Sedekah dan Interaksi Al Qur’an Harus Dibiasakan



Pernahkah kita merasa ada yang kurang jika kita tidak melakukan sesuatu dalam sehari? Misalkan, kita nggak buka handphone, nggak baca pesan whatsapp, nggak liat postingan orang di facebook, instagram, twitter, dan lainnya. Mamak salah satunya. Di zaman yang apa-apa serba smartphone sekarang ini, rasanya seperti ada saja yang kurang jika dalam sehari kita nggak pegang handphone. Hampir semua informasi ada di benda kecil berbentuk persegi panjang itu, termasuk jualan bagi para pedagang online.

Namun, pernah juga nggak kita merasa ada yang kurang kalo kita nggak sedekah atau membaca Al Qur’an? Mamak sih merasa biasa-biasa aja ya. Dan mamak pengen berubah. Mamak pengen bisa ngerasain ada yang kurang kalo mamak nggak sedekah atau tilawah dalam sehari. Masa’ cuma handphone aja yang bisa mamak gituin, sementara handphone nggak bisa bantu mamak nanti di hari Kiamat tiba. Seolah hati ini udah nggak peduli ama dua amalan utama itu.

“Sedekah akan menghapus dosa sebagaimana air dapat mematikan api” (HR. Ibnu Majah No. 4200)

Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah saw bersabda, “Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Quran. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib, Syarah Ihya)

Bagaimana caranya ya agar bisa seperti itu?
Membiasakan diri untuk sedekah dan berinteraksi dengan Al Qur’an adalah kuncinya. Untuk menjadikan sesuatu itu kebiasaan biasanya diawali dengan memaksa diri sendiri untuk rutin melakukannya. Selain itu kita juga harus membuat diri kita merasa butuh kedua hal tersebut. Mamak kalo lagi ada masalah atau beban hidup yang berat, hal yang paling bisa membantu mamak adalah Allah semata. Baru deh mamak mengiba dan menangis lewat shalat tahajud, dhuha dan perbanyak membaca Al Qur’ an yang biasanya nggak pernah mamak lakukan. Alhamdulillah memang hati mamak bisa lebih tenang setelah melakukannya. Jadi seperti pas ada maunya aja ya deket-deketin Allah lewat amalan, pas hidup lagi senang dan nggak ada masalah, ibadahnya yang standar-standar aja. Hiksss.. mamak jadi malu.

Padahal sedekah dan interaksi Al Qur’an (membaca, mentadabburi arti, atau hanya sekedar mendengar murottal) dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Tidak perlu menunggu rezeki berbentuk uang datang untuk disedekahkan, senyuman ikhlas ke orang lain dari kita juga bisa kok. Atau uang lima ratus rupiah atau seribu rupiah sehari jika rutin kita keluarkan untuk sedekah, itu juga dihitung lho pahalanya. Intinya konsistensi. Hmm,, malah itu pula yang paling sulit ya.

Kalo merasa sulit saat menjalani sendiri, mungkin kita perlu bergabung dengan orang-orang yang berkeinginan sama dengan kita. Untuk sedekah misalnya, kita bisa bergabung dengan komunitas terkait. Kalo bingung carinya, bisa ke rumah yatim atau di mesjid-mesjid biasanya ada kok. Untuk merutinkan diri interaksi Al Qur’an, kita bisa sering ikut kajian atau bergabung di grup One Day One Juz (ODOJ) yang sudah lama ada. Nggak harus satu juz per hari, komunitas ini juga menyediakan target yang lebih ringan per hari sesuai kemampuan kita, setengah juz juga bisa.

Yakin deh, kalo memang niat kita baik dan sungguh-sungguh, pasti Allah kasi jalan. Saat awal-awal mamak bergabung di salah satu grup, si leader bilang, kalo mentor atau grup itu jalan dari Tuhan. Tergantung kita komitmen dan konsisten nggak menjalani kegiatan di dalamnya.

InsyaAllah kalo sedekah dan interaksi ke Al Qur’an sudah menjadi kebiasaan dalam diri kita, sehari aja kita nggak melakukannya, hati kita pasti nggak bisa tenang. Rasanya ada yang kurang aja, sama kayak kita nggak pegang handphone seharian, 🙂

Kelas WBC 3 : Blogger Belajar Fotografi

Mamak bisa dibilang masih pendatang baru dalam dunia per-blog-an. Dari dulu memang suka menulis, namun tidak pernah fokus dan hanya menjadi media curhat sana sini. Sejak mengikuti komunitas Blogger Sumut awal April lalu, mamak alhamdulillah bisa mengikuti dua kali kelas offline nya. Walaupun sudah ketinggalan momen WBC (Writing Blog Class) 1, namun di kelas WBC 2 dan WBC 3 lumayan memberi mamak banyak wawasan baru. Di WBC 2, mamak sekilas belajar tentang SEO (Search Engine Optimize), yaitu bagaimana mengoptimalkan keterangan di pengaturan blog agar blog kita dapat muncul di halaman pertama pencarian google.

Nah,, di bulan Mei ini, tim Blogger Sumut kembali mengadakan kelas offline WBC 3 : Optimize Photography via Smartphone, yang membahas mengenai fotografi secara singkat namun cukup memberikan pengetahuan baru bagi para blogger agar dapat mengambil foto yang bagus untuk kebutuhan blognya. Acara ini dibuat bertepatan dengan bulan Ramadhan dan tentunya menjadi cara yang tepat untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat. Bertempat di Kantor Cohub Indonesia, Medan dan pembawa materi nya adalah Bang Muslim Ramli yang sudah sangat berpengalaman di bidang fotografi dan juga CEO dari Sanger Production.


Bang Muslim banyak menjelaskan hal-hal terkait fotografi. Secara singkat fotografi dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu yang memiliki pesan, dibuat semenarik mungkin, dengan pengaturan cahaya, sudut pandang (angle), warna, ukuran, skala dan orientasi tertentu. Kalau dijabarkan mengenai fotografi secara lengkap, waktu sehari tentu tidak akan cukup untuk menjelaskannya. Bahkan untuk mata kuliah fotografi sendiri, punya SKS khusus dan tidak bisa sembarangan. Sebagai seorang fotografer profesional, bang Muslim juga memperlihatkan kamera-kamera yang ia miliki, dari yang sederhana hingga kamera DSLR dengan lensa seharga belasan atau mungkin puluhan juta.

Bang Muslim Ramli memberi materi fotografi
Jadi untuk menghasilkan foto yang bagus, walaupun menggunakan smartphone, kita harus punya konsep mengenai hal apa yang ingin digambarkan dari hasil foto kita. Nggak boleh asal jepret lalu upload. Sebagai seorang blogger, foto yang ditampilkan di blog juga menjadi sesuatu yang “dijual” agar blog kita lebih memiliki nilai di mata pembaca, walaupun tidak harus seperti fotografer profesional. Dengan mengatur pencahayaan, angle, warna dan fokus yang tepat, foto yang diambil dari smartphone pun bisa memiliki makna positif yang dapat ditangkap oleh orang yang melihat.

Berikut hal-hal yang dapat mamak rangkum terkait materi fotografi di WBC 3 kemarin. Foto yang baik dapat dihasilkan dengan sedikit tambahan effort seperti :
1. Ada konsep sederhana yang dibuat
Objek yang sederhana dapat menghasilkan foto yang bagus jika tujuan/maksud yang ingin disampaikan dikonsep dengan baik.
2. Fokus ke objek yang dituju
Walaupun banyak objek di sekitar objek utama, kita harus tetap fokus pada objek awal yang ada di konsep yang dibuat sebelumnya.
3. Mengatur pencahayaan (lighting)
Lighting yang baik dapat dilakukan dengan cara sederhana. Bisa dilakukan dengan memanfaatkan kertas putih, senter, handphone, dan lainnya agar dapat menghasilkan foto berkualitas. Sedikit usaha untuk maju, mundur, ke samping untuk menyesuaikan cahaya juga dapat memaksimalkan kualitas foto.
4. Mengatur sudut pandang (angle)
Pengambilan angle yang tepat juga akan mempengaruhi hasil foto.
5. Memanfaatkan kondisi sekitar untuk memaksimalkan hasil foto
Walaupun menggunakan kamera smartphone sederhana, kita dapat memanfaatkan kondisi sekitar objek agar hasil foto kita bagus. Kita juga dapat meminta bantuan dari orang sekitar untuk membantu mengatur lighting jika memungkinkan.

Masih banyak lagi sebenarnya yang harus dipahami terkait fotografi. Bang Muslim juga menjelaskan mengenai line, framing, dan lainnya yang pastinya sangat diperlukan untuk fotografer profesional. Untuk kali ini, peserta blogger tidak terlalu banyak diberi penjelasan, namun diberi waktu untuk mengambil foto di sekitar kantor Cohub Indonesia yang memang didesain apik sebagai mitra untuk desain interior. 
Foto-foto yang diambil peserta harus di-upload ke instagram untuk dinilai oleh Bang Muslim dan peserta lainnya. Berikut sebagian foto-fotonya. 

Photo : ig u_niuna

Photo : ig momentoem

Photo : ig nerdi.id


Dan surprise-nya lagi, Bang Muslim memberikan seluruh peserta voucher masing-masing sebesar Rp. 500 ribu untuk belajar fotografi di Sanger Learning. Wah.. senangnya mamak dan peserta lainnya. Semoga di kelas WBC selanjutnya bisa dapat yang kayak gini lagi ya. Udah ikut kelasnya gratis, dapat hadiah pula. Kurang menarik apa coba???

Tim Blogger Sumut
Terima kasih untuk sponsor dari tim Blogger Sumut, Kita_Kita Medan (KKM), Cohub Indonesia, Sanger Production dan Bang Muslim sebagai pengisi materi. Semoga ilmu kali ini bisa dimanfaatkan semua peserta untuk blog-nya.

SkyCastle : Apa yang Orangtua Harapkan untuk Anak??

Para orangtua di Skycastle
Di penghujung 2018 dan awal 2019 lalu, serial drama Korea bergenre keluarga ditayangkan di stasiun tv JTBC. Pemerannya bisa dibilang tidak terlalu familiar, bukan tergolong pemain muda, lebih tampak seperti umur 35-an ke atas. Drama ini cukup membuat mamak tercengang, karena di episode-episode awal tidak terlalu terdengar gaungnya. Namun menjelang pertengahan, ratingnya perlahan tapi pasti semakin meningkat, bahkan konon katanya serial ini menjadi drama Korea dengan perolehan rating tertinggi di tv kabel Korea dalam sejarah.

Mamak yang aslinya memang penggemar drama Korea pun menyempatkan diri untuk membaca sinopsis nya, episode demi episode. Maklum, sejak memiliki anak mamak benar-benar memberhentikan aktivitas nonton drama Korea di rumah. Kalau pun pengen banget, mamak sempatkan baca sinopsis saat kerjaan di kantor sudah selesai.

SkyCastle sendiri merupakan nama dari komplek perumahan yang diisi oleh keluarga dengan latar pendidikan dan profesi yang baik. Bisa dibilang kaum elite lah. Drama ini menceritakan mengenai empat keluarga dengan latar belakang profesi sang ayah adalah dokter dan dosen yang sukses di karirnya.

Di episode pertama, diceritakan beberapa orangtua yang tampak ambisius sekali dalam mempersiapkan masa depan anak-anaknya. Sebagian besar mereka ingin anaknya kuliah di jurusan kedokteran universitas paling top di Korea. Persiapan itu bahkan ada yang dimulai sejak anak-anaknya masih di sekolah dasar. Anak-anak sudah diarahkan untuk bisa kuliah di jurusan kedokteran. Myung Joo, seorang ibu yang memiliki seorang anak laki-laki semata wayang, menjadi bahan perbincangan karena anaknya berhasil masuk jurusan kedokteran universitas impian para orangtua, melanjutkan karir para ayah mereka. Beberapa ibu, termasuk Han Seo Jin, ingin meminta resep dari Myung Joo agar kelak juga bisa membuat anaknya yang masih SMA (Kang Yeo Seo) masuk juga ke jurusan kedokteran di universitas yang sama. Bahkan Seo Jin sampai membuat pesta khusus untuk Myung Joo dan anaknya.

Di episode kedua, diketahui Myung Joo bunuh diri di dekat rumahnya tak lama setelah pesta. Semua pun heran, hidupnya tampak sempurna dengan suami yang karirnya cemerlang, anaknya yang pintar dan sesuai harapannya. Lalu kenapa Myung Joo bunuh diri?

Seakan tidak mau tau penyebabnya, Seo Jin mencari “resep” Myung Joo, mencari pelatih (atau lebih tepatnya mentor) wanita yang dulu pernah melatih anak Myung Joo hingga akhirnya masuk ke jurusan kedokteran. Walaupun sempat membatalkan kontrak mentor karena Seo Jin mengetahui bahwa pelatih tersebut (Pelatih Kim) menjadi salah satu penyebab Myung Joo bunuh diri, akhirnya ia memohon kembali agar Pelatih Kim mau menjadi mentor anaknya, Yeo Seo.

Semakin banyak episode yang ditayangkan, penonton semakin disuguhkan akan ambisi beberapa orangtua agar anaknya dapat menjadi seperti yang mereka inginkan. Mereka seakan tidak mau tau apakah anak mereka suka atau tidak menjalani serangkaian kegiatan akademik yang mereka rancang lewat pilihan sekolah dan bimbingan belajar yang dinilai paling baik menurut mereka. Ya, menurut mereka, bukan menurut anak-anak yang bakat dan minatnya jelas berbeda-beda.

Terkuak kenyataan satu per satu bahwa hal yang selama ini dilakukan oleh para orangtua tersebut bukannya membuat anak-anak berhasil dan bahagia, mereka malah merasa tertekan dengan segala tuntutan yang ada. Pelajaran, les, tekanan orangtua di rumah, hampir tidak ada waktu untuk beristirahat. Yeo Seo sendiri diceritakan sejak masuk SMA hanya tidur beberapa jam dalam sehari, selebihnya BELAJAR. Apa-apaan hidup seperti itu? Walaupun dia merasa seolah bahagia menjalaninya, namun dalam dirinya tersimpan obsesi dan ambisi besar bahwa ia harus menjadi apa yang diinginkan orangtua dan neneknya. Apa yang terjadi jika ambisinya tersebut terhalang sesuatu? Dengan tekanan yang dia terima, dia akan dapat melakukan apa saja, termasuk membunuh rivalnya di kelas yang tak lain adalah saudara kandungnya sendiri. Tekanan dan dorongan itu ternyata mendapat dukungan dari ibu dan pelatihnya, yang malah melindunginya dari perasaan bersalah karena terlibat pembunuhan.

Pelatih Kim ternyata juga memiliki masa lalu yang kelam akibat ambisinya yang tidak berhasil diwujudkan untuk menjadi dosen terbaik. Ditambah lagi ambisi untuk menjadikan anaknya super jenius malah membuatnya berpisah dari suami dan menyebabkan anak jeniusnya malah mengalami keterbelakangan mental akibat kecelakaan yang tak lain adalah ulah sang ibu.

Drama berjumlah 20 episode ini berhasil mengaduk perasaan penonton dan pembaca sinopsis seperti mamak. Bisa jadi ceritanya juga diambil dari potret pendidikan anak-anak di Korea saat ini. Seperti tamparan bagi para orangtua agar tidak memaksakan kehendak pada anak-anak. Mamak merasa ditanya :

Apa harapanmu untuk anak-anakmu??? Sukses?
Apa definisi sukses? Karir bagus? Harta melimpah? Jabatan di karir kelak?
Trus dengan “sukses” itu, apa yang bisa kau lakukan? Apa nanti anakmu juga senang?
Bagaimana dengan akhlak, budi pekerti dan persiapan untuk akhirat? Akhiratnya dan akhirat kita orangtuanya.

Coba kita tanya diri kita, apa kira-kira jawaban dari semua pertanyaan tersebut?

Mamak bisa menangis saat ada adegan suami Myung Joo yang menyesal karena sejak dulu memaksakan anaknya untuk menjadi dokter. Ia kehilangan istrinya karena bunuh diri, dan anaknya yang sudah diterima di jurusan kedokteran tidak jadi mendaftar karena memang itu bukan pilihannya. Anaknya pun depresi, menyalahkan pelatih Kim atas apa yang terjadi pada keluarganya. Namun apa yang dapat dilakukan? Ibarat nasi sudah menjadi bubur, hanya bisa menyesal. Begitu juga dengan anak-anak dari dua keluarga di SkyCastle lainnya, dipaksa belajar keras, baik di rumah, les, maupun sekolah. Tanpa bisa menikmati hidup selayaknya anak-anak. Jadi, apa yang sebenarnya para orangtua tersebut harapkan? Prestasi anak yang bisa menaikkan prestise sebagai orangtua terbaik?

Silakan jawab masing-masing ya. Karena sejatinya menjadi orangtua adalah proses belajar yang tidak pernah usai. Menjadi orangtua bukan seperti mengikuti lomba untuk menjadikan anak-anak yang terbaik di bidang akademis. Menjadi orangtua berarti kita diberikan amanah oleh Tuhan untuk mendidiknya dengan baik, membimbingnya berbagai hal yang ujung-ujungnya akan menjadi bekal di akhirat, akhiratnya dan akhirat kita orangtuanya. Apa di akhirat prestise dari orang lain itu berguna? Apa sanjungan dari orang lain itu bisa menambah  timbangan amal kita? Ahh.. mamak ini bikin sedih aja.

Silakan yang ingin menonton film ini lebih lengkap. Kalo mamak, cukup baca sinopsisnya aja. Ambil yang baik, buang yang buruk. Semoga kita bisa menjadi orangtua terbaik untuk anak-anak kita.

Upin & Ipin : Keris Siamang Tunggal


Ada nggak anak yang nggak tau ama serial kartun Upin & Ipin? Kartun yang diproduksi oleh Les Copaque, rumah produksi asal Malaysia. Di Indonesia ditayangkan di MNC tv setiap hari mulai pagi, siang hingga sore hari. Anak-anak mamak salah satu penggemar serial kartun ini. Karena dari sekian banyak tayangan tv, Upin & Ipin termasuk salah satu yang aman untuk ditonton anak-anak. Nah, di bulan Mei 2019 ini, Upin & Ipin tayang di bioskop dalam bentuk film. Dan film yang diberi judul Upin & Ipin : Keris Siamang Tunggal ini, adalah film yang ditunggu anak-anak mamak untuk ditonton ke bioskop.

Minggu lalu akhirnya mamak setuju untuk menemani anak-anak nonton. Sembari menunggu waktu berbuka puasa, mamak menemani dua anak mamak nonton ke bioskop.

Film diawali oleh Raja Bersiong, sang tokoh antagonis yang ingin menguasai kerajaan Indraloka, dan berusaha untuk mengambil tahta dari Raja Indraloka yang sah. Namun walaupun dia berhasil mengambil tahta dengan paksa dan membunuh Raja Indraloka, ia harus menghadapi sebuah keris yang hanya berhak dimiliki oleh raja dan keturunannya. Saat Raja Bersiong ingin mengambil keris tersebut, keris terbang dan masuk ke dalam mulut gua yang lalu menutup sendiri.

Hingga saat Upin, Ipin dan teman-temannya menemukan keris sakti tersebut di gudang milik Tok Dalang. Petualangan pun dimulai ketika keris membawa mereka ke dunia lain yang tak lain adalah Kerajaan Indraloka. Dan mereka harus membantu Pangeran Indraloka untuk kembali merebut tahta yang memang haknya dari tangan Raja Bersiong.

Film ini dikemas apik oleh produser. Sangat layak tonton untuk anak-anak dengan nilai-nilai positif yang coba dibagikan dalam tiap ceritanya, seperti mata keris yang baru akan muncul setelah Bawang Merah memaafkan adiknya Bawang Putih. Sayang, sambutan penonton untuk film ini sepertinya tidak terlalu baik. Terbukti di Kota Medan, hanya ada dua bioskop yang menayangkan film ini.

Untuk mamak, film ini memberikan tayangan yang menarik. Anak-anak mamak suka. Aransemen lagu (soundtrack) yang ada di film ini juga keren. Kabarnya film ini termasuk film dengan biaya produksi termahal di Malaysia. Dan hasilnya sesuai untuk ukuran film kartun anak-anak.

Penasaran dengan kisah Upin, Ipin dan teman-temannya di film ini?? Yuukk,, ajak anak-anak sebelum masa tayang di bioskopnya habis.

Kejang Demam (Step) Pada Anak

photo : kiat-kita.blogspot.com
Dua tahun lalu, sepulang dari kantor, mamak memeriksa kondisi si bungsu yang demam sejak pagi. Demamnya tidak terlalu tinggi. Sebelum berangkat, mamak sudah menginstruksikan khadimat untuk memberikan paracetamol 4 jam sekali jika demamnya masih berlanjut dan perbanyak minum air. Petang itu si bungsu masih demam, mamak mencari termometer untuk memastikan suhu tubuhnya. Ketemu.. namun sudah tidak berfungsi lagi karena sering dimainin anak-anak. Si ayah yang beranjak magrib ke masjid pun mamak titipi untuk membelikan termometer di apotek setelah sholat. Khadimat berkata paracetamol diberikan terakhir jam 2 siang, artinya sudah saatnya memberikan kembali pada si bungsu karena demamnya mulai tinggi lagi.

Mamak berusaha untuk skin to skin contact dengan si bungsu, tetap memberikan ASI sebagai asupan cairan untuk menurunkan suhunya. Tak lama ia beranjak ke arah ayunan yang memang kami siapkan sebagai tempatnya istirahat. Mamak pikir bisa segera wudhu dan sholat, namun melihat mamak beranjak dari posisi duduk, dia langsung merengek dan minta dipangku dan didekap kembali. Mamak coba mengerti kalau di saat anak sakit, dia akan menjadi lebih manja. Mamak bersiap untuk memberinya ASI lagi.

Namun tiba-tiba tubuhnya kaku, bola matanya ke arah atas, mulutnya mulai mengatup. Darah mamak seketika berdesir, anak mamak kejang. Dia step. Allah….. mamak panik namun tetap berusaha berpikir apa yang sebaiknya dilakukan. Mamak berteriak meminta khadimat mengambil handuk, berjaga si bungsu menggigit lidahnya. Mamak terus menepuk-nepuk pipinya, memanggil namanya berkali-kali. Ingin menangis karena tidak ada respon selama 1-3 menit. Nafas mamak serasa berhenti.
Nggak.. mamak nggak boleh diam aja. 

Langsung mamak buka legging dan kaos luarnya. Hanya tinggal popok dan kaos dalam. Berharap panas di tubuhnya tidak mengendap karena pakaian. Mamak langsung mengambil jilbab sambil tetap menggendongnya, lari ke rumah dokter yang masih dalam satu komplek, jaraknya sekitar 200 meter. Nggak peduli harus melewati masjid yang masih dipenuhi orang sholat magrib berjama’ah. Sambil terus menepuk pipi si sulung, nafas mamak cukup tersengal menghadapi emosi yang bercampur, takut, pengen nangis, pengen teriak, jantung deg-degan. Inikah kejang demam yang sering aku baca itu ya Rabb? Dua anak sebelumnya, nggak ada yang pernah mengalami kejang, walaupun pernah demam hingga 40an derajat celcius. Namun yang ketiga ini, sepertinya demamnya tidak terlalu tinggi. Ternyata cukup untuk membuat dia kejang.

Di jalan, si bungsu mulai menangis. Ahh,, dia sudah mulai sadar. Alhamdulillah ya Rabb. Namun mamak tetap berlari ke rumah dokter itu. Tanpa ragu, walaupun mamak tau masih waktunya magrib, mamak meminta tolong sang dokter untuk memeriksa si bungsu. Beliau pun langsung cek suhunya, melihat bola matanya, dan mengatakan masih terasa kejangnya. Kebetulan obat anti kejang di kliniknya juga habis, mau diinfus, si sulung juga masih memberontak. Akhirnya si sulung cukup diberikan air hangat sambil terus menjaga kesadarannya. Dokter juga menyarankan mamak segera ke rumah sakit agar mendapat perawatan dan diagnosa yang tepat.

Tak lama berselang, si ayah pun datang karena sudah memiliki firasat tak enak karena kami tiba-tiba nggak ada di rumah. Segera mengambil mobil, kami buru-buru ke rumah sakit. Si bungsu masih bisa menangis di mobil. Sesampainya di rumah sakit, mamak langsung ke UGD, dan si kecil tiba-tiba muntah di baju mamak. Lengkap sudah perasaan mamak saat itu. Dokter langsung memeriksa si bungsu dan memberikan obat anti kejang dari dubur, lalu menginfusnya. Ahhh… mamak mo nangis rasanya melihat si kecil yang baru berumur setahun harus ditusuk jarum infus. Tapi apa daya, demi kebaikannya mamak harus kuat.

Kejadian seperti mamak mungkin akan dialami oleh mamak-mamak lainnya. Yang dibutuhkan sebenarnya adalah berusaha untuk tenang dan berpikir tindakan terbaik yang bisa dilakukan. Terkait kejang demam, dapat dibaca di tulisan dr. M. Muchlis, Sp.A yang mamak ambil dari grup facebook Room For Children berikut.

Apa itu kejang demam atau ‘step’?
Kejang demam (KD) didefinisikan sebagai suatu serangan atau bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh anak (di atas 38 C suhu rectal), biasa terjadi pada bayi atau anak mulai usia 6 bulan sampai 5 tahun  dimana penyebab demamnya adalah proses ekstra cranial (diluar penyakit atau infeksi pada otak) dan terbukti tidak ada penyebab tertentu. Pada keadaan yang terakhir anak demam kemudian kejang dan pasca kejang anak mengalami penurunan kesadaran. Pada kejang demam anak setelah kejang kembali sadar seperti sedia kala, seperti halnya anak mamak yang sempat menangis dan meminta minum kepada ibunya atau kalau bayi kembali menetek ibunya.

Mengapa anak bisa KD?
Sampai saat sekarang belum diketahui pasti mengapa anak utamanya yang dibawah 5 tahun dapat mengalami kejang demam. Hipotesis ada yang menyatakan bahwa secara genetic ambang kejang pada anak berbeda-beda dan ambang kejang tersebut akan turun pada kenaikan suhu. Yang jelas ada 3 faktor yang berperan penting yaitu faktor suhu, infeksi dan umur.

Apa gejala atau manifestasi klinis kejang demam?
Kejang demam biasa terjadi pada awal demam, pencetusnya adalah cepatnya peningkatan suhu tubuh. Anak pada mulanya menangis, kemudian tidak sadar, diikuti kaku otot (tonik) dan berlanjut dengan kejang kelojotan (klonik), berulang, ritmik kemudian lemas dan tertidur. Dapat juga didahului dengan mata yang mendelik ke atas dan mulut yang mengunci rapat sampai bisa menggigit lidah anak. Bentuk kejang yang lain : langsung gerakan sentakan berulang atau sentakan maupun kekakuan local (kejang fokal). Lama kejang kebanyakan dibawah 5 menit, tapi pada sebagian kecil bisa sampai 15-30 menit. Pada kejang demam, pasca kejang anak tertidur dan bila dibangunkan menangis dan sadar.

Apa penanganan/pengobatan yang dilakukan pada anak dengan kejang demam ?
Seandainya kejang demam terjadi dirumah, orang tua diharapkan tetap tenang, apabila mulut sang anak mengunci rapat sampai mengigit lidah, bisa diberikan pengganjal pada mulutnya dengan sendok yang dibalut kain atau bantalan apa saja yang empuk. Longgarkan semua pakaian yang ketat, kompres hangat untuk membantu menurunkan suhunya (jangan lagi pakai kompres dingin atau alkohol).
Umumnya kejang berhenti sendiri, tapi bila kejang harus segera diberikan anti kejang (anti konvulsan) secepatnya. Kalau dirumah bisa diberikan anti kejang yang berbentuk rectal tube dimana obat tersebut disemprotkan ke dalam anus, satu hal yang bisa dikerjakan oleh orang tua. Di klinik/IGD dokterpun sering menggunakan obat anti kejang yang berbentuk rectal tube, karena mudah dan praktis ketimbang obat yang harus disuntikkan. Setelah kejang teratasi dilanjutkan dengan pemberian obat penurun panas sesegera mungkin, lagi-lagi yang diberikan lewat anus (seperti proris supp, propyretic supp atau dumin supp). Pemberian obat lewat anus pada saat pasca kejang dianjurkan karena anak biasanya tertidur ditambah lagi dengan efek obat anti kejang yang membuat anak mengantuk (efek sodasi). Bila demam tinggi sekali (hiperpireksia) apalagi sebelumnya anak diare atau muntah, anak harus dirawat dan dipasang infus untuk masukkan cairan maupun obat selanjutnya.
Sebagian besar anak dengan kejang demam bisa dipulangkan dan berobat jalan. Sewaktu pulang orang tua dibekali obat panas umumnya golongan parasetamol (sanmol, panadol, tempra, dumin dsb) atau golongan ibuprofen (proris, fenris, bufect dsb) yang ditambah juga dengan obat pencegah kejang (diazepam).

Sejak saat itu, mamak selalu sedia stesolid rectal di kulkas untuk berjaga-jaga jika step berulang, dan khusus untuk di sulung, sejak awal terdeteksi demam, mamak akan langsung memberi paracetamol agar tidak sempat kejang lagi. Alhamdulillah setelah dua tahun berlalu, tak ada kejang/step. Dan tidak ada tanda-tanda negatif sebagai efek dari kejang sebelumnya di anak mamak.

Seafood Kiloan Bang Bopak Bandung : Citarasa Seafood yang Pedas Nyosss…


Beberapa kali mamak pergi ke Bandung, sulit untuk menemukan makanan yang nyaman di lidah, mungkin karena rasa manis yang selalu ada di tiap jenis masakannya. Kecuali bubur ayam bandung yang menurut mamak belum ada yg mengalahkan, sangat sulit mencari bubur ayam yang enak seperti yang mamak rasakan saat di kota kembang itu.

Mamak termasuk orang yang suka mencoba berbagai makanan, namun harus menghindari makanan yang berminyak. Saat berdiskusi dengan teman, dia menginfokan ada seafood yang harganya relatif murah, namun cukup terkenal karena rasanya yang mantap.

Seafood Kiloan Bang Bopak namanya. Mendengar namanya cukup aneh, mungkin nama ini diambil dari nama pemiliknya. Mamak belum sempat juga bertanya. Sampai di tempat itu, suasananya seperti di warung pada umumnya. Tidak ada kesan mewah, beberapa orang yang sedang makan di tempat itu pun sepertinya masih mahasiswa. Melewati meja mereka, mamak harus menelan ludah karena melihat seporsi seafood yang dihidangkan dalam wadah seperti nampan yang terbuat dari bahan stainless steel. Cukup menggoda selera. Mamak yang memang penggemar seafood pun berencana akan memesan seporsi makanan itu juga. Cukup komplit jenis seafood yang ada di dalamnya.

Duduk agak ke dalam, pelayan langsung mendatangi kami untuk menanyakan pesanan. Di menu, pilihan seafood yang tersedia antara lain udang, kepiting, berbagai jenis kerang, baby gurita, ikan, dan lainnya. Kami dapat memilih porsi seafood per jenis atau paket hemat yang sudah ada berbagai jenis seafood dan sayur di dalamnya. Kami memutuskan untuk memilih paket ultimate special combo yang berisi aneka kerang, cumi, udang, kepiting, baby octopus, 4 nasi dan 1 pitcher lemontea, seharga Rp 250ribu. Karena jumlah kami 5 orang, kami harus memesan nasi tambahan. Cukup di bawah standar harga seafood biasanya. Setelah memesan pun, kami ditanya untuk bumbu yang ingin kami pilih. Ada tiga pilihan, saos padang, saos asam manis, atau saos bopak. Tentu saja kami memilih saos bopak yang sepertinya tidak akan kami temukan di tempat lain.

credit : pergikuliner.com
Menunggu pesanan, kami melihat lagi menu yang ada. Ingin rasanya hati ini mencoba semua menu yang ada, tapi apa daya kantong tidak mengijinkan. Perut juga sepertinya sudah cukup penuh dengan menu yang kami pesan. Mamak yang cukup penasaran dengan cara memasak kokinya, mendekati sang koki yang sedang memasak. Persis chef yang mamak lihat di tivi, wajan dinaik-turunkan sehingga apinya seakan menyambar ke samping wajan. Urutan seafood dan sayur yang dimasukkan pun mamak perhatikan. Naluri emak-emak yang doyan masak muncul, berjanji akan segera mempraktekkan masakan itu di rumah. Sekitar 20 – 30 menit menunggu, pesanan kami datang. Dan sesuai prediksi, menu yang dihidangkan membuat kami ingin langsung memakannya.

before we eat..

Pertama kali mencicipi, rasa pedas dari saos bopak langsung menusuk lidah. Mantapppp!!!! Membuat air mata kami ingin keluar menahan pedasnya. Alih-alih membuat kami berhenti, rasa pedas tersebut malah membuat kami terus ingin mencoba dan menghabiskan tiap item yang ada di sajian. Sesekali kami berhenti sejenak untuk menghilangkan pedas yang menempel di lidah atau melap (maaf) ingus udah meler karena kepedasan. Kami bahkan menambah pesanan nasi 2 porsi lagi.

After we eat..
Rasa pedas saos bopak ini berbeda dari saos lainnya yang pernah mamak coba. Membuat mamak penasaran ingin tau resepnya. Tapi ya jelas saja, mereka nggak mungkin membaginya ke orang lain.
Selesai makan, masing-masing kami diam dan ada yang memesan minuman tambahan agar rasa pedas segera hilang. MasyaAllah.. nikmat sekali rasanya. Saat membayar, total uang yang harus kami keluarkan pun tidak seperti saat makan di c***y c**b di mal. Recommended sekali untuk penggemar seafood yang memiliki kesempatan ke Bandung.

Sebelum pulang mamak sempat menanyakan apakah seafood bopak juga memiliki cabang di tempat lain. Ada, tapi belum di Medan. Di luar Bandung, cabangnya ada di Pekanbaru dan Bali. Hufffttt… mamak cukup kecewa. Andainya seafood ini buka di Medan,, mamak bisa sering datang kesini tentunya. Wkwk…

Tips Menghadapi Tawaran Diskon saat Ramadhan


Menjelang hari raya, baik Idul Fitri bagi umat muslim ataupun Natal bagi umat Nasrani, akan banyak tawaran diskon belanja. Mulai dari pakaian, sepatu/sandal, kue/minuman sajian khas hari raya dan lainnya. Hal ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi kebanyakan orang. Niat awal ke mall hanya untuk “cuci mata”, akhirnya berubah dengan pulang membawa sekantong belanjaan yang diisi barang-barang harga diskon.

Tidak hanya ke mall sebenarnya, zaman sekarang tawaran diskon/sale juga sering dihadapi melalui situs belanja online. Iklan-iklan diskon mau tidak mau sering terlihat. Jari-jari pun berselancar ria di situs-situs yang memberi iklan diskon tersebut. Barang yang bukan merupakan kebutuhan pun dibeli dengan alasan “lebih murah”. Ditambah lagi masih banyak yang berpikir menghadapi hari raya harus dengan sesuatu yang serba baru. Tak heran jika arus uang akan banyak beredar untuk keperluan konsumtif menjelang hari raya tiba.

Bagi umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, menghadapi iklan diskon juga merupakan ujian kesabaran. Kesabaran agar tidak mengikuti arus membeli barang diskonan yang bersifat konsumtif untuk pribadi. Membeli barang yang tidak dibutuhkan adalah sesuatu yang mubazir dan sering berlebihan, dan puasa juga sebaiknya menahan diri dari kedua sikap tersebut.

Jadi bagaimana sebaiknya sikap dalam menghadapi iklan diskon yang ada? Ini beberapa tips dari mamak.
-   Kebutuhan atau Keinginan?
Belilah barang yang memang dibutuhkan yang tentunya akan lebih bermanfaat. Jika mengikuti keinginan, seperti tidak akan ada habisnya membeli segala macam barang.
-   Yakin harganya lebih murah?
Jangan terburu-buru menilai iklan atau tawaran diskon memang benar membuat harga barang menjadi lebih murah dari sebelumnya. Beberapa penjual terkadang menaikkan dulu harga barang sebelum memberikan diskon. Akhirnya harga yang ditawarkan sebenarnya sama saja dengan hari biasa. Namun banyak orang yang saat melihat perbandingan harga awal dan harga setelah diskon yang tertera di iklan, merasa untung banyak dengan membeli saat musim diskon tiba.
-   Untuk konsumtif pribadi atau berbagi sedekah?
Mengikuti arus diskonan sering membuat lupa, lupa bahwa barang yang didiskon sudah dimiliki sebelumnya, walau dengan merk yang berbeda. Saat sadar, uang di dompet/atm kita sudah menipis. Rencana untuk lebih banyak sedekah di bulan Ramadhan pun tertunda. Tak apa-apa membeli barang diskonan jika memang ditujukan untuk berbagi/sedekah pada saudara, tetangga, yatim dhuafa yang jarang membeli sesuatu yang baru. Kita pun bisa mendapat dua keuntungan, membeli barang yang cukup berkualitas dengan harga miring dan menambah jumlah sedekah kita karena jumlah barang yang dibeli bisa sedikit lebih banyak.

Sekian tulisan dari mamak. Semoga di bulan Ramadhan kali ini kita bisa jadi lebih bijak dalam berbelanja dan tidak tergiur dengan embel-embel diskonan tanpa berpikir kebutuhan.

Puding Lapis Marie ala Mamak

Weekend adalah hari yang selalu dinantikan keluarga untuk berkumpul bersama. Apakah untuk jalan-jalan atau tetap di rumah dengan melakukan aktivitas menyenangkan. Karena masih bulan Ramadhan, mamak, ayah dan si sulung menjalani ibadah puasa, si tengah dan si bungsu belum mau ikutan. Malas juga kan pergi kemana-mana dengan kondisi itu, kecuali memang ada agenda ikut kajian di mesjid atau tempat lain semacamnya.

Masih tengah hari nan terik, si sulung sudah bertanya menu untuk berbuka. Sepertinya dia ingin membunuh waktu agar tidak terasa lapar dan haus hingga saatnya tiba. Jadilah setelah berdiskusi ringan dengan krucils, kami sepakat untuk membuat puding lapis marie dengan salah satu resep dari instagram. Mamak belum pernah mencoba membuat puding lapis, selalu khawatir lapisanya nggak bisa keliatan menempel dengan cantik. Bismillah,, demi anak-anak, mamak coba untuk membuat request dari mereka.

Bahan
Bahan A :
-        1 bungkus Biskuit marie (sesuaikan kebutuhan)
-        1 bungkus Bubuk agar-agar plain
-        500 ml Air
-        6 sdm gula pasir
-        ½ sdt vanili
Bahan B :
-        2 butir Kuning telur
-        1 bungkus Bubuk agar-agar plain
-        500 ml Air
-        6 sdm gula pasir
-        ½ sdt vanili
Bahan C :
-        100 gr dark cooking chocolate
-        2 sdm coklat bubuk (mamak pakai dancow coklat sachet)
-        1 bungkus Bubuk agar-agar plain
-        500 ml Air
-        6 sdm gula pasir
-        ½ sdt vanili
santan nggak jadi mamak pake :)
How To
Bahan A :
Tata biskuit marie ke dalam cetakan, sisihkan (mamak pake cetakan bulat dan gelas plastik kecil). Campur air, bubuk agar-agar, gula dan vanili ke dalam panci, aduk hingga larut. Panaskan di atas kompor hingga mendidih. Lalu tuang perlahan-lahan ke dalam cetakan berisi biskuit, biarkan hingga dingin, sisihkan.
Bahan B :
Kocok kuning telur, sisihkan. Campur air, bubuk agar-agar, gula, vanili ke dalam panci, aduk hingga larut. Masukkan kuning telur yang telah dikocok ke dalamnya, lalu panaskan di atas kompor hingga mendidih. Tuang perlahan-lahan ke dalam cetakan yang berisi bahan A, biarkan hingga dingin, sisihkan.
Bahan C :
Campurkan air, dark cooking coklat, coklat bubuk, agar-agar, gula pasir dan vanili di dalam panci, aduk hingga bubuk agar-agar larut. Panaskan di atas kompor hingga mendidih dan dark cooking chocolate larut semua. Tuang perlahan-lahan ke dalam cetakan sebelumnya.
Biarkan hingga dingin, dapat dimasukkan ke dalam kulkas jika uap panas dari agar-agar telah hilang. Potong-potong, dan sajikan.

Cukup mudah. Ini sedikit mamak modif dari resep sebelumnya di @1001reseppuding. Cukup nikmat untuk disajikan sebagai salah satu hidangan berbuka puasa.

Menghadapi Diare pada Anak

Credit photo : titiknl.co.id
Diare atau biasa dikenal dengan mencret berulang, sering terjadi pada anak. Hal ini dikarenakan tubuh anak masih dalam tahap penyesuaian dengan benda atau zat asing yang masuk ke tubuhnya.

Apa itu diare?
Menurut dr. M. Muchlis, Sp.A, diare adalah perubahan konsisten tinja (menjadi encer) akibat kandungan cairan dalam tinja melebihi normal (> 10 cc/kg BB/hari) yang menyebabkan frekuensi buang air besar (defekasi) menjadi lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa lendir/darah pada anak yang sebelumnya diketahui sehat.
Diare pada anak sebenarnya adalah penyakit yang tergolong ringan, namun jika tidak ditangani dengan baik dan terlambat, juga dapat menyebabkan kematian. Banyak orangtua yang langsung panik saat anaknya diare/mencret berulang kali, tidak sedikit bahkan yang memberikan obat anti diare seperti entrostop pada anak. Padahal diare sendiri merupakan reaksi alami tubuh sebagai pertahanan dan untuk mengeluarkan racun (detoksifikasi) yang dideteksi oleh pencernaan. Pada diare ringan, bukan diarenya yang harus dihentikan, namun kondisi anak yang perlu diperhatikan agar tidak kekurangan cairan (dehidrasi). Kekurangan cairan ini dimungkinkan karena diare seringkali menyerap cairan di dinding usus.

Apa penyebab diare?
Diare sering disebabkan oleh adanya infeksi pencernaan/usus yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Penyebab lainnya antara lain alergi susu sapi pada anak /bayi, zat kimia pada makanan, dan obat-obatan.
Makanan yang kurang higienis, sarana MCK (mandi, cuci, kakus) yang buruk dan kebiasaan seseorang yang tidak bersih dapat menjadi faktor terjadinya diare.

Cara penularan diare
Diare biasa ditularkan melalui makanan/minuman yang masuk melalui mulut lalu menuju ke organ pencernaan. Jadi agar tidak diare, kita harus lebih memperhatikan asupan makanan yang masuk ke tubuh kita.

Pencegahan diare
Diare dapat dicegah tentunya dengan lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, asupan makanan/minuman, fasilitas MCK yang layak dan bersih, membiasakan cuci tangan sebelum makan, memastikan peralatan makan/minum bayi dan anak higienis, dan lainnya. Saat ini juga sudah ada vaksin yang dapat mencegah diare, atau pun kalau tetap terkenan diare, reaksi tubuh anak tidak akan terlalu parah.

Hometreatment anak sebelum ke dokter
Saat anak-anak mamak masih bayi/balita, diare adalah situasi yang sering mamak hadapi. Namanya anak-anak, jika orangtua tidak memperhatikan sebentar saja, bisa-bisa mereka langsung memasukkan benda apapun ke mulutnya, tidak peduli kotor atau bersih. Dan ujung-ujungnya,, diare. Bukan mamak namanya kalau tidak mengusahakan homtreament dulu jika kondisi anak masih relatif baik dan belum perlu dibawa ke dokter. Apa aja hometreatment mamak di rumah?

1. Berikan cairan melalui minuman/makanan, misal air putih, susu atau jus buah untuk   menyeimbangkan cairan yang keluar melalui feses secara terus menerus. Pilih makanan/minuman   yang tidak memiliki riwayat sebagai alergen pada anak.
2.   Pilih makanan yang dapat memadatkan tekstur feses. Biasa disebut dengan diet BRATY (Banana,   Rice, Apple, Toast dan Yogurt)..
3.   Berikan oralit atau dapat diganti larutan air putih dengan gula garam. Cairan ini sebagai rehidrasi   oral selain minuman dan makanan pada poin 1.

Kapan saatnya anak yang diare harus dibawa ke dokter?
Ada kalanya perawatan di rumah saja tidak cukup karena mamak bukan dokter yang bisa memeriksa lebih dalam penyebab diare. Kapan itu mak??
-  Anak tidak menerima asupan makanan/minuman yang diberikan secara oral. Biasanya selalu dimuntahkan sehingga dapat meningkatkan kemungkinan dehidrasi
-   Kondisi anak semakin lemah yang tampak dari lingkar matanya yang cekung, anak cenderung   ingin tidur terus dan tidak mau minum
-  Tanda-tanda anak kekurangan cairan mulai tampak, misal jarang kencing dan ujung kaki dan tangan mulai dingin.

Semoga bermanfaat ya. Dan ingat, bagi para mamak’s agar selalu menjaga stok sabar agar tidak mudah panik dan dapat berpikir jernih dalam menghadapi masalah yang terjadi. J

Reaksi Alergi pada Anak



Belakangan ini timeline mamak banyak memperlihatkan status teman mengenai orangtua yang anaknya alergi setelah dipegang, ditowel, dicubit bahkan dicium orang lain karena saking gemesnya. Emang sih anak bayi itu bikin gemes. Namun nggak semua bayi yang gemesin itu kondisi fisiknya sama. Contohnya aja anak si yang nge-share pengalaman anaknya yang sakit akibat terpapar bakteri yang berasal dari tangan orang-orang yang gemes dengannya. Sebut saja Pak Rangga dan Bu Cinta. Tragedi berawal dari mereka yang membawa Ken, anak mereka yang masih bayi, ke sebuah pesta. Di pesta itu banyak orang yang gemes melihat Ken, ada yang cuma towel, pegang kaki dan tangan Ken, cubit pipi, sampai cium-cium Ken. Padahal di rumah, bapak ibu Ken sangat protektif masalah kebersihan. Sebelum pegang Ken saja, mereka akan membersihkan tangan dengan tisu basah terlebih dahulu.

Beberapa hari setelah kejadian di pesta tersebut, Ken mulai terlihat tidak nyaman dengan pipinya. Sampai pipinya berwana merah seperti gatal sekali dan menjadi luka. Tidak sampai situ saja, merah di pipi Ken semakin terlihat basah dan seperti terlihat daging di bawah pipinya. Bisa dibayangkan betapa bapak dan ibu Ken sangat khawatir dan sedih melihat kondisi anaknya. Akhirnya dengan saran dari saudara, mereka membawa Ken ke dokter spesialis kulit. Dan diagnosa dokter, Ken mengalami alergi kulit, dermatitis atopik, eczema tepatnya.

Banyak pendapat yang mengomentari postingan suami istri ini. Sebagai mamak yang memiliki tiga anak, mamak coba melihat dari beberapa sisi yang berbeda.

Menurut honestdocs.id, alergi adalah penyakit atau kondisi medis yang tidak menular. Seseorang akan memiliki kecenderungan untuk mengalami alergi apabila memiliki riwayat genetik (faktor keturunan) dan faktor lingkungan. Kedua faktor tersebut tidak dapat dipisahkan, karena alergi terjadi karena interaksi antara kedua faktor tersebut yaitu ketika tubuh yang mempunyai genetik sensitif mengalami kontak dengan zat alergen (penyebab alergi).

Alergen dapat berasal dari makanan, keringat, debu, cuaca, asap rokok, dan zat kimia pada deterjen. Dari hasil pemeriksaan dokter, Ken disarankan untuk tidak boleh kotor, keringetan, terkena panas, dan tidak boleh disentuh-sentuh oleh tangan orang lain yang kemungkinan banyak bakteri di dalamnya. Kondisi alergi Ken sudah termasuk parah dan dokter memberikan krim beberapa botol sebagai pengobatan dan harus dikontrol lagi dalam beberapa minggu ke depan. Sejak saat itu bapak ibu Ken menjadi skeptis dan sensitif kalau Ken dipegang-pegang orang lagi.

Mamak jadi ingat waktu anak-anak mamak masih bayi/balita, juga pernah mengalami alergi. Dan dari hasil observasi mamak, alergi mereka berasal dari makanan (udang dan kepiting) dan cuaca dingin. Mamak pernah diskusi dengan dokter masalah ini, dan dari dokter memang tidak ada obatnya. Yang paling mungkin dilakukan adalah mengurangi reaksi alergi dengan obat anti-alergi, biasanya cetirizine yang aman untuk anak.

Oke, kembali lagi ke masalah Ken. Bagi orangtua yang tidak pernah mengalami riwayat alergi, baik diri mereka sendiri maupun anak, reaksi bapak ibu Ken akan terlihat sangat berlebihan. Tidak gampang bagi orang yang memiliki riwayat alergi untuk menghadapi reaksi tubuh akibat alergen seperti gatal, merah-merah di kulit, bersin-bersin, bahkan ada yang sesak nafas dan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Dalam kondisi parah dan tidak cepat ditangani, bisa menyebabkan kematian.

Ahh,, masa’ sih sampai segitunya?? Mamak sendiri melihat teman mamak mengalaminya. Badan tidak bisa bangun dari tempat tidur akibat terpapar asap rokok. Jadi, memang reaksi tubuh tiap orang berbeda dalam menghadapi penyebab alergi. Kalau dipikir-pikir, anak-anak kampung yang sering main lumpur dan jarang pakai sandal kemanapun, sehat-sehat aja kok. Tapi ingat,, imunitas dan kondisi tubuh mereka bisa jadi lebih kuat. Mungkin orangtua mereka tidak memiliki riwayat alergi, atau malah dengan “tempaan” lingkungan yang banyak bakteri, mereka jadi lebih kuat imun tubuhnya untuk menghadapi bakteri yang masuk ke tubuh mereka.

Jadi bagaimana sikap kita seharusnya menghadapi anak-anak yang punya riwayat alergi atau bayi/balita yang masih rentan terpapar zat alergen? 
Saran dari mamak antara lain :
1. Jika ingin memegang atau menyentuh bayi tersebut, mintalah izin pada orangtua nya terlebih dahulu. Jika tidak diizinkan, hargai mereka dengan segala kekhawatirannya. Kalau ada apa-apa ke bayi mereka, mereka yang akan menghadapinya, mulai dari kondisi sedih bahkan sampai harus mengeluarkan duit untuk ke dokter. Jangan samakan dengan anak yang kondisi tubuhnya aman dalam menghadapi alergi.
2.  Cuci tangan terlebih dahulu, termasuk cuci muka jika ingin mencium
3.  Pastikan kondisi tubuh kita sedang tidak sakit. Karena penyakit akan mudah tertular pada bayi yang imunitas nya masih rendah

Oke, sekian cerita mamak kali ini. Semoga bermanfaat.