Sindrom Si Anak Tengah


Sejak punya 3 anak, mamak makin belajar kalau yang namanya anak-anak itu, walaupun lahir dari rahim yang sama, karakter nya bisa beda-beda. Kata orang nih ya, anak cowok itu biasanya lebih aktif daripada anak cewek. Tapi kayaknya teori itu nggak berlaku di mamak. Anak cowok mamak satu-satunya untuk saat ini, jauh lebih kalem daripada adeknya yang cewek-cewek. Untuk ukuran cowok, bisa dibilang relatif pendiam. Mirip ama ayahnya. Hmm.. apa jangan-jangan yang cewek mirip mamak kali ya makanya wow banget tingkahnya?

Dari tiga anak, yang paling buat mamak dan ayah sering ngelus dada adalah anak kedua, selanjutnya mamak sebut dengan si tengah. Si cantik nan sholeha yang sering jadi ujian kesabaran untuk kami. Memang benar apa yang dituliskan di Al Quran, anak-anak itu termasuk ujian. Ya,, rejeki diberi anak oleh Allah sepertinya sepaket ama ujian dari anak-anak itu sendiri.

Kenapa si tengah sering buat ngelus dada? Misal nih ya, di sepanjang 4-5 jam perjalanan naik mobil, ini anak bisa nangis nggak berhenti. Ayah yang jadi supir, pastinya bisa stres kalau nggak istighfar terus selama nyetir. Dalam hal toilet training, si tengah yang paling lama bisa lulus. Di umur 6 tahun dia baru bisa bilang pipis dan pup ke kamar mandi, di saat abang dan adeknya udah lulus sejak 2-3 tahunan. Sampai umurnya 6 tahun, mamak masih mengalami drama dia pup di mal atau di mobil dan mamak harus sabar ngantri toilet untuk bersihin pupnya. Benar-benar cobaan sekali tentunya. Belum lagi teriakan minta pulangnya saat mamak baru beberapa menit datang ke pesta atau acara apapun. Sampai di kalangan saudara, si tengah dijuluki dengan “si minta pulang”. Fiuhh,, Belum lagi dia ini susah banget dikasi pengertian. Maunya sesuka dia aja.

Saat mamak mulai jenuh ama tingkahnya, mamak sering coba introspeksi diri. Mungkin banyak yang kurang dalam pengasuhan mamak ke si tengah. Apa mamak kurang perhatian? Apa mamak terlalu sibuk dengan hal lain? Apa mamak nggak adil tentang pembagian kasih sayang? Segala kemungkinan berputar di kepala mamak dan mamak mencoba mencari solusi satu demi satu agar si tengah tidak sering bertingkah yang buat mamak jengah. Allah seperti kasi statement, “Dulu kau minta anak perempuan, ini sekarang udah Aku beri, maka didiklah ia dengan sabar”. Dan mamak cukup tertampar karena sempat merasa jenuh ama titipan ini.

Hingga suatu hari mamak mencari info tentang fenomena anak tengah. Dan mamak menemukan istilah Syndrome Second/Middle Child dari mbah google.

Syndrome Second/Middle Child adalah suatu perilaku yang terjadi pada anak kedua atau yang berada di tengah (jika lebih dari tiga bersaudara) yang dipengaruhi oleh keberadaan saudaranya. Situasi ini terjadi akibat orangtua yang lebih memanjakan si bungsu dan lebih memberikan tanggung jawab pada di sulung, sehingga si tengah merasa kurang diperhatikan.

Dalam bukunya “The Birth Order”, Dr. Kevin Leman mengatakan bahwa anak tengah cenderung keras kepala dan berperilaku yang berisiko, termasuk lebih berani untuk melakukan sesuatu yang berbeda, kadang ekstrem bahkan memberontak.
Seringkali si tengah merasa “tidak didengar” karena harus mengikuti keinginan si sulung dan si  bungsu. Sadar atau tidak, orangtua sering berbuat tidak adil dengan si tengah. Misalnya :
-   Barang yang dipakai oleh si tengah biasanya adalah turunan (second) dari si sulung. Kan ada punya kakaknya yang masih bisa dipake, jadi nggak perlu beli barang baru lagi.
-   Selalu diminta mengalah oleh orangtua, dengan alasan dia lebih tua dari adeknya.  Padahal dia juga punya keinginan sendiri.

Ciri-ciri anak yang mengalami sindrom ini juga sering terlihat, seperti cemburu/iri dengan saudaranya, minder di keluarga, susah diatur, suka cari perhatian, dan tidak suka dibandingkan. Namun orangtua biasanya kurang memahami bagaimana solusi yang tepat untuk si anak.

Anak-anak yang mengalami sindrom ini memiliki risiko krisis identitas dan membutuhkan dukungan dari orangtua untuk bisa berubah. (www.momjunction.com)

Namun, selain keluhan karena sering merasa “tidak didengar”, menurut Made Alit Sanajay dalam tulisannya, anak tengah juga memiliki beberapa keunggulan :
1.   Mudah bergaul dan fleksibel. Hal ini karena anak tengah menjadi jembatan antarak kakakdan adik, dengan begitu mereka dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan disiplinnya si kakak dan sikap manja si adik.
2.   Lebih mandiri, karena perhatian yang didapatkan anak tengah tidak sebesar si sulung dan si bungsu
3.   Lebih kreatif, suka berbagi dan loyal
4.   Cenderung memiliki sikap peacemaker
5.   Dapat melihat segala hal dari berbagai sisi dan tumbuh menjadi orang yang berempati kepada orang lain

Dengan penjelasan tersebut, mamak jadi mulai ngaca, mungkin memang mamak sendiri yang menyebabkan tingkah laku si tengah jadi kayak gitu. Dan mamak juga yang harus bantu mengatasinya agar dapat membentuk karakter anak lebih baik ke depan. 
Apa aja yang bisa mamak lakukan untuk hal itu?

1.   Mamak harus bisa lebih adil dalam memperlakukan semua anak. Adil itu relatif, namun mamak harusnya bisa lebih peka soal adil atau tidaknya ke masing-masing anaknya. Jangan ada yang terlalu dimanjakan dan terlalu diperhatikan
2.   Menjadi pendengar yang baik. Orangtua harus dapat mendengarkan pendapat dan pemikiran anak-anaknya, bukan hanya men-judge salah atau benar. Menjadi teman berbagi bagi anak dapat memberikan pemahaman pada mereka kalau orangtuanya selalu ada untuknya, dan hal-hal yang dapat mereka lakukan saat kita tidak ada disampingnya
3.   Biarkan tiap anak berbeda dengan caranya masing-masing agar bisa menonjolkan kekuatan yang ada pada diri mereka
4.   Bermain bersama dan ajari mereka mencintai sesama saudara

Setelah membaca artikel yang ada, mamak mulai memikirkan beberapa teman yang memiliki anak tiga atau lebih. Sepertinya memang sindrom ini banyak terjadi di keluarga. Jadi, bagaimana dengan keluarga kamu? Atau malah kamu sendiri yang pernah merasakannya dan merasa melihat diri sendiri dengan membaca tulisan ini? Silakan dishare di komen ya jika ada pengalaman yang sama. :)

#credit picture : xpressmagazine.org

9 comments

  1. Anak nomer 2 saya, anak mandiri, tapi cueeeeknya MasyaAllah.
    sering bikin kesaal karena susah diatur.
    Sisi positifnya, dia punya pendapat sendiri.

    Kadang di saat yang lain gak ada, saya sengaja bikin quality time sama dia, peluk dan mengelus kepalanya.

    Kalo yang ketiga, jail nya ampun, suka ganggu adik kecilnya.
    Rumus nya juga peluk, bicara baik2.
    Habis itu dia jadi baik lagi, mungkin cari perhatian aja..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, rewelnya anak itu memang minta diperhatiin sebenernya. kita aja kadang yg suka kesel duluan. #toyorkepalasendiri

      Delete
  2. Anak kedua dirumah saya, ya adik saya mbak. Cowok sih, 2 orang. Cuek nya minta ampun juga. Susah diatur. Dan emg nggak mau disamakan dgn yg lain. Maunya beda sendiri. Pola pikirnya juga beda sndiri jd nya hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. klo cowok biasanya lebih cuek sih ya mbak. klo cewek ini yg nano nano rasanya, hehe

      Delete
  3. Blum tau x soal anak2, soalnya blum punya anak kak 😂😂 tpi cerita kk mendidik skli 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terharu aku, ada nambah panjang dikit kalimatmu nak...

      Delete
    2. nanti klo udah nikah dan rencana punya anak, udah bisa disiapin lah mentalnya, wkwk

      Delete
  4. Saya anak sulung dan anak saya cuma dua jadi kami gak mengenal anak tengah hiks.. Tapi serius baru tau istilah ini... Tqu mak

    ReplyDelete