpin dan Orang Biasa : Perbedaan Sudut Pandang


Mamak termasuk orang yang cukup idealis. Selalu berpikir seharusnya begini, nggak boleh begitu. Cukup keras kepala jika ada sesuatu yang dirasa nggak masuk logika dan nggak suka dengan sesuatu yang cenderung dijadikan alasan untuk membenarkan suatu hal yang pada dasarnya memang salah. Beberapa orang kurang cocok dengan sifat mamak yang cenderung frontal kalau sudah menghadapi sesuatu yang kurang pas di hati. Padahal mamak mungkin hanya memandang dari sudut pandang mamak aja.

Lebih terasa saat mamak mulai menjadi karyawan salah satu perusahaan. Dimana mamak sempat berpikir mengapa pemimpin yang sering rapat digaji lebih tinggi daripada orang yang berpikir teknis pekerjaan sampai tengah malam? Sempat merasa jenuh dengan kondisi yang ada, apalagi dihadapkan juga dengan keluarga (suami dan anak-anak) yang sedang butuh banyak perhatian dari sosok mamak di rumah.

Dilema sempat mamak rasakan sampai mamak menyadari kalau Allah sedang memberi pelajaran hidup lanjutan. Awalnya mamak merasa disisihkan, dibuang, karena tidak bisa mengikuti pola kerja para atasan yang memaksa mamak harus di kantor hingga minimal jam 8 malam, sabtu minggu juga harus masuk demi memenuhi permintaan data untuk kebutuhan rapat para direksi dan pemegang saham. Lumayan menghasilkan tambahan finansial, namun ada hampa yang mamak rasakan karena merasa semakin jauh dengan anak-anak.

Dengan segala ketidaknyamanan, mamak mulai berpikir untuk mundur dari super sibuknya kerjaan di kantor. Apalah gunanya banyak uang dan karir bagus, jika mamak jauh dari keluarga. Kembali lagi ke tujuan mamak bekerja di luar rumah, untuk membantu suami, bukan jadi penghasil utama pundi ekonomi.
Namun apakah semua yang mamak pikirkan itu benar 100%?

Tergantung dari sudut mana orang memandang.

Sebagian berpikir kerja itu adalah ibadah dan harus ikhlas serta maksimal dalam melaksanakannya. Menghabiskan waktu bekerja di kantor sejak pagi hingga malam. Tetap bekerja di hari libur, itu adalah konsekuensi bekerja dan kewajiban yang harus dipikul sebagai karyawan yang telah digaji perusahaan. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, saat sampai di kantor karyawan harus bisa meninggalkan kewajiban di luar kantor dan memaksimalkan pikirannya untuk bekerja.
Sebagian lagi berpikir kerja harus dapat dimaksimalkan di jam bekerja. Setelah selesai waktu bekerja, harus dapat melakukan aktivitas lain di luar kantor. Agar keseimbangan hidup tetap terjaga, namun tetap dapat bekerja sesuai jam yang sudah ditetapkan.

Yang mana yang benar?? Kembali lagi, dari sudut mana kita memandang.
Itu pilihan hidup. Ingin menjadi pemimpin atau orang biasa.
Keduanya tetap memungkinkan untuk bisa masuk surga, begitulah istilahnya.

Pemimpin, orang yang punya jabatan, adalah orang yang mendedikasikan hidup dan waktunya untuk maksimal bekerja. Kerja dengan waktu yang tidak terbatas. Rela menghabiskan waktu yang seharusnya bisa dihabiskan dengan keluarga untuk dapat memikirkan perusahaan tempat banyak orang menggantungkan harapan. Keputusannya dapat mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Waktu kerjanya yang tidak terbatas jelas lebih membuat capek daripada karyawan biasa yang jam kerjanya sudah ditentukan. Wajar jika mereka digaji lebih tinggi kan?

Sementara karyawan biasa, seperti mamak misalnya, hanya cukup memikirkan kerjaan dengan ruang lingkup yang lebih kecil. Masuk jam 8 pagi dan pulang jam setengah 6 sore. Sesekali lembur itu biasa karena memang sudah kewajiban. Wajar juga dong gaji mamak jauh lebih rendah daripada para pemimpin tadi.

Iri??? Kalo mau gaji tinggi kayak pemimpin, coba saja bekerja keras agar jadi pemimpin. Mamak sekarang sih masih menikmati hidup sebagai karyawan biasa yang belum punya jabatan apa-apa. Tidak harus bekerja mati-matian dan melupakan waktu bersama keluarga, bekerja sesuai dengan kewajiban dan tanggung jawab semata. Yang lain boleh mengatakan kerja itu ibadah, tapi bagi mamak ada ibadah lain yang tidak boleh mamak tinggalkan. Keluarga yang dititipkan Allah ke mamak.

Menjadi pemimpin itu masih terasa sulit bagi mamak.
Kenapa? Karena pemimpin harus bisa memandang dari sudut yang lebih luas, helicopter view istilahnya. Banyak yang harus dipikirkan sebelum mengambil keputusan. Mamak yang sekarang bisa saja seenaknya bilang harusnya begini harusnya begitu. Namun seorang pemimpin tidak bisa begitu. Sebelum mengambil keputusan, ia harus dapat memandang dari berbagai sudut, kondisi yang ada, dampak dari keputusan yang akan diambilnya, dan masih banyak lagi. Salah sedikit saja, ia bisa merugikan banyak orang bahkan perusahaan. Ahhh,,, seperti susah sekali hidupnya. Wajar jika ia digaji tinggi bukan?

Apapun pilihannya, fokuslah pada pilihan kita sendiri. Pahami tujuan hidup kita. Jika sudah fokus pada diri sendiri, kita tidak akan punya waktu untuk mencari kekurangan atau aib orang lain, terlebih lagi mereka yang memilih menjadi pemimpin.

Semoga Allah senantiasa bersama kita apapun pilihannya karena apa yang kita lakukan di kehidupan pada hakikatnya adalah untuk mencari ridho Allah semata.

Apakah Anakku Harus Tes Stifin???


Dari sekian banyak tulisan tentang anak mamak, si anak tengah adalah yang paling sering dan paling seru untuk dituliskan dalam sebuah catatan. Bukan karena mamak tidak sayang anak lainnya, namun lebih ke sisi spesial si tengah yang mamak rasa sangat sulit untuk mamak pahami. Mood nya yang sering berubah, caranya meminta perhatian lebih, membuat mamak dan ayah serta orang di sekitarnya seringkali harus menahan emosi dan mengelus dada. Terlebih setelah masuk TK, hampir setiap hari terjadi drama pagi hari di rumah kami. Drama yang kadang membuat mamak ingin tertawa, marah, sedih, hingga hanya bisa berdoa sambil menahan emosi dan air mata agar mamak tetap sabar dan minta ke Allah supaya anak mamak kelak jadi anak yang sholehah. Kalah lah drama Maria Mercedes jaman mamak kecil dulu.

Mamak sering mencari cara yang tepat untuk bisa mendekati hatinya, memeluknya dengan level sayang yang penuh. Namun apa daya, saat adiknya datang, mamak lagi-lagi harus membagi kasih sayang dan perhatian untuk keduanya. Masih beruntung si abangnya nggak ikutan dan udah bisa diberi pengertian.

Walaupun moodnya sering berubah, namun ia yang paling sering membuat kami terkagum dengan hasil kreatifitasnya. Dengan hafalan Qur’an yang nggak kami sangka. Padahal kami belum mengajarkannya khusus.

Kemarin si tengah masuk SD. Dan pagi tadi, drama kembali dimulai. “Nggak enak SD mak”, begitu ujarnya. Ayahnya pun langsung nyeletuk, “Baru juga sehari kak, masa’ udah nggak mau sekolah”.
Alhamdulillah masih bisa dibujuk untuk tetap sekolah. Mamak ingin sekali dia bisa tambah les di madrasah, ngaji dekat rumah atau minimal mau setiap hari mamak ajarkan hafalan Al Qur’an. Namun tiap mamak mulai sounding, yang mamak terima adalah penolakan dari mulut manisnya. Mamak nggak mau memaksa, tapi tetap berpikir bagaimana cara agar ia mau mengikuti arahan mamak.

Mamak sempat berdiskusi dengan beberapa orang teman. Salah satunya ada yang menghadapi anak seperti si tengah, berbeda dengan tiga saudaranya yang lain. Lebih parah lagi, di TK pernah pindah hingga empat kali, dan di kelas 3 SD sekarang, sudah empat SD juga dijalaninya hingga orangtuanya buka sekolah sendiri berbasis homeschooling dan tahfidz Qur’an dengan melakukan tes Stiffin terlebih dahulu untuk mengetahui karakter masing-masing anak.

Dari hasil diskusi, mamak jadi berpikir, apakah dengan tes Stiffin mamak bisa lebih mengetahui cara terbaik untuk memahami si tengah? Ego mamak sih bilang mamak udah tau tentang anak sendiri, tapi dengan kondisi sekarang sepertinya masih ada sisi yang belum bisa mamak pahami. Mamak pernah ditawari tes yang sama sekitar empat tahun lalu, namun mamak menolak karena menurut mamak hasil tes bukan yang menentukan sifat dan kepribadian anak. Lingkungan keluarga dan sosial lah yang akan membentuk kepribadian mereka. Itu juga hasil dari baca-baca di grup parenting dan tulisan salah satu psikolog dari Universitas Indonesia kala itu.

Untuk detail tes Stifin sendiri juga mamak nggak terlalu paham. Yang mamak tahu tes Stifin itu adalah tes sidik jari dan nanti dapat dilihat apakah hasilnya thinking, intuiting, sensing, atau insting. Arti dari masing-masing hasilnya pun mamak nggak tahu. 

Dengan kondisi sekarang, mamak mulai berpikir kembali. Dan sepertinya akan mencoba tes Stifin untuk si tengah dan di bungsu. Kok si bungsu juga mak? Ada ketakutan di diri mamak si bungsu akan seperti si tengah karena mereka sama-sama perempuan. Si tengah nggak mungkin mamak kembalikan ke masa lalu untuk treatment tepat sesuai kepribadiannya, namun si bungsu masih memungkinkan sebelum terlambat (kasep bahasa neneknya..).


Apapun hasilnya nanti, semoga bisa membantu kami memahami anak kami yang spesial ini. Karena mamak yakin, tidak ada anak yang dilahirkan dengan fitrah nakal dan bodoh. 
Masing-masing anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Tugas orangtua membantu memaksimalkan kelebihan yang ada pada dirinya agar dapat tumbuh menjadi manusia yang bersyukur dan taat pada Rabb-nya.

Raacha, si Paket Suki dan Bbq Harga Ekonomis

Mamak adalah orang yang hobi makan dan selalu ingin mencoba makanan baru. Dari sekian banyak tempat, resto konsep suki dan barbeque adalah salah satu favorit mamak. Karena mamak suka makanan berkuah/kaldu dan sensasi memasak sendiri walaupun cuma cemplung-cemplung sayuran dan berbagai baso ke panci yang sudah ada kuahnya, serta membakar irisan daging di tungku yang sudah disediakan.
Resto suki yang pertama kali mamak kenal adalah Hanamasa sejak mamak kuliah dulu. Lalu mamak sempat mencicipi suki di Ciwalk Bandung yang harganya jauh lebih ekonomis, namun secara rasa tetap enak dan tidak mengecewakan. Sejak saat itu, mamak pengen tiap ke Bandung harus menyempatkan diri makan di resto itu.

Raa_cha Suki dan Barbeque.. nama yang selalu mamak ingat, manatau di kota lain juga ada cabangnya. Mamak jatuh cinta ama tempat ini terutama karena harganya yang cocok di kantong mahasiswa, di awal bulan tentunya. :D Bener lhoo,, bayangin aja. Tahun 2005 dulu, harga satu paket sayuran, baso, tahu dan jamur, hanya dibandrol seharga 25 ribu rupiah saja. Sedangkan di resto suki yang menggunakan konsep all you can eat, kita harus membayar lebih dari seratus ribu rupiah saat itu.

Saat kembali ke Medan, mamak tetap suka makan di resto-resto suki yang ada. Sebut saja XO suki, Seoul Garden dan Kintan Kitchen, yang sekali makan di tempat itu untuk dua orang saja minimal harus merogoh kantong 300 ribuan rupiah. Makanya harus cek dompet dulu sebelum ke tiga resto tersebut dan nggak bisa sering-sering tentunya. Harus menabung selama beberapa purnama.

Tahun lalu punya kesempatan lagi mengunjungi kota kembang, tak lupa mamak ke Ciwalk demi bisa makan suki kesukaan yang udah lama nggak mamak rasakan. Posisi Raacha masih tetap sama dengan tiga belas tahun lalu saat pertama kali mamak makan disitu. Selalu terbayang seandainya ada Raacha di Medan, mamak nggak harus mikir seribu kali untuk bisa sering makan suki dan barbeque.

Dan setelah puluhan purnama terlewati, bulan lalu mamak dapat info kalau Raacha membuka outletnya di Sunplaza Medan. Tepatnya di lantai 4 bersebelahan dengan sodaranya Gokana. Senengnya mamak,,, langsung merencanakan untuk segera makan di tempat itu.

Saat mamak punya kesempatan, mamak mencoba menghubungi adik dan teman-teman yang bisa menemani mamak makan. Dan mamak harus rela pergi sendiri setelah mendapat konfirmasi nggak bisa ikut dari empat orang. Yah,,, mamak yang memang suka mendadak mengajak orang seperti kena batunya.
Sempat berpikir apa mau diundur sampai minggu depan aja, tapi kok udah nggak bisa menahan keinginan untuk bisa makan di resto yang dinanti lama. Oke,, mamak memutuskan untuk makan sendiri walaupun membayangkan krik krik sendiri tiada yang menemani.


Sampai depan resto, mamak langsung cari tempat untuk satu orang saja, mamak menguasai hari ini. Setelah itu memilih makanan yang akan direbus dan daging yang ingin dibakar. Mamak pilih paket sayuran dan seporsi daging mentah yang siap dimasak. Paket sayuran (sudah include crabstick, baso udang, jamur, tahu dan cakefish) yang mamak pilih dibandrol dengan harga 30 ribu rupiah saja, dan sweet beef bbq seharga 22 ribu-an rupiah. Ditambah ocha (teh hijau) panas seharga 8 ribu-an rupiah. Mamak awalnya nggak mau pesan nasi karena sepertinya sudah cukup kenyang dengan sayur dan lauk yang sudah ada. Akhirnya mamak menyerah dan kembali memesan nasi putih yang dibandrol seharga 8 ribu rupiah.

Total termasuk pajak mamak hanya membayar 71 ribu rupiah.
Ada juga paket sayuran yang lebih murah, hanya 13 ribuan tanpa baso dan lauk lain. Lain kali mamak pesen yang lebih hemat itu deh,, sekarang masih dalam euphoria menyambut raacha di kota tercinta saat ini.

Pilihan makanan
Berbagai baso
Berbagai Jamur
Pilihan daging Barbeque
Pilihan sayuran
Pak Eko.. (paket ekonomis sayuran mix)
Mamak menikmati sensasi cemplung-cemplung dan bakar, walaupun terngiang-ngiang di hati lagu “Masak, masak sendiri. Makan, makan sendiri”. Masih untung nggak cuci piring sendiri. Ahh,, mamak lebay.

67 ribu. :D



Alhamdulillah setelah hasrat terpenuhi, porsi nya pun pas di hati. Alhamdulillah.. nikmat mana lagi yang engkau dustakan makkk.

Jadi jika pengen makan suki dan bbq an dengan harga ekonomis, Raacha pilihannya. Love this place banget lah dan recommended buat semuanya. Yuukk, meluncurrrrr!!!

Pesona Langkat di Desa Telagah


Ada yang sudah pernah mendengar desa Telagah? Mamak juga baru tau saat mengunjungi Lau Kulap, wisata sungai di daerah Langkat.

Dari Medan, melaju melewati Kota Binjai, menyusuri jalan yang semakin menyempit dari Kecamatan Binjai Selatan. Sekitar setengah jam dari kota, mulai banyak tempat wisata yang akan kita lewati. 
Mulai dari pemandian Namu Ukur, Namu Sira-Sira, Florida, Pelaruga (Tela-Tela), sampai Lau Kulap. Jika mengikuti jalan beraspal dapat sampai ke Brastagi melalui jalur yang berbeda dari yang biasanya melewati Sibolangit. Jalur tersebut mulai dikenal sejak erupsi Gunung Sinabung sebagai jalur evakuasi dan pengiriman bantuan yang memang cukup dekat dengan daerah yang terkena dampak erupsi.

Lau Kulap sendiri dikenal sebagai wisata pemandian dengan aliran air sungai yang jernih dan dingin, ada juga yang sudah ditampung di kolam pemandian. Kami memilih untuk mandi di sungai yang letaknya di bawah area kolam. Lau Kulap Babarsari tepatnya. Mirip dengan Sembahe di Sibolangit, namun lebih sepi dan privasi. Bahkan sinyal hp saja tidak terdeteksi.

Jernih banget kan airnya...

Photo : www.pariwisatasumut.net
Selesai bermain air, kami berniat mengikuti petunjuk jalan menuju spot foto yang sebelumnya kami lihat sebelum sampai di Lau Kulap. Agak deg deg serr juga saat mobil kami yang termasuk golongan citycar harus melalui jalan tanjakan dengan kemiringan 45 derajat dan sempit. Hanya bisa dilalui satu mobil. Hal ini sepertinya sudah diantisipasi pengelola wisata sehingga ada tim di atas dan di bawah yang berkoordinasi untuk menghindari mobil naik dan turun secara bersamaan.

Selesai dari tanjakan, kami berjalan sesuai petunjuk yang sebelumnya kami lihat.

Desa Telagah namanya. Jika ingin ke rumah pohon Habitat, pasti melalui desa ini. Sepanjang perjalanan mata kita akan disuguhkan dengan pemandangan khas bukit barisan. Sayang, infrastruktur jalan masih kurang mendukung untuk mobil kami. Masih banyak batu-batu yang cukup besar di beberapa titik dan menguji adrenalin.

Tentang Habitat, bisa dibaca disini.

Menyadari tidak mungkin sampai ke Rumah Pohon Habitat, kami akhirnya sampai di tempat yang cukup bagus untuk melihat pemandangan di sekitar perbukitan. Kanan dan kiri jalan sudah mulai dibangun spot-spot foto sederhana namun cukup instagrammable. 

Dari cerita pengelola, mereka masih menggunakan dana sendiri untuk membangun tempat-tempat foto itu. Mudah-mudahan dari Pemerintah setempat dapat lebih meningkatkan infrastruktur daerah itu agar dapat menjadi tempat wisata alternatif selain Sibolangit, Berastagi, atau Penatapan Simarjarunjung.

Rumah Hobbit





Puisi Untukmu..


Hujan selalu meninggalkan kesan. Pada hati orang-orang yang sedang dirundung kesedihan maupun diberkahi kesenangan. 
Diam. 
Tanah kering menjadi basah. Udara panas menjadi dingin. Hilang gerah.
Seperti kamu.
Iya kamu..
Kamu yang hadir di hidupku. Mulai dari pendekatan yang berkesan. Menghibur hatiku di kala susah, menemaniku di saat indah. Walau kadang datang amarah, kau bisa mengubah menjadi senyum merekah.
Kau, yang memilih dipanggil ayah. Dari mulut anak-anak kita saat ini.
Kau, imam yang dipilih Allah untukku.
Terima kasih untuk cintamu, terima kasih untuk sayangmu.
Semoga kelak bisa terus membersamaimu di jannah-Nya

Love,
Mamak