Wanita Berbaju Merah

Rintik hujan masih terasa. Aku berjalan melewati jembatan di atas sungai kecil yang arusnya cukup deras malam ini. Suasana sepi jalanan akibat hujan yang mengguyur sepanjang sore tadi seolah menyuruhku untuk berjalan lebih cepat. Aku baru turun dari angkot yang hanya lewat di ujung jalan yang jaraknya masih 300 meter dari rumah kos ku.
Aku terkesiap saat sekelebat bayangan muncul di hadapanku. Beberapa detik kemudian datang seorang wanita berbaju merah dengan muka pucat dan basah kuyup. Tubuhnya semampai yang mencerminkan usianya masih belum 30 tahun. Dengan agak menggigil dia menyapaku. Ia ingin menumpang di bawah payung yang kupakai hingga sampai ke rumahnya yang katanya searah dengan kos ku. Rasa kasihan membuatku mengiyakan permintaannya dan kami pun berjalan menyusuri jalanan sepi malam itu.
Aku memayungi tubuhnya yang basah karena air hujan.
“Namamu siapa dan rumahmu dimana? Aku tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya.” Aku mengawali pembicaraan agar dingin tidak terlalu kami rasakan.
“Aku Sofi. Rumah ku berwarna putih di ujung jalan itu. Aku memang jarang keluar rumah.” Jawabnya pelan.
“Ooohh,, aku juga biasanya sibuk di kampus. Jadi mungkin kurang mengenal tetangga sekitar sini.”
Dalam hati aku membayangkan letak rumah Sofi. Mungkin aku bisa mengantar sampai ke depan rumahnya karena ujung jalan ini tidak terlalu jauh dari tujuanku. Hingga sampai di depan kos ku, aku menoleh ke arah Sofi dan dengan muka pucatnya dia mengucapkan terima kasih sambil tersenyum dan berkata dia menumpang sampai sini saja. Kali ini senyumnya terasa sangat dingin, langkahnya perlahan menjauh dariku. Hilang di balik gelapnya malam.
Aku belok masuk ke gerbang rumah kos dan degup jantungku seketika membuat langkahku melambat. Bukannya di ujung jalan ini lahan pemakaman? Otakku berputar mengingat beberapa hari yang lalu ada gadis dibunuh di jembatan yang aku lewati tadi. Bulu kudukku merinding dan kupercepat langkahku masuk ke dalam.

No comments

Post a Comment