SD Jabal Rahmah Mulia untuk Si Sulung

ig : jabalrahmahmulia
Si sulung sudah akan memasuki kelas 4 SD. Soal pendidikan, mamak sudah jauh-jauh hari mencari sekolah mana yang akan mamak jadikan pilihan untuk anak-anak mamak. Sejak umur si sulung 2 tahun mamak mulai mengumpulkan info SD berbasis agama Islam (SDIT) yang ada di Kota Medan. Kenapa harus SDIT? Karena mamak ingin anak-anak mamak punya dasar agama yang baik. Ibarat bangunan, anak harus memiliki fondasi agama yang kuat agar tidak mudah dipengaruhi oleh sesuatu yang buruk saat mereka beranjak dewasa.

Sempat mamak berpikir agar anak tidak usah sekolah di lembaga pendidikan alias homeschooling. Namun setelah membaca dan meminta pendapat ke beberapa orang, mamak harus sadar diri akan sulit memaksimalkan peran mamak sebagai guru di rumah apabila anak homeschooling. Karena mamak juga bekerja di luar rumah.

Dua anak mamak masuk TK sejak umur 4 tahun, yang mana hanya bertahan selama 1-2 bulan. Padahal mamak udah membayar uang pembangunan selama setahun. Mamak awalnya berpikir dengan memasukkan mereka TK, mereka akan senang karena mendapat teman yang cukup banyak. Ternyata mamak salah dan harus menelan pil pahit anaknya nggak mau sekolah lagi setelah sebulan menjalaninya. Mungkin karena secara mental belum cukup matang untuk bersekolah, atau memang lingkungan sekolahnya yang kurang cocok di mental anak mamak.

Masuk umur anak mamak 5 tahunan (tahun ajaran baru setelah putus sekolah), mamak mulai menyekolahkan lagi anak mamak di TK yang berbeda. Alhamdulillah walaupun sering ada drama di pagi hari yang membuat mamak terlambat ke kantor, tapi anak mamak nggak sampai berhenti lagi.

Saat akan masuk ke SD, mamak mengajak si sulung untuk survei beberapa SD yang bisa dipilih. Yang pasti jarak tempuh dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh agar anak tidak kelamaan di jalan. Dan pilihan SD untuk anak mamak adalah di SD Jabal Rahmah Mulia Medan, yang pola pendidikannya merujuk pada sekolah Darul Quran milik Ustadz Yusuf Mansur di Tangerang. Sekolah ini baru berdiri sejak tahun 2013, awalnya pemilik yayasan menyewa ruko di daerah ringroad Medan. Namun seiring bertambahnya jumlah siswa, akhirnya beliau mendirikan bangunan baru di daerah jalan Balai Desa, tepat di depan Kantor Lurah Medan Sunggal.

Tahun 2016, saat si sulung dalam proses untuk masuk ke SD itu, biaya yang harus dibayar di awal cukup mahal menurut mamak dibandingkan dengan SD Negeri atau beberapa SDIT lain. Belum lagi adanya tes masuk di awal yang agak bertentangan dengan ilmu parenting yang mamak tau selama ini. Plus ini sekolah fullday, pulang sekolah setelah sholat Ashar berjamaah di sekolah. Bosan nggak sih di sekolah terus seharian? Namun ada beberapa hal yang membuat mamak dan ayah tetap ingin berusaha menyekolahkan anakku di tempat itu.

1. Fokus sekolah adalah hafalan Al Qur’an. Si sulung adalah tipe anak yang suka menghafal,  insyaAllah tidak terlalu sulit baginya untuk mengikuti pelajaran dan target hafalan. Mamak dan ayah ingin anak-anaknya menjadi hafidz dan hafidzah, dan pasti juga mendorong kami untuk lebih mempelajari Al Qur’an.
2. Untuk menjadi guru disitu, sekolah mensyaratkan harus hafal 2 juz Al Qur’an. Jadi tidak hanya menyuruh anak menghafal, namun mereka sudah hafal beberapa suroh sebelum mengajarkan ke anak. Saat ini memang syarat itu sudah agak longgar, namun guru-guru yang mengajar disitu tetap ada target dan muroja’ah dari guru tahfidz/tahsin senior.
3. Sependek pemikiran mamak, seorang penghafal Al Qur’an insyaAllah diberikan kesabaran yang lebih dalam menghadapi persoalan, termasuk anak-anak yang berbeda karakter dalam belajar. Alhamdulillah, masa-masa awal si sulung masuk kelas 1 SD yang penuh drama, selama 2 bulan guru kelasnya dengan sangat sabar merangkul jiwanya, hingga ia betah di sekolah. Terlebih lagi si sulung masuk ke kelas yang karakter anak-anaknya super duper berbeda satu sama lain. Dan gurunya hingga saat ini mampu memahami siswanya satu demi satu.
4. Mengutamakan akhlak dan budi pekerti Islam. Sejak anak mamak disitu, ia selalu menyalam para orangtua teman yang berpapasan dengannya, begitu juga tiap mamak ke sekolah. Beberapa anak akan langsung menghampiri untuk meminta salam tangan ke mamak.
5. Membantu orangtua untuk rajin memuroja’ah anak di rumah. Sejak si sulung sekolah di tempat itu, hampir setiap hari mamak diberikan jadwal muroja’ah dari ummi di sekolah. Tidak hanya suroh yang sedang dihafal, namun juga suroh-suroh yang telah dihafal sebelumnya. Karena jika mamak ingin si anak menjaga hafalannya, mamak juga harus berusaha maksimal membimbing muroja’ah di rumah.
6. Sepaket dengan mengaji. Mamak tidak perlu menyuruh anak mamak ngaji/les lagi setelah pulang sekolah, karena sudah mengaji di sekolah di pagi hari sebelum memulai pelajaran umum.

Serunya anak makan kue abis ujian :)


Masih banyak hal-hal yang membuat mamak merasa tepat memilih SD Jabal Rahmah Mulia untuk si sulung. Walaupun untuk adeknya, sekolah ini kurang tepat karena karakter si adek yang bukan penghafal. Mamak juga nggak akan memaksakan karena tipe anak itu beda-beda, tugas mamak lah mencari cara agar dengan perbedaan yang ada, anak mamak tetap bisa jadi anak sholeh/sholeha dan sukses di bidangnya masing-masing. Jangan lupa, doa mamak juga yang paling utama. Agar Allah Sang Maha Pemilik Hati dapat terus menjaga hati anak-anak mamak agar selalu dekat dengan Allah, Rasulullah dan Al Qur’an.

Wallahu’alam bi showwab.

5 comments

  1. awak pun masukkan anak ke sekolah tahfiz / sd it juga.

    Tapi yang murah mak, hehehehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. murah atau mahal nggak masalah sih mak, yang penting anak kita nyaman dengan lingkungannya.

      Delete
  2. sekolah kami juga yang murah hehehehe
    madrasah anak saya mah..
    Alhamdulillah dia suka sekolahnya, tapi ya kadang minta bolos jugak..

    dan saya juga penganut homeschooling, tapi ada daya, lingkungan gak mendukung

    ReplyDelete
    Replies
    1. madrasah yang di jalan balam itu kak? itu juga jadi salah satu tempat yg kami datangi sebagai pilihan utk si sulung, tapi dia kurang mau sekolah disitu.

      Delete